DESKRIPSI KAWASAN
2.1 Risalah Wilayah .1 Letak dan Luas
2.1.6 Sosial Ekonomi Masyarakat
2.1.6.1 Jumlah Anggota Keluarga Responden
Jumlah anggota keluarga sangat menentukan jumlah kebutuhan keluarga dari segi konsumsi hingga sekolah serta kebutuhan lainnya.
Semakin banyak jumlah anggota keluarga berarti semakin banyak pula jumlah kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi, begitupun sebaliknya. Dari distribusi dan frekuensi penyebaran jumlah anggota keluarga terbanyak adalah berkisar 4-7 anggota keluarga sebesar 83,33% hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.14.
Sumber :Inventarisasi BPKH, 2018
Gambar 2. 14 Jumlah Anggota Keluarga Sekitar KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI
Jumlah anggota keluarga juga berpengaruh terhadap pola konsumsi rumah tangga. Banyaknya anggota keluarga, maka pola konsumsinya semakin bervariasi. Jumlah anggota keluarga juga berkaitan dengan pendapatan rumah tangga yang akhirnya akan mempengaruhi pola konsumsi rumah tangga tersebut.
0 0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
0 0
Persentase (%)
Jumlah Anggota Keluarga
II- 22 2.1.6.2 Pekerjaan Utama dan Sampingan Responden
Sumber :Inventarisasi BPKH, 2018
Gambar 2. 15 Kondisi Pekerjaan Utama Responden Sekitar KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI
Pekerjaan merupakan sumber pendapatan responden untuk dapat menghidupi keluarganya sehari-hari. Selain pekerjaan utama, beberapa responden juga mempunyai pekerjaan sampingan. Dapat dilihat dari Gambar 2.25 bahwa distribusi dan frekuensi pekerjaan utama responden adalah petani sebesar 51%, hanya 2 persen yang berprofesi sebagai buruh tani.
2.1.6.3 Luas Lahan Perkebunan Masyarakat
Sumber : Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam Angka, 2017
Gambar 2. 16 Luas total (Ha) perkebunan rakyat dalam 7
kecamatan di wilayah KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI, 2016
Gambar 2.16 menunjukkan hampir sebagian besar penduduk yang berada di desa-desa dalam 7 kecamatan yang masuk ke wilayah KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI memiliki areal perkebunan sendiri dimana total luasan terbesar perkebunan rakayat dari desa-desa di tujuh kecamatan tersebut tertinggi didominasi oleh perkebunan kelapa sawit dengan luasan 56.764 Ha dan terendah kopi dengan
4 2
51
14 10 19
0 20 40 60
Pegawai Negeri
Buruh tani Petani Nelayan Pedagang Lainnya
Persentase
Mata pencarian
56.764
11.111 11.468
974 239 296
0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000
Kelapa sawit
Kelapa dalam
Karet Pinang Kopi Coklat
Luas (Ha)
Komoditi Perkebunan
II- 23 luasan 239 Ha. Luas total (Ha) perkebunan rakyat dalam 7 kecamatan di wilayah KPHP, 2016.
2.1.6.4 Jumlah Produksi Tanaman Perkebunan Masyarakat
Jenis tanaman perkebunan yang diusahakan responden yang memiliki lahan di desa-desa dalam 7 (tujuh) kecamatan yang berada dalam wilayah KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI terdiri dari tanaman kelapa sawit, kelapa, karet, pinang, kopi, dan coklat dimana jumlah produksi tertinggi adalah kelapa sawit sebesar 124.720 ton/tahun dan terendah adalah kopi sebesar 30 ton/tahun (Gambar 2.17).
