PROGRAM PHBS
&
SANITASI KESEHATAN LINGKUNGAN Rina Noor Hayati
BAHAN KAJIAN:
• Program PHBS
• Sanitasi
SANITASI
&
PERILAKU HIDUP
SANITASI
Upaya kesehatan dengan menitikberatkan pada lingkungan
Penyediaan tempat sampah terpilah
Penyediaan sarana pendukung lainnya Penyediaan sarana pembuangan air limbah
Penyediaan sarana air bersih
PERILAKU HIDUP
Aktifitas atau kegiatan yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan.
PHBS
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT, yaitu Sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan-aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
Upaya untuk memperdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam gerakan Kesehatan masyarakat.
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT dapat diartikan cerminan pola hidup yang selalu menjaga dan memperhatikan Kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup.
PHBS Rumah Tangga
Upaya untuk memperdayakan masyarakat pengunjung &
pengelola tempat umum agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat umum ber- PHBS.
PHBS Tempat Umum
STRATEGI PEMBINAAN PHBS
1. Mengembangkan kebijakan yang berwawasan Kesehatan
Mengupayakan agar para penentu kebijakan di berbagai sektor di setiap tingkatan administrasi menetapkan kebijakan dengan Mempertimbangkan dampaknya terhadap Kesehatan masyarakat.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2269/MENKES/PER/XI/2011Tahun 2014 Tentang
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih & Sehat
2. Menciptakan lingkungan yang mendukung
Mengupayakan agar setiap sector dalam melaksanakan kegiatannya megarah kepada terwujudnya lingkungan sehat (fisik & nonfisik).
3. Memperkuat gerakan masyarakat.
Memberikan dukungan terhadap kegiatan masyarakat agar lebih berdaya dalam mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi Kesehatan.
STRATEGI PEMBINAAN PHBS
4. Mengembangkan kemampuan individu
Mengupayakan agar setiap individu masyarakat tahu, mau & mampu membuat keputusan yang efektif dalam upaya memelihara, meningkatkan, serta mewujudkan kesehatannya, mellaui pemberian informasi, serta Pendidikan & pelatihan yang memadai.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2269/MENKES/PER/XI/2011Tahun 2014 Tentang
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih & Sehat
5. Menata Kembali arah pelayanan kesehatan
Mengubah pola pikir serta sistem pelayanan Kesehatan masyarakat agar lebih mengutamakan aspek promotive & preventif, tanpa mengesampingkan aspek kuratif & rehabilitatif.
Lanjutan
Strategi Promosi Kesehatan Untuk Pembinaan PHBS
strategi pokok tersebut kemudian diformulasikan kembali ke dalam kalimat (1) Gerakan pemberdayaan (G), yang didukung oleh (2) bina suasana (B), dan (3) advokasi (A), serta dilandasi oleh semangat (4) kemitraan.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2269/MENKES/PER/XI/2011Tahun 2014 Tentang
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih & Sehat
Lanjutan
GERAKAN PEMBERDAYAAN
:(sebagai ujung tombak)
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi kepada individu, keluarga atau kelompok (sasaran) secara terus-menerus & berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), & dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice).
BINA SUASANA :
Upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan.
Strategi Promosi Kesehtaan Untuk Pembinaan PHBS
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2269/MENKES/PER/XI/2011Tahun 2014 Tentang
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih & Sehat
ADVOKASI:
Upaya atau proses strategis & terencana untuk mendapatkan komitmen &
dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak terkait tersebut, yaitu berupa tokoh-tokoh masyarakat (formal & informal).
INDIKATOR 10
PHBS
SANITASI
Konsep Dasar Sanitasi
Penyediaan sarana & prasarana
pengelolaan lingkungan serta perilaku hidup bersih & peduli lingkungan untuk meningkatkan kesehatan & kualitas hidup
Sanitasi dalam Sustainable Development Goals (SDGs)
Air bersih & Sanitasi layak ada pada tujuan ke-6 dalam TPB
(Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) atau SDGs
Menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang
berkelanjutan untuk semua
Air bersih & sanitasi layak adalah kebutuhan dasar
manusia
SANITASI
Usaha pemutusan mata rantai untuk pencegahan penularan penyakit, pencemaran dan kecelakaan (Siswanto, dkk.2010)
Suatu cara pengawasan terhadap segala bentuk faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat (Azwar, 1995)
Menurut peraturan Presiden Nomor 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi,
Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk
menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi
persyaratan kesehatan melalui pembangunan
sanitasi.
Ruang Lingkup Sanitasi
Pembangunan Sanitasi adalah upaya peningkatan kualitas dan perluasan pelayanan persampahan rumah tangga, air limbah domestik, dan pengelolaan drainase lingkungan secara terpadu dan berkelanjutan melalui peningkatan perencanaan, kelembagaan, pelaksanaan dan pengawasan.
Penyediaan sarana & prasarana pengelolaan kesehatan lingkungan , yaitu:
▪ Penyediaan air bersih/air minum (water supply)
▪ Pengolahan sampah (refuse disposal)
▪ Pengolahan makanan & minuman (food sanitation)
▪ Pengawasan &/atau pengendalian serangga binatang pengerat (insect
& rodent control)
▪ Kesehatan & keselamatan kerja
SANITASI
Fasilitas higienis yang memisahkan kotoran manusia dari manusia, hewan, dan kontak serangga.
