A. Integral Lipat Atas Daerah Persegi Panjang
Integral lipat atas daerah persegi panjang merupakan integral lipat dua karena berada di daerah bidang dua dimensi. Integral lipat dua atas daerah persegi panjang dikembangkan dari persamaan integral Rieman pada integral satu peubah (satu variabel) yaitu
dimana terdapat pembagian interval [a,b] menjadi interval kecil dengan panjang ∆Xk, k = 1,2,....,n berdasarkan partisi p : x1 < x2 < .... < xk. Persamaan tersebut diaplikasikan pada f(x,y) yang kontinyu pada himpunan berbentuk persegi panjang R yaitu:
R= {(x,y) : a ≤ x ≤ b, c ≤ y ≤ d}
dengan bentuk partisi p pada himpunan R berupa garis-garis sehahar dengan sumbu x dan y sebagai persegi panjang dengan panjang sisi masing-masing ∆Xk dan ∆Yk seperti pada gambar berikut:
Dari partisi tersebut diambul sebuah titik contoh (xk,yk) sehingga didapatkan bentuk umum
dengan jumlah partisi Rk, k = 1,2,...,n dan ∆Ak = ∆Xk ∆Yk adalah luasnya.
Contoh Soal
1. Hampiri ∫∫Rf(x,y) dA dimana f(x,y) =
64− 8 x + y
216
dan R = {(x,y): 0 ≤ x ≤ 4,0 ≤ y ≤8}dengan perhitungan penjumlahan Riemann yang diperoleh dengan membagi R atas delapan bujursangkar yang sama dan dengan menggunakan tiap pusat bujursangkar sebagai titik contoh.
Jawab
Titik contoh yang diperlukan dan nilai yang berpadanan dari fungsi tersebut adalah:
a. f(x1,y1) = f(1,1) =
57 16
b. f(x1,y1) = f(1,3) =65 16
c. f(x1,y1) = f(1,5) =81 16
d. f(x1,y1) = f(1,7) =105
16
e. f(x1,y1) = f(3,1) =
41 16
f. f(x1,y1) = f(3,3) =49 16
g. f(x1,y1) = f(3,5) =65 16
h. f(x1,y1) = f(3,7) =89 16
Karena hasil ∆Ak = 4, shinggax
k ,y
kf (¿¿) ∆ A
kf ( x , y ) dA ≈ ∑
k=1 8
¿
∬
R t¿
x
k ,y
kf (¿)
¿
4 ∑
k=1 8
¿
¿
4 (57+ 65+ 81+ 105+41+ 49 +65+89) 16
¿138
2. Apabila R = {(x,y) : 0 ≤ x ≤ 4,0 ≤ y ≤ 2} hitung
∬
R tf ( x , y ) dA
apabila diberikan fungsi f(x,y) = -1 ;1 ≤ x ≤ 4,0 ≤ y < 1
2 ; 1 ≤ x ≤ 4,1 ≤ y ≤ 2 Jawab
Berdasarkan fungsi diperoleh persegipanjang R1 dan R2
Sehingga
∬
R t
f ( x , y ) dA= ∬
R1 t
f ( x , y ) dA+ ∬
R2 t
f ( x , y ) dA
¿−
1(3.1 )+2 ( 3.1)
¿
3
3. Misal R = {(x,y) : 0 ≤ x ≤ 6,0 ≤ y ≤ 4} dan P merupakan partisi dari R menjadi 6 persegi yang sama oleh garis x = 2, x = 4, dan y = 2. Dengan menghitung jumlah Rieamann yang berpadanan dengan
x
k ,y
kf (¿) ∆ Ak
∑
k=1 6¿
Diasumsikan (xk,yk) adalah pusat dari keenam persegi. Aproksimasikan
∬
R❑
f ( x , y ) dA
