• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Kawasan Hutan di Wilayah KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI

N/A
N/A
IAM

Academic year: 2023

Membagikan "Pengelolaan Kawasan Hutan di Wilayah KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI"

Copied!
273
0
0

Teks penuh

Ekosistem hutan di KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI dimaksudkan sebagai ekosistem hutan dataran rendah. Oleh karena itu, visi pengelolaan KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI Tahun 2020-2029 adalah “Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Menuju Hutan Lestari”.

DAFTAR TABEL

Kinerja Kelembagaan KPHP Saat Ini (Analisis Faktor Internal) serta Kelebihan dan Kekurangan Pengelolaan KPHP Wilayah Tanjung Jabung Barat Unit XVI. Kinerja Lembaga KPHP Saat Ini (Analisis Faktor Eksternal) Serta Peluang Dan Ancaman Dalam Pengelolaan Kawasan KPHP Unit Tanjung Jabung Barat.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyusunan dokumen rencana pengelolaan hutan jangka panjang KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI dipimpin oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. Tujuan pengelolaan hutan yang ingin dicapai KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI pada tahun ini adalah sebagai berikut.

Batasan pengertian

Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) adalah kesatuan pengelolaan hutan yang seluruh wilayahnya atau didominasi oleh kawasan hutan produksi. Kesatuan pengelolaan hutan merupakan kesatuan pengelolaan hutan terkecil dari fungsi pokok dan tujuan yang dapat dikelola secara efisien dan lestari, seperti KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI.

DESKRIPSI KAWASAN

Risalah Wilayah .1 Letak dan Luas

  • Batas-batas
    • Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan dan hasil Hutan Bukan Kayu ( BPKJLHHBK)
  • Kondisi Bio Fisik .1 Iklim
    • Topografi
    • Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Lahan Kritis
  • Potensi Sumber Daya Alam
  • Sosial Ekonomi Masyarakat
    • Jumlah Anggota Keluarga Responden
    • Luas Lahan Perkebunan Masyarakat
    • Jumlah Produksi Tanaman Perkebunan Masyarakat
    • Kecenderungan Produksi Usaha Tani Pangan Responden
    • Sarana Ekonomi
    • Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga
    • Kondisi Infrastruktur Jalan, Pendidikan dan Kesehatan
  • Aksesibilitas Kawasan

Hutan wilayah KPHP Unit XVI Tanjung Jabung Barat termasuk dalam kelompok hutan hujan tropis. 17 Total produksi (ton/tahun) perkebunan rakyat di 7 kecamatan di wilayah KPHP Unit XVI Tanjung Jabung Barat, 2016.

Potensi Wilayah KPHP .1 Penutupan Vegetasi

  • Potensi Kayu
  • Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu
  • Potensi Keragaman Satwa

Berdasarkan keterangan Ardiansyah (2011), habitat merant (Shorea sp.) sesuai dengan wilayah Unit XVI KPHP Tanjung Jabung Barat. Hal ini juga menunjukkan bahwa Shorea sp. merupakan jenis tumbuhan yang paling banyak ditemukan di kawasan pengelolaan hutan KPHP Unit XVI Tanjung Jabung Barat dibandingkan dengan jenis tumbuhan lainnya. Pada tahap pembibitan terdapat jenis Mahang (Macaranga sp.) yang juga mempunyai indeks kepentingan tinggi.

Tumbuhan lengkap yang mempunyai indeks kepentingan tertinggi adalah meranti (Shorea sp.) yaitu 34,76% (Tabel 2.29). Selain jenis meranti (Shorea sp.) yang mempunyai indeks kepentingan tinggi, medang (Litsea sp.) 32,75% dari famili Lauraceae, chelat (Syzygium sp.) 28,60% dari famili Myrtaceae, balam (Palaquium gutta) 18 , famili Sapotaceae 12%, mahang (Macaranga sp) 11,54%. Tanaman pohon yang mempunyai indeks nilai penting tertinggi adalah Medangina (Litsea sp.) yaitu sebesar 29,04% (Tabel 2.30).

