• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR JURUSAN USHULUDDIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR JURUSAN USHULUDDIN "

Copied!
130
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Kajian Pustaka

23 Laelatul Munawaroh, Al-King' dan Al-Ya dalam Al-Qur'an (Studi Tematik Tafsir), (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014). Tesis Indarwati, mahasiswa IAIN Al-Jami'ah Al-Islamiyah Al-Hukumiyah Sunan Ampel Surabaya tahun 1998 dalam penelitiannya berjudul Keputusasaan Dalam Perspektif Al-Qur'an. 26 Andi Taufiq Hakim, Konsep Keputusasaan dalam Al-Qur'an (Kajian Tematik Psikologi Islam), (Tulung Agung: STAIN Tulung Agung, 2010).Pdf.

Metode penelitian

Zuh}aili>, Al-Qur'an dan kitab Mu'jam al-Mufah}ras li> al-Faz al-Qur'a>n al-Kari>m oleh Fuad Abd Baqi. Sumber data sekunder dalam penyelidikan ini ialah al-Quran dan terjemahan, kesemua terjemahan al-Quran dalam penyelidikan ini menggunakan al-Quran dan terjemahan daripada Kementerian Agama Indonesia terbitan PT. Huraian, fokus pada peringkat ini kepada pantun yang berkaitan dengan objek kajian iaitu pantun yang bertemakan putus asa.

Sistematika Pembahasan

TINJAUAN UMUM TENTANG PUTUS ASA

Term-term Putus Asa

  • Term Ya’isa
  • Term Qanat}a
  • Term Balasa

Sesungguhnya mereka berputus asa dari akhirat, sebagaimana orang-orang kafir yang berputus asa. Maksudnya: 'Ibrahim berkata: Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, melainkan orang-orang yang sesat.' Maksudnya: 'Mereka menjawab: Kami memberi khabar gembira kepada kamu dengan sebenarnya, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa. ".

Faktor Penyebab Putus Asa

Akibat Putus Asa

Mengenai bahaya putus asa sebagaimana dalam pesan nasehat Sayyidina Ali kepada manusia yang berputus asa karena banyak dosa, Sayyidina Ali bersabda: “Wahai manusia, keputusasaanmu terhadap rahmat Allah lebih besar dari dosa-dosamu.48 Keputusasaan secara fisik mempunyai dampak yang sangat buruk. terhadap kesehatan, menurunnya daya tahan tubuh sehingga mudah terserang penyakit, seperti darah tinggi, sakit kepala, dan gangguan pencernaan. Keadaan pikiran yang tegang dan pikiran kacau yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan pingsan, stroke bahkan bunuh diri. Secara psikologis (psikologis) orang yang menyerah akan menjadi gugup dan khawatir kronis, sehingga mudah marah tanpa alasan, tidak bisa tenang, ragu dalam bertindak.

Dalam keadaan yang tidak stabil, seseorang akan kehilangan motivasi dan makna dalam hidup, sentiasa dalam kebimbangan. Sehingga pada peringkat seterusnya, keadaan ini boleh membawa kepada keputusasaan, yang membawa kepada tindakan yang merosakkan diri sendiri. Adapun orang-orang yang benar-benar beriman, musibah dan kesusahan dari rahmat Allah tidak akan membuat mereka putus asa, dan Allah akan meringankan kesulitan mereka.

Solusi dari Sikap Putus Asa

Seorang mukmin yang terbiasa mengingat Allah baik itu dengan membaca tasbih, takbir, istighfar, doa atau membaca Al-Qur'an menjadikan jiwa suci dan jernih serta merasa tenang dan tenteram.53 Sebagaimana firman Allah dalam QS. Syukur adalah mengakui nikmat yang Tuhan anugerahkan, serta berserah diri kepada-Nya dan menggunakan nikmat tersebut sesuai dengan kehendak Tuhan. Syukur merupakan landasan yang menuntun kita untuk memaknai setiap peristiwa dalam hidup dari sudut pandang positif.54 Dalam Al-Qur'an, Allah memerintahkan hamba-Nya untuk bersyukur, sebagaimana difirmankan Allah SWT dalam QS.