Sumber : Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam Angka, 2017
Gambar 2. 17 Jumlah Produksi (Ton/Tahun) pekebunan rakyat dalam 7 kecamatan di wilayah KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI, 2016
2.1.6.5 Kecenderungan Produksi Usaha Tani Pangan Responden
Banyak faktor yang mempengaruhi produksi dari tahun ke tahun terhadap produksi dan usaha tani pangan. Salah satu faktor yang mempenaruhi antara lain: jenis benih/bibit yang digunakan mempengaruhi hasil produksi, musim tanam kaitannya dengan keadaan cuaca dan iklim (lingkungan) yang tidak menentu, serta jumlah permintaan terhadap usaha tani tersebut. Usaha tani yang dilakukan oleh masyarakat yang tinggal didesa-desa dalam 7 (tujuh) kecamatan di wilayah KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI antara lain berupa padi sawah, padi ladang, jagung, kedelai, kacang tanah,
124.720
9.738 5.627 1.113 30 36
0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000
Kelapa sawit
Kelapa dalam
Karet Pinang Kopi Coklat
Ton/Tahun
Komoditi Perkebunan
II- 24 kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar (Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam Angka, 2017).
2.1.6.6 Sarana Ekonomi
Sarana perekonomian dalam kehidupan masyarakat sangatlah penting dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, baik untuk kebutuhan sandang, pangan maupun papan. Sarana ekonomi seperti koperasi dan perdagangan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat secara umum cukup memadai, yaitu dengan jumlah koperasi sebanyak 368 unit dan untuk perdagangan terdapat 180 unit yang terdiri dari skala kecil sampai dengan besar. Usaha skala kecil, menengah, dan besar di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sampai dengan tahun 2016 masing- masing sebanyak 148 unit, 29 unit, dan 3 unit.
Pada desa-desa lokasi inventarisasi KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI, sarana ekonomi dikelompokkan menjadi sarana industri, perdagangan dan koperasi. Sarana Industri terdiri dari industri besar/sedang, kecil dan rumah tangga, sedangkan sarana perdagangan terdiri dari pasar, restoran/rumah makan, dan warung. Secara rinci sarana perekonomian yang terdapat di desa-desa lokasi inventarisasi sebagaimana tabel 2.17 berikut:
Tabel 2. 17 Sarana Perekonomian Di Desa-Desa Lokasi Inventarisasi KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI
No. Nama Desa
Industri (Unit) Perdagangan (Unit) Koperasi Besar/
Sedang Kecil Rumah
Tangga Pasar Restoran
/RM Warung KUD Non KUD
1. Suban 3 - 3 2 8 28 1 3
2. Sungai
Penoban - - 2
- 5
12 - -
3. Lubuk Bernai 1 1 - 1 - 10 1 0
4. Lubuk Lawas - - 3 - - 2 - -
5. Muara Danau - - 1 - - 2 - -
6. Tanah
Tumbuh - - - - -
2 - -
Total 4 1 9 3 13 56 2 3
Sumber: Monografi Desa dan BPS Kecamatan 2017
II- 25 Tabel 2. 18 Usaha Jasa Di Desa-Desa Lokasi Inventarisasi KPHP Tanjung
Jabung BaratUnit XVI
No. Nama Desa
Jenis Jasa (Unit) Tukang
Cukur
Tukang
jahit Binatu Salon Bengkel Lainnya
1. Suban 6 5 1 3 15 2
2. Sungai
Penoban 1 2 -
1 4
- 3. Lubuk
Bernai 1 - -
- 7
- 4. Lubuk
Lawas 1 2 -
- 1
2 5. Muara
Danau - 1 -
- 1
- 6. Tanah
Tumbuh - 1 - - 1
1
Total 9 11 1 4 29 5
Sumber: Monografi Desa dan BPS Kecamatan 2017
Tabel 2.18 Selain sarana ekonomi yang telah dijelaskan di atas, pada desa-desa lokasi inventarisasi juga terdapat sarana lainnya berupa jasa seperti; tukang cukur, tukang jahit, binatu, salon, dan jasa lainnya.
Jumlah usaha jasa yang terdapat di desa-desa lokasi inventarisasi.
2.1.6.7 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga
Jumlah penduduk masing masing kecamatan yaitu kecamatan senyerang berjumlah 13.073 jiwa, kecamatan batang asam berjumlah 28.075 jiwa, kecamatan tebing tinggi berjumlah 29.278 jiwa, kecamatan tungkal ulu 10891, kecamatan renah mendaluh berjumlah 14.241 jiwa, kecamatan merlung berjumlah 6.359 jiwa dan kecamatan muara papalik berjumlah 9.427 jiwa.