Dengan (x,y) berikut F(x,y) = 12 – x –y JawabBerdasarkan fungsi, didapatkan partisi sebagai berikut y
4 (1,3 )
(3,3 )
(5,3 )
R 1 (1,1
)
(3,1 )
(5,1
) x
2 4 6
(x,y) adalah titik pusat tiap persegi dan ∆Ak = 2.2 = 4
x
k ,y
kf (¿) ∆ Ak=∆ Ak (F (1,1 )+ F (1,3)+F ( 3,1)+ F (3,3)+ F (5,1)+ F ( 5,3 ))
∑
k=1 6¿
( 12−1−1 )+ (12−1−3)+(12−3−1)+( 12−3−3 )+ (12 −5−1)+(12−5−3)
¿
4
¿¿
4 (42)
¿
168
B. Integral Lipat Atas Daerah Bukan Persegi Panjang
Integral lipat atas daerah bukan persegi panjang merupakan integral lipat yang berada pada suatu daerah S dengan himpunan tertutup dan terbatas pada bidang. Misal himpunan S terdapat pada sebuah persegi panjang R dengan sisi sejajar dengan sumbu koordinatnya maka
f(x,y) = f(x,y) jika (x,y) di S = 0 jika (x,y) di R-S
f dapat diintegralkan di daerah S jika f dapat diintegralkan pada R sehingga didapat persamaan:
Perhitungan Integral Lipat atas Himpunan Umum
Apabila integral lipat akan dihitung dari suatu fungsi f(x,y) atau himpunan S dengan y sederhana, himpunan S harus dilingkungi dalam suatu persegi panjang R dan memuat f(x,y) = 0 di luar S seperti gambar berikut
Sehingga persamaannya yaitu
Integral dilakukan sepanjang garis potong dan menghasilkan A(x) atau luas penampang.
A(x) kemudian diintegralkan mulai dari a hingga b.
Jika S merupakan x sederhana seperti gambar berikut
Maka digunakan persamaan
Contoh Soal
1. Hitung integral lipat dengan persamaan berikut
∫
3 5∫
−x x2( 4 x +10 y ) dy dx
Jawab∫
3 5∫
−x x2( 4 x +10 y ) dy dx= ∫
3 5
[ 4 xy +5 y
2]
−xx2
dx
4 x
3+5 x
4[(¿)−(−4 x
2+5 x
2)] dx
¿
∫
3 5
¿
5 x
4+ 4 x
3−x
2(¿) dx= [ x
5+ x
4− x 3
3]
35
¿
∫
3 5
¿
¿
10,180
3 =3393 1 3
2. Hitung integral lipat dengan persamaan berikut
∫
0 1∫
0 y22 y e
xdx dy
Jawab∫
0 1∫
0 y22 y e
xdx dy = ∫
0
1
[ ∫0y22 y exdx ] dy
∫
0 1∫
0 y22 y e
xdx dy = ∫
0 1
[ 2 y e
x]
0y2
dy = ∫
0 1
( 2 y e
y2−2 y e
0) dy
∫
0 1∫
0 y22 y e
xdx dy = ∫
0 1
e
y2( 2 y dy )−2 ∫
0 1
y dy
∫
0 1∫
0 y22y exdx dy=
[
ey2]
01−2[
y22]
0 1=e−1−2
(
12)
=e−23. Gunakan pengintegralan lipat dua untuk menentukan volume bidang empat (tetrahedron) yang dibatasi oleh bidang-bidang koordinat dan bidang 3x + 6y + 4z -12 = 0
Jawab
Cari volume benda pejal di bawah permukaan z = ¾ (4 – x – 2y) dan di atas daerah S
Bidang memotong bidang xy di garis x + 2y – 4y, ruas termasuk batas dari S sehingga dapat dituliskan
y = 2 – x/2 dan x = 4 – 2y
