PETA KAJIAN ILMU HADIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2020-2021
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)
Oleh Sri Pertiwi NIM 1170360000031
PROGRAM STUDI ILMU HADIS FAKULTAS USHULUDDIN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1443 H/2022 M
i
LEMBAR PERSETUJUAN
PETA KAJIAN ILMU HADIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2020-2021
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)
Oleh Sri Pertiwi NIM 1170360000031
Pembimbing
Hilmy Firdausy, S.Ag., M.A.
NIDN. 2007059303
PROGRAM STUDI ILMU HADIS FAKULTAS USHULUDDIN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1443 H/2022 M
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Sri Pertiwi
NIM : 11170360000031
Program Studi : Ilmu Hadis Fakultas : Ushuluddin
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil penelitian penulis pribadi yang diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag.) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semua sumber yang penulis gunakan di dalam penelitian ini telah penulis cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penulis bersedia menerima sanksi yang berlaku, jika karya penulis ini terbukti merupakan hasil menjiplak atau plagiat dari karya orang lain.
Jakarta, 15 Agustus 2022
Sri Pertiwi 1170360000031
iii
iv
PEDOMAN TRANSLITRASI
Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin
b =
ب
t =
ت
ts =
ث
j =
ج
h} =
ح
kh =
خ
d =
د
dz =
ذ
r =
ر
z =
ز
s =
س
sy =
ش
s} =
ص
d} =
ض
t} =
ط
z|} =
ظ
ʿ =
ع
gh =
غ
f =
ف
q =
ق
k =
ك
l =
ل
m =
م
n =
ن
h =
ه
w =
و
y =
ي
Berikut adalah ketentuan alih vokal panjang (madd) dengan aksara latin
Tanda Vokal Arab
Tanda Vokal
Latin Keterangan
ـ َ ـﺎ
a> a dengan garis diatas
ــ ِ ــــ
ﻲ
i> i dengan garis diatas
ـــ ُ ــــ
ﻮ
u> u dengan garis diatas
v ABSTRAK SRI PERTIWI
Peta Kajian Ilmu Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2020-2021
Pemetaan kajian Ilmu Hadis menjadi sangat perlu dilakukan di tengah perkembangan pengkajian Ilmu Hadis di Indonesia. khususnya pada sebuah institusi pendidikan seperti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang seringkali dijadikan sebagai rujukan bagi keilmuan di UIN/PTAI lain di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan peta kajian Ilmu Hadis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2020-2021, tujuannya adalah agar dapat diketahui bagaimana kecenderungan kajian Ilmu Hadis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sehingga kemudian dapat menjadi bahan pertimbangan Program Studi Ilmu Hadis untuk memenuhi hal-hal yang dianggap masih kurang mendapatkan perhatian lebih dari mahasiswa dalam menulis skripsi.
Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah kualitatif. Sedangkan, Objek utama penelitian ini adalah skripsi Ilmu Hadis yang terbit tahun 2020-2021. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis isi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkkan wilayah kajiannya, wilayah kajian sanad lebih mendominasi skripsi Ilmu Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan presentase 50%, kemudian teori/ilmu hadis 15%, karya/tokoh 15%, matan 10% dan fenomena/living hadis 10%. Sedangkan, berdasarkan Sumber Primernya, sumber dari buku/karya akademik mendominasi yakni sebesar 50%, kitab non ummahat sebesar 20%, realita masyarakat/
kejadian sebesar 15%, kitab ummahat sebesar 10%, dan platfom sosial 5%. Kemudian, berdasarkan isu yang diangkat, isu orisinalitas yang mendominasi yakni sebesar 50%, isu teoritik 30%, isu otoritas/pemahaman 10%, dan isu korelasi teks dengan realita 10%.
Terakhir, berdasarkan metodologi yang digunakan, metode klasik sebanyak 45%, metode modern/kontemporer 40%, dan metode kombinasi 15%.
Kata Kunci: Peta Kajian, Ilmu Hadis, UIN Jakarta
vi
KATA PENGANTAR
ميحرلا نﺎحمرلا الله مسب
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT., yang telah memberikan berkat segala petunjuk, taufik, cahaya ilmu dan rahmat-Nya akhirnya dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat dan salam tak lupa saya panjatkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan semua penerus ajarannya. Semoga kelak kita diakui sebagai umatnya dan mendapatkan syafaat darinya. Skripsi berjudul: “Peta Kajian Ilmu Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2020-2021” ini merupakan karya ilmiah saya yang diajukan guna memenuhi syarat dalam penyelesaian pendidikan pada Program Studi Ilmu Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Saya menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya akan menerima dengan senang hati segala bentuk koreksi dan saran-saran demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Pada dasarnya proses penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari sumbangsih maupun dukungan berbagai pihak yang turut memberikan andil, baik secara moril ataupun materil. Oleh karena itu, dengan segala hormat dan kerendahan hati saya mengucapkan rasa syukur serta terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Amany Burhanudin Lubis, Lc, MA., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Yusuf Rahman, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
vii
3. Dr. Rifqi Muhammad Fatkhi, MA., selaku ketua Program Studi Ilmu Hadis dan Bapak Dr. Abdul Hakim Wahid, MA., selaku sekretaris Program Studi Ilmu Hadis.
4. Dosen Penasihat Akademik, Ibu Lisfa Sentosa Aisyah, M.A.
yang telah banyak memberi masukan kepada saya selama studi di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dosen pembimbing skripsi, Bapak Hilmy Firdausy, M.A. yang telah ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan serta memberi motivasi kepada saya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Dr. Eva Nugraha, M.A. selaku penguji I dan Dr. Sandi Santosa, M.Si selaku Penguji II yang telah meluangkan waktunya untuk hadir menjadi dosen penguji saya.
7. Dosen Fakultas Ushuluddin khususnya Dosen Ilmu Hadis yang dengan sabar dan ikhlas membagi ilmu, wawasan serta pengalaman kepada penulis selama studi di kampus ini.
8. Segenap Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas Ushuluddin, yang telah memberikan fasilitas serta rujukan-rujukan sebagai sumber referensi.
9. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Wahono dan Ibunda Susarni yang tidak pernah henti-hentinya memberikan semangat dan motivasi serta doa-doa terbaik selama perjalanan pendidikan penulis, tak lupa pula kepada kakakku Putri Nanda Tari dan Muhammad Indra Sya’bani, juga kepada adikku
viii
Muhammad Wahyu Violan dan Muhammad Fariz Nur Azmi yang selalu menjadi penghibur dalam suka maupun duka.
10. Kepada Ibuku Tercinta Ibu Endang Wiji Astuti yang telah banyak memberikan support dan kasih sayangnya selama penulis menyelesaikan skripsi.
11. Kepada sahabat-sahabat tercinta, Rodiah Tammardiah dan Desi Muharaiani. yang tak pernah bosan mendengar segala keluhan- keluhan penulis serta tak henti-hentinya saling memberikan motivasi satu sama lain.
12. Teman-teman seperjuangan, angkatan 2017 jurusan Ilmu Hadis yang sudah mau menjadi teman diskusi yang sangat baik dengan penulis khususnya Nur Iklima, Fikrani Zakia, dan Siti Aminah Najmudin. semoga Allah memberikan kelancaran dalam segala urusan dan semoga Allah SWT memberikan kemudahan atas segala kesulitan.
Terakhir, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat menambah khazanah kepada siapapun yang membacanya.
