• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. TJITROWARDOJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. TJITROWARDOJO"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KAB UPATEN

P

URWOREJO

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. TJITROWARDOJO PURWOREJO

Jl' Jenderal Sudirman 60 Terp. (0215)32r I rg, 325650,32565r (Hunting), (0215)32244g

I: ax. : (027 5) 3 25 6 5 2

;.

Til [;'J$r,B"rXiif;oj " @p,.*o..; o[au. go. i a

PERATURAN DIREKTUR

RSUD dr. TJITROWARDOJO PURWOREJO NOMOR

: oa

TAHUru

,{r-o

TENTANG

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

DI RSUD dr. TJITROWARDOJO PURWORE IO

DBNGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR RSUD dr. TJITROWARDOJO PURWORE IO

Menimbang

a. bahwa untuk

pelaksanaan

sistem

pengendalian

internal di

lingkungan

rumah sakit

diperlukan penerapan manajemen

risiko gurr&

menciptakan tatakelola rumah sakit yang baik;

b. bahwa dengan perkembangan

kompleksitas permasalahan dalam penyelenggaraan rumah sakit guna menciptakan pelayanan yang efisien, efektif, kredibel, bermutu, serta senantiasa mengedepankan keselamatan pasien, perlu menetapkan manajemen

risiko terintegrasi dalam setiap

pengambilan keputusan, pen)rusunan

dan

pelaksanaan program dan kegiatan;

c. bahwa

berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b,

perlu

menetapkan Peraturan

Direktur

tentang Kebijakan

Manajemen

Risiko di RSUD dr.

litrowardojo

Purworejo.

1.

Undarrg-Llndang Republik lndonesia Nomor 44 tahun

2OO9 tentang Rumah Sakit;

2.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2OI4 tentang Tenaga Kesehatan;

Mengingat

(2)

3.

Peraturan

Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2019 tentang penerapan Manajemen

Risiko 'ferintegrasi di Lingkungan

Kementrian Kesehatan;

4.

Peraturan Bupati Purworejo Nomor lO3 tahun 2013 tentang Penjabaran T\rgas pokok, Fungsi dan Tata Kerja RSUD Kabupaten purworejo;

5.

Keputusan Bupati Purworejo Nomor

IlS.4lll2OOg

tentang Penetapan RSUD Saras Husada purworejo

sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLIJD);

6.

Peraturan Bupati Purworejo

Nomor

87 tahun 2O l g

tentang

Tata

Kelola Rumah

Sakit

Umum Daerah dr. 'Ij itrowardoj o Purworejo.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN DIREKTUR

RsuD dr.

TJITRowARDoJo PURWORE.'O TENTANG

KEBIJAKAN

MANAJEMEN RISIKO

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Rumah Sakit adalah

RSUD

dr.

1-itrowardojo purworejo, yang

merupakan institusi yang

memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

2. Risiko adalah

kemungkinan

terjadinya suatu peristiwa

yarrg berdampak negatif terhadap pencapaian sasaran rumah sakit.

3'

Manajemen risiko adalah proses yang proaktif dan kontinu meliputi

identifikasi, analisis, evaluasi,

pengendaliarr,

informasi

dan komunikasi, pemantauan, dan peraporan risiko, termasuk berbagai strategi yang dijalankan untuk mengelola risiko dan potensinya.

(3)

4 Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan pasien adalah organisasi

non

struktural yang dibentuk oleh Direktur Rumah Sakit untuk mengkoordinasikan progra.m peningkatan

mutu

pelayanan rumah

sakit serta

mengkoordinasikan penerapan sasaran keselamatan

pasien berbasis manajemen

risiko

sebagai

wujud

implementasi paradigma pelayanan kesehatan yang bersifat patient-centered. care.

Unit

Pelayanan adalah

unit-unit

struktural maupun fungsional di bawah koordinasi Wakil Direktur pelayanan.

Unit Keda adalah unit-unit struktural maupun fungsional

di

bawah Wakil Direktur lJmum dan Keuangan.

Unit

pemilik

risiko

adalah

unit

pelayanan

dan unit

keg'a yang bertanggung jawab melaksanakan Manajemen Risiko.

Register risiko

(rbk

regi.stel adalah dokumen dinamis

yalg

berisi

profil risiko dan

dokumentasi serangkaian proses penilaian dan evaluasi risiko serta proses penangan€rnnya.

