1 PENDAHULUAN
Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (secara Geografis) dengan batas-batas tertentu, dimana yang menjadi dasarnya adalah kerja sama yang lebih besar dari anggota- anggotanya dibandingkan dengan
penduduk di luar batas wilayahnya.Suatu wilayah di Indonesia tidak terlepas dari peran serta seluruh masyarakat, disatu pihak dan dilain pihak diperlukan peran aparat pemerintah baik dari pemerintah pusat sampai dengan desa, khususnya untuk
Andi Fernandes, Elvi Zuriyani, Afrital Rezki
Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]
ABSTRACT
This research aims to describe and know about Community Cooperation and Government in Nagari Development in Lunang Nagari Lunang Sub-district of Pesisir Selatan Regency from: 1) Form of Development, (2) form of community and government cooperation in development activity, (3) causal factor (4) obstacles faced by government and community in the implementation of cooperation, and (5) factors causing the lack of community participation in the implementation of development. The informants in this study amounted to 17 people including Wali Nagari, and the community while the key informant was Wali Nagari Lunang using observation, interview, and documentation techniques.
The results of the research indicate that: 1) The form of physical development in Nagari (4) obstacles faced by the government and the community in the implementation of cooperation in Nagari 5) the factors causing the lack of community participation in the implementation of development in Nagari are (a) lack of solicitation by the Nag government ari, (b) lack of public awareness to participate in the implementation of development.
Keywords: Cooperation, Community, Government and Development
pembanggunan di desa, kepala desa berserta perangkatnya harus bisa bekerja sama (Widjaya dalam Jimy 2008: 23).
Sebagaimana dimaklumi bahwa salah satu tugas pokok pemerintah Nagari sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Nagari adalah memimpin penyelenggaraan pemerintahan Nagari. Salah satu contoh pelaksanaan hal tersebut di Nagari yaitu melaksanakan rapat Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Nagari bersama Badan Permusyawaratan Nagari, Lembaga Permberdayaan Masyarakat, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga dan tokoh masyarakat desa.
Bila dilihat dari tugas yang diemban oleh pemerintah Nagari tentunya cukup kompleks dan memerlukan penanganan yang serius serta memerlukan kerjasama yang baik dan harmonis antara pemerintah Nagari dan masyarakatnya.
Kerjasama sebagai suatu proses merupakan bentuk interaksi yang pokok dan merupakan proses yang utama dikatakan demikian karena
segala macam interaksi dapat dikembalikan pada kerjasama.
Kerjasama yang baik dapat tercipta manakala antara pemerintah Nagari dan masyarakat akan terjadi kontak dan komunikasi yang harmonis.
Kontak dan komunikasi merupakan pola umum yang terjadi dalam diri manusia yang turut mendukung berbagai aktivitas yang dilakukan. Bila hal ini dihubungkan dengan upaya penyelenggaraan pemerintahan desa, maka kontak dan komunikasi menjadi prasyarat utama dalam membangun hubungan kerjasama antara pemerintah desa atau Nagari dan masyarakat. Proses kontak dan komunikasi ini dapat dilihat dalam PP No. 43 tahun 2014 Bab VII tentang Pembangunan Nagari dan Pembangunan Kawasan Perdesaan dimana perencanaan pembangunan Nagari di susun berdasarkan hasil kesepakatan dalam musyawarah Nagari.
