M A N A J E M E N K E U A N G A N L A N J U T A N
O l e h :
Derivatif dan lindung nilai risiko KELOMPOK 2
1) Muhammad Akbar (24.1.09.36.0587) 2) Abdurrahman Alatas (24.1.09.36.0588) 3) Ninik Hayatin (24.1.09.36.0553) 4) Wahyu Trisulawati (24.1.09.36.0557) 5) Salma Diana (24.1.09.36.0586) 6) Asri Nariswari (24.1.09.36.0570)
7) Teddy (24.1.09.36.0578)
P P A K S T I E S I A A N G K A T A N 3 6
PT Maju Jaya adalah sebuah perusahaan Indonesia yang akan menerima pembayaran sebesar USD 1,000,000 dari mitra dagangnya di Amerika Serikat 3 bulan mendatang. Saat ini, nilai tukar spot adalah IDR 15,000/USD, dan PT Maju Jaya khawatir nilai tukar rupiah akan melemah terhadap dolar AS. Untuk mengelola risiko kurs, PT Maju Jaya memutuskan untuk melakukan kontrak forward dengan bank.
Informasi tambahan
a. Forward rate untuk 3 bulan ke depan adalah IDR 15,300/USD.
b. Biaya transaksi forward adalah IDR 10 juta.
c. Prediksi nilai tukar spot pada akhir 3 bulan adalah IDR 15,500/USD.
Pertanyaan:Berapa jumlah rupiah yang akan diterima PT Maju Jaya jika:
a. Menggunakan kontrak forward?
b. Tidak menggunakan kontrak forward dan menjual dolar di pasar spot 3 bulan mendatang?
•
•
•
•
•
•
•
Kontrak yang mewajibkan pihak pembeli (long) untuk membeli dan pihak penjual (short) untuk menjual sejumlah aset tertentu pada harga yang sudah disepakati, untuk tanggal tertentu di masa depan.
Kamis, 19 September Jumat, 20 September Senin, 23 September Delivery
(pemberitahuan dikirimkan hari Senin)
Harga Penutupan Rp65.000 Rp62.000 Rp70.000
Pembeli Pembeli membeli future contract pada harga Rp65.000
Pembeli membayar Rp3.000/kg ke lembaga kliring berjangka dalam 1 hari kerja
Pembeli menerima Rp8.000/kg dari lembaga kliring berjangka dalam 1 hari kerja
Pembeli membayar Rp70.000/kg dan akan menerima kopi Arabika dalam 1 hari kerja
Uang yang dibayarkan sebesar –Rp65.000 (=-Rp3.000 + Rp8.000 – Rp70.000) sama dengan jika pembeli futures membeli forward contract dengan harga Rp65.000/kg.
Penjual Penjual menjual
futures contract
pada harga Rp65.000
Penjual menerima Rp3.000/kg dari lembaga kliring berjangka dalam 1 hari kerja
Penjual membayar Rp8.000/kg ke
lembaga kliring berjangka dalam 1 hari kerja
Penjual menerima Rp70.000/kg dan mengirimkan kopi Arabika dalam 1 hari kerja
Uang yang dibayarkan sebesar Rp65.000 (=Rp3.000 - Rp8.000 + Rp70.000) sama dengan jika pembeli futures membeli forward contract dengan harga Rp65.000/kg.
LINDUNG NILAI
Lindung nilai (hedging) adalah strategi yang digunakan untuk mengurangi risiko kerugian finansial yang diakibatkan oleh fluktuasi harga, nilai tukar mata uang, suku bunga, dan harga
komoditas.
STRATEGI LINDUNG NILAI
Short
Hedge Long
Hedge
Interest rate future contracts
Apa Itu Kontrak Berjangka Suku Bunga?
Instrumen derivatif keuangan yang memungkinkan pelaku pasar melindungi risiko atau berspekulasi pada pergerakan suku bunga
Biasanya berbasis instrumen utang seperti obligasi pemerintah, surat utang, atau suku bunga jangka pendek.
Kontrak yang terstandarisasi dan diperdagangkan di bursa
Fitur Utama
Aset Dasar: Instrumen suku bunga seperti obligasi atau suku bunga pasar uang.