Ciputat, 15 Agustus 2022
Sri Pertiwi
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
PEDOMAN TRANSLITERASI ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi, Batasan, dan Rumusan Masalah ... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10
D. Tinjauan Pustaka ... 11
E. Metode Penelitian ... 15
F. Sistematika Penulisan ... 20
BAB II : INSTITUSIONALISASI KAJIAN HADIS DI INDONESIA ... 22
A. Kajian Hadis Di Indonesia Pra Institusionalisasi ... 22
x
B. Kajian Hadis Di Indonesia Pasca Institusionalisasi ... 27
1. Jumlah Program Studi Ilmu Hadis Di Indonesia ... 27
2. Signifikansi Keberadaan Program Studi Ilmu Hadis Di Indonesia ... 33
BAB III : KAJIAN HADIS DI PROGRAM STUDI ILMU HADIS FAKULTAS USHULUDDIN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2020-2021 ... 35
A. Profil Program Studi Ilmu Hadis ... 35
B. Daftar Mata Kuliah ... 38
C. Objek Skripsi Mahasiswa Prodi Ilmu Hadis ... 43
BAB IV : ANALISIS WILAYAH KAJIAN, SUMBER, ISU DAN METODE PENELITIAN HADIS ... 57
A. Kerangka Kategorisasi Dan Klasifikasi ... 57
B. Analisis Skripsi ... 64
1. Wilayah Kajian ... 64
2. Sumber Primer ... 72
3. Isu Kajian ... 77
4. Metode ... 82
C. Prospek Dan Tantangan Ke Depan ... 89
BAB V PENUTUP ... 91
A. Simpulan ... 91
B. Saran ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 93
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jumlah Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta ... 31
Tabel 3.1 Persebaran Mata Kuliah ... 40
Tabel 4.1 Kategorisasi Peta Kajian Ilmu Hadis ... 58
Tabel 4.2 Analisis Skripsi Berdasarkan Wilayah Kajian ... 64
Tabel 4.3 Analisis Skripsi Berdasarkan Sumber Primer ... 72
Tabel 4.4 Analisis Skripsi Berdasarkan Isu Kajian ... 77
Tabel 4.5 Analisis Skripsi Berdasarkan Metode ... 82
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jumlah Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta ... 32
Gambar 4.1 Analisis Skripsi Berdasarkan Wilayah Kajian ... 72
Gambar 4.2 Analisis Skripsi Berdasarkan Sumber Primer... 76
Gambar 4.3 Analisis Skripsi Berdasarkan Isu Kajian ... 82
Gambar 4.4 Analisis Skripsi Berdasarkan Metode ... 88
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Muh. Tasrif dalam bukunya yang berjudul Kajian Hadis Di Indonesia mengatakan bahwa kajian hadis di Indonesia tidak seintens kajian ilmu keislaman lainnya, seperti kajian al-Qur’an, fikih, akhlak dan kajian lainnya yang mendapatkan lebih banyak perhatian. Kajian hadis di Indonesia dapat dikatakan berjalan sangat lambat, hal ini berdasarkan kenyataan bahwa para ulama Nusantara telah menulis di bidang hadis sejak abad ke-17 M. Namun, jika dilihat perkembangan pada abad-abad berikutnya, tulisan-tulisan tersebut tidak dikembangkan lebih jauh sehingga kajian hadis mengalami kemandekan selama hampir satu setengah abad. Kemudian pada abad ke-19 kajian hadis baru mendapatkan perhatian kembali dengan dimasukkannya kajian hadis ke kurikulum pesantren dan madrasah, walaupun kajian terhadap ´ilmu must}alah al-h}adits —sebagai alat untuk meneliti kualitas hadis— masih mendapatkan perhatian yang kecil, hal itu karena pengajaran materi yang dilakukan lebih menekankan pada pengamalan ajaran Islam di berbagai bidang seperti akidah, akhlak, dan ibadah.1
1 Muh Tasrif, Kajian Hadis Di Indonesia (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2007) 17.
Hal senada juga disampaikan oleh Ramli Abdul Wahid yang mengatakan bahwa kajian hadis di Indonesia mengalami keterlambatan dalam kurun waktu yang panjang, mulai dari awal masuknya Islam sampai sekitar akhir abad keduapuluh. Ramli Abdul Wahid pun memetakan perkembangan kajian hadis menjadi beberapa periode sebagai berikut: 1) tahun 1900 s.d. 1960. Kajian hadis baru mulai masuk kurikulum pesantren di Indonesia, 2) tahun 1960 s.d.
1980. Kajian hadis masuk ke kurikulum pendidikan Strata satu (S1) di perguruan tinggi. 3) tahun 1980 s.d. 2000 kajian hadis masuk ke kurikulum pascasarjana, dan 4) pada tahun 2000 s.d. sekarang kajian hadis di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat.1
Muh. Tasrif menambahkan bahwa kajian hadis di Indonesia baru mendapat perhatian yang lebih intensif sejak kajian hadis menjadi komponen inti matakuliah di Perguruan Tinggi Agama Islam.2 Terlebih lagi sejak keluarnya pembidangan keilmuan dalam KMA No. 36 tahun 2009, yang mana Program Studi keilmuan Tafsir Hadis dipisah menjadi dua Program Studi yakni Ilmu al-Qur’an dan Tafsir serta Ilmu Hadis. Hal ini didukung oleh Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam No. 3389 tahun 2013 tentang penamaan perguruan tinggi agama Islam, fakultas dan jurusan pada perguruan tinggi agama Islam. Sejak saat peraturan tersebut disahkan, maka terdapat beberapa PTKIN yang membuka Program Studi Ilmu Hadis di dalam kampusnya, dan hal ini tentu saja menjadikan kajian hadis semakin marak diminati.
1 Ramli Abdul Wahid dan Dedi Masri, “Perkembangan Terkini Studi Hadis di Indonesia,” Jurnal MIQOT, Vol XLII, No. 2 (2018): 264-270.
2 Muh Tasrif, Kajian Hadis Di Indonesia, 35.
Pada Januari 2022 tercatat terdapat 58 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di seluruh Indonesia, dengan rincian 23 UIN (Universitas Islam Negeri), 29 IAIN (Institut Agama Islam Negeri), dan 6 STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.3 Dari 58 PTKIN tersebut tercatat ada 31 PTKIN yang memiliki Program Studi Ilmu Hadis, dan dari 31 Prodi Ilmu Hadis ini ada 18 Program Studi Ilmu Hadis yang berstatus aktif. Data ini diperoleh dengan menelusuri website PDDIKTI (Pangkalan Data Pendidikan Tinggi) dengan kata kunci “Ilmu Hadis”, “Ilmu Hadits” dan “Ilmu Hadist”.4
Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) merupakan lembaga pendidikan tinggi agama Islam yang dipandang sangat berperan penting dalam dinamika perkembangan wacana intelektual Islam di Indonesia.5 PTAI memiliki arti penting dalam mengembangkan kajian-kajian sumber ajaran Islam secara mendalam dan ilmiah.
Wacana keagamaan yang dihasilkan dari pergumulan intelektual dan akademik di PTAI menjadi referensi dari diskusi-diskusi serupa di masyarakat.6 Oleh karenanya, PTAI sebagai lokomotif pemikiran Islam Indonesia juga menjadi tolok ukur kemajuan suatu disiplin ilmu keislaman di Indonesia termasuk disiplin Ilmu Hadis.7 Terlebih lagi pada Program Studi Ilmu Hadis yang memang difokuskan untuk
3 http://diktis.kemenag.go.id/bansos/cari_nspt.php diakses pada 07 Januari 2022.
4 https://pddikti.kemdikbud.go.id/search/ilmu%20hadis diakses pada 15Februari 2022.
5 Fuad Jabali dan Jamhari, Modernisasi Islam di Indonesia (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 2002), vii.
6 Fuad Jabali dan Jamhari, Modernisasi Islam di Indonesia, 35.
7 Muhammad al-Fatih Suryadilaga, “Ragam Studi Hadis di PTKIN Indonesia dan Karakteristiknya: Studi atas Kurikulum IAIN Bukittinggi, IAIN Batusangkar, UIN Sunan Kalijaga, dan IAIN Jember”, makalah seminar tahunan Qur’an and Hadith Academic Society (QUHAS) Peta Kajian al-Qur’an dan Hadits di Indonesia tanggal 3 Desember 2015 (Ciputat: Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, 2015), 21.
mempelajari Hadis dan Ilmu Hadis secara lebih mendalam di lingkungan akademik.
Perkembangan kajian hadis di PTKIN dapat dilihat melalui karya- karya civitas akademiknya. Dalam tradisi ilmiah, skripsi, tesis dan disertasi merupakan sebuah karya ilmiah yang berasal dari hasil penelitian dan analisa berpikir seorang mahasiswa. Skripsi dapat dikatakan merupakan awal pencapaian pemikiran seseorang secara akademis dalam bidang yang diminatinya. Di samping itu di dalam penulisan skripsi juga menggambarkan hubungan antar pemikiran.8
Salah satu gambaran tentang peta perkembangan kajian ilmu hadis di PTAI adalah misalnya, peta kajian hadis di UIN Alauddin Makassar tahun 1994 hingga 2013. Dalam penelitian tersebut disebutkan ada lima model penelitian di bidang hadis, yakni tentang must}alah al-h}adi>ts, naqd al-hadi>ts, fiqh al-hadi>ts, kajian kitab dan pemikiran tokoh. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecenderungan skripsi mahasiswa dalam kajian hadis adalah naqd al- hadi>ts baik itu segi matan maupun sanadnya, hal ini terlihat dari jumlah penelitian dengan topik ini mencapai lebih dari 50% dari total skripsi yang ditemukan.9
Kemudian, peta kajian hadis di UIN Raden Fatah Palembang, UIN Syarif Kasim Pekanbaru, dan UIN Imam Bonjol Padang. Masing- masing perguruan tinggi memiliki keunikan dan kecenderungan tersendiri dalam peta kajian hadis di kampusnya. UIN Raden Fatah dan UIN Imam Bonjol memiliki kecenderungan pada kajian fiqh al- hadîts. Sedangkan UIN Syarif Kasim Pekanbaru topik yang
8 Rifqi Muhammad Fatkhi, Popularitas Tafsir Indonesia di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Ciputat: HIPIUS, 2012), h. 3.