Jumlah penduduk masing-masing desa dari 7 (tujuh) kecamatan yang berada dalam wilayah KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI dapat dilihat pada tael 2.19 (terlampir).
II- 26 Dalam kajian inventarisasi sosial budaya ini konsep rumah tangga mengacu pada konsep rumah tangga yang dipergunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) nasional yang mendefinisikan rumah tangga biasa sebagai seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal dan makan dari satu dapur. Di desa sekitar areal KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI sendiri bentuk atau besarnya rumah tangga sangat dipengaruhi oleh sistem kekerabatan yang masih mempertahankan konsep nuclear family (keluarga inti). Keluarga inti dicirikan oleh terdapatnya anggota keluarga inti (suami, istri dan anak) yang hidup bersama dalam satu rumah. Adapun jumlah rumah tangga yang ada di Desa Sekitar areal KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI dapat dilihat pada Tabel 2.20 (terlampir). Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa masing-masing kepala keluarga memiliki jumlah anggota keluarga dikisaran 3-5 orang untuk masing-masing desa dari 7 (tujuh) kecamatan yang berada dalam wilayah KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI.
Jumlah rata-rata penduduk per rumah tangga di desa sekitar areal KPHP mengindikasikan tinggi rendahnya alokasi biaya hidup masing- masing rumah tangga. Dari data primer yang diperoleh selama melakukan kajian identifikasi menunjukkan bahwa alokasi pendapatan untuk pemenuhan kebutuhan hidup oleh masing-masing rumah tangga relatif cukup besar. Hal ini disebabkan karena harga- harga kebutuhan pokok yang tinggi yang didatangkan oleh pedagang dari luar daerah serta faktor jarak yang jauh antara desa dengan pusat perekonomian (pasar) yang berada di pusat kecamatan atau kabupaten.
Korelasi jumlah rata-rata penduduk per rumah tangga dengan jumlah pengeluaran untuk pemenuhan kebutuhan hidup per bulan penting untuk diperhatikan pihak KPHP dalam rangka pemberdayaan ekonomi rumah tangga di masa yang akan datang melalui program- program yang terkait dengan keberadaan KPHP. Pada umumnya rumah tangga di desa sekitar areal KPHP menunjukkan pola
II- 27 konsumtif yang cukup tinggi terhadap kebutuhan pangan (mengingat di lokasi kajian areal persawahan atau lahan pertanian untuk pemenuhan kebutuhan pangan dalam luasan yang minim). Singkatnya semua bahan kebutuhan pokok sehari-hari harus dibeli dan tergantung pada masuknya pedagang dari luar atau masyarakat yang pergi sendiri ke ibukota kecamatan dan ibukota kabupaten untuk membeli bahan makanan pokok dan kebutuhan lainnya. Selain itu, masyarakat lokal di sekitar wilayah KPHP hanya beberapa desa saja yang menanam padi ladang, itupun hanya digunakan untuk sendiri tidak diperjualbelikan karena lahan di sekitar rumah banyak di tanami kelapa sawit , karet, pinang, kelapa, dan pohon lainnya. Oleh karenanya pengeluaran rumah tangga menjadi lebih besar karena mereka tidak dapat mengusahakannya sendiri serta belum maksimalnya usaha-usaha pertanian persawahan.
2.1.6.8 Kondisi Infrastruktur Jalan, Pendidikan dan Kesehatan
Sarana penghubung jalan menuju desa-desa sekitar wilaya KPHP Tanjung Jabung BaratUnit XVI semuanya dapat dijangkau dan ditempuh melalui jalan darat maupun air/sungai. Akses melalui jalan darat dapat menggunakan kendaraan roda 4 maupun roda 2, sedangkan jalur air/sungai dapat menggunakan sampan atau speedboat. Kondisi jalan utama/poros desa-desa yang masuk dalam kajian inventarisasi sosial dan budaya pada umumnya sudah jalan aspal dengan kondisi fisik jalan yang baik sampai rusak ringan di beberapa bagian, dan masih ada juga yang berupa jalan tanah diperkeras.
