• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAKTIKUM FT & FARKLIN RHINITIS ALERGI & BATUKS

N/A
N/A
Karillda Agnoin Wandha

Academic year: 2023

Membagikan "PRAKTIKUM FT & FARKLIN RHINITIS ALERGI & BATUKS"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIKUM FT &

FARKLIN

RHINITIS ALERGI &

BATUK

(2)

Anindya Dyah Ayu 20105011084 Afina Nurhasanah

20105011079

01

Ni’matul Ainiyah

20105011063 Marinda Cahya

20105011067

02

03 05

ANGOTA KELOMPOK

04

Galuh lita nanda

20105011077

(3)

KASUS

Skenario:

Anda adalah seorang apoteker di

PUSKESMAS sedang bertugas menyiapkan

permintaan obat berdasarkan resep pasien rawat

jalan sebagai berikut. Saat ini pasien

mengeluhkan batuk pilek,berdahak,tenggorokan

gatal, hidung tersumbat. Kondisi pasien saat ini

hamil 3 bulan.

(4)

Tuga s:

1. Lakukanlah skrining resep tersebut, tuliskan data dan informasi yang meliputi aspek administrasi, farmasetis dan klinis!

2. Temukan permasalahan yang

ada dalam resep tersebut dan

berikan penyelesaiannya

(5)

Skrining resep

Aspek

administratif

No. Uraian Kelengkapan

resep

Keterangan 1. Nama, umur, jenis

kelamin

Lengkap Nama : Ny. Pasien

Umur : 35 tahun 2. Berat badan dan Tinggi

badan pasien

Kurang lengkap BB : 70 kg TB : - 3. Nama, nomor ijin,

alamat dan paraf dokter

Lengkap dr. OSCE, Sp. PD

SIP :

055/DS.250/11.03/III/2019 Jl. Negeri No. 101, Kota 50000, Telp. 024-780000

4. Tanggal resep Lengkap Kota, 2 November 2023

5. Ruangan / unit asal resep

Tidak ada -

(6)

Skrining resep

Aspek farmasetik

No. Uraian Kelengkapan resep Keterangan

1. Nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan

Lengkap Loratadin 10 mg tab

GG 100 mg tab

Bromheksin 8 mg tab 2. Dosis dan jumlah

obat

Lengkap Loratadin 10 mg No. X

GG 100 mg No.X

Bromheksin 8 mg No.X

3. Stabilitas Tidak terdapat

permasalahan

- 4. Aturan dan cara

penggunaan

Lengkap Loratadin : S 3 dd 1 tab GG : S 3 dd 1 tab

Bromheksin : S 3 dd 1 tab

(7)

Skrining resep

Aspek klinis

N o

Uraian Kelengkap

an resep

Keterangan 1. Ketepatan indikasi,

dosis dan waktu penggunaan obat

Tidak tepat Indikasi sudah tepat, tapi dosis dan waktu penggunaan obat Loratadin tidak tepat. menurut MIMS, Loratadin 10 mg dapat dikonsumsi tidak lebih dari 10 mg dalam 1 hari.

2. Duplikasi pengobatan Tidak Tidak ada obat yang memiliki mekanisme aksi yang sama.

3. Alergi dan reaksi obat

yang tidak

dikehendaki (ROTD)

Belum diketahui

Belum dilaporkan adanya efek samping atau reaksi obat merugikan yang dialami pasien

(8)

Skrining resep

Aspek klinis

4. Kontraindikasi Ada GG pada ibu hamil termasuk

kategori C, dapat digunakan jika manfaat lebih besar daripada resiko

5. Interaksi obat Tidak Tidak ada obat yang

berinteraksi

(9)

Penyelesai an

masalah

1. Penyelesaian Permasalahan

▪ Dalam resep tertulis bahwa loratadine 10 mg

digunakan 3x sehari 1 tablet. Sedangkan

menurut MIMS, loratadine dikonsumsi tidak

lebih dari 10 mg dalam sehari, sehingga bisa

dikomunikasikan dengan dokter yang

memberikan resep agar menurunkan dosis

loratadine 10 mg menjadi 1 hari 1 tablet.

