PROTEKSI ISI USULAN PENELITIAN: Dilarang menyalin, menyimpan, memperbanyak sebagian atau seluruh isi laporan ini dalam bentuk apapun kecuali oleh peneliti dan pengelola
administrasi penelitian
USULAN PENELITIAN INTERNAL UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
IDENTITAS PENELITIAN
A. JUDUL PENELITIAN
HUBUNGAN SUHU RUANGAN DAN BERAT BADAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA
B. BIDANG, TEMA, TOPIK, DAN RUMPUN BIDANG ILMU Bidang Unggulan Perguruan
Tinggi
Topik Unggulan Penelitian Rumpun Bidang Ilmu
KEDOKTERAN FISIKA KESEHATAN
C. KATEGORI, SKEMA, TARGET TKT, DAN LAMA PENELITIAN
Kategori
Skema Penelitian (Penelitian Dasar/Terapan/Pengembangan/B
erbasis Nilai-nilai Islam/Penugasan)
Target Akhir TKT
Lama Penelitian
(Tahun)
Penelitian Internal PENELITIAN DASAR 0,5
D. IDENTITAS PENGUSUL Nama,
Peran (Ketua, Anggota 1, Anggota 2)
Institusi (Fakultas)
Program
Studi Tugas ID Sinta H-
Index Andhika Dwi
Anggara, S.Pd., M.Si.
Fakultas Kedokteran
Pendidikan Kedokteran
1. Koordinasi dan Managerial Penelitian 2. Membuat
rancangan penelitian 3. Merumuskan
Metode Penelitian Drs. Purwito
Soegeng P.,
Fakultas Kedokteran
Pendidikan Kedokteran
1. Menganalisis data
M.Kes. 2. Menelaah hasil analisis
E. MITRA KERJASAMA PENELITIAN (JIKA ADA)
Pelaksanaan penelitian dapat melibatkan mitra kerjasama, yaitu mitra kerjasama dalam melaksanakan penelitian, mitra sebagai calon pengguna hasil penelitian, atau mitra investor
Mitra Nama Mitra Peran Mitra
F. LUARAN DAN TARGET CAPAIAN (Luaran Wajib) Tahun
Luaran Jenis Luaran
Status target capaian (accepted, published, terdaftar atau granted,
atau status lainnya)
Keterangan (url dan nama jurnal, penerbit, url paten, keterangan sejenis lainnya)
2021 artikel ilmiah accepted
Luaran Tambahan
Tahun
Luaran Jenis Luaran
Status target capaian (accepted, published, terdaftar atau granted,
atau status lainnya)
Keterangan (url dan nama jurnal, penerbit, url paten, keterangan sejenis lainnya)
G. ANGGARAN
Rencana anggaran biaya penelitian mengacu pada PMK yang berlaku dengan besaran minimum dan maksimum sebagaimana diatur pada buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNISSULA.
Total RAB: Rp 10.000.000,-
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN INTERNAL PERGURUAN TINGGI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)
Judul : HUBUNGAN SUHU LINGKUNGAN DAN BERAT BADAN
SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA
Peneliti/Pelaksana
Nama Lengkap : Andhika Dwi Anggara, S.Pd., M.Si.
NIDN / NIK : 210119203
Jabatan Fungsional : Tenaga Pengajar Program Studi : Pendidikan Kedokteran
HP : 085640039284
Alamat surel (e-mail) : [email protected] Anggota (1)
Nama Lengkap : Drs. Purwito Soegeng P., M.Kes.
NIDN / NIK : 210186024
Anggota (2)
Nama Lengkap : ………...
NIDN / NIK : ………...
Institusi Mitra (jika ada)
Nama Institusi Mitra : -
Alamat : -
Penanggung Jawab : - Jumlah Mahasiswa Terlibat : 1 orang Jumlah TendikTerlibat : 1 orang Tahun Pelaksanaan : 2021
Biaya Tahun Berjalan : Rp. 10.000.000,-
Mengetahui, Semarang, 7 Juli 2021
Dekan Fakultas Kedokteran,
(Dr. dr. Setyo Trisnadi, S.H., Sp.KF) NIDN. 0613066402
Ketua,
(Andhika Dwi Anggara, S.Pd., M.Si.) NIK. 210119203
Menyetujui,
Kepala LPPM UNISSULA
(Prof. Dr. Heru Sulistyo, S.E., M.Si) NIK 210493032
USULAN PENELITIAN
Pengisian poin A sampai dengan poin G mengikuti template berikut dan tidak dibatasi jumlah kata atau halaman namun disarankan seringkas mungkin. Dilarang menghapus/memodifikasi template ataupun menghapus penjelasan di setiap poin.