Prioritas sarana pembangunan atau perbaikan jalan bagi masyarakat sangat perlu diperhatikan oleh pemerintah jalan merupakan akses utama masyarakat untuk beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jarak desa-desa lokasi inventarisasi sosial budaya pada wilayah KPHP
II- 28 dengan ibu kota kecamatan maupun dengan ibukota kabupaten dapat dilihat pada Tabel 2.21 berikut :
Tabel 2. 21 Jarak Desa dengan Ibu Kota Kecamatan dan Ibukota
Kabupaten serta Kondisi Jalan pada Desa Lokasi Invetarisasi.
No Nama Desa
Jarak (Km)
Kondisi Jalan Ibukota
Kecamatan
Ibukota Kabupaten
1. Suban 4 128 Baik
2. Sungai Penoban 7 130 Baik – rusak ringan
3. Lubuk Bernai 12 134 Baik – rusak ringan
4. Lubuk Lawas 8 130 Baik – rusak ringan
5. Muara Danau 4 201 Baik – rusak ringan
6. Tanah Tumbuh 8 203 Baik – rusak ringan
Sumber : Kecamatan Dalam Angka 2017
Sarana dan prasana pendidikan dalam menunjang kualitas pendidikan siswa sangatlah penting, mengingat kualitas masyarakat suatu desa di masa mendatang ditentukan oleh kualitas pendidikan yang dimilikinya. Jumlah sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dapat mempermudah siswa dalam proses pembelajaran, sehingga kualitas pendidikan siswa dapat ditingkatkan.
Ketersediaan sarana pendidikan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat baik negeri maupun swasta sampai dengan tahun 2016, yaitu : TK sebanyak 74 buah, SD sebanyak 211 buah, SMP sebanyak 61 buah, SMA sebanyak 23 buah, dan SMK sebanyak 9. Jumlah tenaga pengajar di Kabupaten Tanjung Jabung Barat untuk tingkat TK sebanyak 301 orang, tingkat SD sebanyak 2.376 orang, tingkat SMP sebanyak 876 orang, dan tingkat SMA 389 orang. Berdasarkan pengumpulan data sekunder (monografi desa dan statistik kecamatan).
Jumlah sarana pendidikan di desa-desa dalam wilayah KPHP terdiri dari sarana pendidikan di tingkat SD sebanyak 78 unit, tingkat SMP sebanyak 29 unit, dan untuk tingkat SMA 13 unit. Sedangkan untuk tenaga pengajar,berdasarkan statusnya, jumlah tenaga pengajar PNS sebanyak 743 orang dan non PNS sebanyak 661 orang. Jumlah sarana
II- 29 pendidikan dan tenaga pengajar yang ada di masing-masing desa dalam wilayah KPHP secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.22 (terlampir).
Untuk fasilitas kesehatan sendiri, di desa-desa dalam wilayah KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI lebih hanya memiliki 5 unit puskesmas dan lebih didominasi oleh puskesmas pembantu sebanyak 31 unit. Untuk jumlah dokter sendiri masih sangat minum yaitu 14 dokter umum. Sarana Kesehatan dan Tenaga Medis di desa-desa dalam wilayah KPHP dalam dilihat pada Tabel 2.23 (Terlampir).
2.1.7 Keberadaan Izin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan Didalam wilayah KPHP Unit XVI terdapat beberapa izin pemanfaatan hutan berupa 2 (dua) IUPHHK-HTI yaitu PT. Wirakarya Sakti dan PT.
Rimba Hutani Mas dan 6 (enam) izin Pehutanan Sosial yaitu HKm Koperasi Tani Hutan Karya Putra Mendaluh, Kelompok Tani Hutan Penoban Lestari, Kelompok Tani Hutan Mahau Lestari, Kelompok Tani Hutan Hulu Lumahan Lestari Kelompok Tani Runai Jaya HTR Koperasi Produsen Mandiri Maju Bersama.
Selain izin pemanfaatan hutan terdapat pula Izin Penggunaan Kawasan Hutan (IPPKH) berupa tambang batu andesit oleh CV. Chandra Jaya, izin jalan batu bara oleh PT. Permata Energy Resorce dan izin jalur pipa gas oleh PT. Transpotasi Gas Indonesia.