PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
Kerangka berpikir
Dalam hal ini, proses yang berlangsung di dalam kelas melibatkan siswa yang berbeda dengan latar belakang dan karakteristik individu yang berbeda pula. Keberagaman ini mengakibatkan perbedaan kecepatan penerimaan dan pemahaman setiap siswa terhadap mata pelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu menciptakan situasi dan kondisi yang akan membantu meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam proses belajar mengajar.
Tentunya guru juga harus mampu memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. Untuk mengetahui secara pasti bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining terhadap learning engagement siswa, perlu dilakukan penelitian yang mendalam. Sehingga setelah siswa mempelajari model pembelajaran Student Facilitator and Explaining, siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Hasil Penelitian Relevan
Sehingga dapat disimpulkan dari hasil penelitian bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah penerapan model Student Facilitator And Explaining dengan bantuan Media Mockup terhadap hasil belajar IPS Kelas IV SDN 4 Kabupaten Majena. Penelitian lain yang relevan yaitu penelitian tesis Aknis Etrikayani (2018) berjudul “Efektivitas Student Facilitator and Explanatory Model Terhadap Hasil Belajar Materi Relief Seni Siswa Kelas IV SD Kelompok Pieretedean”. Dalam penelitiannya, beliau mengatakan bahwa model pembelajaran learner-fasilitator-explainer efektif digunakan dalam pembelajaran seni rupa yang ditunjukkan dengan rata-rata nilai belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga model pembelajaran fasilitatif dan eksplanatori siswa efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Pada penelitian Aknis Etrikayani di atas, mata pelajaran yang digunakan adalah mata pelajaran seni rupa untuk siswa kelas V, sedangkan yang saya pelajari adalah mata pelajaran IPS di kelas IV SD. Penelitian ketiga adalah penelitian tesis Siti Bayyinah (2018) dengan judul “Pengaruh Penerapan Student Facilitator and Learning Model Explanation Terhadap Hasil Belajar Siswa Di MI Ikhlasiyah Palembang”.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan model pembelajaran fasilitator dan eksplanasi siswa yang terlihat dari perubahan rata-rata perolehan skor kelas kontrol masing-masing. 27,3% dan hasil rata-rata kelas atau kelas eksperimen yang menerapkan model Student Facilitating and Explaining adalah 77,3%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran Student Help and Explanation terhadap hasil belajar siswa kelas V pembelajaran IPA di MI Ikhlasiyah Palembang.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining. Berdasarkan penelitian ini, hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat keefektifan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dalam proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, peneliti menggunakan penelitian ini sebagai acuan untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Student Facilitator and Explanation Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Inpres Ta'buakang”.
Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
- Lokasi Penelitian
- Populasi dan Sampel Penelitian
- Desain Penelitian
- Variabel Penelitian
- Definisi Operasional Variabel
- Prosedur Penelitian
- Instrumen Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
Tes yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar IPS yang digunakan baik pada pretest maupun posttest. Tes hasil belajar IPS dilakukan untuk mengukur sejauh mana siswa dapat mencapai keterampilan belajar. Data hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif yaitu nilai rata-rata yang dilihat dari hasil pre-test dan post-test.
Memberikan pre-test berupa angket dan soal-soal untuk mengukur aktivitas dan hasil belajar siswa sebelum dilakukan treatment. Memberikan post-test berupa angket dan soal untuk mengukur aktivitas dan hasil belajar siswa setelah perlakuan selesai. Gambaran hasil belajar awal siswa pada mata pelajaran IPS diperoleh berdasarkan hasil pengerjaan soal pretest yang telah dikerjakan siswa.
Berikut disajikan pada tabel 4.2 keterkaitan data hasil belajar pretest siswa dalam kaitannya dengan aspek unjuk kerja hasil belajar awal siswa setelah mengerjakan soal tes hasil belajar IPS. Dengan demikian, dari perolehan data hasil belajar IPS siswa maupun hasil pre-test dapat digolongkan sebagai hasil belajar IPS dengan kualifikasi penilaian “kurang memuaskan” yang disebabkan oleh banyaknya siswa yang mencapai prestasi belajar. skor tes prestasi dengan tingkat ketuntasan 0 sampai dengan 49 jika diperlakukan sebelum proses pembelajaran berupa penerapan model pembelajaran Student Facilitator And Explanatory. Gambaran hasil belajar awal siswa pada mata pelajaran IPS diperoleh berdasarkan hasil post test soal yang dikerjakan siswa.
Dengan demikian, berdasarkan pencapaian hasil belajar siswa setelah dilakukan tes dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS dengan kualifikasi penilaian “sangat memuaskan” karena banyak siswa yang mencapai hasil tes prestasi belajar dengan tingkat penguasaan dari 80 menjadi 100. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar IPS pada siswa, jika proses pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining dan peningkatan hasil belajar terjadi secara signifikan karena berada pada kategori sangat memuaskan. evaluasi kualifikasi. Dengan demikian, berdasarkan hasil hasil belajar siswa setelah dilakukan tes dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS dengan kualifikasi evaluasi “sangat memuaskan” merupakan hasil dari banyaknya siswa yang mencapai hasil belajar tersebut. tes dengan tingkat penguasaan 80 hingga 100.
