NILAI WAJAR,
HIPERINFLASI, HIBAH
Agenda
Hibah Pemerintah
Hiperinflasi
Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral
Nilai Wajar
2
PSAK 61
PSAK 61 Hibah Pemerintah
• Akuntansi dan pengungkapan atas hibah pemerintah
• Pengungkapan atas bentuk lain bantuan pemerintah
• Hibah pemerintah diakui jika terdapat keyakinan memadai:
– entitas akan mematuhi kondisi yang melekat pada hibah tersebut, – danhibah akan diterima
• Hibah pemerintah diakui dalam laba rugi dengan dasar sistematis selama periode entitas mengakui sebagai beban atas biaya terkait yang dimaksudkan akan dikompensasi dengan hibah.
• Pendekatan penghasilan >>> dalam laba rugi
– Hibah pemerintah terkait dengan aset Penghasilan ditangguhkan, atau Pengurang jumlah tercatat aset
– Hibah pemerintah terkait dengan penghasilan Pendapatan (laba rugi), atau Pengurang beban
PSAK 63
PSAK 63 : Akuntansi Hiperinflasi
• Laporan keuangan biaya historis dalam kondisi hiperinflasi – Tidak mencerminkan nilai bisnis dari aset
– Tidak dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya
– Laba tidak mencerminkan replacement cost sehingga mengurangi modal riil
– Laba kepemilikan aset non-moneter tidak mencerminkan laba ekonomi riil
• Laporan keuangan dalam ekonomi hiperinflasi disajikan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan
• Pos-pos terkait di periode sebelumnya disajikan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan
• Laba atau rugi posisi moneter neto diakui dalam laba rugi dan diungkapkan terpisah.
• Indikasi ekonomi hiperinflasi – inflasi kumlatif 3 tahun mendekatan atau melebihi 100%
Langkah-langkah
Pemilihan indeks harga umum
Analisis dan penyajian-kembali aset dan liabilitas Penyajian-kembali laba rugi
Perhitungan laba rugi posisi moneter neto Penyajian-kembali arus kas
Penyajian-kembali periode sebelumnya
7
PSAK 64
PSAK 64
Akuntansi Aset Eksplorasi & Evaluasi
Pengurusan
Ijin Eksplorasi & Evaluasi Pengembangan
Produksi &
Pengolahan Lain–Lain Setelah
Produksi
IFRS 6 IAS 8, 38, 16, 37 & 36
PSAK 64
Beban diakui sebagai aset
Pengukuran awal, aset dicatat pada harga perolehan
Pengukuran selanjutnya sesuai dengan IAS 16,
38 dan 36.
Dibebankan pada periode berjalan, kecuali jika:
Kegiatan eksplorasi yang signifikan masih berjalan, dan Cadangan
Terbukti belum dapat ditentukan.
Sudah dapat dibuktikan bahwa terdapat Cadangan Terbukti.
Ditangguhkan & diamortisasi pada saat produksi
Penurunan nilai - berlaku
Estimasi biaya restorasi - berlaku
All other applicable IFRSs Technical feasibility
& commercial
viability / cadangan Terbukti
Akuntansi Pertambangan Umum
Aktivitas eksplorasi Aktivitas
pengembangan dan konstruksi
Aktivitas produksi Aktivitas pengelolaan
lingkungan hidup
PSAK 64
Pengembangan: KDPPLK &
PSAK 19 (revisi 2016)
Konstruksi: PSAK 16 (revisi 2016)
Kecuali pengupasan lapisan tanah mengikuti ISAK 29 Dihapuskan
Aktivitas pengupasan lapisan tanah
Pengupasan lapisan tanah saat produksi – ISAK 29
Ruang Lingkup
1.Exploration 2.Evaluation
IFRS 6
Exploration for and Evaluation of Mineral
Resources
PSAK 29
Akuntansi Minyak dan Gas Bumi
PSAK 33
Akuntansi
Pertambangan Umum
1.Eksplorasi (& evaluasi) 2.Pengembangan
3.Produksi 4.Pengolahan 5.Transportasi 6.Pemasaran 7.Lain-Lain
• Pelabuhan Khusus
• Telekomunikasi
• Kontrak Bantuan Teknis
• Unitisasi
• Kontrak Pengurasan Tahap Kedua
• Joint Venture
1.Eksplorasi (& evaluasi) 2.Pengembangan &
Konstruksi 3.Produksi
4.Pengelolaan Lingkungan Hidup
1.Eksplorasi 2.Evaluasi
PSAK 64
Evaluasi Sumber Daya Mineral
PSAK 64
Pengukuran Aset Explorasi dan Evaluasi
•
Aset eksplorasi dan evaluasi diukur pada biaya perolehan.