Maksudnya: "Maka ingatlah kamu kepadaku nescaya aku ingat kepada kamu dan bersyukurlah kamu kepadaku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat-Ku)". Syukur membuatkan seseorang itu gembira dengan dirinya dan apa yang mereka miliki, jadi ia menghalang seseorang daripada berputus asa apabila dia tidak mendapat apa yang mereka inginkan. Menurut Ibnu Kayyim Al-Jauziyah, sebagaimana dinukilkan oleh Pracoyo Wiryoutomo, sabar bermaksud menahan jiwa daripada putus asa, menahan amarah yang bergelora, menahan anggota badan daripada melakukan kemungkaran, mencegah keluhan. Siapa yang sabar

Manusia tidak akan terlepas dari ujian Allah, dengan ujian itu kita dapat mengukur sejauh mana keimanan kita. Walaupun ujian yang Allah berikan, hanya kesabaran yang dapat menyelamatkan seseorang dari kehancuran dan keputusasaan.

Pandangan Ulama Tafsir Tentang Putus Asa

Berbeda dengan Quraish Shihabi, Abdurrahman bin Hasan Alu Syekh mengatakan, putus asa adalah merasa jauh dari pertolongan Allah dan menghilangkan harapan darinya. Quraish Shihab, Tafsi>r Al-Mis}ba>h: Pesan, Kesan dan Harmoni Al-Qur'an>n, vol. 57 Dian Jumaida, Ungkapan Lafaz Arti Putus Asa Dalam Al-Qur'an, Skripsi (Banda Aceh, UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh, 2018), h.

BIOGRAFI WAHBAH AZ-ZUH}AILI<

Pendidikan dan Gelar

Di peringkat menengah, beliau belajar Syariah di Damsyik, sehingga tahun 1952 beliau memperoleh ijazah menengah, yang dijadikan titik tolak untuk beliau memasuki Fakulti Syariah di Universiti Ain Syam dan Fakulti Syariah dan Bahasa Arab di al-Azhar. untuk pergi. pada masa yang sama. 6 Baihaki, "Pengajian Kitab Tafsi>r Al-Muni>r oleh Wahbah Az-Zuh}aili> dan Contoh Tafsirnya Tentang Perkahwinan Berlainan Agama", . Kaherah, di mana beliau mengembara selama dua tahun dan memperoleh ijazah M.A dengan tajuk tesis 'al-Zira'i fi > as-Siyasah as-Syar'iyyah wa al-Fiqh al-Islami'.

Kemudian pada tahun 1963 menyelesaikan program doktoralnya yang bertajuk “Atsar al-Harb fi > al-Fiqh al-Islami” di bawah bimbingan Dr. Pada tahun 1963, setelah memperoleh gelar doktor, ia mengabdikan dirinya sebagai dosen di almamaternya di Universitas Damaskus (Damascus University) pada Fakultas Syariah. Catatan penting adalah Wahbah az-Zuh aili selalu unggul dalam semua tingkatan latihannya.

Menurutnya, rahsia kejayaannya dalam pembelajaran terletak pada kesungguhannya untuk belajar dan menjauhi segala perkara yang mengganggu pembelajaran. 7 Shikhkhatul Af'idah, Kaedah dan Pola Tafsir Al-Wasi>t} Karya Wahbah Az-Zuh}aili>, Tesis (Semarang, UIN Walisongo Semarang, 2017), hlm.

Guru-guru dan Muridnya

Karya Intelektual Wahbah Az-Zuh}aili>

Al-Asa>s wa al-Mas}a>dir al-Ijtiha>d al-Musytarikah Bayna al-Sunnah wa al-Shi'ah, Da>r al-Maktabi, Damsyik 1996. Tafsi>r Al-Muni>r fi> al-'Aqi>dah wa al-Syari>'ah wa al-Manhaj, terdiri daripada 16 jilid. Tafsi>r al-Muni>r adalah karya utama tafsir Wahbah az-Zuh}aili, dan yang akan menjadi fokus pemeriksaan dalam perbincangan seterusnya.