Sehingga S sebagai himpunan y sederhana:
S=
{ (
x , y)
:0≤ x ≤4,0≤ y ≤2−2x}
Atau sebagai himpunan x sederhana
S= { (x , y ): 0≤ x ≤ 4−2 y , 0 ≤ y ≤2 }
Volume benda pejal:
V = ∬
s
s
3
4 (4− x−2 y ) dA
Tetapkan x dan integralkan pada sepanjang garis y=0 hingga y=2 – x/2, kemudian integralkan hasil dari x=0 hingga x=4, sehingga
V = ∫
0 4
∫
0 2−x2
3
4 ( 4 −x−2 y ) dydx V = ∫
0 4
3
4 [ 4 −x y − y
2]
0 2−x/2dx V = 3
16 ∫
0 4
( 16−8 x− x
2) dx
V = 3
16 [ 16 x −4 x
2+ x 3
3]
0 4=4
C. PD Orde Satu Metode Integral Langsung PD orde satu memiliki persamaan umum y' + p(x)y = q(x)
apabila
q(x) = 0 dan y’ + p(x)y = 0 maka bersifat homogen q(x) ≠ 0 dan y’ + p(x)y = q(x) maka bersifat tak homogen
Pemecahan PD orde satu dilakukan untuk memanipulasi persamaan sehingga seluruh turunannya hilang dan menyisakan hubungan x dan y. Metode integrasi langsung dapat dilakukan untuk persamaan dalam bentuk y’=f(x) dengan cara sebagai berikut
PD OS Homogen y'+p(x)y = 0
diselesaikan dengan
y(x) = ke-A, dengan A = ∫ p(x)dx
PD OS Tak Homogen y'+p(x)y = q(x)
diselesaikan dengan y(x) = e-A[∫q(x)eAdx + k], dengan A = ∫ p(x)dx Kasus Khusus
a. q(x) = 0 maka y(x) = ke-A (homogen) b. p(x) = a dan q(x) = b maka y(x) = ke-ax+b/a (a,b skalar) c. p(x) = a maka y(x) = e-ax[∫q(x)eaxdx + k] (a skalar) Contoh Soal
1. Hitung persamaan dy/dx = 3x2 – 6x + 5 Jawab
y= ∫ ( 3 x
2−6 x + 5 ) dx
y=x3−3x2+5x+c
2. Hitung persamaan dy/dx = 2x + 4 dengan y=8, x=1 Jawab
y= ∫ (2 x+ 4 ) dx
y= x
2+4 x +c 8=1+ 4+ c c=3
Jadiy=x2+4x+3
3. Hitung dy/dx = x+3y/2x Jawab
Y = v.x (subtitusi ke persamaan)
dy
dx = x +3( v . x) 2 x dy
dx = x +3 vx
2 x (dibagi x ) dy
dx = 1 +3 v
2 ……… .. persamaan(1)
Y = v.x, turunannya =dy
dx =v .1+ x dv
dx … …… .. persamaan(2)
Y = U.V maka Y’ = U.V’ + V.U’1+3 y
2 = v+ x dv dx x dv
dx = 1+3 v
2 −v
x dv
dx = 1+3 v 2 − 2 v
2 x dy
dx = 1+v 2 2 (1+v )
dv dx = 1
x
Masing-masing ruas diintegralkan ke x
∫ ( (1+ 2 v ) ) dv dx dx= ∫ 1 x dx
2 ln ( 1+v )= ln x +c
Jika C diganti menjadi bentuk lnA maka
2 ln ( 1+ v )=ln x + lnA
1+ v
¿2¿
ln
¿¿1+ v
¿2❑=A . x … …. persamaan (3)
¿
Y = v.x ; V = y/x maka persamaan 3 menjadi
( 1+ x y )
2= Ax( seluruh ruasdikali x
2) 1+2 yx + y
2= A x
3( x+ y )
2=A x
3D. PD Orde Satu Metode Faktor Integrasi
Metode faktor integrasi adalah metode untuk memecahkan PD melalui pengalian kedua ruas persamaan diferensial dengan faktor integrasi. Metode ini biasa digunakan untuk menyelesaikan bentuk umum PD sebagai berikut