• Entitas menentukan suatu kebijakan akuntansi yang spesifik yang mana pengeluaran diakui sebagai aset eksplorasi dan evaluasi dan menerapkannya secara konsisten.
• Entitas mempertimbangkan tingkat pengeluaran yang dapat dikaitkan dengan penemuan sumber daya mineral spesifik.
•
Setelah pengakuan awal, entitas menerapkan salah satu model biaya atau model revaluasi atas aset eksplorasi dan evaluasi.
• Entitas dapat mengubah kebijakan akuntansinya jika perubahan kebijakan tersebut dapat membuat laporan keuangan menjadi lebih relevan dan andal.
PSAK 64
Pengklasifikasian Kembali Aset Explorasi dan Evaluasi
• Suatu aset tidak diklasifikasikan sebagai aset eksplorasi dan evaluasi ketika kelayakan teknis dan kelangsungan usaha komersial atas penambangan sumber daya mineral dapat dibuktikan.
• Aset eksplorasi dan evaluasi diuji penurunan nilainya, dan setiap rugi penurunan nilai diakui, sebelum direklasifikasi.
– Aset eksplorasi dan evaluasi diuji penurunan nilainya ketika fakta dan kondisi menyatakan bahwa jumlah tercatat aset eksplorasi dan evaluasi melebihi jumlah terpulihkan.
– Ketika fakta dan kondisi menyatakan bahwa jumlah tercatat aset eksplorasi dan evaluasi melebihi jumlah terpulihkan, entitas
mengukur, menyajikan dan mengungkapkan setiap rugi penurunan nilai sesuai dengan PSAK 48.
PSAK 68
Properti Investasi
FAIR VALUE DALAM PSAK
PSAK 50,55,60
PSAK 16, 19
PSAK 13
PSAK 15, 22
PSAK 14
PSAK 48, 58
Aset Tidak Lancar
Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
Agikultur Instrumen Keuangan
Aset Tetap
FAIR VALUE IFRS 13
Penurunan Nilai
15
Kombinasi Bisnis Investasi
PSAK 69
Persediaan
Assets
Assets
Intangible
Financial Inv Property PP&E
Inventory Etc
Defined Benefit
Biological assets Cost
CM or RM CM or RM
Cost Nil
Nil
Lower of C or NRV some FVM
Cost
Cost
CM or F
VM
Fair value Am
C or FVM
Fair value less costs to
sell Fair value less costs to
sell
FV plan assets less PUC plan o& arbitrarybligation rules
FV plan assets less PUC plan oarbitrary rubligation &les Vario
us
Vario us
© IFRS Foundation | 30 Cannon Street | London EC4M 6XH | UK. www.ifrs.org
Definisi Nilai Wajar
• nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
• “...the price that would be received to sell an asset or transfer a liability in an orderly transaction between market participants at the measurement date.”
IFRS 13 para 9
17
Hirarki Penentuan Nilai Wajar – PSAK LAMA
• Kuotasi harga di pasar aktif;
• Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan teknik penilaian yang meliputi:
– penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang
terkini antara pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan, jika tersedia;
– referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama;
– analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash flow analysis); dan
– model penetapan harga opsi (option pricing model)
18
Definisi Lama
Nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau
suatu kewajiban
diselesaikan antara pihak yang memahami dan
berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction)
Definisi Lama Kelemanah
Tidak spesifik apakan entitas menjual atau membeli aset
Tidak jelas tentang diselesaikan, karena tidak menunjukkan kreditor Tidak jelas tentang pengertian nilai wajar
Tidak menjelaskan kapan transaksi terjadi
?