9 Arifuddin Ahmad, dkk. “Kecenderungan Kajian Hadis di UIN Alauddin Makassar (Tracer Study terhadap Skripsi Mahasiswa Tahun 1994-2013,” Journal of Qur’an and Hadis Studies, Vol. 4, No. 2, (2015): 249-266.
cenderung adalah pada kritik hadis. Untuk topik kajian yang paling dominan di UIN Raden Fatah dan UIN Imam Bonjol adalah soal syariat. Sedangkan UIN Syarif Kasim Palembang cenderung pada hadis-hadis bertema ibadah.10
Sedangkan, untuk kajian Ilmu Hadis di UIN Jakarta, pada tahun 1997 Azyumardi Azra dalam penelitiannya atas disertasi doktor di IAIN Jakarta menyimpulkan bahwa kajian hadis masih cenderung tercecer, kesimpulan ini berdasarkan fakta bahwa hanya terdapat tujuh disertasi dari total 109 disertasi doktor di IAIN Jakarta, dan dari tujuh disertasi tersebut hanya tiga disertasi yang merupakan kajian ilmu hadis, empat disertasi lainnya hanya membahas aspek historis atau tokoh hadis tertentu saja. 11 namun data ini tentu saja dianggap sudah tidak relevan, sebab sudah 25 tahun berlalu.
Seiring dengan perkembangan zaman, kajian hadis di UIN Jakarta juga mengalami perkembangan, Rifqi Muhammad Fatkhi dalam penelitiannya menemukan bahwa kajian hadis ternyata lebih diminati oleh mahasiswa jurusan tafsir hadis UIN Jakarta, hal ini diungkapkan dalam penelitiannya yang berjudul Popularitas Tafsir Hadis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang meneliti komposisi peta kajian Tafsir Hadis untuk periode 2006-2011.12 Namun dalam penelitian ini yang menjadi konsentrasi utama adalah pembahasan tentang literatur dan popularitasnya. Penelitian ini juga dilakukan sebelum pemekaran Program Studi Tafsir Hadis menjadi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dan
10 Adriansyah NZ, “Pola Kajian Hadis Akademik di Perguruan Tinggi KeIslaman Negeri (PTKIN) di Indonesia (Studi Skripsi Mahasiswa Tafsir Hadis UIN Raden Fatah Palembang, UIN Syarif Kasim Pekanbaru, dan UIN Imam Bonjol Padang”, Jurnal Ilmu Agama, Vol. 19, No. 2 (Desember 2018)
11 Azyumardi Azra, Kecenderungan Kajian Islam di Indonesia: Studi tentang disertasi doktor program pascasarjana IAIN Jakarta (Jakarta: P2M IAIN Syahid Jakarta, 1997), 23-24.
12 Rifqi Muhammad Fatkhi, Popularitas Tafsir Indonesia di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Ciputat: HIPIUS, 2012)
Ilmu Hadis. Oleh karena itu penulis ingin membahas peta kajian ilmu hadis di Prodi Ilmu Hadis UIN Jakarta pada tahun 2020-2021 yang menjadi distingsi dalam penelitian ini.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang merupakan salah satu Perguruan Tinggi Agama Islam tertua di Indonesia dan merupakan perguruan tinggi yang menempati peringkat TOP 100 sebagai universitas terbaik di Indonesia periode Januari 2022 menurut Webomatric, yakni menempati posisi ke-25 dari seluruh Universitas yang ada di Indonesia dan menjadi peringkat nomor 1 dari seluruh Perguruan Tinggi Agama Islam di Indonesia.13 Webometric (Ranking Web Of Universities) merupakan salah satu sistem pemeringkatan perguruan tinggi dunia berdasarkan skor-skor publikasi yang terlihat di internet, webomatric juga menjadi salah satu lembaga penelitian yang paling populer saat ini, salah satu tujuan dilakukannya pemeringkatan website ini adalah melihat peran perguruan tinggi melalui publikasi dan penelitian-penelitian ilmiah yang dihasilkannya. Untuk itu, dirasa penting menjadikan UIN Jakarta sebagai objek penelitian, karena dianggap telah banyak berkontribusi untuk persebaran keilmuan secara lebih luas dengan karya-karya ilmiahnya yang terpublikasi secara online dan paling sering dikutip di kalangan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam lain di Indonesia.
Kajian Ilmu Hadis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah ada sejak berdirinya Program Studi Tafsir Hadis pada tahun ajaran 1989/1990 di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Namun, pada saat itu kajian Ilmu Hadis masih tercampur dengan kajian ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Hingga kemudian pada tahun 2016
13 https://www.webometrics.info/en/asia/Indonesia%20 diakses pada 01 Februari 2022.
Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta secara resmi memisahkan Program Studi Tafsir Hadis menjadi dua Program Studi yakni Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dan Program Studi Ilmu Hadis,14 sehingga kajian keilmuan hadis menjadi lebih terfokus dan lebih masif lagi.
Transformasi paradigma studi Ilmu Hadis ini terealisasikan dalam kurikulum pendidikan Program Studi Ilmu Hadis. Namun, hingga saat ini belum ada penelitian yang pernah dilakukan yang memperlihatkan bahwa produksi karya ilmiah atau skripsi lulusan Program Studi Ilmu Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai keluaran kurikulum, telah menunjukkan transformasi paradigma dari sebelum dan paska berdirinya Program Studi Ilmu Hadis secara mandiri.
Mengingat Program Studi Ilmu Hadis UIN Jakarta telah berdiri sejak tahun 2016, dan telah meluluskan sarjana pertamanya pada tahun 2020 (masa studi 4 tahun). Hal ini tentu telah melahirkan sarjana-sarjana dengan beragam hasil karya berupa skripsi dengan judul, wilayah kajian, sumber primer, isu dan metode penelitian yang beragam. Oleh karena itu penting untuk melakukan tinjauan terhadap dokumen-dokumen skripsi mahasiswa Ilmu Hadis guna melihat capaian kurikulum Program Studi Ilmu Hadis di UIN Jakarta.
Penulis juga telah melakukan penelitian awal terhadap skripsi kajian hadis mahasiswa lulusan tafsir hadis di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada rentang 2017-2019 dan paska kelulusan sarjana pertama Program Studi Ilmu Hadis pada rentang 2020- 2021. Penulis menemukan fakta bahwa kajian ilmu hadis yang paling dominan dilakukan oleh mahasiswa dalam skripsinya pada periode tahun 2017-2019 adalah kajian pada wilayah matan, dari total
14 Tim Penyusun, Pedoman Akademik Program Strata 1 2017/2018 (Ciputat:
Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017), 191.
81 skripsi pada periode tersebut ditemukan 43 skripsi yang wilayah kajiannya adalah matan hadis yakni sebesar 53,09%. Berbeda dengan periode berikutnya yakni tahun 2020-2021 yang mana Program Studi Ilmu Hadis sudah meluluskan mahasiswanya, justru pada periode ini ditemukan bahwa wilayah kajian yang paling dominan adalah kajian sanad. Dari total 20 karya skripsi yang dihasilkan, terdapat 10 skripsi yang wilayah kajiannya adalah sanad hadis yakni sebesar 50%.
Sehingga menjadi penting untuk diketahui bagaimana pemetaan kajian hadis di UIN Jakarta.
