1
EFFECT OF IMPLEMENTING COOPERATIVE LEARNING MODEL OF NUMBERED HEAD TECHNIQUE AND ACTIVE LEARNING OF CROSSWORD
PUZZLES TYPE TOWARD STUDENT’S MATHEMATICAL LEARNING OUTCOMES AT CLASS VIII SMPN 3 KOTO XI TARUSAN
PESISIR SELATAN REGENCY
Oleh:
Rabian Saparius*, Tika Septia**, Dewi Estetikasari**
*) Student of Mathematics Education Study Program STKIP PGRI West Sumatra
**) Lecturers of Mathematics Education Study Program STKIP PGRI West Sumatra
ABSTRACT
This research was based on the process of group work which was not optimal and student’s mathematical learning outcomes that was still under Minimum Achievement Criteria (KKM). This research was aimed at finding out whether student’s learning outcomes by implementing cooperative learning model of Numbered Head technique with active learning of crossword puzzles type better than student’s learning outcomes by implementing conventional learning at Class VIII SMPN 3 Koto XI Tarusan Pesisir Selatan Regency. This research was an experimental research, with the design of the research was randomly selected the subject, a sample was taken after conducting the normality test, homogenity, and median equality test. The population in this research was class VIII SMPN 3 Koto XI Tarusan Pesisir Selatan Regency in Academic Year 2016/2017 consisting of six classes. As an experimental class was class VIII4 and control class was class VIII5. The instrument used in this research was the final test in essay form. Data analysis technique used was the t test. Based on the results of the hypothesis test, it was found that tcount = 1.89 and ttable = 1.69, with α = 0.05, because tcount > ttable, then the hypothesis was accepted. So, it can be concluded that the purpose of this study was successfully implemented in the process of learning mathematics at class VIII SMPN 3 Koto XI Tarusan Pesisir Selatan Regency.
Keywords: cooperative learning, active learning, numbered head, crossword puzzles, learning outcomes.
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memegang peranan penting dalam pembentukan pola pikir siswa. Oleh karena itu matematika merupakan mata pelajaran wajib yang diajarkan mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah bahkan Perguruan Tinggi.
Banyak usaha yang telah dilakukan oleh pemerintahan seperti melengkapi sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah, serta penyempurnaan kurikulum. Usaha juga dilakukan oleh guru di SMPN 3 Koto XI Tarusan agar tujuan pembelajaran tercapai diataranya dengan melaksanaan pembelajaran tambahan.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 7-11 November 2016 mendapatkan gambaran bahwa siswa kurang aktif dalam pembelajaran karena proses pembelajaran masih
2 terpusat pada guru sehingga siswa hanya diam mendengarkan materi, mencatat apa yang diterangkan guru dan mengerjakan soal-soal yang dianggap mudah. Sementara soal- soal yang sukar dibiarkan saja dan siswa tidak mau bertanya balik pada guru. Hanya terdapat satu atau dua siswa yang terlihat aktif (bertanya, dan menjawab pertanyaan guru).
Disetiap pembelajaran matematika hanya siswa yang sama tersebut yang terlihat aktif.
Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMPN 3 Koto XI Tarusan diperoleh informasi bahwa rendahnya hasil belajar matematika siswa disebabkan karena siswa kurang serius dan siswa kurang aktif saat proses pembelajaran. Hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas VIII SMPN 3 Koto XI Tarusan, siswa beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang kurang menarik dan membosankan sehingga siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran matematika di kelas.
Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tenik kepala bernomor (Numbered Head). Model teknik kepala bernomor (Numbered Head) merupakan salah satu metode yang dapat membantu guru dalam mengelola kelompok belajar, agar siswa lebih aktif berkomunikasi baik dengan guru maupun siswa lainya.
Selain itu metode ini juga dapat meningkatkan rasa tanggungjawab terhadap kelompok dan dirinya sendiri. Lie (2010: 59) menyatakan
"Teknik Kepala Bernomor (Numbered Head) ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja mereka”.
Sehubungan dengan uraian di atas, pembelajaran aktif tipe Teka- Teki Silang juga merupakan salah satu cara untuk memotivasi siswa dalam belajar karena pembelajaran aktif tipe Teka-Teki Silang lebih menarik dan merupakan salah satu variasi strategi pembelajaran bagi siswa agar tidak bosan dalam belajar.
