• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOSA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR`AN (Kajian Lafaz Dzanbun,Khathî’ah, Itsmun, Junah, dan Jurmun Menurut Tafsir Al-Qurthubî)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "DOSA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR`AN (Kajian Lafaz Dzanbun,Khathî’ah, Itsmun, Junah, dan Jurmun Menurut Tafsir Al-Qurthubî)"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

Skripsi berjudul “Dosa dalam Perspektif Al-Qur’an (Kajian Lafaz Dzanbun, Khathī’ah, Itsmun, Junâh dan Jurmun Menurut Tafsir Al-Qurthubi)” disusun oleh Lauli Utami dengan Nomor Induk Mahasiswa. 14210583 telah berhasil melewati proses pengarahan dan disetujui untuk diujikan pada sidang Munaqosyah. Skripsi yang berjudul “DOSA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (Kajian Sinonim Lafaz Dzanbun, Hathi’ah, Itsmun, Junâh dan Jurmun Menurut Tafsir Al-Kurthubi)” disusun oleh Lauli Utami dengan NIM 142105. diuji di Munaqosyah sidang Institut Ilmu Al-Qur'an Fakultas Ushuluddin (IIQ) di Jakarta pada tanggal 15 Agustus 2018. Dinyatakan skripsi yang berjudul "Dosa Dalam Perspektif Al-Qur'an (Kajian Sinonim Lafaz Dzanbun, Khathî' ah, Itsmun, Junâh dan Jurmun Menurut Tafsir Al-Qurthubî)” seluruhnya merupakan karya asli saya, kecuali kutipan yang telah disebutkan.

Dan kepada adikku tersayang, terima kasih atas segala pengorbanan dan kesabaranmu dalam membantuku melalui proses penyelesaian skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini, segala rasa syukur kami ucapkan karena skripsi ini dapat terselesaikan berkat doa dan dorongan, nasehat dan bimbingan dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Khuzaemah Tahido Yanggo, Lc, MA, Bunda Maria, Rektor Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta mengucapkan terima kasih atas doa dan doanya untuk kita semua. Seluruh dosen dan pegawai IIQ Jakarta khususnya fakultas Ushuluddin dan Dakwah jurusan ilmu Al-Qur'an dan Tafsir memberikan ilmu, bimbingan dan semangat yang luar biasa sehingga penulis dapat memahami ilmu yang diberikan. dan menyelesaikan disertasi ini. Kepada Adhi Musliadi, Ridha Aulia, Miko Putra tercinta dan sahabat-sahabat tercinta PBRC (Persatuan Bulu Tangkis Rantau Ciputat) yang selalu memberikan dukungan dan doanya kepada penulis selama proses penyelesaian disertasi ini.

Transliterasi ini ditulis menggunakan pedoman transliterasi huruf Arab ke huruf Latin yang disiapkan oleh Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta pada tahun 2017.

Konsonan

Vocal

Dosa dalam Perspektif Al-Qur'an (Kajian Sinonim Lafaz Dzanbun, Khathî'ah, Itsmun, Junâh dan Jurmun Menurut Tafsir Al-Qurthubî. Penelitian ini bersifat studi kepustakaan), sehingga penulis mengacu pada Tafsir Jami' li Ahkâm Al-Qur'an karya Al-Qurthubî. Al-Qur'an merupakan mukjizat Islam yang abadi, dimana semakin maju ilmu pengetahuan maka semakin terlihat keabsahan mukjizatnya.

Perkataan dzanbun dalam al-Quran muncul sebanyak 39 kali, terdapat 21 perkataan dalam surah Makkiyah dan 18 perkataan dalam surah Madaniyyah. Lafaz ini disebut sebanyak 22 kali 8 di dalam Al-Quran, maksud dalam lafaz ini digunakan untuk menjelaskan berlakunya kesalahan sama ada disengajakan atau kerana kealpaan. Dalam al-Quran, perkataan Itsmun digunakan dalam pelbagai konteks, salah satunya adalah dalam konteks menentang Allah dan Rasul-Nya, menolak kebenaran dan kitab-kitab-Nya.

8 Muhammad Fû‟ad „Abd al-Bâqi, Al-Mu’jam Al-Mufahras li Alfâz Al-Qur`an Al-Karîm, hal. 10 Muhammad Fû‟ad „Abd al-Bâqi, Al-Mu’jam Al-Mufahras li Alfâz Al-Qur`an Al Karîm, hal. Banyaknya bentuk kata ini menggambarkan bahwa kata jurmun digunakan dalam Al-Qur'an untuk menggambarkan pelaku dosa, bukan jenis dosa yang diungkapkan dengan kata itsmun.

Dalam Al-Qur'an kata dosa disebut dengan kata-kata yang berbeda-beda, yang masing-masing menurut pandangan umum mempunyai jangkauan pengertian dan makna yang hampir sama. Dalam ilmu Al-Qur'an hal ini disebut Mutarâdif atau al-Tarâduf atau sinonimnya. Diantaranya ta'kîd dalam Al-Qur'an, Ilmu Mutasyâbih dan ilmu-ilmu tafsir lainnya.16.