Hal ini menunjukkan bahwa jenis tanaman medang (Litsea sp.) merupakan jenis tumbuhan yang mempunyai peranan penting dalam ekosistem di kawasan KPHP Unit XVI Tanjung Jabung Barat dibandingkan dengan jenis tumbuhan lainnya.

Potensi Ekowisata dan Jasa Lingkungan .1. Potensi Ekowisata

  • Sosial Budaya Masyarakat di Dalam dan Sekitar Hutan .1 Rasio Jenis Kelamin
    • Agama Responden dan Sarana Ibadah

Potensi jasa lingkungan yang terdapat di KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI berupa aliran Sungai Pangabuan. Wilayah Pengelolaan KPHP Unit XVI Tanjung Jabung Barat juga berbatasan dengan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (Gambar 2.23). 21 Air Terjun Mahau dan Tempat Pemancingan di Sepanjang Hulu Pengabuan di Kawasan KPHP Unit XVI Tanjung Jabung Barat.

Sebaran lama tinggal responden di sekitar wilayah KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI dapat dilihat pada Gambar 2.27. Berdasarkan gambar terlihat bahwa fasilitas pendidikan di sekitar KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI cukup memadai dengan tersedianya seluruh jenjang pendidikan dasar. 28 Akses masyarakat dan fasilitas pendidikan yang tersedia di KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI 2.4.2.8 Pemanfaatan fasilitas kesehatan yang tersedia.

29 Sebaran dan Frekuensi Penggunaan Fasilitas Kesehatan yang Tersedia di Unit KPHP Tanjung Jabung Barat XVI.

Informasi Suku Anak Dalam

Hal ini menunjukkan ketergantungan masyarakat terhadap kawasan hutan masih sangat tinggi. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus untuk membatasi pemanfaatan kawasan hutan secara berlebihan oleh masyarakat dan pihak lain. Dalam hal ini peran pemerintah khususnya KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI yang nantinya menjadi operator tingkat lokasi sangat penting dan diharapkan mampu meringankan segala permasalahan yang ada serta mampu meramalkan segala kemungkinan yang terjadi. permasalahan yang akan timbul di kemudian hari, yaitu permasalahan yang berkaitan dengan kawasan hutan di wilayah KPHP itu sendiri. dan permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.

Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan .1 Izin Pemanfaatan Hutan

  • Izin Penggunaan Kawasan Hutan/ Pinjam Pakai Kawasan Hutan Di areal KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI juga terdapat Izin
  • Perspektif Tata Ruang

33 Peta Keberadaan Izin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Lahan Hutan di KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI 2.7.3 Izin Perhutanan Sosial. Pada Pembangunan KPHP Unit Tanjung Jabung Barat dan Pengelolaan KPHP Unit XVI Tanjung Jabung Barat tetap mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Provinsi Jambi.

Unit KPHP Tanjung Jabung Barat Berdasarkan wilayah administrasi RTRW Kabupaten Tanjung Jabung Barat, wilayah KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI dibagi menjadi. Berdasarkan perspektif tata ruang RTRW Kabupaten Tanjung Jabung Barat, kawasan KPHP Unit XVI Tanjung Jabung Barat merupakan kawasan pengembangan produksi sumber daya hutan dan jasa lingkungan.

Isu strategis, Kendala, dan Permasalahan

  • Aspek Kelembagaan
  • Aspek Sosial Budaya
  • Aspek Ekologi

Permasalahan strategis dan kendala serta permasalahan yang ada di KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu aspek kelembagaan, aspek sosial budaya, aspek ekonomi dan aspek ekologi. Pendanaan operasional KPHP masih terhambat dalam pengembangan kelembagaan KPHP, baik di Provinsi Jambi maupun di tingkat pusat. Pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap upaya pelestarian, perlindungan dan pemeliharaan kawasan hutan masih rendah.

Mengacu pada berbagai permasalahan yang telah diulas di atas, hal tersebut merupakan permasalahan strategis bagi KPHP yang harus segera ditindaklanjuti antara lain. KPHP Tanjung Jabung Barat unit XV, XVI dan XVII dipimpin oleh kepala UPTD KPHP; dibantu oleh kepala subbagian tata usaha; Kepala Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan; Kepala Seksi Perlindungan, KSDAE dan Pemberdayaan Masyarakat; Fungsionaris umum 11 orang, polisi hutan 7 orang, dan petugas dinas kehutanan 13 orang. Sedangkan struktur organisasi KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI dapat dilihat pada Gambar 2.34.