Dan dampak positifnya adalah karena adanya prinsip keselarasan, artinya jika penerapan model pembelajaran Student Tutor and Explain dilaksanakan dengan baik, maka akan berdampak positif pula terhadap hasil belajar IPS siswa. Bahkan setelah diperkenalkannya model pembelajaran Student Counselor and Explain, terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan. Artinya pelaksanaan pembelajaran IPS dengan penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Inpres Ta'buakang Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penerapan pembelajaran IPS dengan model pembelajaran Facilitator and Explaining student terhadap aktivitas belajar siswa kelas IV. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPS dengan fasilitator siswa dan penjelasan proses pembelajaran berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa. Peningkatan penguasaan tes hasil belajar IPS terlihat dari gambaran hasil belajar pre test IPS siswa, bahwa satu siswa dengan persentase keberhasilan belajar mencapai hasil belajar IPS dengan nilai rata-rata 5,3%. “memuaskan”, tiga siswa dengan keberhasilan belajar 15,8% atau dengan nilai “sangat memuaskan”, dua siswa dengan keberhasilan akademik 10,5% atau nilai “tidak memuaskan”, 13 siswa dengan keberhasilan akademik 68% atau nilai “tidak memuaskan” dan tidak ada satu pun siswa (0%) mencapai hasil belajar dengan nilai “sangat memuaskan”.
Peningkatan hasil belajar IPS terlihat setelah diterapkannya model Student Learning dan Student Explanation, dimana gambaran hasil belajar IPS setelah dilakukan tes siswa menunjukkan terdapat 13 siswa dengan persentase pencapaian belajar sebesar 68 % yang memperoleh hasil belajar IPS. dengan kualifikasi evaluasi “sangat memuaskan”, tiga siswa dengan persentase hasil belajar 15,8% atau dengan kualifikasi evaluasi “memuaskan”, dua siswa dengan persentase prestasi belajar 10,5% atau dengan kualifikasi “cukup baik” dengan peringkat “memuaskan” , Tidak ada siswa (0%) yang memperoleh hasil belajar dengan kualifikasi penilaian “tidak memuaskan” dan hanya ada satu siswa yang memperoleh hasil belajar dengan persentase 5,3% atau dengan kualifikasi penilaian tidak memuaskan. Peningkatan nilai belajar siswa dapat dilihat dari data posttest yang meningkat dari pre-treatment, dimana rata-rata skor pretest adalah 45,7, meningkat menjadi skor posttest, yaitu 86,8. Diharapkan melalui penerapan model Student Learning and Student Explanation dapat bermanfaat untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa.
Setelah wawancara sederhana, siswa mampu menyebutkan secara lengkap keragaman budaya, suku, dan agama teman-temannya di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia. Setelah berdiskusi, siswa mampu secara lisan dan tulisan mengkomunikasikan keragaman budaya, suku dan agama teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia secara sistematis. Tuliskan informasi tentang keragaman budaya, suku, dan agama teman-teman di kelas secara lengkap berdasarkan hasil diskusi.
Tuliskan sebagian besar informasi tentang keragaman budaya, suku, dan agama teman-teman di kelas berdasarkan hasil diskusi yang cukup lengkap. Berdasarkan hasil diskusi yang belum lengkap, tulislah sepenggal informasi tentang keragaman budaya, suku, dan agama teman-teman di kelas. Komunikasi verbal tentang keragaman budaya, suku dan agama teman berdasarkan hasil percakapan yang sistematis.
Berkomunikasi secara verbal sebagian besar keragaman budaya, suku dan agama teman berdasarkan hasil diskusi yang cukup sistematis. Secara lisan menyampaikan sebagian kecil keragaman budaya, suku, dan agama teman berdasarkan hasil diskusi yang kurang sistematis. Belum mampu berkomunikasi secara lisan tentang keragaman budaya, suku dan agama teman berdasarkan hasil diskusi.
SIMPULAN DAN SARAN
Saran
- Jumlah Besarnya Populasi Di SD Inpres Ta’buakkang
- Jumlah Besar Sampel
- Kategori Keaktifan Belajar Siswa
- Kategori Hasil Belajar Siswa
- Gambaran Keaktifan Belajar Siswa Sebelum Dan Sesudah Perlakuan
- Data Hasil Belajar Pretest IPS
- Data Hasil Belajar Posttest IPS
- Hasil Uji Hipotesis
Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu secara mandiri mengidentifikasi gagasan utama dan gagasan pendukung di setiap paragraf teks. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu merepresentasikan ide pokok dan ide pendukung pada setiap paragraf teks dengan tepat dalam bentuk peta pikiran. Guru menyampaikan manfaat memahami keragaman sosial, ekonomi, budaya, suku dan agama di provinsi setempat sebagai identitas.
Guru memberikan penguatan tentang pentingnya saling menghargai dalam keberagaman budaya, suku dan agama, serta menjadikan keberagaman tersebut sebagai identitas bangsa Indonesia.