A. RINGKASAN
Proses penyembuhan luka pada setiap individu berbeda-beda kecepatannya dan hal tersebut bergantung oleh berbagai faktor. Diantara faktor tersebut adalah komposisi tubuh, nutrisi, dan obesitas. Agar proses penyembuhan luka dapat berjalan dengan baik diperlukan kondisi yang bisa menjaga suhu. Suhu inti tubuh sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suhu ruangan dengan berat badan dalam proses penyembuhan luka. Metode yang digunakan adalah dengan cara eksperimen menggunakan mencit yang diberi luka sayatan. Mencit dikelompokkan menjadi lima kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari mencit dengan berbagai berat badan. Setiap kelompok diberi perlakuan berbeda dengan kelompok lain dengan perbedaan nilai suhu ruangan tiap kelompok. Kecepatan proses penyembuhan luka akan diamati dari perlakuan tersebut.
B. PENDAHULUAN
Di Negara Indonesia secara nasional jumlah kejadian luka atau cedera pada penduduk meningkat dari 7,5% (2012) menjadi 8,2% (2013). Secara umum luka atau cedera yang terjadi disebabkan oleh jatuh (40,9%) dan kecelakaan kendaraan bermotor (40,6%) dengan tempat kejadian yang menyebabkan luka yaitu di jalan raya, rumah, area pertanian, dan sekolah dengan prosentase berturut-turut sebesar 42,8%; 36,5%; 6,9%; dan 5,4%. Luka akibat terjatuh sering dialami antara lain oleh usia dibawah satu tahun (bayi), perempuan, usia tidak sekolah, tidak bekerja dan penduduk di pedesaan. Sedangkan luka akibat transportasi kendaraan bermotor sering dialami antara lain oleh laki-laki berusia 15-24 tahun, lulus SMA, dan sudah bekerja. Jenis luka yang diderita meliputi luka lecet/memar (70,9%), terkilir (27,5%) dan luka robek (23,2%) (Kemenkes RI, 2013).
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka antara lain status nutrisi, istirahat, stress, infeksi, merokok, kondisi medis, dan obesitas (Nina dkk., 2017). Selain itu ada faktor lain yaitu umur atau komposisi tubuh, lingkungan sosial dan hygiene, akses perawatan luka, dan riwayat perawatan luka sebelumnya (Eagle, 2009). Perawatan terbaik
dan optimal dalam pengelolaan luka adalah dengan mempertahankan lingkungan dalam keadaan lembab (moisture balance) dengan menggunakan bahan-bahan dan metode yang mempercepat kontraksi luka, mencegah terbentuknya jaringan granulasi yang berlebihan, mencegah pertumbuhan bakteri dan sebagai pelembab yang sesuai untuk mempercepat proses penyembuhan luka (Weller et al., 2019). Agar proses penyembuhan luka dapat berjalan dengan baik diperlukan kondisi yang bisa menjaga suhu serta kelembaban luka (Dede dkk., 2019). Penurunan suhu di dasar luka akan menghambat aktivitas fibroblast.
Suhu inti tubuh sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungannya. Suhu dari jaringan-jaringan perifer tubuh merefleksikan laju metabolisme dan lingkungan sekitar (Ali, 2010). Setiap orang mempunyai metabolisme basal yang berbeda-beda. Metabolisme basal didefinisikan sebagai energi minimal yang diperlukan oleh tubuh dalam mempertahankan kelangsungan hidup. Semua aktivitas vital dari tubuh berperan dalam produksi panas yang digambarkan sebagai suhu basal (Nuttall, 2015). Pengukuran suhu basal tersebut dapat menentukan tingkat metabolisme basal. Suhu basal adalah suhu terendah tubuh dalam keadaan istirahat penuh pada posisi berbaring, yang diukur dalam keadaan terjaga sebelum melakukan aktivitas apapun di pagi hari.
Dari penjelasan di atas maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui hubungan antara suhu lingkungan ataupun ruangan dan berat badan terhadap proses penyembuhan luka. Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberi manfaat dalam penentuan suhu optimal ruangan terhadap berat badan dalam proses penyembuhan luka.
C. TINJAUAN PUSTAKA 1. Luka
Luka dapat digambarkan sebagai cacat atau pecahnya kulit, akibat kerusakan fisik atau kerusakan termal atau akibat adanya kondisi medis atau fisiologis yang mendasarinya.