Fasilitas Sanitasi layak
• Toilet siram secara manual atau otomatis atau kakus yang terhubung ke saluran pembuangan, septic tank, atau lubang;
• Jamban yang berventilasi;
• Jamban dengan lempengan atau pijakan dari berbagai bahan yang meliputi lubang seluruhnya, kecuali untuk lubang penurunan;
• Toilet/kakus kompos
Fasilitas Sanitasi tidak layak
Fasilitas umum atau bersama dari jenis toilet/kakus selain yang layak seperti
• Toilet siram manual atau otomatis yang kotorannya langsung ke selokan atau drainase atau di tempat lain terbuka;
• Jamban tanpa pijakan;
• Jamban ember;
• Toilet atau kakus gantung
• Buang air besar di tempat terbuka seperti semak-semak, lapangan atau langsung di sungai
RUMAH LAYAK HUNI
• Penggunaan fasilitas sanitasi digunakan oleh rumah tangga sendiri atau bersama dengan rumah tangga tertentu.
• Bangunan atas/jenis kloset berupa leher angsa
• Bangunan bawah/tempat pembuangan akhir tinja berupa tangki septik yang disedot secara berkala atau Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL)
Rumah yang memiliki akses sanitasi layak, komponennya, yaitu:
Ketahanan fisik bangunan Luas bangunan per orang
Akses air minum dan air bersih
PENGELOLAAN SANITASI PERMUKIMAN
Penyediaan sarana & prasarana pengelolaan lingkungan serta perilaku hidup bersih & peduli lingkungan untuk meningkatkan kesehatan & kualitas hidup
Konsep Dasar Sanitasi
Permukiman
Bagian dari lingkungan hunian, terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum &
penunjang lainnya.
Standar Kualitas Sanitasi
• Pembangunan & penyediaan infrastruktur sanitasi harus memenuhi standar teknis
• Kualitas hasil olahan infrastruktur sanitasi harus memenuhi standar baku mutu lingkungan
PENGELOLAAN SANITASI PERMUKIMAN
Perencanaan Pembangunan Pemanfaatan Pengendalian
PERMUKIMAN SEHAT
Permasalahan PERMUKIMAN, yaitu:
✓ Jumlah rumah tidak berimbang dengan jumlah keluarga (daya beli dan lahan)
✓ Kualitas rumah tidak memenuhi persyaratan kesehatan
✓ Pola pembangunan perumahan & permukiman belum memperhatikan aspek kesehatan lingkungan
✓ Penanganan perumahan & permukiman belum terpadu.
Faktor Penting Pengelolaan Sanitasi Permukiman
1. Fasilitas dasar kesehatan lingkungan
• Rumah
• Sarana prasarana
• Utilitas
• Penunjang lainnya
Saling sinergis berkeseimbangan sesuai kebutuhan penghuninya
2. Pengawasan kualitas air di permukiman (sesuai peraturan yang berlaku)
3. Pengelolaan & pengawasan kualitas limbah cair (domestik) 4. Pengawasan kualitas udara
5. Pengelolaan sampah & pengawasan kualitas tanah sampah 6. Pengawasan kualitas makanan & minuman
7. Pengawasan kualitas sarana & bangunan
8. Pengawasan keberadaan vektor & tikus (sumber penyakit) 9. Pengawasan kesehatan lingkungan
RUANG LINGKUP SANITASI
TEMPAT-TEMPAT UMUM
Penyediaan air minum
Pengelolaan sampah padat
Pengelolaan air limbah & kotoran manusia Higiene & sanitasi makanan
Perumahan/konstruksi bangunan Pengawasan vektor
Pengawasan pencemaran fisik Higiene & sanitasi industri
Setiap tempat umum memiliki permasalahan berbeda disesuaikan dengan kegiatan & peruntukannya
Air Bersih & Sanitasi Layak
PRINSIP PENYEDIAAN AIR MINUM & SANITASI
Pasal 2 Peraturan Presiden Nomor 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi 1. Non diskriminatif
2. Terjangkau
3. Perlindungan lingkungan 4. Berkelanjutan
5. Partisipasi masyarakat 6. Keterpaduan
DAMPAK SANITASI BURUK
Kualitas lingkungan menurun
Kesejahteraan ekonomi masyarakat menurun (kerugian ekonomi)
Kesehatan
Pendidikan
STRATEGI SANITASI LAYAK
Melaksanakan program berdasarkan Dokumen Manual Pengelolaan Program Pembangunan Percepatan Sanitasi Permukiman (MPP-PPSP) -> merencanakan, menganggarkan dan melaksanakan program yang telah ditetapkan.
Melaksanakan 5 Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Sosialisasi secara berkala tentang pentingnya sanitasi layak, rumah hunian layak, pengelolaan limbah dan ketersediaan air bersih dan minum
Pendanaan potensial untuk sektor air minum dan sanitasi
Peningkatan sarana prasarana, infrastruktur untuk sektor air minum dan sanitasi
Peremajaan kawasan kumuh
Hubungan Sanitasi dengan Kesehatan Lingkungan
Sanitasi & pengelolaan lingkungan tidak baik
Sanitasi dengan kesehatan lingkungan sangat berkaitan erat
Terjadi pencemaran lingkungan
Kualitas kesehatan lingkungan menurun
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Pilar STBM
Perilaku higienis dan saniter yang digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
▪ Dasar Hukum (Pedoman)
STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan
▪ Definisi
▪ Definisi
Tujuan STBM
Untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
▪ Pasal 2
Created by Rina NH
Terima kasih
Semoga
Bermanfaat