Hasil pemetaan ini nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan peninjauan kembali kurikulum ataupun silabus matakuliah pada Program Studi Ilmu Hadis di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Aktualitas ilmu pengetahuan merupakan salah satu prinsip dalam penyusunan kurikulum Program Studi Ilmu Hadis, sehingga penulis perlu meninjau apakah mata kuliah yang diberikan sudah menunjang kebutuhan penelitian mahasiswa atau belum. Di samping itu hasil pemetaan ini juga dapat dijadikan acuan oleh para dosen pengampu matakuliah metodologi penelitian dalam mengarahkan topik ataupun isu penelitian kepada mahasiswa untuk masa mendatang, agar produksi ilmu pengetahuan tidak monoton dan selalu menghasilkan kebaruan disiplin ilmu.
Berpijak dari latar belakang di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul “PETA KAJIAN ILMU HADIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2020- 2021”.
B. Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Dari pembahasan latar belakang di atas, penulis memiliki beberapa pokok permasalahan yang teridentifikasi di antaranya:
a. Kajian hadis di Indonesia mengalami keterlambatan jika dibandingkan kajian keilmuan Islam lainnya seperti fikih, akidah, dan lain-lain. Keterlambatan ini terjadi dalam kurun waktu yang lama, yakni sejak awal mula masuknya Islam ke Indonesia hingga akhir abad keduapuluh.
b. Kajian hadis di Indonesia baru mendapat perhatian yang lebih intensif sejak kajian hadis menjadi komponen inti matakuliah di Perguruan Tinggi Agama Islam. Terlebih lagi sejak Program Studi keilmuan Tafsir Hadis dipisah menjadi dua Program Studi yakni Ilmu al-Qur’an dan Tafsir serta Ilmu Hadis.
c. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang merupakan salah satu Perguruan Tinggi Agama Islam tertua di Indonesia dan merupakan perguruan tinggi yang menempati peringkat TOP 100 sebagai universitas terbaik di Indonesia, belum ada penelitian yang pernah dilakukan yang memperlihatkan bahwa produksi karya ilmiah atau skripsi lulusan Program Studi Ilmu Hadis sebagai keluaran kurikulum, telah menunjukan perkembangan terhadap kajian hadis di UIN Jakarta.
d. Berdasarkan penelitian awal yang telah penulis lakukan terhadap karya skripsi lulusan Prodi Ilmu Hadis di UIN Jakarta tahun 2020-2021, ditemukan bahwa wilayah kajian hadis yang paling dominan dalam skripsi mereka adalah kajian sanad.
2. Batasan Masalah
Dari beberapa masalah yang telah teridentifikasi di atas, maka diperlukan suatu batasan masalah guna menjaga agar penelitian ini fokus pada pembahasan dan lebih terarah. Pada penelitian ini penulis hanya memfokuskan terkait peta kajian Ilmu Hadis di Prodi Ilmu Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2020-2021.
Adapun objek penelitian ini hanya dibatasi pada skripsi-skripsi hadis pada Prodi Ilmu Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2020-2021 karena UIN Syarif Hidayatullah Jakarta baru membuka Program Studi Ilmu Hadis pada tahun 2016 dan pada tahun 2020 baru meluluskan sarjana pertamanya (masa studi 4 tahun).
3. Perumusan Masalah
Berkenaan dengan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah yang nantinya akan dikaji pada penelitian ini yaitu terkait Bagaimana peta kajian Ilmu Hadis di Program Studi Ilmu Hadis UIN Jakarta tahun 2020-2021?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sesuai rumusan masalah yang telah penulis sebutkan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan peta kajian Ilmu Hadis di UIN Syarif Hidayatullah berdasarkan hasil analisis terhadap skripsi mahasiswa lulusan Program Studi Ilmu Hadis tahun 2020-2021.
Hasil penelitian ini secara teoritis bermanfaat sebagai salah satu upaya pengembangan ilmu, memberikan wawasan pengetahuan dan informasi mengenai peta kajian Ilmu Hadis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2020-2021 khususnya kepada pemerhati kajian hadis di Indonesia. Sedangkan, secara praktisnya penelitian ini bermanfaat
sebagai bahan pertimbangan terhadap kurikulum Program Studi Ilmu Hadis di UIN Jakarta terkait untuk memenuhi hal-hal yang dianggap masih kurang mendapat perhatian lebih.
D. Tinjauan Pustaka
Sebelum peneliti memulai penelitian ini, peneliti terlebih dahulu melakukan penelusuran pustaka dan menemukan beberapa karya ilmiah dan literatur yang membahas tentang perkembangan kajian hadis yang ada di Indonesia, untuk melihat konstelasi dari literatur- literatur tersebut dan menempatkan posisi skripsi ini di antara literatur-literatur tersebut. untuk itu, penulis telah mengkategorikan penelitian-penelitian yang ada sesuai dengan cakupan atau batasan wilayah penelitiannya, sebagai berikut:
Kategori Pertama, yaitu penelitian yang meneliti terkait kajian hadis di Indonesia, terdapat dua penelitian yang penulis temukan, yakni Penelitian yang dilakukan Azyumardi Azra pada tahun 1997.
Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kajian hadis di Indonesia masih tercecer, karena dari 109 disertasi yang ditulis, hanya terdapat tujuh disertasi yang termasuk kajian hadis dan dari tujuh disertasi tersebut hanya tiga yang merupakan kajian Ilmu Hadis.15 Kemudian, terdapat penelitian yang dilakukan oleh Dzikri Nirwana dan Bashori, Dalam tinjauan ini yang diikaji adalah terkait sejauh mana paradigma kajian hadis telah berkembang baik dalam bentuk pola maupun tren.
Namun penelitian ini hanya berfokus pada tren penelitian hadis di wilayah Banjar lebih tepatnya pada karya-karya ulama Banjar.
Kesimpulan yang didapat adalah bahwa kajian hadis ulama Banjar
15 Azyumardi Azra, Kecenderungan Kajian Islam di Indonesia: Studi tentang disertasi doktor program pascasarjana IAIN Jakarta (Jakarta: P2M IAIN Syahid Jakarta, 1997), 23-24.
masih terkonsentrasi pada pola al-riwayah dengan kecenderungan arus utama ulama ahli hadis, dengan dominasi kitab-kitab hadis arba’in.16
Kategori Kedua, yaitu penelitian yang meneliti terkait kajian hadis di kampus Islam, terdapat enam penelitian yang penulis temukan, yaitu pertama penelitian yang dilakukan oleh Qibtiyatul Maisaroh dalam skripsinya. Skripsi ini membahas model kajian Ilmu Hadis di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan hubungan antara teks dan konteks yang melatarbelakangi penulisan tesis di UIN Sunan Kalijaga, Ada tiga model kajian tesis dalam bidang ilmu hadis di UIN Sunan Kalijaga tahun 1990-2010. Pertama, model kajian romantisme konstruktif. Kedua, model kajian historis. Ketiga, model kajian epistemologis. Model-model kajian tersebut banyak dipengaruhi berbagai konteks yang terjadi saat pembuatan tesis. Di antaranya yaitu misi islamisasi ilmu pengetahuan. Perpindahan jurusaan tafsir hadis dari Fakultas Syariah ke Fakultas Ushuluddin dan lain-lain.17 Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh beberapa dosen UIN Alauddin terhadap skripsi yang ditulis oleh mahasiswa UIN Alauddin Makassar dalam kurun waktu 1994 hingga 2013. Kajian ini mengkaji topik- topik yang diangkat oleh mahasiswa selama 20 tahun jurusan Tafsir Hadis.. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecenderungan skripsi mahasiswa dalam kajian hadis adalah naqd al-hadîts baik itu segi matan maupun sanadnya, hal ini terlihat dari jumlah penelitian dengan topik ini mencapai lebih dari 50% dari total skripsi yang
16 Saifuddin, dkk. “Peta Kajian Hadis Ulama Banjar,” Taswir, Vol. I, no. 2 (Juli- Desember 2013)
17 Qibtiyatul Maisaroh, “Kajian Ilmu Hadis di Perguruan Tinggi (Studi Atas Karya Tesis di UIN Sunan Kalijaga Tahun 1990-2010” (Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, IAIN Surakarta, 2017), 7.
ditemukan.18 Ketiga, Penelitian yang dilakukan oleh Rifqi Muhammad Fatkhi. Dalam penelitian ini penelitian difokuskan pada komposisi peta kajian tafsir hadis untuk periode 2006-2011, topik yang paling popular, serta literatur dan penulis yang paling Banyak dikutip. Hasilnya skripsi didominasi oleh kajian Tafsir Tematik 21,1%, Hadis Tematik 20,9%, Pemikiran Tafsir 17,2% dan Kritik Hadis 14,7%, dan literatur yang paling banyak dikutip adalah literatur berbahasa Indonesia dan M. Quraish Shihab adalah pengarang yang paling populer disitir.19 Keempat, Skripsi yang membahas tentang karakteristik kajian hadis di Indonesia karya Lili Siwidyaningsih.