Musyawarah perencanaan pembangunan Nagari di ikuti oleh Badan Permusyaratan Nagari dan unsur masyarakat. Hal ini sesuai dengan UU No. 6 tahun 2014 tentang Nagari khususnya perencanaan
pembangunan perlu di selenggarakan dengan mengikut sertakan masyarakat. Kenyataannya isi PP No. 43 tahun 2014 tentang peraturan pelaksanaan UU nomor 6 tahun 2014 tentang desa atau Nagari khususnya di Nagari Lunang Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan belum berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Contoh yang paling praktis adalah melalui pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan Nagari (MUSRENBANG) tidak dilakukan sesuai dengan mekanisme yang berlaku. Dimana proses pengusulan pembangunan jembatan baja dan rehab jempatan gantung yang perencanaannya pada tahun 2016 dan terlaksananya pada tahun 2017 harus diketahui oleh masyarakat luas dan cara pengusulannya harus melalui proses urung rembuk yang dilaksanakan dari tingkat dusun. Kenyataannya cara yang dilakukan oleh aparat pemerintah Nagari khususnya kepala Nagari dalam proses perencanaan pembangungan masih bersifat rendah padahal, tidak ada campur tangan dari masyarakat hanya melalui
pengurus saja seperti Tim Pengelolan Keuangan (TPK) lah mengurus segala bentuk pembangunan yang ada tidak di ikutsertakan masyarakat.
Dalam mekanisme perencanaan pembangunan Nagari memerlukan bentuk dan pola sinergitas dengan proses kontak dan komunikasi yang harmonis antara pemerintah Nagari dan masyarakat.
Hasil observasi awal yang penulis lakukan pada 29 Oktober 2017 di Nagari Lunang Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan sekaligus mewawancarai salah seorang masyarakat “menunjukkan tidak berjalannya proses interaksi sosial yakni melalui kontak dan komunikasi secara langsung akan mempengaruhi pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan Nagari yang kurang maksimal dan melemahkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan sehingga kerja sama masyarakat melalui kontak dan komunikasi akan sangat diperlukan untuk membangun kemitraan atau hubungan yang harmonis antara aparat pemerintah Nagari dan masyarakat dalam proses
penyelenggaraan pemerintahan Nagari dan pembangunan Nagari”.
Alasan itulah yang mendasari penulis untuk mengambil pokok bahasan penelitian dengan menitik beratkan pada: “ Kerja Sama Masyarakat Dan Pemerintah Dalam Pembangunan Nagari di Nagari Lunang Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan.”
Berdasarkan fokus masalah di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana bentuk pembangunan fisik di Nagari Lunang Kecamatan Lunang Kabupaten pesisir selatan?
2. Bagaimana bentuk kerja sama masyarakat dengan pemerintah dalam kegiatan pembangunan di Nagari Lunang Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan?
3. Apa faktor penyebab tidak berjalannya proses komunikasi masayarakat dan pemerintah dalam pembangunan di Nagari Lunang Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan?
4. Apa kendala yang di hadapi oleh pemerintah dengan masyarakat
dalam pelaksanaan kerja sama di Nagari Lunang Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan?
5. Apa faktor penyebab kurangnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan di Nagari Lunang Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan..
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan lokasi penelitian di Nagari Lunang Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan. Adapun informan dalam penelitian ini berjumlah 17 orang meliputi Wali Nagari, dan masyarakat sedangkan informan kunci adalah Wali Nagari Lunang dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keakuran data diuji dengan menggunakan triangulasi data, data dikumpulkan dengan menggunakan snowball sampling.
Kemudian dianalisis dengan reduksi data, Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan
abstraksi. Reduksi data dilakukan dengan seleksi ,membuat ringkasan atau urain singkat. penyajian data, adalah dengan pengambilan kesimpulan atau verifikasi yaitu usaha untuk mencari atau memahami makna.
Proses penampilan data sederhana berbentuk naratif. Dalam penyajian data bewujud kesimpulan informasi yang tersusun sehingga memberikan penarikan kesimpulan. Penyajian data dilakukan agar sajian data tidak menyimpang dari pokok permasalahan. dan penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Bentuk pembangunan di Nagari
Lunang Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan adalah cukup baik. Yang selesai 100%
adalah pembangunan jembatan baja. Untuk pembangunan yang lain masih dalam tahap pekerjaan.
Sedangkan bentuk pembangunan fisik yang sedang tahap pekerjaan di Nagari Lunang terdiri dari: (1) renovasi jembatan gantung, dan (2) pengerasan jalan.