Ukuran Kontrak: Tetap dan terstandarisasi (misalnya, $1 juta untuk kontrak berjangka Eurodollar).
Tanggal Kedaluwarsa: Ditetapkan oleh bursa.
Kutipan Harga: Berdasarkan 100 dikurangi suku bunga.
1
2
3
4
Interest rate future contracts (LANJUTAN)
Cara Kerjanya :
Membeli atau Menjual: Pelaku pasar mengambil posisi berdasarkan ekspektasi suku bunga 1.
2.
3.
4.
Pergerakan Harga: Harga naik saat suku bunga turun, dan sebaliknya.
Penyelesaian: Bisa dilakukan secara tunai atau memerlukan pengiriman aset dasar.
Margin: Dibutuhkan margin awal dan margin pemeliharaan
Interest rate future contracts (LANJUTAN)
Mengapa Menggunakan Kontrak Berjangka Suku Bunga
Lindung Nilai: Melindungi dari pergerakan suku bunga yang merugikan 1.
2.
3.
4.
Spekulasi: Mendapatkan keuntungan dari perubahan suku bunga yang diantisipasi.
Likuiditas: Likuiditas tinggi karena sifatnya yang terstandarisasi.
Transparansi: Diperdagangkan di bursa yang teregulasi.
Contoh: Mengunci biaya pinjaman.
Interest rate future contracts (LANJUTAN)
Contoh Transaksi
Skenario: Sebuah perusahaan memperkirakan suku bunga akan naik dalam 6 bulan.
1.
2. Tindakan: Membeli kontrak berjangka suku bunga untuk mengunci suku bunga saat ini.
Hasil :
Jika suku bunga naik, keuntungan dari kontrak berjangka mengimbangi biaya pinjaman yang lebih tinggi.
Jika suku bunga turun, mungkin terjadi kerugian pada kontrak berjangka tetapi mendapat manfaat dari biaya pinjaman yang lebih rendah
Interest rate future contracts (LANJUTAN)
Contoh Nyata
Skenario: Sebuah perusahaan memperkirakan suku bunga akan naik dalam 6 bulan.
Untuk melindungi risiko kenaikan suku bunga, bank menjual kontrak berjangka Treasury Note
Hasil :
ika suku bunga naik, kerugian pada aset tetap akan diimbangi oleh keuntungan dari kontrak berjangka.
Jika suku bunga turun, keuntungan pada aset tetap lebih besar, meskipun ada kerugian pada kontrak berjangka
Sebuah bank memiliki aset dengan suku bunga tetap tetapi kewajiban dengan suku bunga mengambang
Kasus :
Interest rate future contracts (LANJUTAN)
Risiko yang Terlibat :
Risiko Pasar: Pergerakan suku bunga bisa tidak terduga.
1.
2.
3.
4.
Risiko Leverage: Memperbesar keuntungan dan kerugian.
Risiko Likuiditas: Beberapa kontrak mungkin memiliki aktivitas pasar yang rendah.
Margin Call: Jika pasar bergerak tidak sesuai, diperlukan setoran margin tambahan.
Kontrak Berjangka Suku Bunga yang Populer
Eurodollar Futures: Berdasarkan LIBOR USD 3 bulan.
1.
2.
3.
4.
Treasury Futures: Berdasarkan surat utang pemerintah AS (misalnya, T-bonds, T-notes).
SOFR Futures: Berdasarkan Secured Overnight Financing Rate.
Euribor Futures: Berdasarkan Euro Interbank Offered Rate.
Interest rate future contracts (LANJUTAN)
Ringkasan :
Kontrak berjangka suku bunga adalah alat penting untuk manajemen risiko dan spekulasi.
1.
2.
3.
