ANALISIS DAN PROYEKSI
4.1 Analisis SWOT
Pembentukan KPH di Indonesia merupakan salah satu issu nasional dan menjadi salah satu isu strategi KLHK dalam pengelolaan hutan masa depan.
Walaupun KPH telah memiliki landasan hukum baik nasional dan daerah serta dorongan berbagai bijakan dan multipihak namun dalam proses pembentukan dan keberadaan saat ini KHP banyak menghadapi berbagai permasalahan antara lain perubahan kebijakan nasional dan daerah, permasalahan ditingkat lapangan maka untuk memperkuat pengelolaan hutan menuju pengelolaan hutan lestari oleh lembaga KPH diperlukan perumusan strategi. Analisis SWOT dapat menjadi salah satu alat untuk merumuskan srtrategi tersebut.
Perumusan strategi perencanaan pengelolaan hutan oleh KPHP didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal KPHP. Lingkungan eksternal KPHP setiap saat dapat berubah dengan cepat sehingga melahirkan berbagai peluang dan ancaman baik datang dari dinamika sosial, ekonomi, politik dan kebijakan pemerintah maupun saingan usaha yang senantiasa berubah. Konsekuensi perubahan faktor eksternal tersebut juga mengakibatkan perubahan faktor internal KPHP, seperti perubahan terhadap kekuatan maupun kelemahan yang dimiliki perusahaan tersebut. Salah satu pendekatan perencanaan startegis pengelolaan KPHP dapat digunakan Analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (ThreathS). Pendekatan dalam analisis SWOT dapat dilakukan Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan dengan menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan
IV- 2 kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor- faktor internal dan eksternal.
Penyusunan Rencana pengelolaan KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI tahun 2020-2029 menggunakan pendekatan analisis SWOT untuk menghasilkan informasi situasi saat ini, identifikasi masalah, dan proyeksi 10 tahun mendatang. Sesuai situasi dan kondisi lingkungan stratejik, baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi kinerja lembaga KPHP saat ini, maka dalam Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 serta terinci faktor kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan tantangan (threats) dalam pengelolaan kawasan KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI.
Berdasarkan faktor-faktor dimaksud, selanjutnya dilakukan Perumusan Kesimpulan Analisis Faktor Internal (KAFI) dan Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal (KAFE) sehingga didapat matriks analisis SWOT sebagaimana tersaji pada Tabel 4.3.
Berdasarkan perumusan dan pembobotan KAFI dan KAFE prioritas faktor lingkungan terkait dengan visi, misi, maka dilakukan analisis faktor stratejik untuk mendapatkan asumsi-asumsi strategi dalam menentukan kegiatan yang harus dilakukan dengan berbasis orientasi visi dan misi yang telah ditetapkan. Selanjutnya dilakukan analisis faktor-faktor kunci keberhasilan untuk mendapatkan formulasi tujuan.
IV- 3 Tabel 4. 1 Situasi Dan Kondisi Lingkungan Strategik Yang Mempengaruhi Kinerja
Lembaga KPHP Saat Ini (Analisis Faktor Internal) Serta Faktor Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) Dalam Pengelolaan Kawasan KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI
No Keterangan Bobot Rating Skor
Kekuatan
1. Adanya peraturan perundangan yang menjadi landasan kerja pengelola kawasan KPHP.
2. Dukungan pemerintah pusat dalam pengembangan KPHP.
3. Adanya kerjasama dengan para NGO dalam pengembangan kegiatan KPH
4. Distribusi SDM kehutanan kesemua KPH
5. Sebagian kawasan KPHP sudah berizin 6. Potensi hasil hutan kayu, non kayu dan jasa lingkungan yang dikembangkan 7. Animo terhadap perhutanan sosial yang
tinggi
0,15
0,10
0,05
0,05 0,05
0,10 0,05
4
3
3
3
2 3 4
0,60
0,30
0,15
0,15
0,10 0,30 0,20 Kelemahan
1. Keterbatasan kualitas SDM pengelola kawasan KPHP
2. dan kuantitas SDM pengelola kawasan KPHP
3. Tarik ulur tupoksi dan kepentingan dalam organisasi dinas kehutanan terhadap KPH
4. Pendanaan yang masih terbatas dalam pengembangan KPHP oleh pemerintah .
5. Sarana prasana kelembagaan yang belum memadai
0,10
0,10
0,10
0,10
0,05
4
3
2
3
3
0,40
0,30
0,20
0,30
0,15
1.00 3.15
IV- 4 Tabel 4. 2 Situasi Dan Kondisi Lingkungan Stratejik Yang Mempengaruhi Kinerja
Lembaga KPHP Saat Ini(Analisis Faktor Eksternal) Serta Faktor Peluang (Opportunities) Dan Tantangan (Threats) Dalam Pengelolaan Kawasan KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI
No Keterangan Bobot Rating Skor
Peluang
1. Sumberdaya hutan kayu, non kayu dan jasa lingkungan yang masih potensial dikembangkan
2. Adanya perizinan perhutanan sosial 3. Adanya kegiatan IUPHHK-HTI.
4. Beberapa lembaga eksternal (NGO dll) siap berkejasama dengan
pengembangan kegiatan KPHP 5. Adanya kerjasama dengan investor
0,15
0,05 0,10 0,05
0,05
4
3 2 2
2
0,60
0,15 0,20 0,10
0,10 Ancaman
1. Konflik tenurial kawasan hutan 2. Kebakaran hutan dan lahan 3. Konflik kelembagaan perhutanan
sosial
4. Perubahan fungsi kawasan ke sektor pertanian/sub perkebunan melalui kegiatan perambahan
5. Adanya aktivitas illegal logging 6. Konflik antar pemegang izin
7. Adanya kemudahan akses berupa jalan
0,10 0,15 0,05
0,10
0,10 0,05 0,05
3 4 2
4
3 1 2
0,30 0.60 0,10
0,40
0,30 0,05 0,10
1,00 2,40
IV- 5 Tabel 4. 3 Matriks Analisis SWOT Dalam Pengelolaan Kawasan KPHP Tanjung
Jabung Barat Unit XVI
KAFI
KAFE
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Adanya peraturan perundangan yang menjadi landasan kerja pengelola kawasan KPHP.
2. Dukungan pemerintah pusat dalam pengembangan KPHP.
3. Adanya kerjasama dengan para NGO dalam pengembangan kegiatan KPH
4. Distribusi SDM kehutanan kesemua KPH
5. Sebagian kawasan KPHP sudah berizin
6. Potensi hasil hutan kayu, non kayu dan jasa lingkungan yang dikembangkan
7. Animo terhadap perhutanan sosial yang tinggi
1. Keterbatasan kualitas SDM pengelola kawasan KPHP
2. Kuantitas SDM pengelola kawasan KPHP
3. Tarik ulur tupoksi dan kepentingan dalam organisasi dinas kehutanan terhadap KPH
4. Pendanaan yang masih terbatas dalam pengembangan KPHP oleh pemerintah .
5. Sarana prasana kelembagaan yang belum memadai
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO
1. Sumberdaya hutan kayu, non kayu dan jasa lingkungan yang masih potensial dikembangkan 2. Adanya perizinan
perhutanan sosial 3. Adanya kegiatan
IUPHHK-HTI.
4. Beberapa lembaga eksternal (NGO dll) siap berkejasama dengan pengembangan kegiatan KPHP
5. Adanya kerjasama dengan investor
1. Manfaatkan potensi SDH jasa lingkungan dan HHBK yg layak dikembangkan dan dukungan para pihak terkait.
2. Promosi untuk perhatian dunia internasional yang tinggi utk mengembangkan potensi SDH dan jasling.
3. Tingkatkan status UPTD menjadi KPHP BLUD.
4. rekrutmen dan Distribusi SDM ke KPHP
5. Pendanaan yang kuat bagi pengembangan KPHP
1. Tingkatkan kualitas dan kuantitas SDM melalui dukungan para pihak.
2. Rekonstruksi, pemeliharaan dan sosialisasi tanda batas KPHP secara pertisipatif 3. Penataan kawasan KPHP berbasis
masyarakat
4. Kembangkan upaya dukungan dana dari dunia internasional utk pembangunan pengelolaan KPH.
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT
1. Konflik tenurial kawasan hutan
2. Kebakaran hutan dan laha 3. Konflik kelembagaan
perhutanan sosial 4. Perubahan fungsi kawasan
ke sektor pertanian/sub perkebunan melalui kegiatan perambahan 5. Adanya aktivitas illegal
logging
6. Konflik antar pemegang izin
7. Adanya kemudahan aksesberupa jalan
1. Meningkatkan produktivitas kawasan hutan dengan skema Perhutanan sosial (HTR/HKm/HD/kemitraan) 2. Perlindungan hutan dan hasil hutan
secara partisipatiif.
3. Pengembangan agroforetsry sebagai unit bisnis KPHP.
4. Pengolahan industri hilir produksi hasil hutan
5. Unit Bisnis HHBK dan pengolahannya serta pemasaran.
6. Membangun kemitraan perusahaan dengan masyarakat sekitar 7. Pembentukan Brigdalkarhutla dan
Masayarakat peduli Api.
8. Pemenuhan Sarana dan prasarana.
1. Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM KPHP.
2. Perjelas tanda batas melalui rekonstruksi dan pemeliharaan sehingga terwujud kesamaan persepsi masyarakat . 3. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam
skema Perhutanan Sosial 4. Koordinasi antar stake holder yang
berkaitan dengan wilayah kerja KPH
IV- 6
Gambar 4.1 Kuadran SWOT