2. Bentuk kerja sama masyarakat dengan pemerintah dalam
kegiatan pembangunan di Nagari Lunang Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan, adalah dalam bentuk kegiatan gotong royong, seperti, (1) ikut membersikan selokan air, dan (2) berpartisipasi dalam menyediakan konsumsi kepada pekerja, seperi air minum dan snack, akan tetapi tidak semua masyarakat yang ikut serta dengan pemerintah dalam kegiatan gotong royong bersama, karena, masyarakat beraggapan bahwa untuk pembangunan Nagari hanya pemerintahlah yang menanganinya.
3. Faktor penyebab tidak berjalannya proses komunikasi masyarakat dan pemerintah dalam pembangunan di Nagari Lunang Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan, adalah (1) kurangnya kepedulian masyarakat terhadap pembangunan yang ada di Nagari, (2) Terbatasnya alat komunikasi dalam menunjang kerja sama tersebut, seperti himbauan yang dilakukan oleh pihak pemerintah hanya di kantor
wali nagari saja seperti pengumuman yang ditempel di mading Nagari.
4. Kendala yang dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat dalam pelaksanaan kerja sama di Nagari Lunang Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan, dari hasil penelitian yang penulis temukan adalah (1) kurangnya rekan kerja dari pihak pemerintah untuk mengawasi pembangunan tersebut, (2) kurang partisipasi masyarakat untuk melakukan kegiatan gotong royong, dan (3) kuranya pengetahuan masyarakat tentang pembangunan, dan (4) terbatasnya alat komunikasi untuk menunjang kerja sama.
5. Faktor penyebab kurangnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan di Nagari Lunang Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan, dari hasil penelitian yang penulis lakukan adalah (1) kurangnya dorongan atau ajakan yang dilakukan oleh pemerintah Nagari, (2) kurangnya kesadaran masyarakat untuk ikut serta
dalam pelaksanaan
pembangunan.
1. Kepeda pemerintah diharapkan agar bisa memaksimalkan pembangunan yang ada di Nagari Lunang.
2. Diharapkan kepada Pemerintah Nagari Lunang Kecamatan Lunang Kabupaten pesisir selatan untuk terus mengembangkan tatanan pemerintahan yang demokrasi.
3. Diharapakan kepada pemerintah Nagari Lunang, meningkatkan perhatiannya terhadapa masyarakat dalam segi kerja sama terhadap pembangunan Nagari.
4. Kepada masyarakat Nagari Lunang, diharapkan dapat menjalain hubungan kerja sama dengan pemerintah nagari dalam segi pembangunan,agar pembangunan Nagari bisa berjalan dengan baik.
5. Bagi peneliti selanjutnya, agar bisa mengembangkan penelitian ini untuk menambah dan melanjutkan masalah-masalah yang ada Di Nagari Lunang
Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, maka hasil tersebut di atas akan dibahas lebih lanjut dalam bentuk urain di bawah ini:
Pertama: Bentuk pembangunan Di Nagari Lunang Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan yang penulis temukan sewaktu penelitian dilapangan adalah cukup baik yaitu hanya sebagian pembangunan yang buru terlselesaikan 100% yaitu pembangunan jembatan baja saja.
Untuk pembangunan yang lain masih dalam tahap pekerjaan.
Sedangkan bentuk pembangunan fisik yang ada dinagari Lunang ada tiga jenis pembangunan yang terdiri dari: (1) pembangunan jembatan baja, (2) renopasi jembatan gantung, dan (3) pengerasan jalan.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis temukan pembangunan ternyata tidak sesuai dengan Penelitian Khairil Anwar (2015) dengan judul penelitian Hubungan Kerja Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Berdasarkan hasil penelitian,
terjadi Perubahan Kedudukan, tugas, fungsi dan wewenang Kepala Desa dan BPD, Kepala Desa tidak lagi bertanggung jawab kepada BPD.