19
Aset dan Liabilitas
• Pengukuran nilai wajar adalah untuk aset atau liabilitas tertentu.
• Ketika mengukur nilai wajar, entitas memperhitungkan karakteristik aset atau liabilitas jika pelaku pasar akan
memperhitungkan karakteristik tersebut ketika enentukan harga aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran.
• Karakteristik tersebut misalnya : – kondisi dan lokasi aset; dan
– pembatasan, jika ada, atas penjualan atau penggunaan aset.
• Aset atau liabilitas diukur pada nilai wajar dapat terdiri dari aset atau liabilitas yang berdiri sendiri atau sekelompok aset atau liabilitas.
20
Transaksi
• Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa aset atau liabilitas dipertukarkan dalam suatu transaksi teratur antara pelaku pasar untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas pada tanggal pengukuran
berdasarkan kondisi pasar saat ini.
• nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas terjadi:
– di pasar utama (principal market) untuk aset atau liabilitas tersebut; atau
– jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling
menguntungkan (most advantegous market) untuk aset atau liabilitas tersebut.
21
Pelaku Pasar
• Entitas mengukur nilai wajar suatu aset atau liabilitas menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku pasar
bertindak dalam kepentingan ekonomik terbaiknya.
• Entitas mengidentifikasi pelaku pasar secara umum, mempertimbangkan faktor yang spesifik untuk:
– Aset dan liabilitas – Pasar utama
– Pelaku pasar yang akan melakukan transasi
22
Harga
• Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur di pasar utama (atau pasar yang paling
menguntungkan) pada tanggal pengukuran
berdasarkan kondisi pasar saat ini (yaitu harga keluaran) terlepas apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi
menggunakan teknik penilaian lain.
23
Penggunaan Tertinggi dan Terbaik - (Highest and best Used)
• Pengukuran nilai wajar aset nonkeuangan memperhitungkan
kemampuan pelaku pasar untuk menghasilkan manfaat ekonomik
dengan menggunakan aset dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya (highest and best use) atau dengan menjualnya kepada pelaku pasar lain yang akan menggunakan aset tersebut dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya.
Penerapan Aset non Keuangan
Penggunaan tertinggi dan terbaik memperhitungkan:
• Penggunaan yang secara fisik dimungkinkan (physically possible) memperhitungkan karakteristik fisik aset
• Penggunaan yang secara hukum diizinkan (legally permissible) memperhitungkan adanya pembatasan hukum atas penggunaan aset.
• Pengunaan yang layak secara keuangan (financially feasible)
24
Penggunaan tertinggi dan terbaik aset nonkeuangan dapat memberikan nilai maksimum melalui:
• penggunaan kombinasi dengan aset atau liabilitas maka nilai wajar adalah didasarkan asumsi aset tersebut digunakan
bersama aset atau liablitas lain:
– Kombinasi
– Aset pelengkap
– Relevan dari kelompok aset
• melalui penggunaan aset secara terpisah, nilai wajar adalah harga diterima dalam transaksi menjual aset kepada pelaku pasar yang akan menggunakan secara terpisah.
Premis Penilaian Aset non Keuangan
25
• Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa liabilitas keuangan atau, liabilitas non keuangan atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri dialihkan kepada pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
• Pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri mengasumsikan:
– Liabilitas akan tetap terutang dan pelaku pasar yang menerima pengalihan (transferee) disyaratkan untuk memenuhi kewajiban tersebut. Liabilitas tidak akan diselesaikan dengan pihak lawan atau diakhiri pada tanggal pengukuran.
– Instrumen ekuitas milik entitas sendiri akan tetap beredar dan pelaku pasar yang
menerima pengalihan akan mengambil alih hak dan tanggung jawab yang terkait dengan instrumen tersebut. Instrumen tersebut tidak akan dibatalkan atau diakhiri pada tanggal pengukuran.