(10)

Penyelesai an

masalah

Menurut FDA, GG atau guaifenesin pada ibu

hamil termasuk kategori C, karena pada

trisemester pertama dapat meningkatkan

frekuensi hernia inguinalis dan cacat

kardiovaskular. GG dapat digunakan jika

manfaat yang dihasilkan lebih besar

dibandingkan resiko. Jadi, sebaiknya GG ini

tidak diresepkan untuk Ny. Pasien mengingat

resiko yang cukup besar ini.

(11)

Penyelesai an

masalah

Penggunaan bromheksin sebagai agen mukolitik

sudah cukup untuk mengatasi batuk berdahak

yang dialami pasien. Selain itu, menurut Wigle

(2006), tindakan non farmakologis untuk batuk

mungkin terbukti lebih efektif dan resikonya lebih

kecil bagi pasien daripada mengkonsumsi GG.

(12)

Penyelesai an

masalah

Sehingga lebih baiknya, pasien diedukasi

mengenai terapi non farmakologi untuk batuk

seperti banyak minum air putih, menghirup uap

air hangat, zat emoliensia seperti madu, permen

hisap pelega tenggorokan dan menghindari

pemicu batuk seperti debu, asap rokok,

makanan berminyak, minuman dingin (Ikawati,

2011).

(13)

Daftar pustaka

Ikawati, Zullies., 2011, Farmakoterapi Penyakit Sistem Syaraf Pusat, Bursa Ilmu, Yogyakarta.

MIMS, 2023, Loratadine,

https://www.mims.com/indonesia/drug/info/loratadine?mt ype=generic

diakses 30/10/2023

Wigle, Patricia R., 2006, Pregnancy and OTC Cough, Cold, and Analgesic Preparation,

https://www.uspharmacist.com/article/pregnancy-and-otc- cough-cold-and-analgesic-preparations

diakses 30/10/2023

(14)

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics and images by Freepik

TERIMAKA

SIH

Referensi

Dokumen terkait

Afrian (2008) dalam skripsinya menyatakan bahwa undur-undur dengan dosis 10 mg/Kg (dosis 2) bobot badan dapat menurunkan aktivitas ALT yang mendekati kondisi normal. Kelompok

berat badan, satu kali sehari. Untuk pengobatan awal diberikan 15 mg / kg berat badan, dan pengobatan lanjutan 25 mg per kg berat badan. Kadang kadang dokter juga memberikan 50 mg

Jika dibandingkan kontrol positif p=0,639>0,05 artinya dosis 100 mg/kg BB sudah memberikan efek yang berarti dalam menurunkan kadar glukosa darah dengan adanya

Pemberian kombinasi ekstrak umbi sarang semut (Myrmecodia pendens Merr. Juss) dosis 250 mg/kgBB tidak memberikan perbedaan bermakna dalam menurunkan kadar glukosa darah

Dosis bisoprolol untuk penderita dengan LFG 10 - 50 ml/menit adalah 75% dari dosis lazim.. Jadi regimen dosis bisoprolol untuk penderita tersebut menjadi 1,875-7,5 mg (1

- Itrakonazol per oral dengan dosis 1 x 200 mg sehari selama 5-7 hari (pada kasus kambuhan atau tidak reSOPnsive dengan terapi lainnya). Melakukan pendokumentasian UNIT

Pada dosis sedang (250 mg/kgBB) memberikan efek menurunkan kadar kolesterol total tikus cukup signifikan sebesar 26,99%, tetapi tidak lebih besar dari kontrol

Pada dosis 500 mg/60 kgBB memberikan kadar gula darah yang melebihi dari kontrol negatif, hal ini disebabkan oleh pada saat pemberian obat secara peroral, obat yang diberikan tidak