Hubungan kerja antara Kepala Desa dengan BPD adalah hubungan kemitraan, konsultasi dan koordinasi yang diatur dalam pasal 1 angka 7 yakni Kepala Desa dan BPD.
Kedua: Bentuk kerja sama masyarakat dengan pemerintah dalam kegiatan pembangunan di Nagari Lunang Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan, yang penulis temukan sewaktu penelitian dilapangan adalah dengan melakukan kegiatan gotong royong, tetapi ada sebagian masyarakat yang merasa tidak bermanfaat dalam melakukan kegiatan gotong ronyong tersebut dalam artian kegiatan gotong royong dalam pembangunan salah satunya pembangunan jembatan masyarakat berpendapat karena dalam pembangunan jembatan sudah ada yang mengerjakannya yaitu pemborong atau pekerja yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Dalam kelgiatan gotong royong tersebut dapat diperjelas seperti (1) ikut
membersihkan selokan air dan (2) menyediakan konsumsi, seperti air minum dan snack kepada pekerja, akan tetapi tidak semua masyarakat yang ada di Nagari Lunang yang ikut serta dengan pemerintah dalam kegiatan gotong royong bersama karena, masyarakat beraggapan bahwa untuk pembangunan Nagari hanya pemerintahlah yang menanganinya.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis peroleh tentang bentuk kerja sama masyarakat dan pemerintah dalam pembangunan berbeda dengan penelitan Khairil Anwar (2015) hasil penelitian yang dilakukan oleh Khairil Anwar tentang hubungan kerja antara Kepala Desa dengan BPD adalah hubungan kemitraan, konsultasi dan koordinasi yang diatur dalam pasal 1 angka 7 yakni Kepala Desa dan BPD.
Ketiga: Faktor penyebab tidak berjalannya proses komunikasi masyarakat dan pemerintah dalam pembangunan di Nagari Lunang Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan, adalah (1) kurangnya kepedulian masyarakat terhadap
pembangunan yang ada di Nagari seperti pembangunan jembatan baja, renovasi jembatan gantung, dan pengerasan jalan, (2) terbatasnya alat komunikasi dalam menunjang kerja sama tersebut, seperti himbauan yang dilakukan oleh pihak pemerintah hanya di kantor Wali Nagari saja seperti pengumuman yang ditempel di mading Nagari informasi tersebut tidak disampaikan langsung ke pada masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis temukan dilapangan bahwa tidak berjalannya proses komunikasi masyarakat dan pemerintah berbeda dengan Penelitian Rinsofat Naibaho (2012) dengan judul Kewenangan Pemerintahan Desa Dalam Membentuk Peraturan Desa (Study Kasus Desa Mbentung, Kecamatan Djuhar, Kabupaten Karo, menyatakan bahwa Bahwa landasan kewenangan Pemerintah Desa dalam membentuk peraturan Desa di Desa Mbetung, Kec. Djuhar, Kabupaten Karo adalah: Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 72 Tahun 2005 tentang Desa.