Ibnu al-'Arabî, cenderung meyakini bahwa mutarâdif terdapat dalam Al-Qur'an, karena ia tidak membedakannya. 15 Muhammad Nuruddîn al-Munajjât, al-Tarâduf fî Al-Qur`an Al-Karîm, (Baina al Mazariyah wa al Tatbiq), hal.29. Quraish Shihab merupakan salah satu ahli tafsir Indonesia, termasuk ulama yang menolak adanya sinonim murni Al-Quran.

Al-Qur'an mengatakan bahwa orang berdosa adalah orang yang tidak menaati perintah Allah. Dari uraian berikut ini penulis ingin membahas lebih detail mengenai kata-kata Al-Qur'an yang mengandung makna dosa yaitu “DOSA DALAM MENGHANCURKAN AL-Qur'AN (Kajian Kata-kata Janbun, Khathî' ah, Itsmun, Junâh dan Jurmun menurut Tafsir Al-Qurthubi.

Identifikasi Masalah

Agar pembahasan risalah ini lebih fokus dan terstruktur secara sistematis pada pembahasan yang diharapkan, maka penafsiran ini hanya berfokus pada ayat-ayat yang berhubungan dengan Dosa dengan bentuk pengucapan yang berbeda-beda. Ayat-ayat yang akan dibahas adalah ayat-ayat yang menggunakan 5 lafal yang bermakna dosa, yaitu: Dzanbun, Khâthi'ah, Itsmun, Junâh dan Jurmun. Penulis menyimpulkan bahwa kelima pernyataan di atas mempunyai cakupan yang berbeda-beda mengenai dosa itu sendiri.

Alasan mengapa penulis memilih Tafsir Al-Qurthubî adalah kerana penulis ingin mengetahui bagaimana pemikiran al-Qurthubî dalam penafsiran ayat-ayat tentang dosa dengan lafaz yang berbeza. Dosa adalah perkara yang sangat penting dalam Islam, elok ditinggalkan agar tidak mendatangkan kemurkaan Allah ke dalam kehidupan manusia itu sendiri. Apakah pandangan al-Qurthubî terhadap tafsir ayat-ayat yang mengandungi kalimah dzanbun, khâthi’ah, itsmun, junâh dan jurmun.

Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tinjuan Pustaka

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan yaitu pengumpulan data dengan cara membaca, mengkaji buku-buku dan literatur lain yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas. Dengan demikian, penelitian ini tergolong penelitian kualitatif, yaitu suatu pendekatan penelitian yang memerlukan pemahaman mendalam terkait dengan objek pembahasannya.24. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan sumber data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber asli yang relevan dengan skripsi ini sebagai berikut.

Semua data diambil dan dikumpulkan dengan cara mengutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Kemudian ditentukan melalui dokumentasi dan disusun secara sistematis sehingga menjadi suatu penyajian yang jelas. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah analitis – deskriptif yaitu menguraikan pokok permasalahan setepat mungkin berdasarkan konsep-konsep yang dinyatakan dengan jelas.

Tehnik dan Sistematika Penulisan 1. Tehnik penulisan

Bab Satu, Bab ini merupakan pendahuluan yang berfungsi sebagai pengenalan kepada penulisan yang mana ia menjelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan faedah penyelidikan, tinjauan literatur, metodologi kajian dan penulisan yang sistematik. Bab pertama ini merupakan pembukaan kepada pembaca untuk mengetahui sebab dan latar belakang penulis membuat kajian terhadap tajuk kajian. Bab kedua, didahului dengan membicarakan pengertian dosa itu sendiri, baik dari segi bahasa dan istilah, serta membentangkan kalimah-kalimah al-Quran yang mengandungi pengertian dosa, berbagai-bagai dosa dan cara menghilangkannya, dan juga akan membahas tentang sinonim dalam Al - Quran.

Bab kedua ini menjadi landasan teori agar penyusunan skripsi dapat terfokus dan sistematis untuk menyampaikan informasi tentang dosa kepada para pembaca. Demikian gambaran desain penelitian, sehingga penulis akan terus mengkaji tentang makna dosa baik secara bahasa maupun ungkapannya, macam-macam dosa, serta kata-kata dalam Al-Qur'an yang mengandung makna dosa. dosa. Sangat sedikit dari alasan-alasan ini yang digunakan dalam konteks dosa terhadap manusia atau dosa atau kesalahan terhadap manusia.

Dan perkataan dzanb sering digunakan dalam bentuk jamak/banyak; ia boleh bermakna bilangan dosa yang dilakukan atau bahkan berapa kali dosa itu dilakukan. Hal ini terbukti dari dua puluh satu perkataan, dari dua puluh satu perkataan Khathî'ah disebut dalam al-Quran dalam bentuk nakirah. Dosa jenis Khathî'ah termasuk dosa yang disengajakan dan tidak disengajakan, melakukan tindakan tidak wajar yang berkaitan dengan etika. Istilah ini sering digunakan dalam konteks melakukan dosa atau kemungkaran antara manusia, sama ada secara sengaja atau tidak sengaja.

