HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Data
Penelitian ini dilakukan pada 77 responden dan menghasilkan beberapa hal, jika dilihat dari jenis kelaminnya kebanyakan 57 (74%) responden berjenis kelamin wanita dan 20 (26%) responden berjenis kelamin pria. Sedangkan menurut program studi, responden dalam penelitian ini didominasi oleh program studi manajemen sebesar 51 (66,2%) responden lalu diikuti oleh program studi akuntansi sebesar 20 (26%) responden dan yang terakhir program studi ilmu ekonomi 6 (7,8%) responden. Data tersebut dapat dilihat pada rincian tabel berikut:
Tabel 3. Uji Karakteristik Responden
Frekuensi Presentase
Jenis Kelamin Wanita 57 74%
Pria 20 26%
Program Studi Manajemen 51 66,2%
Akuntansi 20 26%
Ilmu Ekonomi 6 7,8%
Sumber: Data Primer Diolah, 2023
Pengolahan data guna karakteristik responden menggunakan aplikasi SPSS bertujuan untuk melihat jumlah responden yang turut andil berdasarkan masing – masing karakteristik dan membuktikan bahwa penelitian ini telah dipersepsikan dengan baik. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji statistik deskriptif.
Dengan uji statistik deskriptif dapat memberikan gambaran rata – rata jawaban responden dalam setiap pernyataan yang ada. Rata – rata jawaban tersebut bertujuan untuk mengetahui nilai tinggi rendahnya suatu kemampuan digital dan keahlian yang terdapat dalam kesiapan kerja berdasar dari responden. Untuk menunjukkan rentang skala likert dari rata – rata jawaban responden kuesioner dengan tiga variabel dalam penelitian ini, maka dapat diperoleh rumus :
Interval : 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑥−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛
= 5−1 = 0,8
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 5
Untuk mengetahui kategori dari setiap variabel, maka diperlukan hasil dari rata – rata setiap variabelnya, berikut tabel penjelasan dari setiap variabel :
Tabel 5. Literasi Digital
Tabel 4. Tingkat Kategori Variabel Rentang Skala Kriteria Penilaian
1,00 – 1,80 Sangat Rendah
1,81 – 2,60 Rendah
2,61 – 3,40 Cukup
3,41 – 4,20 Tinggi
4,21 – 5,00 Sangat Tinggi
Indikator Mean Kategori
Cultural ( Memahami Konteks )
Saya merupakan individu yang mahir menggunakan
teknologi digital seperti komputer. 4,14 Tinggi
Saya sering menggunakan gadget (gadget; smartphone,
komputer, tablet,dll.) 4,68 Sangat Tinggi
Rata – rata pemahaman konteks 4,41 Sangat Tinggi
Cognitive ( Meluaskan Pikiran )
Saya sering memanfaatkan internet untuk tujuan
akademis/tugas kuliah. 4,47 Sangat Tinggi
Saya sering mengadakan atau mengikuti seminar online. 3,95 Tinggi Saya memanfaatkan media digital untuk menambah
pengetahuan dan wawasan. 4,48 Sangat Tinggi
Rata – rata perluasan pikiran 4,30 Sangat Tinggi
Constructive ( Menciptakan Hal Positif )
Saya dapat membagikan sebuah informasi untuk pembelajaran sehingga bermanfaat bagi individu yang mengakses internet.
4,18 Tinggi
Saya sering ikut bergabung dalam komunitas yang
bermanfaat melalui media digital. 3,60 Tinggi
Saya dapat mengembangkan bisnis atau bekerja sama
dengan orang lain melalui media digital. 4,14 Tinggi
Rata – rata penciptaan hal positif 3,97 Tinggi
Critical ( Berpikir Kritis )
Saya melakukan analisa terhadap latar belakang sebuah informasi yang terdapat pada internet sebelum menggunakannya.