Dalam skripsi tersebut penulis meneliti artikel-artikel hadis berkala ilmiah yang diterbitkan oleh PTKIN seIndonesia secara online periode tahun 2011 s.d. 2016 dan ditemukan bahwa karakteristik kajian hadis saat itu didominasi oleh tema-tema hukum.20 Kelima, karya Ardiansyah NZ yang mengkaji skripsi mahasiswa tafsir hadis di tiga universitas Islam negeri (UIN) yakni UIN Raden Fatah Palembang, UIN Syarif Kasim Pekanbaru, dan UIN Imam Bonjol Padang.
Penelitian tersebut mengungkapkan keunikan masing-masing perguruan tinggi dalam penyusunan skripsi yang dilakukan oleh mahasiswanya. UIN Raden Fatah dan UIN Imam Bonjol memiliki kecenderungan pada kajian fiqhal-hadîts. Sedangkan UIN Syarif Kasim Pekanbaru topik yang cenderung adalah pada kritik hadis.
Untuk topik kajian yang paling dominan di UIN Raden Fatah dan UIN Imam Bonjol adalah soal syariat. Sedangkan UIN Syarif Kasim
18 Arifuddin Ahmad, dkk. “Kecenderungan Kajian Hadis di UIN Alauddin Makassar (Tracer Study terhadap Skripsi Mahasiswa Tahun 1994-2013,” Journal of Qur’an and Hadis Studies, Vol. 4, No. 2, (2015): 249-266.
19 Rifqi Muhammad Fatkhi, Popularitas Tafsir Indonesia di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Ciputat: HIPIUS, 2012), 37.
20 Lili Siwidyaningsih, “Karakteristik Kajian Hadis di Indonesia Tahun 2011- 2016,” (Skripsi Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017)
Palembang cenderung pada hadis-hadis bertema ibadah.21 Terakhir, Skripsi karya Mujadid Sigit Aliah yang membahas tentang kecenderungan model kajian hadis pada skripsi-skripsi mahasiswa UIN Alaudin Makassar periode tahun 2014-2019. Dan hasilnya menunjukkan bahwa model penelitian hadis yang paling banyak dilakukan adalah naqdal-hadîts, diikuti fiqhal-hadîts, lalu living hadis. 22
Kategori Ketiga, yaitu penelitian yang meneliti terkait kajian hadis di Program Studi Ilmu Hadis, terdapat dua penelitian yang saya temukan, yakni Muhammad Alfatih Suryadilaga yang meneliti tentang Studi Hadis di Prodi Ilmu Hadis IAIN Batusangkar, IAIN Bukittinggi, UIN sunan Kalijaga dan IAIN Jember. Hasilnya masing- masing Universitas memiliki karakteristik kajian yang sesuai dengan paradigma keilmuan yang diusungnya. Khusus untuk UIN Sunan Kalijaga dan IAIN Jember terdapat kesamaan karena sama-sama mengusung konsep integrasi keilmuan. Adapun yang membedakan adalah cakupan integrasi keilmuan di IAIN Jember hanya dalam bidang sosial kemasyarakatan saja sementara di UIN Sunan Kalijaga lebih luas dari hal itu dengan keilmuan sains dan metode keilmuan yang terus berkembang.23 Selanjutnya, Artikel karya Wahyudin.
21 Adriansyah NZ, “Pola Kajian Hadis Akademik di Perguruan Tinggi KeIslaman Negeri (PTKIN) di Indonesia (Studi Skripsi Mahasiswa Tafsir Hadis UIN Raden Fatah Palembang, UIN Syarif Kasim Pekanbaru, dan UIN Imam Bonjol Padang,”
Jurnal Ilmu Agama, Vol. 19, No. 2 (Desember 2018)
22 Mujadid Sigit Aliah, “Kajian Hadis di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri Indonesia (Studi atas Kecenderungan Kajian Hadis di UIN Alauddin Makassar tahun 2014-2019)”, (Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Alauddin Makassar, 2021), 5.
23 Muhammad al-Fatih Suryadilaga, “Ragam Studi Hadis di PTKIN Indonesia dan Karakteristiknya: Studi atas Kurikulum IAIN Bukittinggi, IAIN Batusangkar, UIN Sunan Kalijaga, dan IAIN Jember,” makalah seminar tahunan Qur’an and Hadith Academic Society (QUHAS) Peta Kajian al-Qur’an dan Hadits di Indonesia tanggal 3
Dalam penelitian ini dibahas mengenai pemetaan penelitian hadis pada wilayah penelitian ilmu hadis dan wilayah penelitian konten hadis beserta implikasinya. Disimpulkan bahwa sejarah perkembangan hadis memberikan kontribusi signifikan terhadap kajian hadis di Jurusan Ilmu Hadis UIN Sunan Guung Djati Bandung yang didominasi subjek penelitian pada wilayah matan dengan topik penjelasan melalui analisis syarah.24
Setelah melihat karya-karya di atas, peneliti belum menemukan satupun penelitian yang membahas tentang peta kajian Ilmu Hadis di UIN Jakarta.
E. Metode Penelitian
Dalam metode penelitian ini, terdapat enam pembahasan yakni:
jenis penelitian, sumber data, pengumpulan dan pengolahan data dan metode analisis data. Berikut metode penelitian yang akan digunakan:
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
Desember 2015 (Ciputat: Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, 2015), 236
24 Wahyudin Darmalaksana, “Pemetaan Penelitian Hadis: Analisis Skripsi UIN Sunan Gunung Djati Bandung”. Riwayah: Jurnal Studi Hadis. Vol. 6 No. 2 2020: 191- 210. Diakses dari journal.iainkudus.ac.id./index.php/riwayah
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.25
2. Sumber Data
Data primer dalam penelitian ini adalah 20 skripsi mahasiswa Program Studi Ilmu Hadis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2020-2021. Adapun untuk data sekunder penulis menggunakan dokumen kurikulum pada Program Studi Ilmu Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, data-data yang terdapat di website resmi pangkalan data pendidikan tinggi (PDDikti), buku-buku serta artikel- artikel yang mendukung penelitian.
3. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Dengan objek penelitian tersebut penulis akan menggunakan metode studi kepustakaan (Library Research) dengan teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi menurut Sugiyono adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk tulisan, gambar ataupun karya. contohnya buku, catatan harian, arsip, dokumen, tulisan angka, foto, gambar, karya seni, dan sebagainya yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian.26
Dalam penulisan skripsi ini penulis menelusuri data-data berupa sumber tertulis baik berupa buku, artikel, skripsi, dan data-data tertulis lainnya yang kemudian dideskripsikan secara sistematis dan kritis dalam laporan penelitian.
Dalam penelitian ini, ada beberapa tahap yang akan dilakukan untuk pengumpulan data, antara lain sebagai berikut:
25 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2018), 13-14.
26 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Method), 326.
a. Penelusuran judul-judul skripsi melalui Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Cara ini dilakukan untuk membuat gambaran sementara populasi sebelum melakukan verifikasi.
Berdasarkan penemuan awal, data skripsi yang ditemukan sebanyak 18 skripsi.
b. Verifikasi judul-judul skripsi periode 2020-2021 menggunakan dokumen alumni Program Studi Ilmu Hadis yang wisuda pada tahun 2020-2021. Pada tahap ini penulis menemukan 20 judul skripsi dengan rincian: wisuda ke-188 tahun 2020 terdapat 1 skripsi, wisuda ke-119 tahun 2021 terdapat 7 skripsi, wisuda ke- 120 terdapat 3 skripsi, wisuda ke-121 terdapat 4 skripsi, wisuda ke-122 terdapat 5 skripsi. Dengan begitu, dapat diketahui bahwa terdapat 2 skripsi yang tidak terinput ke Repository UIN Jakarta.
Maka, untuk melengkapi data skripsi yang tidak dapat ditemukan melalui repository tersebut, penulis mencarinya ke perpustakaan Usuluddin UIN Jakarta. Sehingga data valid setelah diverifikasi terdapat 20 skripsi yang akan menjadi objek kajian pada skripsi ini.
c. Menelaah skripsi yang telah dikumpulkan berdasarkan pembagian kategori berdasarkan wilayah kajian, sumber primer, isu dan metode penelitian yang digunakan. untuk melakukan pengkategorian tersebut, penulis mengetahuinya melalui penelusuran pada bagian Bab Pendahuluan pada setiap skripsi.