Lafaz Itsmun digunakan untuk menekankan perbuatan maksiat dengan melanggar hal-hal yang diharamkan. Kata-kata ini selalu didahului dengan kata laisa, falâ dan lâ, untuk menunjukkan bahwa perbuatan tersebut tidak berdosa, meskipun perbuatan tersebut sebelumnya dianggap dosa. Kata-kata ini biasanya digunakan untuk menunjukkan akumulasi dosa yang berbeda-beda, dengan jenis dosa yang berbeda-beda mencapai tingkat yang melebihi batas.

Dalam lingkaran jurmun ini terdapat berbagai jenis perbuatan maksiat, bisa berupa dzanb, itmun, dan khâthi`ah. Dari sekian banyak perbuatan maksiat berkumpul dalam satu lingkaran besar atau bisa dikatakan xhurmun merupakan salah satu bentuk dosa yang sudah keterlaluan dan melampaui batas. Dan dalam penggunaannya dalam Al-Qur'an sering dijelaskan dalam bentuk isme fa'il atau pelaku perbuatan maksiat.

SARAN

Dan dalam penggunaannya dalam al-Quran, ia sering dijelaskan dalam bentuk ism fâ'il atau pelaku dosa. pengajaran kepada penulis khususnya agar lebih gigih dan bersemangat dalam menuntut ilmu khususnya mendalami ilmu agama. -Bukhari, Abu 'Abdillâh Muhammad bin Ismâ'il, Matn Al-Bukhari, Jilid 4 Kitab Shahîh Bukhârî, Bab Qaulullâh Ta'ala Innalladzina Ya`kulûna, Beirut: Dâr al-Fikr, i.e. Al-Ghazâli, Rahsia Taubat, Terj. -Ghoutsani, Jahyâ bin Abdurrahman, Hafal Al-Qur`an Mutqin, Terjemahan, Syaiful Aziz, Surakarta: Qur`ani Press, 2017.

-Munajjât, Muhammad Nuruddîn, al-Tarâduf fî Al-Qur`an Al-Karîm, Kairo: Baina al Mazariyah wa al Tatbiq, 1995. Asy-Syafi'î, Husein Muhammad Fahmî, Kamus Alfâz al-Qur`roaniyyah, Kairoaniyyah Dar al-Ma'ârif, 1993. At-Tirmidzî, Abû Isa Muhammad bin Isa bin Saurah bin Mûsa bin al-Dhahhak al-Sulamî al-Dharir al-Bughî, Sunan At-Tirmidzi, Beiroet, Dar Ihya' al-Turats, t.

Badan Penelitian, Pengembangan dan Pendidikan Republik Indonesia Kementerian Agama, Spiritualitas dan Akhlak: Tafsir Tematik Al-Qur'an, Cet. Bakry, Hasbullâh, Pedoman Agama Islam di Indonesia, Jakarta: Pres UI, 1998 Gholib, Achmad, Kajian Islam: Pengantar Pemahaman Agama, Al-Qur'an,. Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur'an, Tafsir Tematik, Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur'an Kementerian Agama Republik Indonesia, 2010 Manzûr, Ibnu, Lisân al-'Arab, Kairo: Dar Beirut, 1388.

Siregar, Parluhutan, Makna Junâh dalam Al-Qur'an (Studi Tematik Tafsir), Pekanbaru: UIN Sultan Syarif Kasim, 2013. Syarifuddin, Nur'aini, Tawakkal dalam Al-Qur'an: Studi Banding Tafsir Al -Mizan dan Ruhul Ma'ani, Jakarta: Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta, 2017.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan penafsiran dari ketiga mufasir, Quraish Shihab dan Sayyid Qutb menyatakan bahwa Alhamdulillah itu hanya berhak

Pemilik nama yang disebut terakhir ini tidak lain adalah murid dari Arkoun dan yang banyak menerjemahkan karya-karya Arkoun dari bahasa Prancis ke dalam bahasa Arab..

Penafsiran dengan cara menghimpun sejumlah ayat Al- Qur‟an yang tersebar dalam pelbagai surat yang membahas masalah yang sama, kemudian menjelaskan pengertian menyeluruh

Menurut tafsir an-Nasafi, kata ini mengandung arti; Berbantahan dengan baik yaitu dengan jalan yang sebaik-baiknya dalam bermujadalah, antara lain dengan perkataan yang

Dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur‟an, dengan gaya penuturan yang sejuk dan lembut serta gambaran masalah yang inspiratif ini, al-Qur‟an menyingkap rasa kesadaran manusia

Tetapi di sini hendak dipakai dalam cakupan yang lebih luas, yakni tafsir al-Qur‟an yang menjadikan filsafat ilmu dan teori ilmiah sebagai perangkat memahami konteks untuk

Hal ini juga karena belum terdapat kajian yang secara spesifik membahas kisah Musa dalam al-Qur‟an dilihat dari sudut pandang teori Makki>-Madani> agar ditemukan

Dari keempat makna diatas al-libâs yang paling utama adalah al- libâs yang bermakna ‘amal ṣâliḣ atau pakaian ketaqwaan, karena ukuran manusia nanti dimuliakan disisi Allah adalah orang