Keempat : Kendala yang dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat dalam pelaksanaan kerja sama di Nagari Lunang Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan, dari hasil penelitian yang penulis temukan adalah dalam pelaksanaan kerja sama adalah kurangnya rekan kerja dari pihak pemerintah, kurang partisipasi masyarakat untuk melakukan kegiatan gotong royong, dan bagi masyarakat kurangnya pengetahuan tentang pembangunan yang bisa dilakukan oleh masyarakat hanya sekedar ikut gotong royong, dengan membantu pekerja yang sudah ditetapkan dengan membantu membawa pasir dan batu, tapi masalahnya tidak semua masyarakat yang ingin ikut gotong royong, karena ada beberapa masyarakat yang beranggapan kurang bermanfaat dari kegiatan gotong royong tersebut karena masyarakat masing mementingkan pekerjaannya masing-masing. Dengan demikian dapat di perjelas kendala yang dihadapi oleh pemerintah dengan masyarakat dalam pembangunan
adalah: (1) kurangnya rekan kerja dari pihak pemerintah untuk mengawasi pembangunan tersebut, (2) kurang partisipasi masyarakat untuk melakukan kegiatan gotong royong, dan (3) kuranya pengetahuan masyarakat tentang pembangunan, dan (4) terbatasnya alat komunikasi dalam menunjang kerja sama tersebut, seperti himbauan yang dilakukan oleh pihak pemerintah hanya di kantor Wali Nagari saja seperti pengumuman yang ditempel di mading Nagari informasi tersebut tidak disampaikan langsung ke pada masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis temukan dilapangan mengenai kendala pemerintah dengan masyarakat dalam pelaksanaan kerja sesuai dengan peneitian yang dilakukan oleh Khairil Anwar (2015) kendala dalam bekerjasama antara orang perorangan atau kelompok manusia disebebkan komunikasi yang kurang terjalin antara satu dengan lainnya.
Kelima: Faktor penyebab kurangnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan di Nagari Lunang Kecamatan Lunang
Kabupaten Pesisir Selatan, dari hasil penelitian yang penulis lakukan adalah (1) kurangnya dorongan atau ajakan yang dilakukan oleh pemerintah Nagari. Seperti, tidak adanya dari pihak Nagari yang melakukan kegiatan sosialisasi atau kunjungan ke masyarakat Nagari untuk memberikan informasi tentang kegiatan pembangunan, (2) kurangnya kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam pelaksanaan pembangunan.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis temukan dilapangan bahwa untuk pembangunan di nagari Lunang kecamatan Lunang kabupaten Pesisir Selatan untuk pelaksanaan sudah cukup baik. bentuk kerja sama masyarakat dengan pemerintah dalam pembangunan nagari yaitu dengan melakukan kegiatan gotong royong, tetapi ada sebagian masyarakat yang merasa tidak bermanfaat dalam melakukan kegiatan gotong ronyong tersebut dalam artian kegiatan gotong royong dalam pembangunan salah satunya pembangunan jembatan masyarakat berpendapat karena dalam pembangunan jembatan sudah ada yang mengerjakannya yaitu pemborong atau pekerja yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah. dan Proses komunikasi antara pemerintah dan masyarakat Nagari Lunang melalui kontak dan komunikasi diharapkan agar dapat selalu berjalan sesuai dengan rencana sehingga tujuan yang sudah ditetapkan sejak awal dapat tercapai, kendala yang dihapi oleh pemerintah dan masyarakat dalam pelaksanaan kerja sama adalah kurangnya rekan kerja dari pihak pemerintah, dan juga kurangnya partisipasi masyarakat dalam bekerja sama dengan pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan adalah kurangnya dorongan atau ajakan yang dilakukan oleh pemerintah Nagari, kurangnya kesadaran masyarakat untuk pelaksanaan pembangunan tesebut oleh karena itu pembangunan disuatu daerah kan kurang terlaksana dengan baik.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil peneitian yang penulis temukan di lapangan bahwa sesuai dengan Khairil Anwar (2015) Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama dan saling berpartisipasi untuk kepentingan bersama, sehingga dapat
mengorganisasikan diri dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Khairil Anwar . 2015. Journal pemerintah Desa BAB II Naibaho Ronsofat.2012. Pemerintah
Desa Dalam Membentuk Peraturan Desa. Jurnal
universitas HKBP
Nommensen: Medan.
Peraturan Pemerintah nomor 72 Tahun 2005 Tentang Pembangunan Nagari Atau Kawasan Pedesaan.
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 8 Tahun 2007 Tentang Sistem Pemerintahan Nagari.
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Bab VII Tentang Pembangunan Nagari
Widjaya.2008. kamus praktis Bahasa Indonesia (KPBI).Jakarta:
Geneca Exat