Untuk menemukan wilayah kajian skripsi penulis menelusurinya melalui sub bab pembatasan masalah, untuk mengetahui sumber primer penulis menelusurinya pada bagian sumber data, untuk mengetahui isu kajian yang diangkat penulis mengetahuinya melalui latar belakang masalah, dan yang terakhir untuk
mengetahui metode penelitian hadis yang digunakan penulis menelusurinya melalui sub bab metode analisis data.
d. Melakukan pengkodean atau coding terhadap skripsi. Pada tahap ini penulis akan melakukan pengkodingan atau pemberian kode pada masing-masing kategori yang telah ditentukan, pengkodingan ini penulis buat berdasarkan data yang diperoleh dalam skripsi-skripsi yang diteliti. Adapun pengkodeannya sebagai berikut: Kategori wilayah kajian terdiri dari: (1) Sanad, (2) Matan, (3) Teori/ Ilmu Hadis, (4) Karya/Tokoh, (5) Fonomena/Living Hadis. Kategori sumber primer terdiri dari:
(1) Kitab Hadis Ummahat, (2) Kitab Hadis Non Ummahat, (3) Buku/ Karya Akademik, (4) Platfom Sosial, (5) Realita Masyarakat/Kejadian. Kategori isu kajian terdiri dari: (1) Orisinalitas/Keaslian Hadis, (2) Otoritas/Makna/Pemahaman, (3) Teoritik, (4) Korelasi Teks-Realita. Dan terakhir Kategori Metode yang digunakan terdiri dari: (1) Klasik, (2) Modern/Kontemporer, (3) Kombinasi.
e. Tahap tabulasi, yakni penyusunan menurut lajur yang telah tersedia; penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan pengamatan dan evaluasi.27
4. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data yang ditemukan, penulis akan menggunakan metode analisi isi (Content Analisys). Menurut Burhan Bungin Analisis isi adalah teknik penelitian kualitatif dengan menekankan keajekan isi komunikasi, makna isi komunikasi, pembacaan simbol-simbol dan pemaknaan isi interaksi simbolis yang terjadi dalam komunikasi. Sedangkan secara teknik, analisis isi
27 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Tabulasi diakses pada 31 Juli 2022
mencakup upaya-upaya; klasifikasi lambang-lambang yang dipakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria tertentu dalam klasifikasi, dan menggunakan teknik analisis tertentu dalam membuat prediksi.
Terdapat setidaknya tiga alur yang harus dilalui dalam content analysis. Pertama, menemukan lambang atau simbol. Kedua, Klasifikasi data berdasarkan lambang atau simbol. Ketiga, Menganalisis data atau prediksi.28
Dalam penelitian ini penulis melakukan pengkodean pada setiap data skripsi yang diperoleh. Data tersebut terdiri dari 20 skripsi yang ditulisan pada tahun 2020-2021. Semua data tersebut, selanjutnya akan diklasifikasikan sesuai dengan kategori yang telah ditentukan, sebagai berikut:
1. Kategori wilayah kajian terdiri dari: (1) Sanad, (2) Matan, (3) Teori/ Ilmu Hadis, (4) Karya/Tokoh, (5) Fonomena/Living Hadis.
2. Kategori sumber primer terdiri dari: (1) Kitab Hadis Ummahat, (2) Kitab Hadis Non Ummahat, (3) Buku/ Karya Akademik, (4) Platfom Sosial, (5) Realita Masyarakat/Kejadian.
3. Kategori isu kajian terdiri dari: (1) Orisinalitas/Keaslian Hadis, (2) Otoritas/Makna/Pemahaman, (3) Teoritik, (4) Korelasi Teks- Realita.
4. Kategori Metode yang digunakan terdiri dari: (1) Klasik, (2) Modern/Kontemporer, (3) Kombinasi.
Hasil dari pengkodean ini nantinya akan disajikan dalam bentuk grafik kemudian akan dianalisis untuk melihat kesesuaiannya dengan kurikulum Prodi Ilmu Hadis, sehingga dapat ditemukan peta kajian Ilmu Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2020-2021.
28 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Bayu Indra Grafika, 1996), 49.
5. Metode Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, saya menggunakan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi dan Tesis) Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2021, yang diterbitkan Dalam Keputusan Dekan Fakultas Ushuluddin Nomor: B- 35/F.3/Hk.005/05/2021 Tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi Dan Tesis Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.29 Sedangkan untuk pedoman transliterasi saya menggunakan model transliterasi versi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tercantum dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi dan Tesis) Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2021.30
F. Sistematika Penulisan
Demi memperjelas pembahasan skripsi ini penulis membagi penelitian ini menjadi dari lima bab, yang rancangannya sebagai berikut:
BAB pertama berisi pendahuluan yang terdiri dari sub bab yang merupakan kerangka dasar dalam penelitian ini, cakupannya pertama, terdapat latar belakang masalah tentang mengapa penelitian ini dilakukan dengan menjelaskan signifikansi penelitian. Kedua yakni identifikasi, pembatasan dan rumusan masalah berupa poin-poin penting yang akan menjadi pembahasan. Ketiga, tujuan dan manfaat penelitian memaparkan tentang tujuan serta urgensi dari penelitian sesuai dengan topik yang diangkat. Kelima, tinjauan pustaka yang
29 Keputusan Dekan Fakultas Ushuluddin Nomor: B-35/F.3/Hk.005/05/2021 Tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi Dan Tesis Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
30 Keputusan Dekan Fakultas Ushuluddin Nomor: B-35/F.3/Hk.005/05/2021 Tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi Dan Tesis Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
memaparkan isi penelitian secara garis besar dari beberapa literatur yang berkaitan dengan topik penelitian ini guna menemukan distingsi penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan.
Keenam, metodologi penelitian yang mengungkap metode apa yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan tahap penelitian, dan terakhir sistematika penulisan yang berisi logika pembuatan bab.
BAB kedua, Penulis akan membahas tentang landasan teori yang digunakan dalam skrispi ini. Suatu penelitian baru tidak bisa terlepas dari penelitian yang terlebih dahulu sudah dilakukan oleh peneliti lain.
Oleh karena itu, landasan teori dalam penelitian ini adalah sejarah perjalanan kajian hadis di Indonesia sebelum adanya institusionalisasi dan setelah adanya institusionalisasi Prodi Ilmu Hadis di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam untuk melihat sejauh mana signifikansi keberadaan Program Studi Ilmu Hadis di Indonesia terhadap perkembangan kajian Hadis di Indonesia.
BAB ketiga, berisi tentang gambaran umum Program Studi Ilmu Hadis UIN Jakarta serta Kajian Ilmu Hadis di sana.
BAB keempat, berisi analisis skripsi dari hasil pengkodingan yang telah dilakukan untuk meihat bagaimana peta kajian ilmu hadis di Prodi Ilmu Hadis UIN Jakarta. Berisi tentang kerangka kategorisasi dan klasifikasi skripsi, analisis skripsi dan terakhir prospek dan tantangan ke depan.
BAB kelima, berisi kesimpulan dari hasil penelitian secara keseluruhan, sebagai jawaban dari pertanyaan mendasar yang dikemukakan di dalam rumusan masalah pada bab satu. Lalu dilanjut saran dari penulis tentang beberapa rekomendasi bagi penelitian berikutnya mengenai sisi kosong yang belum terpenuhi di dalam skripsi.
22 BAB II
INSTITUSIONALISASI KAJIAN HADIS DI INDONESIA
A. KAJIAN HADIS DI INDONESIA PRA INSTITUSIONALISASI Keberadaan kajian hadis di Indonesia dapat dilihat ketika Islam pertama kali masuk ke Nusantara (abad ke-13 M) hal ini dapat dibuktikan dengan adanya hukum Islam (Living Law) yang telah hidup pada saat itu. Hukum Islam (fiqh) itu sendiri berasal dari hadis Nabi SAW. Singkatnya, para pembawa ajaran Islam ke nusantara juga dapat dikatakan sebagai pembawa hadis ke Nusantara.1
Meskipun demikian, kajian hadis ternyata baru berkembang pada abad ke-17 M. Hal ini ditandai dengan adanya karya-karya hadis dari ulama Nusantara yang muncul pada saat itu, di antaranya Nuruddin Ar-Raniri (w. 1068 H/1658 M) dengan karyanya Hidayat al-Habib al- Tarhib wa al-Tarhib dan ‘Abd al-Ra’uf al-Sinkili (w. 1105 H/1693 M) dengan karyanya al-Mau’izah al-Bad’iah, meskipun sebenarnya kedua karya tersebut lebih mengarah kepada pengajaran praktik keagamaan terutama fikih dan tasawuf dibandingkan Ilmu Hadis.2
Jika melihat fakta sejarah ini, sebenarnya memprihatinkan untuk diketahui bahwa kajian hadis sangat tertinggal dan baru ada karya setelah jarak yang cukup jauh yakni kurang lebih 5 abad lamanya. Hal ini diperparah juga dengan kenyataan bahwa setelah karya dari al- Raniri ini tidak diketahui lagi adanya karya hadis yang muncul.
