• Tidak ada hasil yang ditemukan

BEST PRACTICE MENGGUNAKAN METODE STAR (SITUASI, TANTANGAN, AKSI, REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK)

N/A
N/A
ujank rosid

Academic year: 2024

Membagikan "BEST PRACTICE MENGGUNAKAN METODE STAR (SITUASI, TANTANGAN, AKSI, REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BEST PRACTICE

MENGGUNAKAN METODE STAR

(SITUASI, TANTANGAN, AKSI, REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK)

Disusun Oleh :

MASNA ROSADI

NIMPPG . PPG24003027169

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM JABATAN BIDANG STUDI BAHASA INGGRIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH SORONG 2023

(2)

Lokasi SMK Muhammadiyah Salawati

Tujuan yang ingin dicapai

Meningkatkan motivasi belajar speaking siswa kelas x multimedia dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning dalam materi suggestion dan offering

Penulis Masna Rosadi

Tanggal 03 Februari 2024

Situasi:

Dari hasil analisis penulis terkait Motivasi peserta didik yang rendah dalam pembelajaran bahasa Inggris, di kelas x

multimedia yang terdiri dari 20 siswa, sering terlihat peserta didik yang kurang antusias ketika mengikuti kegiatan belajar bahkan ada beberapa siswa yang terlihat kurang konsentrasi.

Hal tersebut sedikit banyak mempengaruhi hasil belajar dari peserta didik. Hasil belajar peserta didik menjadi kurang maksimal terlihat dari capaian nilai yang masih kurang.

Praktik ini dinilai perlu dilakukan, karena penulis sebagai guru merasa harus mencari solusi dan memperbaiki keadaan yang ada agar menjadi lebih baik. Bagaimana pun

pembelajaran yang diampu memiliki tujuan akhir yang harus tercapai dengan maksimal. Secara kasat mata penulis

mengidentifikasi bahwa motivasi siswa yang rendah dalam pembelajaran bahasa inggris khususnya speaking disebabkan oleh kondisi siswa dan bahkan kurang menariknya pengajaran yang penulis sampaikan atau terkesan monoton.

Idelanya strategi pembelajaran diharapkan dapat menarik perhatian siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajarnya terhadap pelajaran Bahasa Inggris. Jika siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi maka siswa akan lebih giat dan lebih tekun untuk belajar (Baidowi et al., 2021).

Situasi inilah yang mendorong penulis untuk melakukan praktik ini dengan harapan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

Tantangan : Tantangan yang dihadapi penulis dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris antara lain;

1. Penulis belum komprehensif memahami model- model pembelajaran inovatif dan variatif untuk diterapkan didalam kelas.

2. Siswa masih ada yang minim dalam Penguasaan vocabulary

(3)

3. Sarana dan prasarana sekolah yang terbatas untuk menunjuang penggunaan media pembelajaran berbasis IT.

Aksi : Penulis melakukan beberapa strategi untuk menghadapi tantangan yang ada, diantaranya:

1. Melakukan kajian teori dan wawancara pakar mengenai

model-model pembelajaran inovatif yang bisa saya sesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik sehingga dapat diterapkan di kelas.

2. Melakukan pendekatan kepada siswa yang mengalami masalah belajar, terutama yang masih minimnya Penguasaan vocabulary mereka.

3. Melakukan diskusi dengan pihak sekolah tentang pengadaan atau penambahan sarana yang dapat menunjang penulis dalam menyampaiakan pembelajaran yang berbasis IT.

Dari beberapa strategi yang penulis lakukan, aksi nyata yang penulis coba terapkan didalam pembelajaran bahasa inggris adalah dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning dalam materi suggestion dan offering.

Menurut Gunawan dkk (2022) dalam jurnalnya menyebutkan bahwa Guru dapat meningkatkan aktivitas anak didiknya melalui pembelajaran yang berbasis masalah dan penemuan.

Untuk ini maka perlu adanya strategi pembelajaran yang sesuai. Pembelajaran berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran yang mengacu pada suatu cara untuk

mempertanyakan, mencari pengetahuan, informasi, mempelajari suatu gejala dan memecahkan suatu masalah.

Adapun langkah-langkah model pembelajaran PBL yaitu, orientasi siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan

menganalisis serta mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Penulis menggunakan media pembelajaran berbasis IT dengan menayangkan video dari laptop dan diproyeksikan dengan infokus sehingga siswa dapat menyaksikan tayangan audio visual tersebut. Selain itu, untuk menunjang

pembelajaran yang kreatif, kolaboratif, komunikatif dan berfikir kritis, penulis mengarahkan peserta didik untuk belajar berkelompok dengan pembagian anggota kelompok yang heterogen. Kelompok dibagi menjadi 5, dimana penulis telah menunjuk 5 orang dengan kemampuan yang lebih baik untuk menjadi kapten dari kelompoknya. Kemudian secara

(4)

bergantian kapten kelompok memilih satu persatu temannya untuk menjadi anggota kelompok. Dalam hal ini, penulis mencoba mananamkan jiwa kepemimpinan dan berani bertanggung jawab ketika mengambil keputusan, diharapkan setiap siswa yang ditunjuk pun bisa lebih bertanggungjawab dan menghargai keputusan yang telah diambil oleh temannya.