BAB II

PENGORGANISASIAN

Organisasi Manajemen Risiko Pasal 2

Kegiatan Manajemen Risiko di Runrah sakit dikoordinasikan oleh Komite

Peningkatan

Mutu dan

Keselamatan

pasien melalui Sub

Komite Manajemen Risiko yang bertanggung jawab langsung kepada Drrektur Rumah Sakit.

Ruang Lingkup Kegiatan Pasal 3

(1)

Ruang lingkup kegiatan manajemen risiko meliputi manajemen risiko klinis rlan manajemen risiko manajerial.

(2)

Tahapankegiatan manajemen

risiko

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. Komunikasi dan konsultasi;

b. Penetapan konteks;

c. Penilaian risiko;

d. Penanganan risiko;

e. Pemantauan dan reuiew.

6

7

8

9

(4)

(3) Tahapankegiatanmanajemenrisikosebagaimanadimaksudpada

ayat (2\ diterapkan dalam suatu siklus berkelanjutan'

BAB III

TAHAPAN MANAJEMEN RISIKO

Komunikasi dan Konsultasi Pasal 4

Komunikasi

dan

konsultasi sebagai tahapan

awal

manq;'emen risiko dilakukan oleh institusi rumah sakit kepada pihak yang berkepentingan baik internal maupun eksternal.

Penetapan Konteks Pasal 5

(1)

Tahapan penetapan konteks dilakukan oleh rumah

sakit

dengan

dikoordinasikan oleh Komite Peningkatan

Mutu dan

Keselamatan Pasien.

(21

Penetapan konteks sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menjabarkan kondisi lingkungan

internal dan

eksternal rumah sakit, visi dan misi rumah sakit, serta tugas pokok dan fungsi rumah sakit.

Penilaian Risiko Pasal 6

(1)

Penilaian risiko terdiri atas : a. identifikasi risiko

b. analisis risiko c. e'valuasi risiko

(2)

Identifikasi

risiko

sebagaimana dimaksud pada

ayat (l) huruf

a

dilakukan oleh rnasing-masing unit pelayanan dan unit kerja sebagai

unit pemilik risiko secara proaktif terhadap kegiatan, penyebab, dan

proses terjadinya peristiwa risiko yang

kemungkinan dapat menghalangi, menurunkan, atau menunda tercapainya tujuan dan sasaran unit pelayanan dan unit kerja.

(3)

Identifikasi risiko ya.ng dilakukan oleh masing-masing unit pelayarral

dan unit kerja

didokumentasikan dalam bentuk

data

elektronik melalui aplikasi dalam Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (srM-RS).

(5)

(4)

Analisis

risiko

sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf

b

dilakukan oleh Sub Komite

Manajemen

Risiko pada

Komite

Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien dengan sistem skoring

tingkat

dampak

dan

kemungkinan terjadinya

risiko

berdasarkan risiko-risiko yang telah diidentifikasi oleh unit pemilik risiko.

(5)

Analisis risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan untuk mendapatkan tingkat risiko dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Risiko rendah dengan kode warna biru;

b. Risiko sedang dengan kode warna hijau;

c. Risiko tinggi dengan kode warna kuning; dan

d. Risiko sangat tinggi (ekstrim) dengan kode warna merah.

(6)

Evaluasi

risiko

sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf

c

dilakukan oleh Direksi dan para Kepala Bidang untuk pengambilan keputusan mengenai perlu tidaknya dilakukan penanganan risiko lebih lanjut serta prioritas penanganannya.

(7)

Ketentuan lebih

lanjut

mengenai tahapan Penilaian Risiko diatur dalam Pedoman yang disusun oleh Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.

PENANGANAN RISIKO Pasal 7

(1)

Penanganan risiko menjadi tanggung jawab bersama segenap unsur

rumah sakit

yang

terkait

dengan mengidentifikasi berbagai opsi penanganan risiko yang tersedia dan memutuskan opsi penanganan risiko yang akan dipilih.

(2)

Kepala Bidang dari

unit

pemilik risiko menjadi leadirry sector dalam proses penanganan risiko dengan difasilitasi oleh Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.

(3)

Dalam

hal

penarrganan risiko yang terkait dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Komite Peningkatan

Mutu dan

Keselamatan Pasien berkolaborasi dengan Tim Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS).

(4)

Penanganan risiko Kesehatan dan Keselamatan Keda sebagaimana dimaksud pada ayat (3) maka Tim K3RS sebagai leading sectorrtya.

