• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENDEMEN PENGOLAHAN GULA AREN PADA KAWASAN HUTAN DESA DI DUSUN PACCIRO DESA LIBURENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "RENDEMEN PENGOLAHAN GULA AREN PADA KAWASAN HUTAN DESA DI DUSUN PACCIRO DESA LIBURENG "

Copied!
54
0
0

Teks penuh

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Hasil Pengolahan Gula Aren di Kawasan Hutan Desa di Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru adalah benar dan merupakan karya yang tidak diserahkan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi atau perguruan tinggi. Segala sumber data dan informasi yang diperoleh atau dikutip dari karya penulis lain yang diterbitkan dan tidak diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di akhir skripsi ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai rendemen pengolahan gula aren pada kawasan hutan desa di Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru.

Hasil survey pengolahan nira aren menunjukkan rendemen gula aren kelompok tani hutan di KUPS Lagoceng sebelum penelitian sebesar 12% dan rendemen gula aren kelompok tani hutan KUPS Lagoceng selama penelitian sebesar 12,42% dengan rata-rata keduanya sebesar 12,21%. Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah subhanahu wata'al atas segala nikmat dan karunia-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian yang berjudul “Pengunduran Diri Pengolahan Gula Aren Pada Kawasan Hutan Desa Di Kecamatan Tanete Riaja Barru Daerah". Tesis ini merupakan tugas akhir yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Muhammad Tahnur, S.Hut., M,Hut., IPM selaku promotor II yang telah memberikan motivasi dan nasehat demi penyusunan skripsi ini dengan baik dan benar. Daud, S.Hut., M.Si., IPM selaku promotor II yang telah memberikan motivasi dan nasihatnya demi penyusunan skripsi ini dengan baik dan benar. Kepala Kantor UPT KPH Ajattapang Kabupaten Barru beserta jajarannya yang sedikit banyak membantu dalam penyelidikan ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membantu menyempurnakan skripsi ini.

Latar Belakang

2 dari pohon palem, dan permintaan terhadap produk tersebut baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor semakin meningkat. Hampir seluruh bagian pohon palem bermanfaat dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, baik bagian fisik (daun, batang, ijuk, akar, dan lain-lain) maupun bagian produksi (buah, getah dan pati/tepung) (Lempang M, 2012). Di Kabupaten Barru masih banyak petani yang mengolah gula aren karena sangat bermanfaat bagi kehidupan keluarga dan kebutuhan masyarakat. Pengolahannya pun tidak sulit dan tidak membutuhkan biaya yang besar. Masyarakat mengolah gula aren menjadi gula batu atau gula semut.

Tanaman sawit ini merupakan potensi sumber daya lokal yang patut dikembangkan, terbukti tanaman sawit yang tumbuh liar dimanfaatkan petani sebagai penghasilan tambahan di luar pendapatan utama sesuai dengan komoditas utama yang ditanam. Dan belum ada langkah-langkah pembangunan yang terprogram untuk mendorong komunitas budidaya Aren sekaligus melestarikan plasma nutfah Aren (Pulungan i Harahap dkk, 2018). Daun palem muda selalu berdiri tegak di bagian atas batang, daun muda masih tergulung lembut seperti kertas.

Susunan anak daun pada pelepahnya seperti duri sirip ikan, sehingga daun lontar disebut bersirip. Pada pangkal rusuk tengah daun ditutupi oleh ijuk yang berwarna hitam pekat dan pada bagian atasnya menumpuk massa seperti kapas yang berwarna coklat, sangat halus dan mudah terbakar (Lempang, 2012).

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)

Damar : gaharu, kemedangan, jernang, damar mata kucing, damar batu, damar rasak, kemenyan dan lain-lain.

Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS)

7 dukungan teknis dari pemerintah (Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (No. P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016).

Tanaman Aren

Tanaman mirip palem (Cocos nucifera) ini merupakan tanaman serba guna karena seluruh bagian tanamannya dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup manusia. Akar serabut pohon palem sangat kokoh, dalam dan tersebar luas sehingga berperan penting dalam menahan erosi tanah. Selain itu, akar palem juga mempunyai kemampuan mengikat air, sehingga pohon palem dapat ditanam di daerah yang relatif kering dan tidak memerlukan perawatan yang intensif.