Setelah semua siswa mendapatkan kelompoknya, penulis mulai mengarahkan pembelajaran secara kontekstual

menyesuaikan materi ajar dengan hal-hal yang erat kaitannya dengan kehidupan peserta didik. Mereka dituntut untuk menemukan sendiri materi pembelajaran yang biasanya selalu dijelaskan oleh penulis dengan metode ceramah. Peserta didik akan mengalami pembelajaran yang berbeda dimana mereka mencari solusi terkait permasalahan yang dikemukaan diawal pembelajaran.

Penulis mengarahkan peserta didik untuk memilih gambar yang menunjukan suatu kejadian untuk dibuat dialog terkait . kejadian didalamnya yang berisi suggestion dan offering .Setelah itu peserta didik akan berdiskusi dengan

kelompoknya membuat isi dialognya. Dengan berdiskusi kelompok, penulis menilai keaktifan setiap peserta didik dan sejauh apa kontribusi dari setiap siswa bagi kelompoknya dalam menuangkan ide dan gagasan, baik saat collecting data maupun ketika presentasi di depan kelas dengan berdialog.

Hingga diakhir pembelajaran penulis memberikan apresiasi dan reward atas kemampuan mereka menyusun dialog walaupun masih sangat sederhana . Penulis memberikan penguatan mengenai materi untuk melengkapi pemahaman yang siswa dapatkan dari rangkaian kegiatan yang telah mereka lalui.

Refleksi Hasil dan dampak Setelah melakukan aksi, penulis mendapati bahwa

pembelajaran menggunakan model PBL sangat efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran dikelas X Multimedia dengan materi suggestion dan offering. Indikator dari keefektifan model pembelajaran ini adalah dapat dilihat hampir semua siswa terlihat antusias saat pembelajaran. Hasil penilaian sikap yang penulis lakukan selama memonitor siswa dalam pembelajaran secara berkelompok, semua siswa tampak aktif berkontribusi bagi kelompoknya, juga terlihat antusias karena merasa berkompetisi dan ingin lebih baik dari kelompok yang lain. Mereka berkolaborasi baik dengan kelompoknya, bertanggung jawab dengan job descriptionnya masing- masing. Ketika menyajikan hasil diskusinya, mereka dilatih untuk mampu berkomunikasi dengan menanggapi masukan atau pertanyaan kelompok lain, walupun belum begitu mampu menyampaikan dengan bahasa Inggris yang baik dan benar, namun mereka terlihat antusias untuk merespon dan

(5)

menyampaikan ide dan gagasannya.

Pada tahap kegiatan refleksi peserta didik, sebagian besar merasa tertantang dengan pembelajaran model PBL karena mereka merasakan pengalaman belajar yang materinya sangat dekat dengan keseharian yang mereka alami, terlebih dengan adanya stimulus dari video diawal kegiatan .Hal ini membuat pembelajaran dan materi yang hendak disampaikan tampak real atau nyata.

Selain itu, nilai akhir dari semua peserta didik bisa dikatakan mencapai kriteria minumum karena peserta didik mampu menjawab dan menganalisis karakteristik dialog suggestion dan offering sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Adapun kendala yang nampak dari penerapan model

pembelajaran ini adalah waktu yang lumayan terpakai ketika penulis harus menyiapakan berbagai perangkat seperti laptop dan infocus yang akan digunakan untuk menyangkan media dan bahan ajar seperti video animasi dan slide power point.

Seandainya setiap kelas sudah tersedia perangkat tersebut, maka akan lebih memudahkan penulis dalam aksi ini.

Dari hasil pembelajaran ini, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL sangat efektif untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris materi suggestion dan offering.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Penerapan model cooperative learning tipe STAD sangat baik untuk meningkatkan hasil belajar bermain bolavoli siswa kelas X SMK Muhammadiyah 2 Muntilan Tahun

KONTEKSTUAL ( CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA ANTARA YANG MENGGUNAKAN METODE ACTIVE LEARNING DENGAN YANG MENGGUNAKAN METODE CERAMAH BERVARIASI PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X DI SMK PGRI

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar jurnal penyesuaian pada siswa kelas X Akuntansi SMK Muhammadiyah 2

Penerapan media pembelajaran W3Schools.com melalui Problem Based Learning efektif meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Teknik Komputer dan Informatika 4

Penelitian “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Dasar Desain Grafis Kelas X

“Implementasi Model Pembelajaran Blended Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Multimedia Siswa Kelas XI Multimedia 1 SMK Muhammadiyah 2 Klaten Utara”. Hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran problem based learning mampu meningkatkan hasil belajar ekonomi pada peserta didik kelas X IPS 3 SMA Muhammadiyah 3