3,94 Tinggi
Saya dapat memilah sebuah informasi yang benar atau tidak
agar terhindar dari berita hoax. 4,38 Sangat Tinggi
Saya mengecek kembali informasi yang sudah dikumpulkan
secara lengkap ( misinformasi ). 4,32 Sangat Tinggi
Rata – rata berpikir kritis 4,21 Sangat Tinggi
Civic ( Menciptakan Masyarakat Madani )
Saya selalu membagikan informasi atau pendapat di internet
yang tidak mengandung ujaran kebencian. 4,17 Tinggi
Saya mampu memanfaatkan media digital sebagai sarana
yang dapat membantu orang lain (penggalangan dana, dll). 4,18 Tinggi Saya selalu menggunakan media sosial secara positif dan
tidak merugikan orang lain (penipuan, cyber bullying, dll). 4,52 Sangat Tinggi Rata – rata menciptakan masyarakat madani 4,29 Sangat Tinggi Creative ( Menemukan Hal Baru )
Saya memperkaya ilmu dan keterampilan dengan melihat
tutorial melalui internet. 4,51 Sangat Tinggi
Saya dapat menciptakan sebuah karya dengan
memanfaatkan teknologi digital. 3,87 Tinggi
Saya memiliki kemampuan berpikir kreatif. 4,04 Tinggi
Rata – rata menemukan hal baru 4,14 Tinggi
Communicate ( Komunikasi )
Saya mampu menjelaskan kepada orang lain mengenai
manfaat, kegunaan dan dampak menggunakan media digital. 4,26 Sangat Tinggi
Melalui media digital saya tidak harus bertemu langsung, dan saya memanfaatkan media digital untuk berbicara dengan orang lain.
4,43 Sangat Tinggi
Rata – rata komunikasi 4,35 Sangat Tinggi
Confident ( Percaya Diri )
Saya dapat mempertanggungjawabkan kebenaran informasi
yang saya bagikan di internet. 4,12 Tinggi
Saya berani menyampaikan pendapat pada forum online di
sosial media. 3,95 Tinggi
Saya merasa percaya diri akan keterampilan saya dalam menggunakan media digital dan dapat membantu orang lain jika merasa kesusahan.
4,13 Tinggi
Rata – rata percaya diri 4,07 Tinggi
Sumber: Data Primer Diolah, 2023
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa keseluruhan aspek literasi digital memiliki peran terhadap tingkat kesiapan kerja mahasiswa. Meski begitu tidak semua aspek memiliki nilai rata – rata yang sama setiap dimensinya, yaitu pada dimensi pemahaman konteks memiliki nilai rata – rata 4,41; dimensi perluasan pikiran memiliki nilai rata – rata 4,30; dimensi penciptaan hal positif memiliki nilai rata – rata 3,97; dimensi berpikir kritis memiliki nilai rata – rata 4,21; dimensi menciptakan masyarakat madani memiliki nilai rata – rata 4,29; dimensi menemukan hal baru memiliki nilai rata – rata 4,14; dimensi komunikasi memiliki nilai rata – rata 4,35; dimensi percaya diri memiliki nilai rata – rata 4,07. Dari keseluruhan nilai rata – rata dimensi tersebut dapat diketahui nilai rata – rata keseluruhan aspek literasi digital terhadap tingkat kesiapan kerja berdasar dimensi literasi digital yaitu sebesar 4,22.
Tabel 6. Keahlian Kerja
Indikator Mean Kategori
Keterampilan Dasar
Saya mampu dalam membaca, menulis dan mendengar. 4,77 Sangat Tinggi Saya dapat memahami tugas yang disampaikan. 4,42 Sangat Tinggi Saya mendengarkan secara seksama dan penuh perhatian
serta mampu memberikan umpan balik. 4,31 Sangat Tinggi
Rata – rata keterampilan dasar 4,50 Sangat Tinggi
Sumber: Data Primer Diolah, 2023
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa keseluruhan aspek keahlian kerja memiliki peran terhadap tingkat kesiapan kerja mahasiswa. Meski begitu tidak semua aspek memiliki nilai rata – rata yang sama setiap dimensinya, yaitu pada dimensi keterampilan dasar memiliki nilai rata – rata 4,50; dimensi keterampilan teknis memiliki nilai rata – rata 4,39; dimensi keterampilan
Keterampilan Teknis
Saya mampu menghidupkan, mengoperasikan, mematikan, dan mengisi daya perangkat keras ( komputer, smartphone, dll).
