PROFIL MINAT REMAJA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DI LIHAT DARI INTERAKSI TEMAN SEBAYA
(Studi Terhadap Remaja Di Balai Baru)
ARTIKEL
Oleh :
TESHA WULANDARI FIRNA NPM: 12060161
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG
2016
PROFIL MINAT REMAJA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DI LIHAT DARI INTERAKSI TEMAN SEBAYA
(Studi Terhadap Remaja Di Balai Baru)
Oleh
Tesha Wulandari Firna*
Dr. Yuzarion Zubir, S.Ag., S.Psi, M.Si**
Ryan Hidayat Rafiola M.Pd., Kons***
Student Guidance And Counseling STKIP PGRI SUMATERA BARAT ABSTRACT
This research is motivated by the presence of teenagers who have a good education but are not able to give a good view of fellow teens, then the teenager did not want to continue their studies to university due peers. The purpose of this study is to reveal how the influence of imitation, suggestion, identification and sympathy from interaction with peers on the interest of youth to continue their education to college in New Hall
This research is quantitative descriptive. The population in this study were all teenagers who have graduated from high school (SMA) as well as youth who are unemployed numbering as many as 162 people. For sampling used proportional random sampling technique. The number of samples in this study were 35 adolescents. Data were analyzed using percentages to collect aspects studied because the data is a collection through a questionnaire prepared with the help of IBM software Statistical Package for the Social Sciences version 20 for Windows (IBM SPSS version 20.0).
Results of the study revealed that interest teenagers to continue their education to higher education in view of factors affecting peer interaction at New Hall quite high. Based on these results the authors provide information services to adolescents who have a very low interest to continue their education to higher pergauruan. Moreover, the authors suggested that teens in the New Hall is more serious in continuing education is not merely imitate, listen or take follow-up teen in a neighborhood, but teenagers are aware of the importance of education in the future.
Keywords : Interests Of Learners Continue Their Studies To University Visits From Peer Interaction
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja membebaskan manusia dari keterbelakangan, melainkan juga dari kebodohan dan kemiskinan.
Pendidikan diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia produktif. Dengan kemampuan inilah manusia terus membuat perubahan untuk mengembangkan hidup dan kehidupan dirinya sebagai manusia. Menurut Kartono (1992: 31) bahwa “Pendidikan merupakan salah satu fungsi terpenting bagi pengembangan pribadi individu, kelompok,
masyarakat, kebudayaan nasional, bangsa dan negara”.
Pendidikan mempunyai tujuan yang harus diperhatikan seperti yang dikemukakan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003. “Tujuan Pendidikan Nasional berupaya untuk dapat berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Peserta didik yang mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA), menjadi suatu alasan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu Perguruan Tinggi.
Ghafur (2010: 5-6) menyatakan bahwa:
“Perguruan tinggi adalah lembaga penyedia jasa layanan masyarakat
di bidang pendidikan. Jasa layanan itu sering dinyatakan (dalam bentuk janji) kepada masyarakat untuk diterima dan didukung.
Kelangsungan hidup perguruan tinggi tidak bisa lepas dari masyarakat pendukung maupun masyarakat yang berkepentingan dengannya (stakeholder)’’.
Menurut Thibaut dan Kelley, 1979 (Ali & Asrori, 2011: 87) yang merupakan pakar dalam teori interaksi, mendefenisikan interaksi sebagai peristiwa saling memengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu sama lain. Jadi, dalam setiap kasus interaksi, tindakan setiap orang bertujuan untuk memenuhi individu lain.
Dalam interaksi sosial tentunya ada komponen penting yang dapat menunjang keberhasilan interaksi seperti relasi teman sebaya.
Penelitian yang dilakukan Buhrmester (Santrock, 2004: 414) menunjukkan bahwa pada masa remaja kedekatan hubungan dengan teman sebaya meningkat secara drastis, dan pada saat yang bersamaan kedekatan hubungan remaja dengan orang tua menurun secara drastis.
Teman sebaya adalah anak-anak dengan tingkat kematangan atau usia yang kurang lebih sama. Salah satu fungsi terpenting dari kelompok teman sebaya adalah untuk memberikan sumber informasi dan komparasi tentang dunia di luar keluarga.
Melalui kelompok teman sebaya anak-anak menerima umpan balik dari teman-teman mereka tentang kemampuan mereka.
Hubungan yang baik di antara teman sebaya akan sangat membantu perkembangan aspek sosial anak secara normal.