Hal ini juga membantu kelestarian lingkungan, terutama untuk penghijauan di lereng gunung dan sungai. Pemanfaatan tanaman enau tidak hanya daun, buah dan batangnya saja, tanaman enau juga dapat menghasilkan nira yang bernilai ekonomi tinggi. Kandungan glukosa pada sari buah menjadikannya banyak diolah menjadi gula tradisional oleh sebagian besar masyarakat di beberapa daerah (Hidayati dalam R. Musa, 2019).

Nira nira merupakan cairan yang dihasilkan dan dikeluarkan dari jenis-jenis palem seperti are, siwalan, kelapa, nipah, sagu dan kurma, yang digunakan sebagai bahan pembuatan gula aren. Salah satu bahan pemanis makanan dan minuman yang dapat digunakan sebagai pengganti gula pasir (gula tebu) adalah gula jawa. Bahan baku utama nira enau yang berkualitas sangat menentukan kualitas gula semut yang dihasilkan (Maghfirah I dkk, 2019).

Gula aren biasanya dibentuk dalam dua jenis, yaitu berbentuk silinder dan berbentuk tempurung tajam yang dibungkus dengan daun kelapa kering (Yomi Hanna, 2022). Menurut Setyamidjaja dalam Lingga (2008), Nira yang tidak difermentasi dalam tuak pada dasarnya mengandung sejumlah mikroba, baik berupa ragi maupun bakteri. Kualitas organoleptik wine sendiri tergantung dari bahan yang ditambahkan, wine yang dihasilkan dapat terasa sedikit manis, sedikit asam atau pahit, berbau tajam dan warnanya sangat keruh (Wikipedia, 2010 dalam R. Musa 2014).

Bahan baku utama pembuatan gula aren diekstrak dari getah pohon enau. Untuk mengambil air getahnya, tandannya harus dikocok hingga menghasilkan cairan.

Rendemen

Terdapat kawasan Hutan Desa Libureng (HD) di Kabupaten Barru, masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan memanfaatkan hasil hutan dan non kayu yaitu enau.

Gambar 1. Kerangka Pikir Kawasan Hutan Desa
Gambar 1. Kerangka Pikir Kawasan Hutan Desa

Waktu dan Tempat Penelitian

Alat dan Bahan

Metode Pengumpulan Data

Analisi Data

Letak dan Luas

Ke-15 wilayah kelola UPT KPH II unit Ajatappareng terdiri dari hutan lindung seluas 51.969 ha dan hutan produksi terbatas seluas 17.879 ha. Tingkat topografi di wilayah UPT KPH Ajattappareng bervariasi dari datar hingga curam, tingkat topografinya 8% - 45% dengan ketinggian antara ±25m hingga 1500m. Topografi wilayah UPT KPH Unit II Ajatappareng didominasi oleh topografi curam sebesar 42,47% wilayah kerja.

Klimatologi

Secara garis besar jenis tanah di kawasan UPT KPH Unit II Ajatappareng terdiri dari 3 jenis yaitu aluvial, grumosol dan podzolis coklat. Kawasan UPT KPH Unit II Ajatappareng terletak pada tiga DAS yaitu Sumpang Binangae, Pangkajene dan Walanae, dan sekitar 81,53% wilayahnya didominasi oleh DAS Sumpang Binangae.

Pola Penggunaan Lahan

Berdasarkan hasil pengolahan data inventarisasi di kawasan UPT KPH Ajattappareng diperoleh data jenis pohon yang umumnya didominasi oleh Jati (Tectona grandis), Pinus (Pinus merkusii), Mahoni (Swietenia spp), Akasia (Accacia spp), Jabon (Anthocephalus macrophyllus), Bitti (Vitex cofassus), Kemiri (Aleurites mollucana), Kayu Hitam (Diospyros celebica), Bayam (Instia bijuga) dan Cenrana/Angsana (Pterocarpus indicus). UPT KPH Unit II Ajatappareng mempunyai kawasan Hutan Bernilai Konservasi Tinggi (HCVF) yaitu Eboni (Dyospiros celebica). Jenis fauna yang ada di UPT KPH Unit II Ajatappareng antara lain rusa (Cervus timorensis), babi hutan (Sus celebensis), kerah hitam Sulawesi (Macaca heckil), anoa (Bubalus spp) dan burung enggang (Rhyticeroscassidix).