4,66 Sangat Tinggi
Saya mampu menyelesaikan tugas secara cepat dan tepat
waktu. 4,27 Sangat Tinggi
Saya mampu menyelesaikan tugas dengan teliti. 4,26 Sangat Tinggi
Rata – rata keterampilan teknis 4,39 Sangat Tinggi
Keterampilan Interpersonal
Saya membangun dan menjaga hubungan baik dengan
keluarga, rekan serta kerabat. 4,42 Sangat Tinggi
Saya mampu memahami dan menghargai orang lain. 4,49 Sangat Tinggi Saya merupakan individu yang terbuka serta dapat menerima
kritik dan saran dari orang lain. 4,44 Sangat Tinggi
Rata – rata keterampilan interpersonal 4,45 Sangat Tinggi Penyelesaian Masalah
Saya mampu mengatasi dan menyelesaikannya dengan sifat
mandiri dan inisiatif. 4,31 Sangat Tinggi
Saya mampu mengumpulkan serta menganalisis informasi
mengenai situasi untuk memahami masalah. 4,31 Sangat Tinggi Saya dapat menyelesaikan masalah dengan memberikan
solusi. 4,22 Sangat Tinggi
Rata – rata penyelesaian masalah 4,28 Sangat Tinggi
interpersonal memiliki nilai rata – rata 4,45; dimensi penyelesaian masalah memiliki nilai rata – rata 4,28; Dari keseluruhan nilai rata – rata dimensi tersebut dapat diketahui nilai rata – rata keseluruhan aspek keahlian kerja terhadap tingkat kesiapan kerja berdasar dimensi keahlian kerja yaitu sebesar 4,40.
Sumber: Data Primer Diolah, 2023
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa keseluruhan aspek kesiapan kerja memiliki nilai rata – rata tiap dimensinya, yaitu pada dimensi tingkat kematangan memiliki nilai rata – rata 4,39;
Tabel 7. Kesiapan Kerja
Indikator Mean Kategori
Tingkat Kematangan
Saya merasa percaya diri dengan tugas yang saya kerjakan. 4,22 Sangat Tinggi Saya memiliki komitmen yang tinggi untuk menyelesaikan
tugas. 4,51 Sangat Tinggi
Saya bertanggung jawab penuh atas tugas/pekerjaan yang
sudah saya selesaikan. 4,44 Sangat Tinggi
Rata – rata tingkat kematangan 4,39 Sangat Tinggi
Pengalaman Masa Lalu
Saya mampu menyelesaikan tugas dengan baik karena sudah
memiliki pengalaman dalam mengerjakannya. 4,31 Sangat Tinggi Saya merasa kemampuan/keterampilan saya mencukupi
untuk mengerjakan suatu tugas. 4,29 Sangat Tinggi
Saya memiliki inisiatif dalam mengerjakan tugas dengan
keterampilan yang saya miliki. 4,29 Sangat Tinggi
Rata – rata pengalaman masa lalu 4,29 Sangat Tinggi
Keadaan Mental dan Emosi
Saya dapat menjaga kesehatan mental (stress) apabila sedang
dalam mengerjakan suatu tugas. 4,16 Tinggi
Saya dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas di bawah
tekanan. 4,19 Tinggi
Saya merupakan individu yang banyak berpikir sebelum
melakukan sebuah pekerjaan. 4,32 Sangat Tinggi
Rata – rata keadaan mental dan emosi 4,22 Sangat Tinggi
dimensi pengalaman masa lalu memiliki nilai rata – rata 4,29; dimensi keadaan mental dan emosi memiliki nilai rata – rata 4,22. Dari keseluruhan nilai rata – rata dimensi tersebut dapat diketahui nilai rata – rata keseluruhan aspek kesiapan kerja yaitu sebesar 4,30.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Langkah pertama dalam pengujian ini merupakan uji validitas dan reliabilitas, pada langkah ini
tabel berikut :
Tabel 8. Uji Validitas
digunakan untuk menguji kualitas dari beberapa data yang diperoleh dan menegaskan jika masing – masing data yang diperoleh akurat, dengan melihat valid dan reliabelnya sebuah data.
Uji Validitas
Teknik yang digunakan dalam uji validitas ini merupakan teknik sampling bivariate pearson correlation, pada tahap ini dimaksudkan untuk melihat valid tidaknya item dari setiap variabel yang diperoleh. Hasil uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini terdapat pada
Variabel Item R-hitung R-tabel Keterangan
Literasi Digital (X1) X1.1 0,569 0,2242 Valid
X1.2 0,319 0,2242 Valid
X1.3 0,480 0,2242 Valid
X1.4 0,488 0,2242 Valid
X1.5 0,474 0,2242 Valid
X1.6 0,615 0,2242 Valid
X1.7 0,396 0,2242 Valid
X1.8 0,683 0,2242 Valid
X1.9 0,716 0,2242 Valid
X1.10 0,622 0,2242 Valid
X1.11 0,604 0,2242 Valid
X1.12 0,712 0,2242 Valid
X1.13 0,627 0,2242 Valid
X1.14 0,524 0,2242 Valid
X1.15 0,504 0,2242 Valid
X1.16 0,536 0,2242 Valid
X1.17 0,621 0,2242 Valid
X1.18 0,575 0,2242 Valid
X1.19 0,517 0,2242 Valid
X1.20 0,791 0,2242 Valid
X1.21 0,684 0,2242 Valid
X1.22 0,738 0,2242 Valid
Keahlian Kerja (X2) X2.1 0,385 0,2242 Valid
Sumber: Data Primer Diolah, 2023
Dalam pengujian pada data tersebut item dapat dikatakan valid apabila nilai Rhitung >
Rtabel dan sebaliknya apabila nilai Rhitung < Rtabel maka item dikatakan tidak valid. Rtabel pada penelitian ini sebesar 0,2242, nilai ini didapatkan dari melihat besaran N (77) dengan tingkat signifikansi (5%). Hasil uji pada tabel diatas menyatakan seluruh item mendapat nilai Rhitung >
Rtabel (0,2242) sehingga dapat dinyatakan bahwa item yang diperoleh dan mengukur variabel dinyatakan valid.