• Ketika harga kuotasian (quoted price) untuk pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri yang identik atau serupa tidak tersedia dan item yang identik dimiliki oleh pihak lain sebagai aset, entitas mengukur nilai wajar liabilitas atau instrumen ekuitas dari perspektif pelaku pasar yang memiliki item yang
identik sebagai aset pada tanggal pengukuran.
Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik Entitas Sendiri
26
Entitas mengukur liabilitas dan ekuitas dengan:
a. menggunakan harga kuotasian di pasar aktif (active market) untuk item yang identik yang dimiliki oleh pihak lain sebagai aset, jika harga tersebut tersedia.
b. jika harga tersebut tidak tersedia, menggunakan input lain yang dapat diobservasi, seperti harga kuotasian di pasar yang tidak aktif untuk item yang identik yang dimiliki oleh pihak lain sebagai aset.
c. jika harga yang dapat diobservasi dalam (a) dan (b) tidak tersedia, maka menggunakan teknik penilaian lain, seperti:
i. pendekatan penghasilan (income approach) (contohnya teknik nilai kini yang memperhitungkan nilai arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima pelaku pasar dari kepemilikannya atas liabilitas atau instrumen ekuitas sebagai aset;
ii. pendekatan pasar (market approach) (contohnya menggunakan harga
kuotasian untuk liabilitas atau instrumen ekuitas yang serupa yang dimiliki oleh pihak lain sebagai aset;
Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik Entitas Sendiri
27
• Ketika harga kuotasian untuk pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri yang identik atau serupa tidak tersedia dan item yang identik tidak dimiliki oleh pihak lain sebagai asset
– entitas mengukur nilai wajar liabilitas atau instrumen ekuitas menggunakan teknik penilaian dari
perspektif pelaku pasar yang memiliki liabilitas atau telah menerbitkan klaim atas ekuitas.
Liabilitas dan Instrumen Ekuitas yang Tidak Dimiliki Pihak Lain Sebagai Aset
28
• Nilai wajar liabilitas mencerminkan dampak risiko wanprestasi (non-performance risk).
• Risiko wanprestasi mencakup, namun tidak terbatas pada, risiko kredit entitas (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan).
• Risiko wanprestasi diasumsikan sama sebelum dan sesudah pengalihan liabilitas.
Risiko Wanprestasi
29
• Dampak pembatasan yang mencegah pengalihan
liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri baik secara implisit atau eksplisit tercakup dalam input lain terhadap pengukuran nilai wajar.
Pembatasan yang Mencegah Pengalihan Liabilitas atau Instrumen Ekuitas Milik Entitas Sendiri
30
• Nilai wajar liabilitas keuangan dengan fitur dapat ditarik kembali sewaktu-waktu (demand feature) (contohnya
giro) adalah tidak kurang dari jumlah yang terutang pada saat penarikan, didiskontokan dari tanggal pertama
jumlah tersebut dapat disyaratkan untuk dibayar.
Liabilitas Keuangan dengan Fitur dapat Ditarik Kembali Sewaktu-waktu
31
• Jika entitas mengelola kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut berdasarkan eksposur
netonya terhadap risiko pasar atau risiko kredit, entitas diizinkan untuk menerapkan pengecualian terhadap Pernyataan ini untuk mengukur nilai wajar. (Par 48).
• Entitas mengukur nilai wajar kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan secara konsisten dengan
bagaimana pelaku pasar menetapkan harga eksposure risiko neto pada tanggal pengukuran.