M(x,y)dx + N(x,y)dy = 0
Karena terdapat kondisi tak eksak yaitu
∂ M
∂ y
≠∂ N
∂ x
sehingga perlu pengalian dengan faktor integrasi untuk membuat PD menjadi eksak
∂ M
∂ y = ∂ N
∂ x
setelah itu persamaan dapat diselesaikan dengan metode PD eksak atau metode lain Bentuk Khusus
Jika 1 N [ ∂ M
∂ y − ∂ N
∂ x ]
= g(x), fungsi x berdiri sendiri, maka I(x,y) =e
∫g(x)dxJika 1
M [ ∂ M
∂ y − ∂ N
∂ x ]
= h(y), fungsi y berdiri sendiri, maka I(x,y) =e
∫h(x)dxJika M = yf ( xy ) dan N = xg( xy )
, maka I(x,y) =1
xM − yN
Contoh Soal1. Cari solusi dari persamaan x
dy
dx
+ y = x3 JawabUbah persamaan ke PD orde satu
x dy
dx + y= x
3(dibagi x) dy
dx + y x =x
2Persamaan tersebut sama dengan bentuk
dy
dx + py=Q
Sehingga P = 1/x Q = x2 Rumus IFIF=e∫P .dx IF=e∫
1 xdx
IF=elnx IF=x
dy dx + y
x =x
2( dikalidengan IF ) x dy
dx +1. y= x
3… .. persamaan(1)
u = x
dy dx =v '
1 = u’y = v sehingga
x dy
dx +1. y= d ( y . x)
dx ….. persamaan(2)
Persamaan (1) = Persamaan (2)d ( yx) dx = x
3yx= ∫ x
3Integralkan ke x
∫ d ( dx yx) dx= ∫ x
3dx
∫ d ( yx )= ∫ x
3dx
yx= 1 4 x
4+c
2. Pecahkan persoalan x
dy
dx
- 5y = x7 Jawabx dy
dx −5 y= x
7(dibagi x ) dy
dx + 5 y
x = x
6bentuk persamaan linier ordo 1 ( dy dx + py=Q )
Sehingga P = -5/x Q = x6
IF=e
∫−5 x dx
=e
ln(x−5)= x
−5= 1 x
5 Rumus faktor integraly . IF= ∫ Q . FI dx
y . 1
x
5= ∫ x
6. 1
x
5dx y
x
5= ∫ x dx
y x
5= 1
2 x
2+ c (semua ruas dikali x
5) y= 1
2 x
7+ c x
53. Selesaikan PD
dy
dx
- y = x JawabDidapatkan P = -1 Q = x
IF=e
−xKedua ruas dikalikan IF
e
−xdy
dx −e
−x. y=e
−x. x d
dy ( e
−xy ) =e
−x. x
∫ d ( e
−xy ) = ∫ e
−x. xdx
e
−x. y=e
−x. x ∫ e
−xdx
y=− x−1+ c
e
−xE. PD Orde Dua Homogen
PD orde dua memiliki bentuk umum y'’ = p(x)y’ + q(x)y = r(x)
PD orde dua dapat bersifat homogen apabila r(x) = 0 sehingga bentuk umumnya
y’’ + p(x)y’ + q(x)y = 0
p(x) dan q(x) Koefisien Konstan
Bentuk
y'’ + ay’ + by = 0
Persamaan Karakteristik λ2 + a λ + b = 0
Akar persamaan karakteristik λ1,2 =
− a ± √ a
2+ 4 b
2
Solusi Basis
y1 =
e
λ1x dan y1 =e
λ2xKasus Khusus
Jika a2– 4b > 0 maka terdapat dua akar Jika a2 – 4b = 0 maka terdapat satu akar Jika a2 – 4b <0 maka terdapat akar konjugasi kompleks
PD orde dua homogen dengan koefisien khusus (bukan konstanta) merupakan persamaan Cauchy-Euler. Penyelesaian persamaan ini dilakukan dengan mencari akar persamaan karakteristik. Bentuk umumnya yaitu