Memahami mekanisme dan risikonya sangat penting untuk penggunaannya yang efektif Populer di kalangan institusi keuangan, perusahaan, dan pedagang individu
Lindung Nilai Duration Starbucks berkomitmen pada prinsip:
Contoh Lindung Nilai Duration
Lindung nilai duration adalah teknik manajemen risiko keuangan yang digunakan untuk melindungi portofolio dari perubahan suku bunga dengan menyesuaikan sensitivitas portofolio tersebut terhadap perubahan suku bunga. Teknik ini dilakukan dengan memperhitungkan duration, yaitu ukuran rata-rata waktu tertimbang untuk menerima arus kas dari aset atau kewajiban keuangan
Misalkan sebuah perusahaan memiliki portofolio obligasi dengan duration 7 tahun dan mereka khawatir bahwa kenaikan suku bunga akan menurunkan nilai portofolio tersebut. Untuk melindungi portofolio ini, perusahaan dapat melakukan lindung nilai dengan
Menggunakan kontrak futures obligasi 1.
Menyesuaikan komposisi portofolio 2.
Menggunakan instrumen derivatif lain 3.
Lindung Nilai Duration Ilustrasi Numerik
• Portofolio aset perusahaan bernilai Rp100 miliar dengan duration 7 tahun
• Nilai kontrak futures obligasi adalah Rp1 miliar per kontrak, dengan duration 5 tahun
Untuk mengurangi duration efektif portofolio, perusahaan perlu menjual sejumlah kontrak futures:
Jumlah kontrak yang diperlukan = Nilai portofolio×Duration portofolio Nilai kontrak futures×Duration futures
= 100 x 7 1 x 5
= 140
Dengan menjual 140 kontrak, perusahaan mengurangi eksposur terhadap perubahan suku bunga.
SWAP CONTRACTS
Perjanjian antara dua pihak untuk menukar serangkaian arus kas atau kewajiban keuangan di masa depan, berdasarkan ketentuan yang telah disepakati sebelumnya. Swap digunakan untuk mengelola risiko, seperti fluktuasi suku bunga, nilai tukar mata uang, harga komoditas, atau risiko lainnya yang dapat mempengaruhi hasil finansial.
Interest Rate Swap 1.
Currency Swap 2.
Commodity Swap 3.
Credit Default Swap (CDS) 4.
A
SWAP CONTRACTS
Swap contracts sering digunakan oleh perusahaan dan lembaga keuangan untuk melindungi (hedge) terhadap risiko yang dapat mempengaruhi hasil finansial mereka. Misalnya, sebuah perusahaan yang meminjam dana dengan tingkat bunga mengambang mungkin akan menggunakan interest rate swap untuk mengganti pembayaran bunga mengambang dengan bunga tetap, sehingga melindungi dirinya dari kemungkinan kenaikan suku bunga di masa depan.
Bagaimana Swap Contracts Digunakan untuk Lindung Nilai Risiko (Hedging)?
Contoh Kasus
Interest Rate Swap untuk Lindung Nilai Risiko Suku Bunga
Perusahaan ABC adalah sebuah perusahaan manufaktur yang baru saja meminjam dana sebesar Rp 200 miliar dari bank dengan bunga variabel (floating rate) yang terkait dengan suku bunga LIBOR + 3%. Meskipun suku bunga saat ini relatif rendah, manajemen perusahaan khawatir jika suku bunga LIBOR naik di masa depan, maka beban bunga mereka akan meningkat secara signifikan, yang dapat mempengaruhi arus kas dan profitabilitas perusahaan.
Solusi: Interest Rate Swap
Untuk mengurangi ketidakpastian tersebut, Perusahaan ABC memutuskan untuk melakukan Interest Rate Swap (IRS) dengan sebuah bank. Dalam swap ini, Perusahaan ABC sepakat untuk membayar bunga tetap sebesar 6% per tahun kepada bank, sementara bank akan membayar bunga yang terkait dengan suku bunga LIBOR + 3%. Dalam hal ini, suku bunga tetap yang dibayar oleh Perusahaan ABC lebih rendah dari potensi biaya bunga variabel jika LIBOR meningkat.
SWAP CONTRACTS
Hasil :
• Jika LIBOR tetap rendah (misalnya 3%), perusahaan membayar 6% (lebih tinggi dari bunga variabel), dan bank membayar LIBOR + 3% (6%), tetapi swap memberikan kepastian biaya yang lebih stabil.