Berdasarkan data BPS Kabupaten Barru, jumlah penduduk di wilayah UPT KPH Unit II Ajatapparemg sebanyak 171.906 jiwa dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk kurang lebih 0,40% per tahun. Mata pencaharian masyarakat sekitar di wilayah UPT KPH Unit II Ajatappareng sebagian besar bergantung pada sektor pertanian/perkebunan, perdagangan, perikanan, industri dan jasa. Tingkat pendidikan di wilayah sekitar yang dikelola oleh UPT KPH Unit II Ajatappareng rata-rata memiliki satu sekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), berdasarkan data keberadaan Sejauh ini Dari segi fasilitas sekolah, diketahui bahwa fasilitas pendidikan pada tingkat dasar sudah tersedia hampir di seluruh desa.

Hasil pengumpulkan data dan informasi primer dan sekunder di desa/atau desa atau kelurahan sekitar wilayah UPT KPH Unit II Ajatappareng, masyarakat yang ada merupakan penduduk asli setempat dan pendatang dari berbagai suku daerah. Berikut sarana dan prasarana UPT KPH Unit II Ajatappareng yang meliputi sarana utama dan penunjang diantaranya:

Tabel 5. Data Demografi di Wilayah UPT KPHL Unit  II  Ajatappareng.
Tabel 5. Data Demografi di Wilayah UPT KPHL Unit II Ajatappareng.

Proses Pengolahan Nira

Hasil perhitungan rendemen nira kelompok petani hutan KUPS Lagoceng dapat dilihat pada Tabel 6. Rendemen gula aren kelompok petani hutan KUPS Lagoceng sebelum penelitian adalah 12%, rendemen gula aren pada kelompok KUPS petani hutan Lagoceng selama penelitian sebesar 12,42% dengan rata-rata keduanya sebesar 12,21%. Dari hasil perhitungan nilai rendemen diketahui bahwa rendemen gula aren pada saat penelitian lebih tinggi dibandingkan dengan rendemen gula merah sebelum penelitian karena suhu pemasakan dan kecepatan pengadukan mempengaruhi kualitas gula merah yang dihasilkan.

Semakin tinggi kecepatan pengadukan maka kadar air gula merah yang dihasilkan semakin rendah, sehingga tekstur (kekerasan) gula aren yang dihasilkan semakin baik. Nira yang mempunyai brix yang tinggi akan menghasilkan rendemen gula merah yang tinggi dengan kandungan sukrosa yang tinggi sehingga kadar airnya lebih rendah dan teksturnya lebih baik.

Tabel 6. Hasil Perhitungan Rendemen Nira Aren  Nama KTH
Tabel 6. Hasil Perhitungan Rendemen Nira Aren Nama KTH

Kesimpulan

Saran

Kajian produktivitas aren berdasarkan ciri-ciri morfologi tanaman pada urutan ketinggian di Kabupaten Tapanul Selatan. Hasil uji rendemen nira dan gula semut aren (Arenga pinnata Merr.) pada pagi dan sore hari dengan alat refraktometer. Kajian lama fermentasi nira nira (Arenga Pinnata) terhadap kelimpahan mikroba dan mutu organoleptik minuman anggur.

Pendapatan masyarakat Desa Uring, Kecamatan Pining, Kabupaten Gayo Lues, dalam pengelolaan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Potensi dan pemanfaatan tanaman kelapa sawit (Arenga pinnata) dengan model agroforestri di desa Palakka kecamatan Barru kabupaten Barru.

Tabel 6. Hasil Analisis Rendemen Nira Aren KUPS Lagoceng  Nama KTH
Tabel 6. Hasil Analisis Rendemen Nira Aren KUPS Lagoceng Nama KTH

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir Kawasan Hutan Desa
Tabel 1. Sebaran wilayah kelola UPT KPH Unit II Ajatappareng Menurut wilayah     administrasi Kecamatan dan Kawasan Hutan
Tabel 3. Jenis Tanah Menurut Luas Pada Wilayah UPT KPH Ajatappareng
Tabel 5. Data Demografi di Wilayah UPT KPHL Unit  II  Ajatappareng.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya maka saya siap menanggung resiko/sanksi yang telah