x2y’’ + axy’ + by = 0
dengan a,b adalah konstanta dan fungsi y(x) tidak diketahui. Misal y=xm diperoleh persamaan akarnya:
m2 + (a-1)m + b = 0 m1 = ½(1-a) +
1−a
¿2−b 1 4
¿√¿
, m2 = ½(1-a) -
1−a
¿2−b 1 4
¿√¿ Kasus Khusus 1
Akar Berbeda Nyata y1(x) = xm1 dan y2(x) = xm2 y = c1xm1 + c2xm2
c1,c2 tidak pasti
Kasus Khusus 2 Dua Akar Nyata y = (c1 + c2lnx) xm
m = ½ (1-a)
Kasus Khusus 3
Akar Konjugasi Kompleks
y=c
1x
λ+iµ +c
2x
λ−iµ↕
y=c
1x
λcos ( µlnx )+c
2x
λsin (µlnx )
x>0Contoh Soal
1. Tentukan penyelesaian PD berikut
y'’ +
3 x
y’ +1
x
2 y = 0 JawabMisal solusi umum PD
y= e
rt dengan t = lnxPersamaan karakteristik = r2+2r+1 = 0,r1,2 = -1 Penyelesaian umum
y= x
−1[ c
1+ c
2ln ( x) ]
2. Tentukan penyelesaian umum dari PD
d
2y
dx
2 +5 dy
dy +6 y
= 0 Persamaan karakteristik = m2 – 5m + 6 = 0 (difaktorkan) (m - 2) (m - 3) = 0Didapatkan akar karakteristik m1 = 2 V m2 = 3
karena m1≠ m2, maka solusi umum PD adalah
y=C
1e
m1x+C
2e
m2xy=C
1e
2x+C
2e
3x3. Tentukan penyelesaian dari persamaan berikut
d
2y
dx
2 +4 dy
dy + 29 y
= 0 Dengan y(0) = 0 dan y’(0) = 5 JawabPersamaan karakteristik = m2 – 4m + 29 = 0
m
1,2= 4 ± √ (−4)
2−4(1)(29)
2 (1) m
1,2= 4 ± √ 100
2 =2 ±5 i
Karena akar imajiner (a=2 dan b=5) maka solusi umum PD
bx
C
1sin bx+ C
2cos
¿y= e
ax¿y= e
2x(C
1sin 5 x +C
2cos5 x)
Diketahui y(0) = 0 sehingga disubstitusi ke solusi umum
0=e
2(0)(C
1sin 5(0)+C
2cos 5 (0))
0=1(C
1( 0)+C
2(1))
C2=0Turunan pertama solusi umum
dy
dx =2e
2x( C
1sin 5 x+C
2cos 5 x ) + e
2x( 5 C
1sin 5 x −5C
2cos 5 x )
Substitusi y’(0) = 5 dan C2 = 0
5=2 e
0( C
1sin 0+ C
2cos 0 ) +e
0( 5 C
1sin 0−5 C
2cos 0 )
5=1 ( 0)+1 (5 C
1) C
1=1
Jadi solusi khusus
y= e
2x(sin 5 x)
F. PD Orde Dua Tak Homogen
PD orde dua dapat bersifat homogen apabila r(x) ≠ 0 sehingga bentuk umumnya
y’’ + p(x)y’ + q(x)y = r(x)
solusi umum PD orde dua tak homogen : y(x) = yh(x) + yp(x)
yh = solusi homogen yp = solusi partikular Kasus Khusus 1
Φ(x) = pn(x), dengan n derajat polinomial x
Asumsi solusi:
yp = AnXn + An-1Xn-1 + ... + A1X + A0
Aj (j=0,1,2,...,n) = konstanta yang akan ditentukan
Kasus Khusus 2 Φ(x) = keαx,
Dengan k dan α diketahui
Asumsi solusi:
yp = Aeαx
A = konstanta yang akan ditentukan
Kasus Khusus 3
Φ(x) = k1sinβx + k1cosβx, Dengan k1, k2, β diketahui Asumsi solusi:
yp = A sinβx + B cosβx
A&B = konstanta yang akan ditentukan
Penyelesaian PD orde dua apabila nilai koefisien tidak diketahui dapat dilakukan melalui metode berikut
No Kondisi r(x) Pilihan untuk yp(x) 1
2 3
keyx
kxn (n=0,1...) k cosωx
Ceyx
KnXn + Kn-1Xn-1 + ... + K1x + K0
4 5 6
k sinωx keαx cosωx keαx sinωx
K cosωx + M sinωx eαx(K cosωx + M sinωx) Metode tersebut dipilih berdasarkan aturan berikut:
1. Aturan Dasar 2. Aturan Modifikasi 3. Aturan Penjumlahan Contoh Soal
1. Cari solusi umum dari PD
d
2y
dx
2 -2 dy
dy −3 y
= 2e
3x JawabSolusi PD nonhomogen terkait:
y
c=C
1e
3x+C
2e
−xMisal yp = Ae3x merupakan solusi khusus sehingga y’ = 3Ae3x y’’ = 9Ae3x
substitusi ke PD
9 A e
3x+ 2 ( 3 A e
3x) −3 A e
3x=2 e
3x2 e
3x=0
A menjadi sembarang konstanta karena pada yc terkandung
e
3x Misal yp = Axe3x sebagai solusi khusus, sehinggay '
p=3 Ax e
3x+ A e
3xdan y
' 'p=9 Ax e
3x+6 A e
3x Substitusi ke PD sehigga( 9 Ax e
3x+6 A e
3x) −2 ( 3 Ax e
3x+ A e
3x) −3 Ax e
3x=2 e
3x4 A e
3x=2 e
3xA = 1
2
Jadiy
p= 1 2 x e
3x Solusi umum PDy= y
c+ y
p=C
1e
3x+C
2e
−x+ 1 2 x e
3x 2. Tentukan solusi darid
2y
dx
2 +2 dy
dy +2 y
= 10 sin 4x JawabPersamaan karakteristik : m2 + 2m + 2 = 0
Akar karakteristik : m = -1±i sehingga solusi umumnya
y
c=e
−x( C
1sinx +C
2sinx )
Himpunan UC kanan ruas PD : {sin4x, cos4x}
Misal solusi khusus PD
y
p= Asin 4 x−Bcos 4 x
diperolehy'p=4Asin4x−4Bcos4x y''p
=−16Asin4x−16Bcos4x Substitusi ke PD
d
2y dx
2+ 2 dy
dy + 2 y =10 sin 4 x
(
−16Asin4x−16Bcos4x)
+2(
4Acos4x−4Bsin4x)
+2(
Asin4x+Bcos4x)
=10 sin 4x(
−14A−8B)
sin 4x+(
8A−14B)
cos 4x=10 sin 4xDiperoleh persamaan linier
−14 A −8 B=10 8 A−14 B=0
Sehingga A =−7
13
B =− 4 13 y
p= −7
13 sin 4 x− 4
13 cos 4 x
Solusi umum : y = yc + ypy=e
−x( C
1sinx+C
2sinx ) − 13 7 sin 4 x − 13 4 cos 4 x
3. Tentukan solusi dari y'’ + 2y’ = 3 + 4 sin2t Jawab
Solusi homogen:
r
2+2 r=0 r (r +2)= 0
r=−2,0yh=C1e0+C2e−2t yh=C1+C2e−2t Solusi partikular
y
p= A+ (Bsin 2 t + Ccos2 t )
Kalikan A dengan t agar solusi tidak sama dengan solusi homogen C1(3=A)
y
p= At + Bsin 2 t +Ccos 2 t
y '
p= A+ 2 Bcos 2t − 2Csin2 t y ' '
p=−4 Bsin 2 t −4 Ccos 2 t
Substitusi ke PD−4Bsin2t−4Ccos2t+2A+4Bcos2t=3+4 sin2t 2A+
(
−4B−4C)
sin 2t+(
4B−4C)
cos 2t=3+4 sin2t didapatkanA =
3
2
B =
−1 2
C =−1
2
Sehinggay
p= 3 2 t − 1
2 sin 2 t − 1 2 cos 2 t
Solusi umum:y=C
1+ C
2e
−2t+ 3 2 t− 1
2 sin 2t− 1
2 cos 2t