Hingga pada abad ke 18 kajian hadis masih tidak populer, sepi,
1 Abdul Aziz, Khazanah Hadis di Indonesia (Bogor: Guepedia, 2019), 17.
2 Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII (Bandung: Mizan, 2004), 14.
langkah, bahkan termarjinalkan.1 Menurut Muh. Tasrif, hal ini disebabkan karena pada saat itu kajian yang mendominasi adalah kajian tasawuf.2
Setelah tidak ada perkembangan selama dua abad lamanya, akhirnya pada abad ke 19 kajian hadis di Indonesia menunjukkan kemajuan yang positif. Hal ini ditandai dengan adanya dua ulama hadis Nusantara yang muncul, bahkan bukan sekedar diakui di Nusantara saja, kedua ulama ini juga diakui dan berpengaruh hingga ke Timur Tengah bahkan menjadi pengajar tetap di Masjid al-Haram Makkah 3, beliau adalah Syaikh Nawawi al-Bantani (1815-1897 M) dan Syaikh Mahfuz Termas (1868-1919 M) yang disebut-sebut sebagai Ulama Nusantara pertama yang menyandang gelar muhaddis (ahli hadis).4 Syaikh Nawawi al-Bantani banyak mengarang kitab hadis, salah satu di antaranya ialah kitab hadis arba’in dan Syarah Kitab Lubabal-hadîts. Sedangkan salah satu kitab yang paling terkenal dari karya Syaikh Mahfuz termas adalah kitab Manhaj Dzawi al-Nadzar fi Syarhi Manzhumah ‘Ilmi al-Atsar.5
Setelah kedua ulama besar ini, terdapat beberapa ulama Nusantara lainnya yang pada akhirnya memberikan perhatian lebih terhadap kajian hadis, mereka adalah Syaikh Ahmad bin Muhammad Yunus Lingga, Syaikh Idris al-Marbawi, Syaikh Utsman bin Syihabuddin al-
1 Muhajirin, Muhammad Mahfuzh at-Tarmasi: Ulama Hadits Nusantara Pertama (Yogyakarta: Idea Pres, 2016), 3.
2 M. Tasrif, “Studi Hadis di Indonesia Telaah Historis terhadap Studi Hadis dari Abad 17-Sekarang,” Jurnal Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an dan Hadis, Vol. 5, No.1 (Januari 2004): 145.
3 Hasep Saputra, “Genealogi Perkembangan Studi Hadis di Indonesia,” Al-Quds:
Jurnal Studi al-Qur’an dan Hadis, vol. 1, No.1 (2017): 60.
4 Muhajirin, Muhammad Mahfuzh at-Tarmasi: Ulama Hadits Nusantara Pertama, h.4
5 Fathul Mukhlis, “Peranan Syaikh Mahfuzh Termas dalam Perkembangan Ulama Hadis Studi Kitab Manhaj Dzawi al-Nazhar” (Skripsi S1, IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2010), 54.
Funtiani al-Banjari, Syaikh Husein Nashir bin Muhammad Thiyib al- Mas’udi al-Banjari al-Qodhi, dan Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari.6
Meskipun begitu, menurut Muhajirin pada abad ke 19 ini kajian hadis di Nusantara belum dapat dikatakan berkembang sepenuhnya, karena pada kenyataannya, materi pelajaran Ilmu Hadis beserta kitab- kitab hadis belum ditemukan pada lembaga-lembaga pendidikan di Nusantara.7 Hal ini juga diperkuat dengan temuan Hasep Saputra yang mana dari 38 literatur kajian hadis yang ditulis pada abad ke-19 sampai abad ke-20, tidak ada satu literatur hadis pun yang ditulis sebelum tahun 1900an.8
Muh. Tasrif dalam bukunya yang berjudul “Kajian Hadis Di Indonesia” juga mengatakan hal yang senada, yakni bahwa kajian hadis di Indonesia tidak seintens kajian ilmu keislaman lainnya, seperti kajian al-Qur’an, fikih, akhlak dan kajian lainnya yang mendapatkan lebih banyak perhatian. Kajian hadis bisa dikatakan berjalan sangat lambat, hal ini berdasarkan kenyataan bahwa para ulama Nusantara telah menulis di bidang hadis sejak abad ke-17 M.
Namun, jika dilihat selanjutnya, tulisan-tulisan tersebut tidak dikembangkan lebih jauh sehingga kajian hadis setelah itu mengalami kemandekan selama hampir satu setengah abad. Dan baru mendapatkan perhatian kembali pada abad ke-19 dengan dimasukkannya kajian hadis ke kurikulum pesantren dan madrasah, meskipun pada saat itu kajian terhadap ´ilmu mustalah al-hadîts - sebagai alat untuk meneliti kualitas hadis- masih mendapatkan perhatian yang kecil, hal ini disebabkan karena pengajaran materi
6 Muhajirin, Kebangkitan Hadis di Nusantara, 53-69.
7 Muhajirin, Kebangkitan Hadis di Nusantara, 52.
8 Hasep Saputra, Genealogi Perkembangan Studi Hadis di Indonesia, 60-61.
yang dilakukan lebih menekankan pada pengamalan ajaran Islam di berbagai bidang seperti akidah, akhlak, dan ibadah.9
Menurut Ramli Abdul Wahid, kajian hadis di Indonesia baru menunjukkan geliatnya pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 menurutnya salah satu yang memprakarsai munculnya embrio perkembangan ini adalah Syaikh Ahmad Sukarti yang berasal dari Yaman dan belajar di Mekah pada ulama-ulama wahabi serta memiliki jaringan dengan kelompok pembaharuan di Mesir, sebagaimana yang dimaklumi bahwa jargon utama wahabi adalah “kembali kepada Al- Qur’an dan Hadis”. Sejalan dengan semakin maraknya arus pembaharuan dan pemurnian di Indonesia dengan kehadiran Persis dan Muhammadiyah, maka semakin marak pula kajian hadis.10
Ramli Abdul Wahid kemudian memetakan perkembangan kajian hadis di Indonesia ini menjadi beberapa periode: 1) tahun 1900 s.d.
1960. Kajian hadis baru mulai masuk kurikulum pesantren di Indonesia, 2) tahun 1960 s.d. 1980. Kajian hadis masuk ke kurikulum pendidikan Strata satu (S1) di perguruan tinggi. 3) tahun 1980 s.d.
2000 kajian hadis masuk ke kurikulum pascasarjana, dan 4) pada tahun 2000 s.d. sekarang kajian hadis di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat.11
Meskipun begitu, pada awal perkembangannya, Azyumardi Azra dalam penelitiannya yang berjudul “Kecenderungan kajian Islam di Indonesia: Studi tentang disertasi doktor program pascasarjana IAIN Jakarta” pada tahun 1997 menyimpulkan bahwa kajian hadis di
9 Muh Tasrif, Kajian Hadis Di Indonesia (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2007) 17.
10 Ramli Abdul Wahid, Sejarah Pengkajian Hadis di Indonesia (Medan: IAIN PRESS, 2010), vi-vii.
11 Ramli Abdul Wahid dan Dedi Masri, “Perkembangan Terkini Studi Hadis di Indonesia,”Jurnal MIQOT, Vol XLII, No. 2( 2018): 264-270.