Kondisi sarana dan prasarana KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XV, XVI dan XVI saat ini dapat dilihat pada Tabel 2.40.

VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN

VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN

Meningkatkan Aksesibilitas Dan Kualitas Infrastruktur Umum, Pengelolaan Energi Dan Sumber Daya Alam Yang Berkeadilan Dan

  • Visi Pengelolaan KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI
  • Misi Pengelolaan KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI

Berkelanjutan dan sejahtera merupakan dua kata yang menyatukan kegiatan pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam. Oleh karena itu, visi KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI Tahun 2020-2029 dirumuskan sebagai berikut. Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, perlu ditetapkan misi pengelolaan KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI. Misi yang disusun dapat menjadi arahan dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI.

Visi dan Misi Pengurus Unit KPHP Tanjung Jabung Barat Visi dan Misi Pengurus Unit KPHP Tanjung Jabung Barat Sinkronisasi visi dan misi pada setiap tingkat pemerintahan menjadi penting agar pembangunan dan pengelolaan Unit KPHP Tanjung Jabung Barat Wilayah pengelolaan KPHP Unit XVI dapat memperoleh dukungan dan bantuan yang sinergis dari pemerintah daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Provinsi Jambi.

Fra KPHP Tanjung Jabung Barat Units vision og mission

ANALISIS DAN PROYEKSI

Analisis SWOT

Pembentukan KPH di Indonesia merupakan isu nasional dan merupakan salah satu isu strategis KLHK dalam pengelolaan hutan ke depan. Analisis SWOT merupakan analisis terhadap kondisi internal dan eksternal suatu organisasi yang selanjutnya digunakan sebagai dasar perancangan strategi dan program kerja. Rencana Pengelolaan Unit KPHP Tanjung Jabung Barat Tahun 2020-2029

Berdasarkan situasi dan kondisi lingkungan strategis baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi kinerja lembaga KPHP saat ini, tabel 4.1 dan tabel 4.2 juga menggambarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam pengelolaan KPHP Tanjung Jabung Barat. satuan XVI. wilayah. Berdasarkan faktor-faktor tersebut kemudian dirumuskan Kesimpulan Analisis Faktor Internal (KAFI) dan Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal (KAFE) sehingga diperoleh matriks analisis SWOT seperti disajikan pada Tabel 4.3. Kelembagaan KPHP Saat Ini (Analisis Faktor Internal) serta Kelebihan dan Kekurangan Pengelolaan Wilayah KPHP Unit XVI Tanjung Jabung Barat.

Kelembagaan KPHP Saat Ini (Analisis Faktor Eksternal) serta Peluang dan Ancaman dalam Pengelolaan Kawasan KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI.

Perumusan Alternatif Strategi

Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Diversifikasi yang berarti organisasi KPHP dalam keadaan stabil, namun menghadapi sejumlah tantangan berat, sehingga diperkirakan roda organisasi akan sulit untuk terus berputar jika hanya bergantung pada pada strategi sebelumnya. Oleh karena itu, organisasi KPHP disarankan untuk segera meningkatkan keragaman strategi taktis atau strategi program yang berbeda, melakukan integrasi horizontal dan vertikal serta usaha patungan.

Analisa Data Dan Informasi

  • Analisis pembangunan kehutanan
  • Kelola dan Proyeksi Produksi
    • Blok Khusus
    • Wilayah Tertentu
  • Kelola dan proyeksi kelembagaan
  • Kelola dan Proyeksi Kondisi Wilayah
  • Proyeksi Sosial Ekonomi dan Budaya .1 Pertambahan Penduduk
    • Pendapatan Masyarakat
    • Kemajuan teknologi dan informasi terhadap kawasan hutan Dengan adanya kegiatan operasionalisasi KPHP Tanjung
    • Perubahan perilaku, sikap dan pengetahuan masyarakat terhadap kawasan hutan
  • Proyeksi kebutuhan sumberdaya manusia
  • Proyeksi pengembangan kelembagaan KPHP dalam bentuk BLUD Pembangunan KPH pada dasarnya dapat dimaknai sebagai