Penerapan pada Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan dengan Posisi Saling Hapus dalam Risiko Pasar atau
Risiko Kredit Pihak Lawan
32
Entitas diizinkan untuk menggunakan pengecualian jika entitas melakukan seluruh hal sebagai berikut:
a. Mengelola kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan berdasarkan eksposur neto entitas terhadap risiko pasar tertentu atau terhadap risiko kredit dari pihak lawan tertentu sesuai dengan risiko manajemen atau strategi investasi entitas yang terdokumentasi;
b. Menyediakan informasi atas dasar tersebut, mengenai kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan kepada anggota manajemen kunci entitas, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7:
c. Disyaratkan atau telah menentukan untuk mengukur aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut pada nilai wajar dalam laporan posisi
keuangan pada setiap akhir periode pelaporan.
Pengecualian par 48 hanya berlaku untuk aset keuangan dan liabilitas keuagnan dalam ruang lingkup PSAK 55.
Penerapan pada Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan dengan Posisi Saling Hapus dalam Risiko Pasar atau
Risiko Kredit Pihak Lawan
33
a. Ketika menggunakan pengecualian par 48, entitas menerapkan bid ask spread yang mempresentasikan nilai wajar dalam keadaan
tersebut pada exposure neto entitas terhadap risiko pasar.
b. Ketika menggunakan pengecualian par 48, entitas memastikan bahwa risiko pasar dalam kelompok aset dan liabilitas keuangan tersebut secara substansial sama
c. Durasi eksposure entitas terhadap risiko pasr secara substansial sama
Eksposure terhadap nilai pasar
34
a. Ketika menggunakan pengecualian par 48, entitas memperhitungkan dampak eksposure neto terhadap kredit entitas dalam pengukuran nilai wajar ketika pelaku pasar memperhitungkan perjanjian apapun yang ada saat ini yang mengurangi eksposure risiko kredit jika gagal bayar.
b. Pengukuran nilai wajar mencerminkan harapan pelaku pasar
mengenai kemungkinan bahwa perjanjian tersebut akan memiliki kekuatan hukum jika terjadi gagal bayar.
Eksposure terhadap risiko pihak lawan tertentu
35
a. Harga transaksi adalah harga yang dibayar untuk mempeoleh aset atau harga yagn diterima untuk mengambil alih liabilitas (harga
masuk / entry price).
b. Nilai wajar aset atau liabilitas adalah harga yang akan diterima untuk menjual aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan
liabilitas (harga keluar).
c. Dalam banyak kasus harga transaksi akan sama dengan nilai wajar, contohnya kasus tersebut terjadi pada tanggal transaksi terjadi
transaksi untuk membeli aset di pasar di mana aset tersebut akan dijual.
d. Jika harga transaksi berbeda dengan nilai wajar, maka entitas mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laba rugi, kecuali dinyatakan lain dalam pernyataan tersebut.
Nilai wajar pada saat pengakuan awal
36
• Entitas menggunakan teknik penilaian yang sesuai dalam keadaan dan dimana data yang memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar,
memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.
• Tujuan teknik penilaian adalah untuk mengestimasi harga di mana
transaksi teratur untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas akan terjadi antara para pelaku pasar pada tanggal transaksi
• Tiga teknik penilaian yang digunakan secara luas adalah pendekatan pasar, pendekatan biaya (cost approach) dan pendekatan
penghasilan.
• Teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur nilai wajar diterapkan secara konsisten.
• Penggunaan teknik tunggal atau beberapa teknik penilaian dimungkinkan.
• Pengukuran nilai wajar adalah titik dalam rentang tersebut yang paling mewakili nilai wajar dalam keadaan tersebut.
Teknik Penilaian
37
• Teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur nilai wajar memaksimalkan penggunaan input yang dapat
diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.
• Entitas memilih input yang konsisten dengan karakteristik aset atau liabilitas yang akan diperhitungkan pelaku pasar dalam transaksi untuk aset atau liabilitas tersebut
Prinsip Umum Teknik Penilaian
38
• Jika aset atau liabilitas yang diukur pada nilai wajar memiliki harga bid dan harga ask (contohnya input dari pasar dealer), harga dalam bid–
ask spread yang paling merepresentasikan nilai wajar dalam keadaan tersebut digunakan untuk mengukur nilai wajar terlepas dari dimana input tersebut dikategorikan dalam hirarki nilai wajar (yaitu Level 1, 2, atau 3).