Menurut Wound Healing Society, luka adalah hasil dari 'terganggunya struktur dan fungsi anatomi normal. Luka dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu akut dan kronik. Luka akut adalah l kerusakan jaringan yang dapat sembuh total, dengan waktu penyembuhan 8-12 minggu.
Luka kronik adalah kerusakan jaringan yang lama penyembuhannya, berkisar waktu lebih dari 12 minggu dan dapat terulang. Luka tersebut gagal sembuh karena adanya kerusakan jaringan yang berulang atau kondisi fisiologis yang mendasarinya seperti diabetes dan keganasan, infeksi persisten, perawatan primer yang buruk dan faktor-faktor terkait pasien lainnya. Hal ini mengakibatkan terganggunya proses penyembuhan luka.
1.1.Proses Penyembuhan Luka
Proses penyembuhan luka dibagi menjadi 4 tahapan yaitu: Hemostasis, Inflamasi, proliferasi, dan remodeling.
1.2.Hemostatis
Perdarahan biasanya terjadi saat kulit terluka dan berfungsi untuk membersihkan bakteri atau antigen dari luka. Selain itu, pendarahan mengaktifkan haemostasis yang diawali oleh komponen darah seperti faktor pembekuan. Trombosit memerankan peran penting pada hemostatis, yang merupakan tahap pertama pada perbaikan jaringan. Paparan Trombosit yang beredar ke jaringan kolagen yang cedera menyebabkan aktivasi, agregasi dan adhesi pada endothelium yang rusak (Pradan dkk., 2009). Setelah aktivasi proses koagulasi, fibrinogen diubah menjadi fibrin. Fibrinogen dalam daerah luka memunculkan mekanisme penggumpalan sehingga menghasilkan koagulasi (darah tanpa sel dan trombosit) dan, bersamaan dengan pembentukan jaringan fibrin, menghasilkan pembekuan pada luka yang menyebabkan pendarahan berhenti. Pembekuan tersebut mengering untuk membentuk matriks ekstraselular dan memberi kekuatan dan dukungan pada jaringan yang terluka (Blakytny and Jude, 2006). Selain itu, trombosit darah yang telah teraktivasi melepaskan protein yang menginduksi migrasi dan adhesi neutrofil dan monosit, serta beberapa faktor pertumbuhan yang meningkatkan penyembuhan luka (Dinh, 2012).
1.3.Inflamasi
Fase inflamasi terjadi hampir bersamaan dengan haemostasis, kadang-kadang dari beberapa menit luka sampai 24 jam dan berlangsung selama sekitar 3 hari. Pada fase inflamasi melibatkan respons seluler dan vaskular. Proses yang ditempuh untuk dapat terjadinya fagositosis yaitu neutrophil menginfiltrasi ke dalam jaringan yang terluka.
Molekul adhesif pada permukaan endotel vaskular disekitar jaringan yang rusak teraktivasi sehingga neutrofil dapat menempel pada endotelium. Neutrofil kemudian bergerak melalui kapiler yang pecah atau melalui celah antar sel endotel (Falanga 2005). Neutrofil memainkan peran utama dalam pengendalian infeksi jaringan. Neutrofil juga terlibat dalam proses penyembuhan luka, karena neutrofil menghasilkan beberapa faktor pertumbuhan yang mendorong proliferasi dan protease sel yang menurunkan matriks ekstraselular (Dovi dkk., 2004). Inflamasi kemudian dimulai, karena monosit yang bersirkulasi cepat berdiferensiasi menjadi makrofag matang saat memasuki celah jaringan.
Makrofag yang aktif atau makrofag pro-inflamasi (M1 makrofag) menghilangkan bakteri, benda asing, neutrofil yang mengalami apoptosis dan komponen jaringan yang rusak dari luka melalui fagositosis. Makrofag juga mengekspresikan berbagai mediator
proinflammatory dan sitokin. Sel mast juga merespon dengan cepat terhadap luka pada jaringan dan memainkan peran penting dalam proses penyembuhan luka. Sel mast mengalami degranulasi, dan melepaskan beberapa sitokin yang menginduksi pengadaan neutrofil, serta proteinase yang menurunkan matriks ekstraselular.