Rencana kegiatan selanjutnya adalah kegiatan sosialisasi dampak kerusakan hutan dan lahan di sekitar kawasan KPHP Unit XVI Tanjung Jabung Barat. Tenaga kerja KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XV, XVI dan XVII berjumlah 22 orang atau 70,96%. Kawasan hutan Kesatuan Pengelolaan Hutan Tanjung Jabung Barat XVI merupakan tipe hutan dataran rendah.

Faktor pertumbuhan penduduk, kondisi perekonomian dan budaya masyarakat akan mempengaruhi secara langsung pengelolaan KPHP Unit XVI Tanjung Jabung Barat. Secara khusus analisis kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar kawasan Tanjung Jabung Barat KPHP Unit XVI. Di unit KPHP Tanjung Jabung Barat

8 Angka Gaji yang Diterima Masyarakat dari Kegiatan KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI Tahun 2020-2029.

RENCANA KEGIATAN

Program Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola serta Penataan Hutan

  • Program Inventarisasi a. Latar belakang
  • Penunjukan dan Pembangunan Sumber Benih a. Latar Belakang
  • Pembangunan Kebun Bibit a. Latar Belakang
  • Pengelolaan Agroforestri Kompleks  pembangunan Hutan Tanaman
  • Pemanfaatan Hutan Alam a. Latar Belakang
  • Pemanfaatan Hutan Tanaman a. Latar Belakang

Kegiatan inventarisasi hutan yang dilakukan secara berkala di wilayah KPHP Unit XVI Tanjung Jabung Barat dilakukan dengan cara: 1. Kerjasama antara KPHP Unit XVI Tanjung Jabung Barat dengan perguruan tinggi setempat atau pihak lain/pihak ketiga. Kegiatan dari program penataan batas dan blok serta petak KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI antara lain.

Lokasi kegiatan berlangsung di seluruh blok di kawasan KPHP Unit XVI Tanjung Jabung Barat. Hasil dari kegiatan ini adalah penanaman lahan hutan kritis di kawasan KPHP Unit XVI Tanjung Jabung Barat. Pengawasan pelaksanaan RHL dilakukan oleh KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI, tergantung lokasi dan jenis kegiatan.

Di wilayah pengelolaan Unit XVI KPHP Tanjung Jabung Barat terdapat dua perusahaan pemegang izin pengelolaan kawasan hutan, yaitu PT. Biaya tahunan kegiatan ini diperkirakan sebesar Rp. Pembentukan Forum KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI. Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya sumber daya manusia yang memadai sesuai dengan kebutuhan kelembagaan KPHP Unit XVI Tanjung Jabung Barat.

Referensi

Dokumen terkait

Pedoman Pelaksanaan Alokasi dana desa di Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang selanjutnya disebut Pedoman sebagaimana termuat dalam lampiran yang merupakan bagian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik gambut di Kawasan Hidrologi Hutan Lindung Gambut Londerang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur,

Penyusunan rencana kerja (RENJA) Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tanjung Jabung Barat didasarkan atas berbagai perkembangan dan perubahan lingkungan strategis Dinas

ini adalah mengetahui potensi, struktur dan komposisi jenis tegakan hutan pada KPHP Model Berau Barat untuk salah satu dasar penyusunan tata hutan dan rencana

Kawasan hutan provinsi Gorontalo merupakan suatu kesatuan kawasan hutan yang sesuai dengan Peta Penunjukan SK.325/Menhut-11/2010 tanggal 25 Mei 2010 dan untuk

Analisa Potensi Tegakan Hasil Inventarisasi Hutan di KPHP Model Berau Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi, struktur dan komposisi jenis tegakan hutan

KPHP Dampelas Tinombo adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai dengan fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat dikelola secara efisien dan lestari dari luas wilayahnya

Sementara itu, provinsi juga memfasilitasi perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan secara provinsi melalui proses review RTRWP yang akan diintegrasikan dalam