• Penggunaan bid ask spread untuk posisi aset dan liabilitas diizinkan tetapi tidak disyaratkan.
• Pernyataan ini tidak menghalangi penggunaan harga nilai tengah pasar (mid market pricing) atau konvensi penentuan harga lain yang digunakan pelaku pasar sebagai panduan praktis untuk mengukur nlai wajar dalam bid ask spread.
Input Berdasarkan Harga Bid and Ask
39
Hirarki Fair Value
40
Apakah ada harga kuotasian dalam pasar aktif untuk aset
atau liabilitas yang identik (Level 1)
Apakah ada input selain harga kuotasioan yang
dapat diobservasi*
Gunakan nilai wajar pengukuran dengan Level 1
Gunakan input selain Harga kuotasian yang dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak
langsung, pengukuan ‡ Level 2
Gunakan input yang bukan berdasarkan
harga pasar yang dapat diobservasi.
Level 3
Yes No
Yes No
Harus digunakan tanpa penyesuaian
* Maksimumkan input yang dapat diobservasi, termasuk informasi pasar dan informasi publik lainnya
‡ Input yang tidak dapat diobservasi diantaranya data entitas (anggaran, proyeksi), harus disesuaikan jika pelaku pasar menggunakan asumsi berbeda
40
40
• Input Level 1 adalah harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran.
• Harga kuotasian di pasar aktif menyediakan bukti yang paling andal dari nilai wajar dan digunakan tanpa penyesuaian.
• Penekanan pada Level 1 adalah untuk menentukan kedua hal sebagai berikut:
a. pasar utama untuk aset atau liabilitas atau, jika tidak terdapat pasar utama, pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut; dan
b. apakah entitas dapat melakukan transaksi untuk aset atau liabilitas tersebut pada harga di pasar tersebut pada tanggal pengukuran.
• Entitas tidak membuat penyesuaian terhadap input Level 1 kecuali dalam beberapa keadaan sebagai berikut:
a. tidak dapat diakses untuk setiap aset atau liabilitas tersebut secara individual b. harga kuotasian di pasar aktif tidak merepresentasikan nilai wajar pada tanggal
pengukuran.
c. aset di pasar aktif dan harga tersebut perlu untuk disesuaikan untuk faktor yang spesifik terhadap item atau aset tersebut
Input Level 1
41
• Input Level 2 adalah input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak langsung.
• Jika aset atau liabilitas memiliki persyaratan (kontraktual) yang spesifik, input Level 2 harus dapat diobservasi untuk keseluruhan jangka waktu yang substansial dari aset atau liabilitas tersebut.
a. harga kuotasian untuk aset atau liabilitas yang serupa di pasar aktif.
b. harga kuotasian untuk aset atau liabilitas yang identik atau yang serupa di pasar yang tidak aktif.
c. input selain dari harga kuotasian yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, sebagai contoh:
i. suku bunga dan kurva imbal hasil yang dapat diobservasi pada interval kuotasi yang umum;
ii. volatilitas yang tersirat; dan iii. credit spreads.
d. input yang diperkuat pasar (market-corroborated inputs).
• Penyesuaian terhadap input Level 2 akan beragam, tergantung pada faktor yang spesifik atas aset atau liabilitas. Faktor tersebut termasuk hal sebagai berikut:
a. kondisi atau lokasi aset;
b. tingkat dimana input terkait dengan item yang sebanding dengan aset atau liabilitas
c. volume atau level aktivitas di pasar dimana input dapat diamati.
Input Level 2
42
• Input Level 3 adalah input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas.
• Input yang tidak dapat diobservasi digunakan untuk mengukur nilai wajar sejauh input yang dapat diobservasi yang relevan tidak tersedia,
• Asumsi mengenai risiko termasuk risiko yang inheren dalam teknik penilaian tertentu yang digunakan untuk mengukur nilai wajar (seperti model penentuan harga) dan risiko yang inheren dalam input untuk teknik penilaian.