1.4.Proliferasi
Ketika proses inflamasi selesai dan makrofag berubah menjadi teraktivasi atau menjadi antiinflamasi. Makrofag antiinflamasi (M2 Makrofag) mengekspresikan berbagai mediator antiinflamasi, enzim protease dan protease inhibitor, serta growth factor seperti vascular endothelial growth factor (VEGF)dan TGF-β yang mendukung poliferasi sel dan sistesis protein. Kemudian matrik ekstraseluler digantikan dengan jaringan granulasi.
Fibroblast teraktivasi oleh faktor pertumbuhan yang dilepas oleh makrofag dan bermigrasi menuju luka menggunakan matrik ekstraseluler. Kemudian fibroblast memulai berpoliferasi dan menghasilkan kolagen dan molekul matrik ekstraseluler. Selama tahap awal proliferasi, kapiler baru menjangkau ke jaringan mikrovaskular melalui jaringan granulasi. Selama tahap penyembuhan luka akhir, kepadatan pembuluh darah berkurang.
Jaringan granulasi merupakan jaringan yang mempunyai karakteristik seperti granul yang disebabkan oleh adanya kapiler baru dan jaringan ikat baru yang terbentuk selama proses penyembuhan dan terdiri dari fibroblast, sel endotel, sel inflamasi, komponen matriks ekstraselular dan pembuluh darah baru.
1.5.Remodeling
Fase remodeling mulai pada sekitar minggu ke 2-3 setelah terjadinya luka dan granulasi jaringan berubah menjadi jaringan gores bekas luka. Kerapatan pembuluh darah berkurang dan kolagen terbentuk. Selama fase remodeling terbentuk sintesis kolagen baru dan degradasi kolagen yang terus berlanjut, yang diimbangi dengan aktivitas matriks metaloproteinase (MMPs). Pada fase ini susunan dari jaringan sel yang tersambung dan kekuatan dari epitel baru menentukan bekas luka.
2. Suhu Tubuh
Rata-rata suhu tubuh manusia normal adalah berkisar antara 36.5 sampai 37.5°C. akan tetapi pada pagi hari bisa berkurang sampai 36°C, dan pada saat suatu kegiatan suhu tubuh dapat meningkat sampai mendekati 40°C tanpa efek sakit, karena perubahan tersebut merupakan kondisi fisiologis yang normal. Akan tetapi, suhu tubuh juga dapat meningkat akibat adanya perbedaan suhu lingkungan dan kelembaban udara yang relative tinggi.
Suhu inti tubuh biasanya didefinisikan sebagai suhu dari hipotalamus, pusat pengaturan suhu tubuh. Metode yang paling popular digunakan untuk mengaukur suhu inti tubuh
adalah secara oral, meskipun memiliki beberapa kelemahan. Pada saat berolahraga, peningkatan ventilasi paru akan menyebabkan terjadinya evaporasi, yang kemudian menyebabkan penurunan suhu pada thermometer, sehingga menghasilkan perhitungan yang tidak akurat. Metode lain yang sering digunakan untuk pengukuran suhu inti tubuh pada saat melakukan penelitian, biasanya dengan pengukuran pada rectal. Biasanya temperature rectal lebih tinggi 0.6°C daripada suhu oral.
Pengukuran rectal sering dianggap lebih akurat, tetapi juga masih memiliki kelemahan.
Aktivitas yang berat pada suatu kelompok otot lokal akan menghasilkan suhu yang lebih tinggi pada wilayah tersebut, sehingga dapat menyebabkan terjadi penyimpangan pada saat pengukuran suhu inti tubuh. Selain itu biasanya terjadi suhu yang berbeda pada rectum, oleh karenanya untuk menghasilkan pengukuran yang lebih akurat, thermistor harus diletakan dengan kedalaman 5-8 cm pada rectum. Selain suhu inti, biasanya juga sering dilakukan pengukuran suhu kulit. Suhu kulit (skin temperature) dipengaruhi oleh lingkungan, laju metabolisme, pakaian, dan tingkat hidrasi. Oleh karenanya suhu kulit merujuk pada kemampuan kulit untuk melepaskan panas ke lingkungan.
Dalam keadaan normal suhu inti tubuh relative stabil, keadaan ini dapat dipertahankan karena panas yang terbentuk dari hasil metabolisme tubuh secara terus menerus dikeluarkan pada lingkungan sekitar. Dengan demikian, terdapat keseimbangan antara pembentukkan dan pengeluaran panas, dan hal inilah yang menyebabkan suhu tubuh relatif konstan.
D. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini menggunakan hewan coba mencit. Adapun alat-alat yang digunakan adalah inkibator sebagai ruang kendali lingkungan, pendingin ruangan, thermometer, timbangan, satu set alat bedah,
Hewan coba mencit diadaptasi selama 1minggu terhadap kondisi laboratorium (diberi pakan pellet serta air minum ad libitum), sebelum diberi perlakuan. Satu hari sebelum perlukaan, area yang akan dilukai diberi tanda dan dibersihkan dari rambut. Setiap mencit dibuat luka sayat pada area dorsum, dengan panjang luka 1,5 cm serta kedalaman 2 mm.
Mencit dikelompokkan kedalam 5 kelompok. Tiap kelompok terdiri dari mencit dengan berbagai berat badan yang ditandai dengan warna yang dibubuhkan ke mencit. Dari lima kelompok tersebut akan mendapat perlakuan yang berbeda dengan variasi suhu ruangan.
Luka akan diamati setiap hari dalam waktu 2 minggu mengenai besar luka atau selama proses penyembuhannya.
E. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN Anggaran Biaya
Anggaran penelitian yang dapat diajukan adalah maksimal Rp. 10.000.000,-/ judul/tahun, dengan komponen sebagai berikut:
1. Honorarium
Honor Honor/Jam (Rp)
Waktu
(jam/minggu) Minggu Honor (Rp)
Tenaga Teknis 1 40.000 2,5 12 1.200.000
Tenaga Teknis 2 40.000 2,5 12 1.200.000
Tenaga Pembantu 20.000 2,5 12 600.000
Sub total (Rp) 3.000.000 2. Peralatan Penunjang dan bahan habis pakai
Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas
Harga Satuan
(Rp)
Biaya (Rp)
Pembelian bahan
untuk inkubator incubator 1 set 1.000.000 1.000.000 Perangakat
pengukuran variabel
Termometer,
neraca, 1 500.000 500.000
Pembelian Mencit Objek Uji 30 50.000 1.500.000 Perangkat
Pendingin ruang uji 1 1.000.000 1.000.000
Perlengkapan tambahan
kaos tangan, pewarna, pakan mencit
250.000 250.000
Sub total (Rp) 4.250.000 3. Perjalanan dan publikasi
Kegiatan Justifikasi
Kegiatan Kuantitas
Harga Satuan
(Rp)
Biaya (Rp)
Pembelian alat dan bahan
Pembelian alat dan bahan
1 100.000 100.000
Publikasi ilmiah Publikasi di Jurnal Nasional
1 2.500.000 2.500.000
Sub total (Rp) 2.600.000 4. Administrasi dan pelaporan
Kegiatan Justifikasi
Kegiatan Kuantitas
Harga Satuan
(Rp)
Biaya (Rp)
Laporan Penggandaan 3 40.000 120.000
Lain-lain 30.000 30.000
Sub total (Rp) 150.000 TOTAL ANGGARAN (Rp) 10.000.000
Jadwal Penelitian
Jadwal pelaksanaan penelitian dibuat dengan tahapan yang jelas untuk maksimal 1 tahun dalam bentuk diagram batang (bar chart).
No. Kegiatan Bulan Ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Persiapan
Pencatatan logbook
Pengadaan alat dan pembelian bahan Persiapan Lab
2 Pelaksanaan Penelitian Persiapan alat
Pengecekan alat dan bahan Pengambian data
Analisis data
Penyusunan Laporan Kemajuan Penulisan draft artikel
Pelaksanaan monev tahap I 3 Pelaporan
Laporan akhir, laporan keuangan dan upload Seminar hasil
Publikasi
F. DAFTAR PUSTAKA
Ali Satia Graha. 2010. Adaptasi Suhu Terhadap Latihan dan Efek Cedera di Cuaca Panas dan Dingin. Jurnal olahraga Prestasi, 6(2), 123-134.
Blakytny, R. and E. Jude, 2006. The molecular biology of chronic wounds and delayed healing in diabetes. Diabet Med, 23(6), 594-608.
Dede, J.O., Shella. W., Dian, A.M., Agni, N.A., Asep, M.I., Ade. Z. 2019. Review : Bahan Alami Penyembuh Luka. Majalah Farmasetika, 4(3), 45-56
Dinh, T., et al., 2012. Mechanisms involved in the development and healing of diabetic foot ulceration. Diabetes, 61(11), 2937-2947.
Dovi, J.V., A.M. Szpaderska, and L.A. DiPietro, 2004. Neutrophil function in the healing wound: adding insult to injury? Thromb Haemost, 92(2)
Eagle, M. 2009. Wound Assessment: The Patient and The Wound. Wound Essentials, 4, 14-24.