• Jika LIBOR naik (misalnya menjadi 6%), perusahaan hanya perlu membayar 6% yang tetap, sementara bank akan membayar bunga yang lebih tinggi, memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Keuntungan bagi Perusahaan ABC:
• Perlindungan terhadap risiko suku bunga: Perusahaan memastikan bahwa beban bunga mereka tidak akan melebihi tingkat yang telah disepakati (6%), meskipun LIBOR meningkat.
• Kepastian arus kas: Dengan bunga tetap, perusahaan dapat merencanakan pengeluaran bunga dengan lebih baik dan menghindari fluktuasi yang dapat mengganggu perencanaan keuangan.
Contoh Kasus (Lanjutan)
Interest Rate Swap untuk Lindung Nilai Risiko Suku Bunga
Derivatif
Derivatif
Adalah instrumen keuangan yang nilainya berasal dari aset lain, yang disebut sebagai aset acuan. Penggunaan derivatif sangat luas dalam dunia keuangan dan bisnis, terutama untuk manajemen risiko, spekulasi, dan arbitrase
Derivatif
Jenis-Jenis Derivatif
1. Kontrak Berjangka (Futures)
Kesepakatan antara dua pihak untuk membeli atau menjual aset pada tanggal dan harga tertentu di masa depan.
Karakteritik Kontrak Berjangka (Futures)
•Diperdagangkan di bursa yang terorganisir
•Memiliki spesifikasi kontrak yang standar
•Diselesaikan melalui mekanisme kliring bursa
•Memerlukan margin awal dan margin pemeliharaan
•Dapat ditutup sebelum jatuh tempo dengan posisi berlawanan
Derivatif
2. Kontrak Opsi ( Options)
Memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pembeli untuk membeli atau menjual aset pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu
Karakteristik Kontrak Opsi
•Memerlukan pembayaran premi di awal
•Memberikan fleksibilitas kepada pemegang opsi
•Dapat diperdagangkan di bursa atau OTC
•Memiliki potensi keuntungan tak terbatas dengan risiko terbatas
Derivatif
3.Kontrak Tukar (Swap)
Kesepakatan antara dua pihak untuk saling menukar aliran kas atau nilai aset dalam jangka waktu tertentu.
Karakteristik Swap
•Bersifat over-the-counter (OTC)
•Jangka waktu kontrak umumnya lebih dari 1 tahun
•Melibatkan pertukaran arus kas secara periodik
•Dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik
Derivatif
4. Kontrak Serah (Forward)
Mirip dengan futures, tetapi disepakati secara individual antara dua pihak dan tidak terstandarisasi seperti futures.
Karakteritik Kontrak Forward
•Diperdagangkan secara bilateral antar pihak
•Spesifikasi kontrak dapat disesuaikan (customized)
•Tidak memerlukan margin
•Risiko kredit ditanggung oleh masing-masing pihak
•Umumnya diselesaikan pada saat jatuh tempo
Derivatif
Manfaat derivatif
Meskipun sering dianggap berisiko tinggi, transaksi Derivatif memiliki bebrappa manfaat:
•Lindung Nilai (Hedging): Melindungi nilai aset dari fluktuasi harga yang tidak diinginkan.
•Spekulasi: Memungkinkan investor untuk mengambil posisi berdasarkan prediksi pergerakan harga.
•Arbitrase: Memanfaatkan perbedaan harga antara pasar untuk mendapatkan keuntungan tanpa risiko
Derivatif
Risiko Transaksi Derivatif
1.Risiko Pasar .
Risiko pasar terkait dengan pergerakan harga aset acuan yang tidak menguntungkan.