X2.2 0,540 0,2242 Valid
X2.3 0,691 0,2242 Valid
X2.4 0,352 0,2242 Valid
X2.5 0,524 0,2242 Valid
X2.6 0,504 0,2242 Valid
X2.7 0,589 0,2242 Valid
X2.8 0,666 0,2242 Valid
X2.9 0,644 0,2242 Valid
X2.10 0,641 0,2242 Valid
X2.11 0,615 0,2242 Valid
X2.12 0,695 0,2242 Valid
Kesiapan Kerja (Y) Y1.1 0,588 0,2242 Valid
Y1.2 0,600 0,2242 Valid
Y1.3 0,469 0,2242 Valid
Y1.4 0,681 0,2242 Valid
Y1.5 0,655 0,2242 Valid
Y1.6 0,678 0,2242 Valid
Y1.7 0,491 0,2242 Valid
Y1.8 0,655 0,2242 Valid
Y1.9 0,533 0,2242 Valid
Uji Reliabilitas
Langkah berikutnya dalam pengujian kualitas data adalah uji reliabilitas. Uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi data yang didapat, pada langkah ini menggunakanmetode cronbach alpha. Hasil uji reliabilitas yang dilakukan pada penelitian ini terdapat padatabel berikut :
Tabel 9. Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha Nilai Kritis Keterangan
Literasi Digital (X1) 0,907 0,6 Reliabel
Keahlian Kerja (X2) 0,812 0,6 Reliabel
Kesiapan Kerja (Y) 0,759 0,6 Reliabel
Sumber: Data Primer Diolah, 2023
Item dikatakan reliabel apabila nilai cronbach alpha > 0,6 namun jika nilai cronbach alpha <
0,6 maka item dikatakan tidak reliabel. Hasil pengujian item pada tabel diatas menyatakan seluruh variabel dalam penelitian ini memiliki nilai cronbach alpha > 0,6, oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa item untuk mengukur masing – masing variabel reliabel.
Uji Asumsi Klasik
Langkah pengujian selanjutnya dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik, pada tahap ini adalah sebuah prasyarat sebelum data yang diperoleh diuji lebih lanjut. Dalam uji asumsi klasik dibagi menjadi beberapa bagian yaitu, uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.
Uji Normalitas
Teknik uji normalitas yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan teknik uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi kolmogorov-smirnov dengan nilai 0,05 (α = 5%), jika nilai signifikansi kolmogorov-smirnov
> 0,05 dapat disimpulkan bahwa data memiliki distribusi normal. Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 10. Uji Normalitas
Unstandardized Residual
Kolmogorov-Smirnov 0,090
Nilai Signifikansi 0,198
Sumber: Data Primer Diolah, 2023
Tabel diatas membuktikan hasil pengujian memiliki nilai signifikansi uji kolmogorov- smirnov sebesar 0,198 > 0,05. Hasil tersebut disimpulkan bahwa data yang telah diperoleh berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya kemiripan antara variabel, jika hasil uji menunjukkan terdapat korelasi maka dapat dinyatakan model yang sudah dibuat mengalami masalah multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas tersebut ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 11. Uji Multikolienaritas
Variabel Tolerance VIF
Literasi Digital – Kesiapan Kerja 0,735 1,360
Keahlian Kerja – Kesiapan Kerja 0,735 1,360
Sumber: Data Primer Diolah, 2023
Data diatas dapat ditandai ada atau tidaknya masalah multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance dan VIF, jika nilai tolerance > 0,1 maka model yang telah disusun tidak mengalami masalah multikolinearitas, apabila melihat nilai VIF < 10 maka dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas. Pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa seluruh model yang disusun memiliki nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10. Oleh karena itu, dapat disimpulkan model regresi tidak terjadi masalah kolinearitas.
Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas memiliki tujuan guna mengukur atau mengetahui data yang diperoleh mengalami ketidaksamaan residual. Dalam penelitian ini menggunakan teknik uji glejser dengan dasar pengembalian nilai sig sebesar 0,05. Jika hasil yang didapat > 0,05 makadata dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas, tetapi jika hasil yang didapat < 0,05 maka data mengalami heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 12. Uji Heteroskedastisitas
Variabel Nilai Sig. Sig. Keterangan
Literasi Digital (X1) 0,010 0,05 Terjadi heteroskedastisitas Keahlian Kerja (X2) 0,925 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Sumber: Data Primer Diolah, 2023
Hasil uji heteroskedastisitas pada tabel diatas menunjukkan bahwa variabel keahlian kerja (X2) tidak terjadi masalah heteroskedastisitas karena memiliki nilai sig > 0,05.
dengan metode WLS tertera pada tabel berikut:
Tabel 13. Uji Heteroskedastisitas Metode Weighted Least Square
Sumber: Data Primer Diolah, 2023 Uji Hipotesis
Uji t
Uji pada tahap ini bertujuan untuk menguji pengaruh antar variabel independen dengan variabel dependen secara parsial. Uji t dilakukan dengan melihat perbandingan antara nilai thitung dengan ttabel. Pengujian ini berguna untuk melihat hipotesis yang telah dibangun diterima ataupun ditolak. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai thitung > ttabel dan probabilitas < 0,05 maka hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hasil uji t dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 14. Uji t
Sumber: Data Primer Diolah, 2023
Berkebalikan dengan variabel literasi digital (X1), pada variabel tersebut mengalami masalah heteroskedastisitas yang ditunjukkan melalui nilai sig < 0,05. Uji heteroskedastisitas diatas menyatakan terdapat salah satu variabel yang mengalami masalah heteroskedastisitas, oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut penelitian ini melakukan pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan metode Weighted Least Square (WLS). Metode tersebut dilakukan dengan mengkuadratkan salah satu variabel independen, selanjutnya semua variabel yang ada dibagi dengan salah satu variabel yang telah dikuadratkan. Hasil pengujian
Variabel Nilai Sig. Sig Keterangan
Literasi Digital (X1) 0,395 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas Keahlian Kerja (X2) 0,293 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Variabel Nilai sig. α
Literasi Digital (X1) 0,014 0,05 Keahlian Kerja (X2) 0,000 0,05
Nilai yang terdapat pada ttabel diperoleh dengan menggunakan kriteria pengujian, yaitu dengan melihat nilai sig yang dibandingkan dengan α (0,05). Hasil pada variabel literasi digital (X1) menyatakan bahwa nilai sig < 0,05 maka hipotesis pertama penelitian ini diterima, yang berarti literasi digital berpengaruh secara parsial terhadap kesiapan kerja mahasiswa. Pada variabel keahlian kerja (X2) pada penelitian ini menyatakan hasil yang sama yaitu memiliki nilai sig < 0,05 maka hipotesis kedua penelitian ini juga diterima, yaitu keahlian kerja
berpengaruh secara parsial terhadap kesiapan kerja mahasiswa.
Uji F
Uji pada tahap ini bertujuan untuk menguji pengaruh antar variabel independen dengan variabel dependen secara simultan. Uji f dilakukan dengan melihat perbandingan antara nilai fhitung dengan ftabel. Pengujian ini berguna untuk melihat hipotesis yang telah dibangun diterima ataupun ditolak. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai fhitung > ftabel dan probabilitas < 0,05 maka hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hasil uji dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel:
Tabel 15. Uji F
Variabel Nilai Sig. α
Literasi Digital – Keahlian Kerja 0,000 0,05 Sumber: Data Primer Diolah, 2023
Nilai yang terdapat pada ftabel diperoleh dengan menggunakan kriteria pengujian, yaitu dengan melihat nilai sig yang dibandingkan dengan α (0,05). Kedua variabel mulai dari literasi digital (X1) maupun keahlian kerja (X2) pada penelitian ini menyatakan hasil yaitu memiliki nilai sig < 0,05 maka hipotesis ketiga penelitian ini juga diterima, yaitu literasi digital dan keahlian kerja berpengaruh secara simultan terhadap kesiapan kerja mahasiswa.