Secara umum dalam suatu interaksi dengan teman sebaya individu biasanya akan berusaha untuk menjadi anggota suatu kelompok teman sebaya. Tidak hanya itu, kebiasaan dalam melakukan kegiatan cenderung sama dan memiliki satu hobi yang sama, saling terbuka, saling percaya, empati, mengisi kekurangan yang lain, saling membantu dan memperoleh suatu pengalaman tentang bergaul atau bersikap dalam melakukan interaksi dengan orang lain. Dengan melakukan hubungan dengan teman sebaya, remaja akan berkembang dan
menampilkan dirinya untuk berani mengambil inisiatif, berani menunjukkan pengalaman dan kelebihannya, serta mampu meningkatkan prestasi dalam belajar sehingga nantinya bisa masuk ke perguruan tinggi yang di inginkan sesuai dengan minat yang ada dalam dirinya.
Menurut Djaali (2012: 121) “Minat adalah rasa lebih suka dan keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh’’. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Remaja yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Mereka memilih perguruan tinggi sebagai tempat yang terakhir untuk meneruskan karirnya didalam memperoleh pendidikan yang berarti bagi dirinya. Namun demikian tidak semua orang yang bisa melanjutkan studinya keperguruan tinggi seperti halnya keinginan dari setiap remaja itu sendiri. Mereka selalu mempertimbangkan faktor-faktor yang berada dibelakang mereka. Misalnya seperti pengaruh interaksi teman sebaya yang berada di lingkungan sekitar mereka.
Menurut Ahmadi (2007: 52) menjelaskan faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial adalah faktor imitasi yang mana telah diuraikan oleh Gabriel Tarde yang beranggapan bahwa seluruh kehidupan sosial itu sebenarnya berdasarkan pada faktor imitasi saja, selanjutnya faktor sugesti, yang dimaksud sugesti disini adalah pengaruh psikis, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya daya kritik, kemudian identifikasi, identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun secara batiniah dan simpati yaitu perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilaian perasaan seperti juga pada proses identifikasi.
Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik melakukan penelitian secara ilmiah mengenai profil minat remaja melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari interaksi teman sebaya yang bertujuan
untuk mengetahui bagaimana minat remaja melanjutkan studi ke perguruan tinggi di lihat dari faktor-faktor interaksi teman sebaya.
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di Balai Baru Kelurahan Sungai Sapih. Dimana seluruh data sementara yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan observasi secara langsung dilapangan yang telah dipublikasikan dalam bentuk uraian yang telah dipaparkan dalam Latar Belakang. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2016. Dengan jenis penelitian yaitu deskriptif kuantitatif.
Dimana peneliti menggambarkan tentang profil minat remaja melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari interaksi teman sebaya. Menurut Subana (2001:89)
”Penelitian dengan format deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan kondisi dengan berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat berdasarkan apa adanya sesuai dengan kenyataan”.
Sedangkan menurut Arikunto (2013:234)
“Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya”
tentang sesuatu variabel, gejala atau keadaan”.
Berkaitan dengan ini Yusuf (2007:83) bahwa ”Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu dan mencoba menggambarkan fenomena secara mendetail apa adanya, artinya penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan sesuatu yang sedang terjadi apa adanya”.
1. Populasi
Menurut Yusuf (2007: 181) populasi adalah keseluruhan objek dari penelitian yang akan diteliti. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan objek yang akan diteliti.
Populasi dalam penelitian ini bersifat terbatas, yaitu remaja di Balai Baru Kelurahan Sungai Sapih yang terdiri dari RW 01 Sampai RW 07. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 162 orang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Jumlah remaja di Balai Baru Kelurahan Sungai Sapih dari RW 01-RW 07
Sumber: Kelurahan Sungai Sapih
2. Sampel
Sebuah sampel adalah bagian dari populasi. Sampel adalah kumpulan dari unit sampling. Ia merupakan subset dari populasi. Menurut Yusuf (2007: 186) sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Selanjutnya menurut Sugiyono (2011: 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Syarat pengambilan sampel yaitu data itu benar, relevan dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai sehingga kesimpulan dari penelitian itu dapat dipertanggung jawabkan.
Jenis data dalam penelitian ini adalah interval. Menurut Bungin (2011: 131)
“Data interval adalah data yang memiliki ruas atau interval, atau jarak yang berdekatan dan sama”. Data yang akan diintervalkan adalah persepsi peserta didik tentang perilaku menyontek.
Pada penelitian ini, sumber data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder dalam Bungin (2005:132).