Pelaksanaan pembelajaran aktif tipe Teka-Teki Silang ini, dimulai dengan guru memberikan lembaran teka-teki silang yang berisi pertanyaan- pertanyaan, sesuai dengan materi pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya. Silberman (2007 : 246):
“Teka-Teki Silang dapat diselesaikan secara individu atau secara tim”.
Dalam penelitian ini pelaksanaan pembelajaran aktif tipe Teka-Teki Silang dilakukan oleh siswa secara tim atau berkelompok dengan menggunakan teknik kepala bernomor (Numbered Head).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor (Numbered Head) disertai pembelajaran aktif tipe teka-teki silang lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa Kelas VIII SMPN 3 Koto XI Tarusan.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh D.
Repika Astriani (2009) dengan judul
“Pengaruh Hasil Belajar Matematika Menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe Teka-Teki Silang Dengan Pembelajaran konvensional Pada
3 Siswa Kelas VII SMPN 1 Curup Timur”. Berdasarkan penelitian ini, hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 1 Curup Timur yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe teka-teki silang lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Apriyoni (2015) dengan judul “Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head terhadap kemampuan bernalar dan berkomunikasi matematis siswa kelas XI IPS SMA PGRI 1 padang”.
Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah kemampuan bernalar dan berkomunikasi Tipe pembelajaran Numbered Head lebih baik dari pada pembelajaran konvensional.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester ganjil dikelas VIII Tahun Pelajaran 2016/2017 di SMPN 3 Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan pada tanggal 18 November 2016 sampai tanggal 03 Desember 2016.
Jenis penelitian adalah eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek.
Variabel bebas yaitu variabel yang diperkirakan berpengaruh terhadap variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor (Numbered Head) disertai Pembelajaran Aktif Tipe Teka-Teki Silang dan pembelajaran konvesional dikelas kontrol. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa
setelah diberi perlakuan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor (Numbered Head) Disertai Pembelajaran Aktif Tipe Teka-Teki Silang kelas VIII SMPN 3 Koto XI Tarusan.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 3 Koto XI Tarusan yang terdaftar pada Tahun Pelajaran 2016/2017. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak, sampel yang terpilih yaitu kelas VIII.4 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.5 sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian adalah tes akhir yang berbentuk esai.
Berdasarkan analisis soal dan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh r11= 0, 834 dan rtabel
= 0,388. Karena r11 > rtabel bearti soal realibel. Teknik analisis data dalam pengujian hipotesis menggunakan uji t. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan setelah melakukan tes akhir pada kelas sampel dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Perhitungan Rata-rata ( ), Simpangan Baku (s), Skor Tertinggi (xmaks) dan Skor Terendah (xmin) Pada Kelas Sampel.
Kelas Sampel
S Xmax Xmin
Eksperimen 64,7 23,34 100 20 Kontrol 49,8 23,84 85 11 Berdasarkan Tabel 1 memperlihatkan nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari pada nilai rata-rata siswa pada kelas kontrol. Kelas sampel berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen, maka untuk uji hipotesis digunakan uji t dengan rumus statistik diperoleh
4
dengan , karena
, maka tolak dan terima sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor (Numbered head) disertai pembelajaran aktif tipe teka-teki silang lebih baik dari pada hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 3 koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan.
1 Proses Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor (Numbered Head) Disertai Pembelajaran Aktif Tipe Teka- teki Silang.
Pembelajaran kooperatif dengan model teknik kepala bernomor (Numbered Head) disertai pembelajaran aktif tipe teka-teki silang diterapkan pada kelas eksperimen. Pembelajaran diawali dengan guru menjelaskan materi pelajaran serta memberikan contoh soal. Guru memberikan kesempatan kepada siswa bertanya jika ada materi yang kurang dipahami. Kemudian guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen berdasarkan kemampuan akademis serta memberikan nomor kepala kepada masing- masing anggota kelompok.
Setelah siswa duduk berkelompok guru memberikan lembaran soal latihan yang akan didiskusikan dalam kelompok masing-masing.
Hasil diskusi kelompok dituliskan pada kertas yang yang disediakan oleh guru. Setelah diskusi selesai
guru akan menunjuk kelompok dan nomor kepala secara acak untuk mewakili kelompoknya dan menjawab soal latihan yang diberikan serta menjelaskan jawabannya kepada kelompok lain didepan kelas. Pada pertemuan pertama kelompok yang terpilih yaitu B3 yang bearti kelompok B no kepala 3. Berikut lembar jawaban kelompok B untuk soal no 1 pada gambar 1.