Karakteristik risiko pasar pada derivative 2. Risiko Kredit/Counterparty
Risiko kredit adalah risiko bahwa pihak lawan transaksi tidak dapat memenuhi
kewajibannya. Pada transaksi derivatif OTC, risiko kredit menjadi perhatian utama:
3. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas terkait dengan kemampuan untuk menutup posisi derivatif tanpa mempengaruhi harga pasar secara signifikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi likuiditas derivatif:
Derivatif
4. Risiko Operasional
Risiko operasional mencakup berbagai risiko terkait proses internal, sistem, dan sumber daya manusia dalam pengelolaan transaksi derivatif:
5. Risiko Hukum dan Regulasi
Risiko hukum dan regulasi terkait dengan perubahan peraturan atau ketidakpastian dalam penegakan kontrak derivatif:
Kesimpulan
Secara keseluruhan, derivatif adalah alat penting dalam manajemen risiko keuangan yang memungkinkan individu dan perusahaan untuk mengelola eksposur mereka terhadap perubahan harga di pasar. Dengan memahami berbagai jenis dan fungsinya, pelaku pasar dapat menggunakan derivatif secara efektif sesuai kebutuhan investasi mereka
Derivatif
Contoh Aset Derivatif Dasar
Derivatif mencakup berbagai aset yang bisa menjadi dasar dari kontrak derivatif. Berikut beberapa contoh aset yang sering digunakan sebagai dasar dari derivatif:
1.Saham: Kontrak derivatif seperti opsi saham atau kontrak berjangka saham menggunakan saham individual atau indeks saham sebagai aset dasarnya.
2.Komoditas: Bahan mentah seperti minyak, emas, tembaga, atau hasil pertanian seperti gandum dan kopi sering digunakan dalam kontrak derivatif komoditas.
3.Mata Uang: Pasangan mata uang seperti EUR/USD, GBP/JPY, atau USD/JPY digunakan dalam kontrak derivatif mata uang untuk spekulasi atau lindung nilai (hedging) terhadap fluktuasi nilai tukar.
Derivatif
4.Suku Bunga: Kontrak derivatif dapat menggunakan suku bunga sebagai aset dasar, misalnya untuk mengelola risiko terkait perubahan suku bunga.
5.Indeks Saham: Derivatif dapat merujuk pada nilai dari indeks saham tertentu seperti S&P 500, Nikkei 225, atau FTSE 100.
6.Obligasi: Obligasi pemerintah atau perusahaan dapat digunakan sebagai aset dasar untuk kontrak derivatif, seperti obligasi swap suku bunga.
7.Futures dan Options: Kontrak berjangka (futures) dan opsi (options) dapat dibuat berdasarkan hampir semua jenis aset, dari saham hingga komoditas, mata uang, atau indeks.
Derivatif
Contoh Kasus 1 : Spekulasi dengan Opsi Saham
Kasus: Investor C percaya bahwa harga saham perusahaan X akan naik dalam 3 bulan ke
depan. Namun, ia tidak ingin langsung membeli saham tersebut karena risikonya lebih tinggi.
Solusi: Investor C membeli call option saham perusahaan X dengan harga strike Rp10.000
per saham. Opsi ini memberikan hak (bukan kewajiban) untuk membeli saham tersebut pada harga Rp10.000 dalam 3 bulan ke depan.
Hasil:
1.Jika harga saham perusahaan X naik menjadi Rp12.000, investor C dapat menggunakan opsi untuk membeli saham seharga Rp10.000 dan menjualnya di pasar dengan keuntungan Rp2.000 per saham (dikurangi biaya opsi).
2.Jika harga saham turun di bawah Rp10.000, investor C dapat memilih untuk tidak menggunakan opsi, sehingga kerugian maksimalnya hanya sebesar biaya premi opsi.
Derivatif
Contoh Kasus 2 : Lindung Nilai terhadap Resiko Nilai Tukar
Kasus: Perusahaan A adalah eksportir Indonesia yang mengekspor barang ke Amerika Serikat dan menerima pembayaran dalam USD. Nilai tukar USD terhadap IDR berfluktuasi, sehingga perusahaan khawatir terhadap risiko penurunan nilai tukar yang dapat mengurangi nilai pendapatan dalam IDR.
Solusi: Perusahaan A menggunakan kontrak forward sebagai derivatif untuk melindungi nilai tukarnya. Dalam kontrak forward, perusahaan menyepakati untuk menjual USD dengan kurs tertentu pada waktu yang telah disepakati di masa depan. Dengan cara ini, perusahaan dapat mengunci nilai tukar yang stabil.
Hasil: Jika nilai tukar USD/IDR turun pada waktu pembayaran, perusahaan tidak terkena dampak karena telah mengunci nilai tukar sebelumnya. Jika nilai tukar naik, perusahaan tetap harus menukar USD sesuai dengan kurs yang telah disepakati dalam kontrak forward.