Sedangkan instrumen adalah teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang akurat digunakan alat pengumpulan data berupa angket. Menurut Sugiyono (2011: 199) angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis pada responden untuk dijawab.
Sedangkan menurut Yusuf (2007: 252)
“Kuesioner adalah suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan maksud memperoleh data”.
No Nama RW Jumlah Rema
1 01 20 orang
2 02 23 orang
3 03 25 orang
4 04 24 orang
5 05 28 orang
6 06 22 orang
7 07 20 orang
Total 162 orang
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel 2007 dan SPSS 20 (Statistical Program For Social Science). Teknik analisis data yang digunakan adalah interval untuk mengungkapkan aspek yang diteliti.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Secara umum deskripsi data profil minat remaja melanjutkan studi ke perguruan tinggi di lihat dari interaksi teman sebaya menggunkan item pernyataan yang valid dan reliabel sebanyak 49 item. Setiap item jawaban responden diberi skor 4 sampai 0 untuk semua pernyataan positif dan 0 sampai 4 untuk semua pernyataan negatif.
Berdasarkan jawaban responden maka deskripsi minat remaja melanjutkan studi ke perguruan tinggi di lihat dari faktor yang mempengaruhi interaksi teman sebaya pada variabel ini skor terendah 0, skor tertinggi 245, dan intervalnya 49.
Pembahasan
1. Minat remaja melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari interaksi teman sebaya
Secara umum gambaran dari 35 orang remaja yang dijadikan responden terdapat 11 memiliki minat yang rendah (31,4 percent), dan 18 memiliki minat yang cukup tinggi (51,4 percent), 6 memiliki minat yang tinggi (17,1 percent).
Berdasarkan hasil penelitian di atas terdapat bahwa Dapat disimpulkan bahwa minat remaja melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari interaksi teman sebaya berada pada kategori cukup tinggi.
Namun demikian masih adanya beberapa remaja yang mempunyai minat yang rendah untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.
Oleh sebab itu, perlu adanya perencanaan program layanan yang harus dberikan guru BK agar dapat menumbuhkan minat remaja untuk melanjutkan pendidikan nya ke perguruan tinggi.
Adapun faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi
teman sebaya menurut Ahmadi (2007:
52) yaitu:
a. Imitasi b. Sugesti c. Identifikasi d. Simpati PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang profil minat remaja melanjutkan studi ke perguruan tinggi dilihat dari interaksi teman sebaya secara keseluruhan berada pada kategori cukup tinggi, sehingga dapat diambil kesimpulan sesuai dengan batasan masalah dan sebagai rincinya sesuai dengan indikator sebagai berikut:
1. Profil minat remaja melanjutkan studi ke perguruan tinggi di lihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi teman sebaya yaitu faktor imitasi, berada pada kategori cukup tinggi.
2. Profil minat remaja melanjutkan studi ke perguruan tinggi di lihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi teman sebaya yaitu faktor sugesti berada pada kategori cukup tinggi.
3. Profil minat remaja melanjutkan studi ke perguruan tinggi di lihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi teman sebaya yaitu faktor identifikasi, berada pada kategori cukup tinggi.
4. Profil minat remaja melanjutkan studi ke perguruan tinggi di lihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi teman sebaya yaitu faktor simpati berada pada kategori cukup tinggi.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran kepada pembaca, yaitu sebagai berikut:
a. Agar remaja lebih serius lagi dalam melanjutkan pendidikan tidak hanya sekedar meniru, mendengarkan atau ikut ikutan remaja di lingkungan sekitar melainkan remaja sadar akan pentingnya pendidikan.
b. Peneliti, sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan
program Strata Satu (S1) di Prodi BK STKIP PGRI Sumatera Barat. Peneliti dapat mengetahui bagaimana profil minat remaja melanjutkan studi ke perguruan tinggi di lihat dari interaksi teman sebaya, dan agar peneliti dapat mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman yang telah didapatkan atau diperoleh.
KEPUSTAKAAN
Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi sosial.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ali, Mohammad & Mohammad Asrori.
2011. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Kencana.
Djali. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Ghafur, Hanief, Saha. 2010. Manajemen Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Kartono, Kartini. 1992. Pengantar Ilmu Pendidik Teoritis. Bandung:
Mandar Mundur.
Santrock, John W. 2004. Perkembangan Anak. Gelora Aksara Pratama Sudjana, Nana & Ibrahim. 2010. Penelitian
dan penilaian pendidikan.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Depdikbud
Yusuf, Muri. 2007. Metodologi Penelitian.
Padang: UNP Press.