Indonesia masih cenderung tercecer, kesimpulan ini berdasarkan fakta bahwa hanya terdapat tujuh disertasi dari total 109 disertasi doktor di IAIN Jakarta, dan dari tujuh disertasi tersebut hanya tiga disertasi yang merupakan kajian Ilmu Hadis, empat disertasi lainnya hanya membahas aspek historis atau tokoh hadis tertentu saja. 12
Kemudian, seiring dengan perkembangan zaman, kajian hadis tampaknya mulai diminati. Rifqi Muhammad Fatkhi dalam penelitiannya menemukan bahwa kajian hadis ternyata lebih diminati oleh mahasiswa jurusan tafsir hadis UIN Jakarta, hal ini diungkapkan dalam penelitiannya yang berjudul Popularitas Tafsir Hadis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang meneliti komposisi peta kajian tafsir hadis untuk periode 2006-2011. Dalam penelitiannya ini ditemukan bahwa skripsi kajian hadis secara kuantitas lebih banyak dijumpai daripada skripsi kajian tafsir.13
Kemudian, gambaran perkembangan selanjutnya disebutkan dalam skripsi karya Lili Siwidyaningsih yang berjudul Karakteristik Kajian Hadis di Indonesia Tahun 2011-2016 dapat disimpulkan bahwa kajian hadis di Indonesia mengalami pasang surut dan mengalami puncaknya pada tahun 2014, temuan tersebut didapatkan Lili berdasarkan penelitiannya atas artikel-artikel hadis berkala ilmiah yang dapat di akses secara online dari PTKIN-PTKIN di Indonesia. 14
Menurut Muh. Tasrif, kajian hadis di Indonesia memang mendapat perhatian yang lebih intensif sejak hadis menjadi salah satu mata
12 Azyumardi Azra, Kecenderungan Kajian Islam di Indonesia: Studi tentang disertasi doktor program pascasarjana IAIN Jakarta (Jakarta: P2M IAIN Syahid Jakarta, 1997), 23-24.
13 Rifqi Muhammad Fatkhi, Popularitas Tafsir Indonesia di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Ciputat: HIPIUS, 2012)
14 Lili Siwidyaningsih, Karakteristik Kajian Hadis di Indonesia Tahun 2011- 2016, h.41-61.
kuliah di perguruan tinggi Islam.15 Terlebih lagi sejak keluarnya pembidangan keilmuan dalam KMA No. 36 tahun 2009, yang mana Program Studi keilmuan Tafsir Hadis dipisah menjadi dua Program Studi yakni Ilmu al-Qur’an dan Tafsir serta Ilmu Hadis. Hal ini didukung oleh Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam No.
3389 tahun 2013 tentang penamaan perguruan tinggi agama Islam, fakultas dan jurusan pada perguruan tinggi agama Islam. Sejak saat peraturan tersebut disahkan, maka terdapat beberapa PTKIN yang membuka Program Studi Ilmu Hadis di dalam kampusnya, dan hal ini tentu saja menjadikan kajian hadis semakin marak diminati.
B. KAJIAN HADIS DI INDONESIA PASCA INSTUTISIONALISASI 1. Jumlah Program Studi Ilmu Hadis di Indonesia
Kajian Hadis di Indonesia berangsur-angsur mulai menunjukkan perkembangan yang lebih menggembirakan sejak hadis dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan di perguruan tinggi agama Islam.
Terlebih sejak berdirinya Program Studi Ilmu Hadis sebagai Program Studi yang berdiri sendiri (setelah pemekaran Program Studi Tafsir Hadis menjadi Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir serta Prodi Ilmu Hadis).
Adanya Prodi Ilmu Hadis saat ini, tidak dapat terlepas dari sejarah berdirinya Prodi Tafsir Hadis pada tahun 1988, berdasarkan KPM No.
122 tahun 1988 tertanggal 27 Juli 1988 Prodi Tafsir Hadis resmi didirikan pada Fakultas Syari’ah. Pada awal berdirinya, lulusan dari Prodi Tafsir Hadis ini berhak menjadi hakim peradilan agama.16
15 Muh Tasrif, Kajian Hadis Di Indonesia (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2007).
16 http://ilmuhadis.uin-suka.ac.id/id/page/Prodi/821-SEJARAH--PRODI-ILMU- HADIS-UIN-SUNAN-KALIJAGA-YOGYAKARTA diakses pada 09 Juli 2022
Hingga kemudian pada tahun 1989, terdapat kebijakan kementerian agama RI yang saat itu berada di bawah kepemimpinan Prof. Dr.
Muhammad Quraish Shihab untuk memindahkan Jurusan Tafsir Hadis yang pada waktu itu berada di Fakultas Syari’ah ke Fakultas Ushuluddin.17 Perubahan ini mengacu kepada pola pengkajian Tafsir Hadis di Universitas al-Azhar Kairo. Oleh karenanya, perubahan tersebut menjadikan pola pengajaran, kurikulum, materi dan profil lulusannya pun berbeda dengan sebelumnya. Kajian Tafsir Hadis di Fakultas Ushuluddin sesuai dengan tema-tema yang terkait erat dengan keushuluddinan yang menyangkut dimensi keagamaan yang lebih luas dari pada hukum, baik fiqih maupun syari’ah. Dengan demikian, perpindahan Prodi Tafsir Hadis ini mengisyaratkan adanya perubahan epistemologi di dalamnya.18
Dengan adanya Program Studi Tafsir Hadis ini, diharapkan kajian hadis di Indonesia tidak lagi marjinal dan tertinggal (dibanding kajian keilmuan Islam yang lainnya), namun ternyata harapan tersebut tidak sepenuhnya tercapai, Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan lebih lanjut bahwa “kajian hadis di Perguruan Tinggi Islam tampaknya juga masih belum berkembang secara maksimal, hal ini disebabkan karena Program Studi tafsir hadis yang ada lebih menekankan kajian tafsirnya dibandingkan kajian hadis.”19
17 Syafruddin, dkk. Dinamika Jurusan Tafsir Hadis UIN Imam Bonjol Padang, (Padang: UIN Imam Bonjol Padang, 2020), 150. Selengkapnya dapat diakses melalui https://ejournal.uinib.ac.id
18 http://ilmuhadis.uin-suka.ac.id/id/page/Prodi/821-SEJARAH--PRODI-ILMU- HADIS-UIN-SUNAN-KALIJAGA-YOGYAKARTA diakses pada 09 Juli 2022
19 Disampaikan dalam pidato saat acara Wisuda Sarjana ke-13 Darus Sunnah International Institute for Hadits Science di Ciputat-Tangerang Selatan, Sabtu 06 Juni 2015. Lihat di https://kemenag.go.id/berita/read/265658/menag--studi-dan-pengajaran- hadits-di-Indonesia-relatif-marjinal
Sehingga pada perkembangan selanjutnya, Program Studi Tafsir Hadis ini dikembangkan menjadi dua Program Studi yakni Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir serta Ilmu Hadis, hal ini berdasarkan Kebijakan nomenklatur keilmuan di kementerian agama, sesuai dengan peraturan Direktur Jendral Pendididikan Islam 1429 tahun 2012 tertanggal 31 Agustus 2012 tentang penataan Program Studi di perguruan tinggi agama Islam. Kemudian, diperkuat lagi dengan keputusan Jendral Pendidikan Islam No. 3389 tahun 2013 tentang penamaan perguruan tinggi agama Islam tertanggal 3 Desember 2013.20 Maka, Sejak saat peraturan tersebut disahkan, terdapat beberapa PTKIN yang membuka Program Studi Ilmu Hadis di dalam kampusnya, dan hal ini tentu saja menjadikan kajian hadis semakin marak dan diminati.
Pada Januari 2022, tercatat terdapat lima puluh delapan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di seluruh Indonesia, dengan rincian 23 UIN (Universitas Islam Negeri), 29 IAIN (Institut Agama Islam Negeri), dan 6 STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.21 Dari 58 PTKIN tersebut tercatat ada 31 PTKIN yang memiliki Program Studi Ilmu Hadis pada jenjang strata 1 (S1). Sedangkan, di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) terdapat 9 Program Studi Ilmu Hadis. Kemudian, dari 31 Prodi Ilmu Hadis di PTKIN ini terdapat 18 Program Studi Ilmu Hadis yang berstatus aktif, 1 berstatus tutup, 2 berstatus pembinaan, dan 10 berstatus alih bentuk. Data ini diperoleh dengan menelusuri website PDDIKTI (Pangkalan Data
20 Muhammad Alfatih Suryadilaga, “Profil Prodi Ilmu Hadis di Era Globalisasi Teknologi Informasi, Riwayah Jurnal Studi Hadis”, Volume 2, Nomor 1( 2016): 119.
21 http://diktis.kemenag.go.id/bansos/cari_nspt.php diakses pada 07 Januari 2022.