1
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI GEOMETRI
KELAS X SMAN 2 RANAH PESISIR Oleh
Riki Jaseka Putra *), Rahmi **), Yulia Haryono**)
*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
The background of the research is base on module that used by the teacher in learning process still low in creasing student’s motivation and contruction student’s knowledge. It means that, module as source in learning is not be able to create interesting activity in learning process. It needs to develope teaching material like module base on discovery learning. The research is focus on material about geometry. The purpose of this research is creating module in math learning base on discovery learning in validly and practically in geometry subject at senior high school 2 Ranah Pesisir. In designing this research, researcher used 4-D. There are three steps have done. Those are define, design, and develop. The result showed that module in math learning base on discovery learning was valid which precentage 85%. It was also practice which precentage 84%. Thus, module that used base on indicators such as benefit, easy to understand, and interesting.
Key Words : Module in math learning, discovery learning
PENDAHULUAN
Matematika adalah ilmu yang tersusun dari konsep abstrak sehingga memberikan penekanan pada penataan nalar dan pembentukan sikap seseorang. Penalaran yang tertata dengan baik menjadikan seseorang memiliki pandangan yang lebih luas dalam berfikir, bersikap, berbuat dan bertindak. Sikap yang dapat terbentuk yaitu sikap berfikir
kritis, logis, objektif, terbuka, kreatif serta inovatif. Oleh karena itu, jelas bahwa matematika mempunyai peranan sangat penting sebagai ilmu pengetahuan dalam pembentukan sikap serta pola pikir seseorang.
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 9 Januari 2014 di SMAN 2 Ranah Pesisir
2 Kabupaten Pesisir Selatan, diperoleh keterangan bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan bahan ajar berupa buku teks dan modul pembelajaran yang disusun oleh guru mata pelajaran.
Buku teks dan modul belum dapat belum mampu mengkonstruksi pengetahuan siswa agar aktif dalam pembelajaran. Bahan ajar yang ada dari aspek tampilan belum menarik dan belum dapat memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, bahan ajar belum mampu memenuhi kegunaannya sebagai sumber belajar yang menciptakan kegiatan pembelajaran dengan lebih menarik.
Melihat permasalahan yang ada, maka diperlukan bahan ajar yang mampu mengonstruksi pengetahuan siswa untuk dapat menemukan suatu konsep, sehingga pembelajaran siswa dapat lebih bermakna.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menghasilkan modul pembelajaran matematika berbasis penemuan terbimbing yang valid dan
praktis untuk materi Geometri pada kelas X SMAN 2 Ranah Pesisir.
Menurut Daryanto (2013: 9) modul merupakan salah bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, di dalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik mengusai tujuan belajar yang spesifik. Modul
minimal memuat tujuan
pembelajaran, materi atau substansi belajar dan evaluasi. Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan sendiri.
Modul dengan pendekatan penemuan terbimbing adalah modul yang dikembangkan dengan menggunakan pendekatan penemuan terbimbing dimana dalam pembelajaran banyak melibatkan siswa dalam kegiatan belajar, sehingga siswa dapat menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Dalam proses penemuan siswa juga mendapat bantuan atau bimbingan dari guru, agar siswa dapat lebih terarah sehingga baik
3 proses pelaksanaan pembelajaran maupun tujuan yang dicapai terlaksana dengan baik.
Berdasarkan tahap-tahap pembelajaran penemuan terbimbing oleh Suprihatiningrum (2013: 248) maka modul berbasis penemuan terbimbing dalam penelitian ini disusun dengan tahapan sebagai berikut:
a. Menjelaskan tujuan, modul
menyampaikan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran.
b. Orientasi siswa pada masalah, penyajian modul diawali dengan permasalahan yang berkenaan dengan materi pembelajaran.
c. Merumuskan hipotesis, modul membimbing siswa dalam merumuskan hipotesis sesuai permasalahan yang dikemukakan.
d. Kegiatan penemuan, modul diawali dari pengalaman terhadap fenomena kemudian dilanjutkan dengan kegiatan menemukan oleh siswa.
e. Mempresentasikan hasil kegiatan penemuan, siswa dapat
mempresentasikan hasil penemuan yang telah dilakukannya.
f. Mengevaluasi kegiatan penemuan, merupakan evaluasi terhadap langkah-langkah kegiatan yang telah dilakukan siswa oleh guru.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Farima (2013) dengan judul Pengembangan Modul Matematika Berbasis Kontekstual untuk Siswa Kelas X SMA 10 Padang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modul berbasis kontekstual valid, praktis dan efektif sehingga pembelajaran bermanfaat, menarik bagi siswa serta aktifitas dan hasil belajar siswa memperoleh nilai sangat tinggi.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model 4- D yang dikemukakan oleh Thiagarajan dkk dalam Trianto (2012:
93). Model ini terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap pendefinisisan (define),
4 perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (dessiminate). Pada penelitian ini hanya dilakukan tiga tahap, yaitu tahap pendefinisaian, tahap
perancangan dan tahap
pengembangan.