• Entitas dapat mengembangkan input yang tidak dapat diobservasi menggunakan informasi terbaik yang tersedia
Input Level 3
43
• Entitas mengungkapkan informasi yang membantu
pengguna laporan keuangannya untuk menilai kedua hal sebagai berikut:
a. untuk aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang (recurring) atau tidak berulang (non-recurring) dalam laporan posisi keuangan setelah pengakuan awal, teknik
penilaian dan input yang digunakan untuk mengembangkan pengukuran tersebut.
b. untuk pengukuran nilai wajar yang berulang yang menggunakan input yang tidak dapat diobservasi yang signifikan (Level 3),
dampak dari pengukuran terhadap laba rugi atau penghasilan komprehensif lain untuk periode tersebut.
Pengungkapan
44
Untuk memenuhi tujuan pengungkapan, entitas empertimbangkan seluruh hal sebagai berikut:
a. level detil yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan pengungkapan;
b. berapa banyak penekanan yang ditetapkan pada setiap persyaratan;
c. berapa banyak penggabungan atau pemisahan yang perlu dilaksanakan; dan
d. apakah pengguna laporan keuangan membutuhkan informasi tambahan untuk mengevaluasi informasi kuantitatif yang
diungkapkan.
Pengungkapan
45
Untuk memenuhi tujuan pengungkapan entitas mengungkapakan informasi berikut:
a. Alasan pengkuruan nilai wajar berulang dan tidak berulang b. Level hirarki nilai wajar
c. Jumlah perpindahan antar hirarki nilai wajar 1 dan 2, alasan dan kebijakan akuntansinya.
d. Untuk level 2 dan 3, deskripsi teknik penilaian dan input dalam pengukuran.
e. Level 3, rekonsiliasi saldo awal dan akhir, perubahan selama
periode, keuntungan kerugian yagn direalisasi dan belum direalisasi.
f. Jika penggunaan teringgi dan terbaik aset non keuangan berbeda dari penggunaannya, fakta tersebut harus diungkapkan.
Pengungkapan
46
a. Pendekatan pengukuran nilai wajar
b. Premis penilaian untuk aset non keuangan c. Nilai wajar pada saat pengakuan awal
d. Teknik penlaian
i. Pendekatan pasar ii. Pendekatan biaya
iii. Pendekatan penghasilan iv. Teknik nilai kini
Komponen penilaian nilai kini (prinsip umum, risiko dan
ketidakpastian, teknik penyesuaian tingkat diskonto, teknik nilai kini yang diharapkan)
e. Penerapan teknik nilai kini pada liabilitas dan instrument ekuitas milik entitas sendiri yang tidak dimiliki oleh pihak lain sebagai aset
f. Pengukuran nlai wajar ketika volume atau tingkat aktivitas aset atau liabilitas menurun secara signifikan
i. identifikasi transaksi tidak teratur
ii. penggunaan harga kuotasian yang disediakan pihak ketiga)
Pedoman Penerapan
47
a. Bagian ini hanya ada di PSAK 68 revisi 2013 namun untuk PSAK penyesuan tahun 2015 sudah tidak ada, karena sudah disesuaikan.
b. PSAK yang disesuaikan antara lain:
Amandemen terhadap PSAK
9. PSAK 19 10. PSAK 22 11. PSAK 24 12. PSAK 30 13. PSAK 48 14. PSAK 50 15. PSAK 53 16. PSAK 55
17. PSAK 56 18. PSAK 60 19. PSAK 53 20. ISAK 8 21. ISAK 10 22. ISAK 11 23. ISAK 28 24. PSAK 57 1. PSAK 1
2. PSAK 3 3. PSAK 8 4. PSAK 10 5. PSAK 13 6. PSAK 14 7. PSAK 15 8. PSAK 16
48
a. Penggunaan tertinggi dan terbaik dan premis penilaian (1. kelompok aset;
2.tanah; 3. Proyek penelitian dan pengembangan)
b. Penggunaan beberapa teknik penilaian (4. mesin yang dimiliki dan digunakan;
5. perangkat lunak)
c. Pasar utama atau pasar yang paling menguntungkan (6. pasar utama level 1) d. Harga transaksi dan nilai wajar pada saat pengakuan awal (7. swap suku
bunga pada saat pengakuan awal)
e. Aset yang dibatasi (8. pembatasn pada penjualan instrument ekuitas; 9.