Pembahasan
Pengaruh Literasi Digital terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa
Dari hasil pengujian data dengan menggunakan metode uji t dapat disimpulkan bahwa literasi digital berpengaruh terhadap kesiapan kerja mahasiswa, yang dapat dilihat dari nilai sig (0,014) < 0,05, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa hipotesis pertama yaitu literasi digital berpengaruh secara parsial terhadap kesiapan kerja mahasiswa, dapat diterima. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh bahwa Putri & Supriansyah (2021) variabel literasi digital memiliki hubungan atau korelasi yang positif dan signifikan dengan variabel kesiapan kerja. Literasi digital sangat berpengaruh untuk meningkatkan tingkat ekspresi diri untuk siap dalam terjun ke dunia kerja, hal ini berarti literasi digital memiliki pengaruh positif terhadap tingkat kesiapan kerja (Lestari & Santoso, 2019). Hasil penelitian ini juga diperkuat dengan pengujian data menggunakan metode uji statistik deskriptif yang menyatakan bahwa nilai variabel literasi digital bernilai sangat tinggi. Dibuktikan dengan nilai rata – rata variabel tersebut sebesar 4,22 , sehinggajika dilihat secara statistik rata – rata nilai literasi digital responden sangat kuat. Dengan kemampuan literasi digital yang kuat dapat menjadi sebuah keunggulan kompetitif bagimahasiswa untuk masuk dunia kerja. Oleh karena itu, mahasiswa
saat ini diupayakan untuk tidak hanya memahami literasi lama semacam menulis dan membaca tetapi juga dituntut untukmemahami literasi digital contohnya literasi teknologi & komunikasi, literasi informasi dan literasi media (Muliani & Mahdiya, 2021).
Pengaruh Keahlian Kerja terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa
Dari hasil pengujian data dengan menggunakan metode uji t dapat disimpulkan bahwa keahlian kerja berpengaruh terhadap kesiapan kerja mahasiswa, yang dapat dilihat dari nilai sig (0,000) < 0,05, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa hipotesis kedua yaitu keahlian kerja berpengaruh secara parsial terhadap kesiapan kerja mahasiswa, dapat diterima. Hal ini juga didukung oleh penelitian Hulu & Rozaini (2020) yang menyebutkan bahwa variabel keahlian (skill) memiliki pengaruh positif terhadap kesiapan kerja mahasiswa dan pada hakikatnya keahlian kerja melekat pada diri setiap lulusan universitas pada saat mencari sebuah pekerjaan.
Keahlian kerja yang mencakup hard skill dan soft skill berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kesiapan kerja mahasiswa. Sesuai dengan aspek yang dicari perusahaan saat ini yang “high competence” yaitu seseorang yang mempunyai keahlian dalam teknis maupun sikap yang baik (Ratuela et al., 2022). Dalam penelitian ini diperkuat dengan hasil pengujian data menggunakan metode uji statistik deskriptif yang menyatakan bahwa nilai variabel keahlian kerja bernilai sedang. Dibuktikan dengan nilai rata – rata variabel tersebut sebesar 4,40 , sehingga jika dilihat secarastatistik rata – rata nilai keahlian kerja responden sangat tinggi. Oleh sebab itu, keahlian menjadi faktor penting untuk dapat memiliki keberhasilan karir sehingga setiap mahasiswa perlu meningkatkan keahlian untuk mempersiapkan diri terjun ke dunia kerja (Syahputra, 2021).
Pengaruh Literasi Digital dan Keahlian Kerja terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Dari hasil pengujian data dengan menggunakan metode uji f dapat disimpulkan bahwa keahlian kerja berpengaruh terhadap kesiapan kerja mahasiswa, yang dapat dilihat dari nilai sig (0,000) < 0,05, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa hipotesis ketiga yaitu literasi digitaldan keahlian kerja berpengaruh secara simultan terhadap kesiapan kerja mahasiswa, dapat diterima.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulianti, Asniati, & Juita (2021) yang menyimpulkan bahwasanya keahlian kerja dan literasi digital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja mahasiswa. Hal tersebut juga didukung dari penelitian yang dilakukan oleh Faradhiba (2022) bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara simultan keahlian kerja dan literasi digital terhadap kesiapan kerja mahasiswa. Oleh karena itu semakin tinggi keterampilan digital mahasiswa semakin tinggi pula kesiapan kerja mahasiswa untuk terjun ke dunia kerja (Winda et al., 2022).