Tahap define merupakan tahap studi pendahuluan, baik secara teoretik maupun empirik. Setelah menentukan produk yang akan dikembangkan peneliti melakukan studi literatur, survey lapangan, observasi, wawancara, dan sebagainya.Tahap design merupakan tahap perancangan model produk yang akan dikembangkan. Tujuan tahap develop adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan masukan dari para pakar.
Pada tahap ini tindakan yang dilakukan adalah memvalidasi modul (tahap validasi) dan tahap praktikalitas.
Pada penelitian ini dilakukan perancangan modul berbasis penemuan terbimbing untuk materi Geometri sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, kemudian dilakukan validasi modul untuk melihat kebenaran isi modul. Setelah dihasilkan modul yang valid dilakukan praktikalitas modul untuk melihat keterpakaian modul dalam pembelajaran.
Instrumen yang digunakan untuk validasi adalah lembar validasi.
Kegunaan lembar angket validasi adalah untuk mengetahui valid atau tidaknya modul matematika berbasis penemuan terbimbing. Modul yang telah dirancang didiskusikan dan dilakukan pengisian lembar validasi oleh validator. Validator terdiri dari dosen matematika, guru matematika dan guru bahasa indonesia.
Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kepraktisan modul pembelajaran matematika berbasis penemuan terbimbing berupa angket dan pedoman wawancara. Setelah dilakukan uji coba modul pembelajaran matematika berbasis penemuan terbimbing, dilakukan pengisian angket dan wawancara dengan guru dan siswa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5 Modul yang dihasilkan pada penelitian ini melalui tiga tahapan yaitu define, design, dan develop.
Pada tahap pendefinisian (define) dilakukan analisis kebutuhan yaitu analisis silabus, analisis bahan ajar, analisis literatur, analisis karakteristik siswa dan wawancara dengan guru dan siswa.
Tahap perancangan (design), dirancanglah modul pembelajaran matematika berbasis penemuan terbimbing berdasarkan analisis kebutuhan dan unsur-unsur penyusunan modul berdasarkan pembelajaran penemuan terbimbing.
Modul yang dirancang terdiri dari 4 kegiatan pembelajaran.
Tahap pengembangan (develop), modul pembelajaran matematika berbasis penemuan terbimbing yang telah dirancang divalidasi oleh dosen matematika, guru matematika dan guru bahasa indonesia untuk melihat kesesuaian dengan indikator kelayakan isi, kebahasaan dan sajian kegrafisan.
Setelah dihasilkan modul yang valid, maka dilakukan uji coba modul untuk melihat praktikalitas modul.
Hasil validasi modul secara keseluruhan oleh validator yaitu 85%.
Dengan demikian, hasil validasi secara umum menunjukkan bahwa modul pembelajaran matematika berbasis penemuan terbimbing dikategorikan sangat valid. Dengan demikian, modul telah dapat dikategorikan telah memenuhi indikator kelayakan isi, kebahasaa, dan sajian kegrafisan.
Berdasarkan uji coba modul, diperoleh hasil rata-rata nilai praktikalitas modul secara keseluruhan oleh guru dan siswa yaitu 85%. Dengan demikian, hasil praktikalitas secara umum menunjukkan bahwa modul pembelajaran matematika berbasis penemuan terbimbing dikategorikan sangat praktis. Dengan demikian, modul telah dapat dikategorikan telah memenuhi aspek manfaat, kemudahan penggunaan, dan daya tarik.
Wawancara juga dilakukan untuk melihat kepraktisan modul.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa menunjukkan bahwa modul dapat memberikanmanfaat bagi guru maupun siswa, modul telah dapat digunakan dengan mudah oleh
6 siswa, dan modul telah memiliki daya tarik yang baik. wawancara dengan guru dan siswa dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran matematika berbasis penemuan terbimbing sudah praktis baik dari segi manfaat, kemudahan dan daya tarik.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Modul pembelajaran matematika berbasis penemuan terbimbing yang dikembangkan sangat valid.
2. Modul pembelajaran matematika berbasis penemuan terbimbing yang dikembangkan praktis.
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut:
1. Modul yang telah praktis sebaiknya dilihat keefektifannya.
2. Modul pembelajaran yang valid dan praktis dapat dijadikan sebagai
bahan ajar bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran Geometri di kelas X SMAN 2 Ranah Pesisir.
3. Modul pembelajaran matematika berbasis penemuan terbimbing dapat dijadikan contoh bagi peneliti lainnya dalam mengembangkan modul yang lainnya.
KEPUSTAKAAN
Daryanto. 2013. Menyusun Modul Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam Mengajar.
Malang: Gava Media.
Farima, Vega Sayu. 2013.
Pengembangan Modul Matematika Berbasis Kontekstual Untuk Siswa kelas X SMA 10. Padang:
Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Padang.
Suprihatiningrum, Jamil. 2013.
Strategi Pembelajaran
(Teori dan
Aplikasi).Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Group.