pembatasan pada penggunaan aset)
f. Pengukuran liabilitas (10. structured notes; 11. liabilitas aktivitas purna operasi;
12. kewajian utang: harga kuotasian; 13. kewajiban utang: teknik nilai kini) g. Pengukuran nilai wajar ketika volume atau tingkat aktivitas aset atau liabilitas
menurun secara signifikan (14. estimasti tingkat imbal hasil ketika volume atau tingkat aktivitas aset menurun secara signifikan)
h. Pengungkapan (15. Aset yagn diukur pada nilai wajar; 16. Rekonsilisasi pengukuran nilai wajar level 3; 17. Teknik penilaian dan input; 18. Proses penilaian; 19. Informasi sensitivitas terhadap perubahan dalam input tidak dapat diobservasi yang signifikan.
Contoh Ilustrasi
49
• Entitas mengakuisisi aset dan mengambil alih liabilitas dalam suatu kombinasi bisnis:
a. Aset A, b. Aset B dan c. Aset C.
• Aset C : perangkat lunak penagihan (billing) yang takterpisahkan dari bisnis yang dikembangkan oleh entitas yang diakuisisi untuk
penggunaannya sendiri, bersama dengan asetA dan B (yaitu aset yang terkait).
Diketahui:
• Nilai wajar setiap dapat aset diukur secara terpisah
• setiap aset akan memberikan nilai maksimum kepada pelaku pasar
utamanya melalui penggunaannya dalam kombinasi dengan aset lain atau dengan aset dan liabilitas lain
• Tidak terdapat bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan saat ini aset tersebut bukanlah penggunaan tertinggi dan terbaiknya.
Pengukuran Aset Non Keuangan
50
Kelompok Aset Pembeli Finansial
• Entitas menentukan bahwa pembeli finansial tidak memiliki aset yang terkait atau aset pengganti yang akan meningkatkan nilai kelompok dimana aset tersebut akan digunakan.
• Karena pembeli finansial tidak memiliki aset pengganti, maka Aset C (yaitu perangkat lunak penagihan) akan digunakan selama umur ekonomiknya
• Nilai wajar Aset:
a. Aset A: Rp 300 b. Aset B: Rp 200 c. Aset C: Rp 100
Pengukuran Aset Non Keuangan
51
Kelompok Aset Pembeli Strategis
• Entitas menentukan bahwa pembeli strategis memiliki aset terkait yang akan meningkatkan nilai kelompok dimana aset tersebut akan digunakan (yaitu sinergi pelaku pasar).
• Aset tersebut mencakup aset pengganti untuk Aset C (perangkat lunak penagihan), yang hanya akan digunakan untuk periode transaksi terbatas dan tidak dapat dijual secara tersendiri pada akhir periode tersebut.
• Karena pembeli strategik memiliki aset pengganti, maka Aset C tidak akan digunakan selama umur ekonomiknya.
• Nilai wajar Aset:
a. Aset A: Rp 360 b. Aset B: Rp 260 c. Aset C: Rp 30
• Nilai wajar indikasian aset sebagai suatu kelompok dalam kelompok aset pembeli strategis adalah Rp650.
Pengukuran Aset Non Keuangan
52
• Nilai wajar Aset A, B dan C akan ditentukan berdasarkan penggunaan aset tersebut sebagai suatu kelompok dalam kelompok pembeli strategis (Rp360 Rp260 dan Rp30)
• Walaupun penggunaan aset dalam kelompok pembeli strategis tidak memaksimalkan nilai wajar dari setiap aset secara tersendiri, penggunaan aset tersebut akan
memaksimalkan nilai wajar aset sebagai suatu kelompok (Rp650).