Tafsi>r Al-Muni>r Wahbah Az-Zuh}aili>

  • Latar Belakang Penulisan
  • Sumber Penafsiran Tafsi>r Al-Muni>r
  • Metode Tafsi>r Al-Muni>r
  • Corak Tafsi>r Al-Muni>r

Wahbah Az-Zuh}aili> menafsirkan ayat ini sebagai tidak menyimpang dari ayat sebelumnya, iaitu ketika orang-orang kafir memperolok-olokkan penangguhan azab yang dijanjikan oleh Rasulullah. Wahbah Az-Zuh}aili> menyebut pengulangan kata-kata mereka dalam ayat tersebut untuk menunjukkan bahawa setiap putus asa dan azab tidak ada melainkan bagi orang-orang kafir. Wahbah Az-Zuh}aili> mentafsirkan perkataan طأٍنا sebagai putus asa untuk menerima kebaikan.

Ibrahim berkata: Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya melainkan orang-orang yang sesat. गहजी) maksud ayat ini ialah kekeliruan, putus asa dan tiada harapan akan kebaikan. 23. Wahbah Az-Zuh}aili> berkata bahawa kesudahan dan kesudahan orang-orang kafir adalah jelas.

Berputus asa dalam al-Quran mempunyai tiga istilah iaitu ya'isa, qanat}a dan balasa. Berdasarkan analisis penulis tentang putus asa menurut Wahbah Az-Zuh{aili> dalam kitab tafsir al-Muni>r, ketiga-tiga istilah putus asa ini mempunyai persamaan dan perbezaan. Yusuf/12: 87 Wahbah Az-Zuh}aili> mengatakan bahawa hanya orang-orang kafir yang berputus asa dari rahmat Allah, yaitu mereka yang tidak mengetahui hikmah Allah terhadap hamba-hamba-Nya.

Wahbah Az-Zuh}aili> mentafsirkan perkataan طأٍنا dalam ayat ini sebagai putus asa daripada kebaikan. Ar-Ru>m/30: 36 objek ayat ini menurut Wahbah Az-Zuh}ili ialah sekumpulan orang kafir. Az-Zumar/39: 53 Objek dalam ayat ini ialah orang-orang yang beriman, sebagaimana dijelaskan oleh Wahbah Az-Zuh}aili> dalam ayat ini bahawa amanah seorang hamba Allah dalam al-Quran hanya untuk orang-orang yang beriman.

PENAFSIRAN WAHBAH AZ-ZUH}AILI> TENTANG PUTUS ASA

Analisa Penulis

Maksud kata ya’isa ditujukan kepada seluruh hamba Allah yang meliputi Rasul, umat pada umumnya, saudaranya Rasul (saudara Nabi Yusuf), mukmin, kafir dan setan. Ya'isa tergolong dalam tingkat putus asa ringan dalam qanat}a dan balasa karena ya'isa adalah putus asa yang belum mempengaruhi perbuatan. Maksud dari kata qanat}a ditujukan bagi Nabi Ibrahim, umat pada umumnya, mukmin dan kafir.

Qanat}a adalah keputusasaan tingkat cahaya kedua (tengah) di atas ya'isa, karena qanat}a adalah keputusasaan seorang hamba yang mempunyai pengaruh. Wahbah Az-Zuh}aili mengatakan, nasib orang-orang kafir sudah jelas, ketika mendapat siksa yang berat di akhirat, maka mereka menjadi putus asa dan tidak mempunyai harapan kebaikan. Dari hasil penelitian penulis, tafsir putus asa menurut ungkapan Wahbah Az-Zuh}aili> ظئٌ (ya'isa) yang terdapat pada 10 ayat dalam 8 surah adalah Ya'isa adalah putus asa atas kebaikan.