(6)

(5)

Hal-hal yang dapat dilakukan dalam penanganan Risiko meliputi :

a' menghindari risiko dengan memutuskan tidak memulai atau tidak melanjutkan aktifitas yang menimburkan risiko;

b. mengambil atau meningkatkan

risiko untuk

mendapat peluang yang lebih baik atau lebih menguntungkan;

c. menghilangkan sumber risiko;

d. mengubah kemungkinan;

e. mengubah dampak;

f.

berbagi risiko ,Cengan pihak lain;

g' mempertahankan risiko dengan informasi pilihan.

(6)

sebagai salah satu bentuk penanganan Risiko, Komite peningkatan

Mutu dan Keselamatan Pasien wajib melakuka

n

Failure Mod.e and.

Effec:t Analgsis (FMEA) terhadap

risiko

terutama Tingkat Sangat Tinggr dan Tingkat Tinggi sekurang-kurangnya 1 (satu) risiko setiap tahun.

(7)

Kegiatan FMEA sebagairnana dimaksud

pada ayat (6)

harus menghasilkan rancangan baru (redesain) terhadap mode kegagalan yang dipilih untuk diperbaiki berdasarkan risiko yang dipilih untuk ditangani.

Pemantauan dan Reuieut Pasal B

(1)

Pentantauan

dan

reuietu dimaksudkan

untuk

memastikan bahwa Manajemen Risiko dan usulan perbaikan telah dilaksanakan sesuai perencanaan.

{2)

Pemantauan

dan

reuiew sebagaimana dimaksud

pada ayat

(1)

dilakukan oleh Sub Komite

Manajemen

Risiko pada

Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.

(3)

Hasil pemantauan dan reuiew yang dilakukan disusun dalam bentuk laporan oleh Komite Peningkatan

Mutu dan

Keselamatan Pasien kepada Direktur dan Dewan Pengawas rumah sakit setiap

6

(enam)

bulan sekali.

(7)

BAB IV

REGISTER RTSIKO (R1S1( REGISrER) Pasal 9

(1)

Register risiko

(isk

registefi dikelola oleh Sub Komite Manajemen

Risiko pada Komite Peningkatan

Mutu dan

Keselamatan pasien menggunakan sistem dokumen elektronik dalam Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM_RS).

(2)

Selun'ih unit pemilik risiko di rumah sakit dapat mengakses Register Risiko untuk memantarr proses manajernen risiko yang dijarankan.

BAB V PENUTUP

Pasal 10

Peraturan ini mulai berlal<u pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkandi Pada tanggal

Purworejo

6

p*"^na;

eeA

OJO PURWORE.IO

Arifin, M.Kes

I

RSUD dr.

Referensi

Dokumen terkait

melebihi baku mutu, pH pada outlet depan tidak memenuhi baku mutu dan pada. outlet belakang memenuhi baku mutu, po+ kedua outlet dibawah baku

Penerapan manajemen risiko berguna menberikan Perlindungan Hukum dan keselamatan pasien bagi pasien dan tenaga kesehatan di rumah sakit, dengan demikian, maka gambaran

Judul penelitian: Penerapan Manajemen Risiko dan Keselamatan Pasien Untuk Menjamin Perlindungan Hukum Bagi Pasien dan Tenaga Kesehatan pada Pelayanan Rumah Sakit

Baik Program Evaluasi Kepuasan Pasien maupun Program Indikator Klinik harus dibuat dengan Kerangka Acuan (Terms of Referrence = TOR). Komite Mutu / Sub Komite Mutu / Panitia

(3) Dokter tamu sebagaimana dimaksud pada Pasal 115 ayat (3) huruf c, yakni dokter karena reputasi atau keahliannya diundang secara khusus oleh Direktur untuk menangani

RINo.269/Menkes/PER/III/2008, pasal 13 Bab V tentang kepemilikan pemanfaatan dan penanggung jawab pada ayat (1) huruf c yang menyebutkan identitas pasien harus

Pemutusan SP oleh Pej abat Penandatanganl Penges ahan T anda Bukti Peri aryian 1 Pejabat Penandatangan/Pengesahan Tanda Bukti Perjanjian dapat melakukan pemutusan SP apabila: il

Dokumen ini berisi tentang pembentukan Komite Mutu di Rumah Sakit dan implementasi rencana aksi keselamatan pasien global 2021-2030 di