Falanga, V., 2005. Wound healing and its impairment in the diabetic foot. Lancet, 366(9498), 1736-1743.
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 47-49.
Nina. Z., Lia, D.P., Wahyu, E. 2017. Indeks Massa Tubuh Terhadap Penyembuhan Luka Perineum Ibu Nifas. Jurnal Ilmiah Kesehatan, X(2), 228-232.
Nuttall F. 2015. Body Mass Index. Nutrition Today, 50(3), 117-128.
Pradhan, L., et al., 2009. Inflammation and neuropeptides: the connection in diabetic wound healing. Expert Rev Mol Med, 11
Weller, C., Weller, C., & Team, V. 2019. Interactive Dressings and Their Role in Moist Wound Management. In Advanced Textiles for Wound Care (Second Edi). Elsevier Ltd.
G. LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul (Download dari menu Profil Dosen).
Lampiran 2. Surat Pernyataan Keaslian Penelitian bermeterai 10.000 oleh ketua peneliti.
LAMPIRAN 1: BIODATA KETUA DAN ANGGOTA TIM PENGUSUL
BIODATA PENELITI
Nama Andhika Dwi Anggara, S.Pd., M.Si.
NIK 210119203
Pangkat/Jabatan TENAGA PENGAJAR
E-mail [email protected]
ID Sinta
h-Index
Publikasi di Jurnal Internasional terindeks No Judul Artikel
Peran (First author, Corresponding author, atau co-
author)
Nama Jurnal, Tahun terbit, Volume, Nomor, P- ISSN/E-
ISSN
URL artikel (jika ada)
Publikasi di Jurnal Nasional Terakreditasi Peringkat 1 dan 2 No Judul Artikel
Peran (First author, Corresponding author, atau co-
author)
Nama Jurnal, Tahun terbit, Volume, Nomor, P-ISSN/E-
ISSN
URL artikel (jika ada)
Prosiding seminar/konverensi internasional terindeks No Judul Artikel
Peran (First author, Corresponding author,
atau co-author)
Nama Jurnal, Tahun terbit, Volume, Nomor, P-ISSN/E-
ISSN
URL artikel (jika ada)
Buku
No Judul Buku Tahun
Penerbitan ISBN Penerbit URL (jika
ada)
Perolehan KI
No Judul KI Tahun
Perolehan Jenis KI Nomor
Status KI (terdaftar/g ranted)
URL (jika ada)
Riwayat penelitian didanai kemdikbud
No Judul Tahun Dana Disetujui
1
2
3
LAMPIRAN 2: SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN BERMETERAI 10.000 OLEH KETUA PENELITI
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Andhika Dwi Anggara, S.Pd., M.Si.
NIK : 210119203
Fakultas/Prodi : Fakultas Kedokteran - Prodi Pendidikan Kedokteran
Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan judul: (HUBUNGAN SUHU RUANGAN DAN BERAT BADAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA) yang diusulkan dalam skema Penelitian Dasar melalui dana Internal UNISSULA tahun anggaran 2021 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke Perguruan Tinggi melalui LPPM UNISSULA.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
Semarang, 10 Juli 2021 Mengetahui,
Kepala LPPM UNISSULA
(Prof. Dr. Heru Sulistyo, S.E., M.Si) NIK 210493032
Yang menyatakan,
Meterai 10.000
(Andhika Dwi Anggara, S.Pd., M.Si.) NIK. 210119203
LAMPIRAN 3: LOGBOOK
CATATAN HARIAN/LOGBOOK
PENELITIAN INTERNAL PERGURUAN TINGGI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)
Judul Penelitian : ………...
………...
………...
Skema Penelitian : ………...
Nama Ketua : ………...
Nama Anggota 1 : ………...
Nama Anggota 2 : ………...
Tahun Pelaksanaan : 2021
Biaya Tahun Berjalan : ………...
Format Catatan Harian (Logbook)
No Tanggal Kegiatan
1 …/…./…… Catatan: ………
Dokumen Pendukung:
2 …/…./…… Catatan: ……… ………… ………
Dokumen Pendukung:
3 …/…./…… Catatan: ……… ………… ………
Dokumen Pendukung:
dst dst Dan seterusnya
Keterangan: hasil yang dicapai pada setiap kegiatan (foto, grafik, tabel, catatan,
dokumen, data dan sebagainya) dilampirkan.