Gambar 1. Lembar jawabana diskusi kelompok B3.
Setelah tahap itu selesai maka sebagai evaluasi sebelum pembelajaran selesai guru memberikan soal teka-teki silang yang sama dan setiap kelompok menyelesaikan dengan batas waktu yang telah ditentukan. Pada pertemuan pertama jawaban teka- teki silang dapat dilihat pada gambar 2 berkut.
Gambar 2. Lembar jawaban Teka- teki silang.
5 Setelah waktu yang ditentukan habis setiap kelompok mengumpulkan hasil jawabannya kemeja guru dan guru memeriksa semua jawaban dari setiap kelompok. Guru memberikan hadiah kepada kelompok terbaik yang telah menjawab soal teka- teki silang tepat waktu.
2 Pembelajaran Konvensional Pada Kelas kontrol
Pada kelas kontrol proses pempelajaran yang diterapkan yaitu pembelajaran konvensional.
Poses pembelajaran dikelas kontrol juga dilakukan tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama diawali guru menjelaskan materi pelajaran secara garis besar dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab serta memberikan beberapa contoh soal sambil siswa memperhatikan buku paketnya masing-masing.
Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran ada beberapa
siswa yang tidak
memperhatikannya dan mereka mala mengganggu teman disampingnya belajar, sehingga guru memperingatkan dan menasehati agar siswa serius dalam memperhatikan guru menjelaskan materi di depan kelas. Setelah selesai menjelaskan materi guru memberikan kesempatan kepada siswa bertanya tentang materi dan contoh soal yang kurang dipahami. Selanjutnya setelah guru selesai menjelaskan materi
guru memberikan soal latihan kepada siswa dan siswa mengerjakan soal tersebut secara individu.
Saat mengerjakan latihan banyak siswa yang tidak mengerjakannya, rata-rata yang mengerjakan latihan hanya siswa berkemampuan tinggi dan siswa yang lainnya hanya menyalin pekerjaan temannya saja. Setelah selesai mengerjakan latihan guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari dan mengerjakan tugas yang diberikan guru dirumah.
Berdasarkan tes akhir dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor (Numbered head) disertai pembelajaran aktif tipe teka-teki silang lebih baik dari pada hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional, dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 3. Lembar jawaban siswa kelas eksperimen.
Pada gambar 3 untuk soal no.2 memahami teorema pytaghoras dalam menentukan panjang sisi
6 segitiga siku-siku yang tidak diketahui siswa pada kelas eksperimen sudah bisa menjawab dengan benar dan sesuai konsep.
Gambar 4. Lembar jawaban siswa kelas kontrol.
Sedangkan pada gambar 4 untuk soal no.2 pada indikator memahami teorema pytaghoras dalam menentukan panjang sisi segitiga siku-siku yang tidak diketahui telihat bahwa siswa pada kelas kontrol belum bisa menjawab dengan benar dan belum sesuai konsep yang hasil akhirnya seharusnya 5 bukan .
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan Pembelajaran Kooperatif dengan model teknik kepala bernomor (Numbered Head) disertai pembelajaran aktif tipe teka- teki silang lebih baik dari pada hasil belajar metematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 3 Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan.
Sesuai dengan penelitian, ada beberapa saran yang perlu dikemukakan sebagai berikut :
1 Diharapkan kepada guru bidang studi matematika SMPN 3 Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan untuk dapat mencoba menerapkan pembelajaran kooperatif dengan model teknik kepala bernomor (Numbered Head) disertai pembelajaran aktif tipe teka-teki silang dalam proses pembelajaran matematika.
2 Walaupun Penelitian ini sudah memberikan hasil seperti yang diharapkan, namun peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti kembali pada sekolah dan materi yang berbeda
DAFTAR PUSTAKA
Apriyoni (2015). “ Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Terhadap Kemampuan Bernalar Dan Berkomunikasi Matematis Siswa Kelas XI IPS SMA PGRI 1. Skripsi.
Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat.
Astriani, D. Repika. (2009).
“Pengaruh Hasil Belajar Matematika Menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe teka-Teki Silang Dengan Pembelajaran Biasa Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Curup Timur”. Skripsi.
Padang: Universitas Bung hatta.
Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo.
Penulis, Tim. (2013). Pedoman Penulisan Skripsi. Padang : STKIP PGRI Sumatera Barat.
Silberman (2007). Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani dan Yappendis.