Kata ya’isa dipahami sebagai keputusasaan hamba Allah yang meliputi para rasul, manusia pada umumnya, saudara-saudara rasul (saudara Nabi Yusuf), mukmin dan kafir serta setan. Ya'isa adalah rasa putus asa yang belum memberikan pengaruh pada perbuatan dan termasuk sedikit rasa putus asa pada saat qanat}a. Sedangkan tafsir kata طُل (qanat}a) terdapat pada 6 ayat dalam 5 surah bahwa qanat}a juga melambangkan keputusasaan dari kebaikan, obyek dari kata qanat}a adalah Nabi Ibrahim, umat pada umumnya, juga orang-orang yang beriman. sebagai orang kafir.

Selain kata ظهث (jawaban) yang muncul pada 5 ayat dalam 4 surah, ada pula keputusasaan yang hanya ditujukan kepada orang-orang kafir dan musyrik.

PENUTUP

Saran

Krisis spiritual masyarakat modern dalam perspektif Al-Qur'an (Kajian Tematik Ayat-Ayat Keputusasaan dan Kontekstualisasinya). Kajian Kitab Tafsi>r Al-Muni>r karya Wahbah Zuh}aili> dan contoh tafsirnya tentang pernikahan beda agama. Mu'jam Al-Mufah}ras Li> Alfaz} Al-Qur'a>n Al-kari>m, Beirut: Dar al-Fikr.

Kriteria poligami dan pengaruhnya melalui pendekatan Alla Tuqsitu Fi> al-Yatam dalam kitab fiqh Islam Wa Adillatuhu, Hukum dan Pemikiran, Vol. Ikhlas menurut Wahbah Az-Zuh}aili> Dakam Kitab Tafsi>r Al-Muni>r: Aqidah, Syariah dan Manhaj. Kesilapan dalam Perspektif Al-Qur'an ‚Kajian Tematik Istilah D}alal dalam Al-Qur'an‛.

Kajian tafsir tematik ayat-ayat yang menggambarkan keputusasaan dan pencegahannya dalam Al-Qur'an. Metode Tafsir: Perkembangan Metode Tafsir Menurut Warna atau Corak Mufassirin‛, Al-Mawarid Edisi XVIII Shihab, M. Keajaiban Al-Qur'an: Ditinjau dari Aspek Linguistik, Tanda-tanda Ilmiah dan Dakwah Ilmu Gaib, ke-2 Edisi, Cet.

Referensi

Dokumen terkait

Tafsir Indonesia Jalalain Surah Al- Mumtahanah ayat 8 (Allah tiada melarang kalian terhadap orang-orang yang tidak memerangi kalian) dari kalangan orang-orang kafir

Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.

Sedangkan menurut Tafsīr Ibn Kaṡīr dan Tafsīr al-Miṣhbah bahwa yang dikatakan musuh Allah itu bukan hanya orang kafir dan yahudi saja, akan tetapi siapapun yang memusuhi

Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: &#34;Bukankah kami (turut berperang) beserta kamu ?&#34; dan jika orang-orang kafir mendapat

dari orang kafir. Yang demikian itu karena Allah adalah wali bagi orang yang beriman. Orang kafir tidak memiliki wali. Sesungguhnya wali kamu adalah Allah dan Rasul-Nya.

Ayat diatas menerangkan sifat orang kafir pada umumnya, dan sifat orang musyrik pada khususnya. Bahwa bila Allah memberikan suatu kelapangan kepada mereka setelah

Penelitian tentang cara baca al-Qur‟an mulai muncul pada akhir abad ke dua Hijriah, ketika fenomena munculnya ragam bacaan al- Qur‟an di tengah masyarakat semakin

Kesimpulan dari penelitian ini dalam penafsiran Wahbah Az-Zuhailî mengenai salah satu makna fitnah dalam Al-Qur`an yang bermakna ujian dijelaskan bahwa Allah SWT memberi ujian bukan