Sejarah Ilmu Tajwid Al-Qur'an di Nusantara (Kajian Terhadap Kitab Tajwid Al-Qur'an di Nusantara). Tesis bertajuk "Sejarah Ilmu Tajwid Al-Qur'an di Nusantara (Pengajian Kitab Tajwid Al-Qur'an di Nusantara)". Khuzaimah Tahido Yanggo, Lc, MA ibu kami semua, Rektor Institut Pengajian Al-Qur'an (IIQ) Jakarta.
Konsonan
Transliterasi ini ditulis dengan menggunakan pedoman transliterasi huruf Arab ke huruf Latin yang ditetapkan oleh Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta pada tahun 2017.
Vocal
Kata Sandang
Marbûthah (ة) ini, jika berdiri sendiri, waqaf atau diikuti kata sifat (na'at), maka huruf tersebut diubah menjadi huruf “h”. Sistem penulisan arab tidak mengenal huruf kapital, namun apabila sudah diubah menjadi aksara berlaku ketentuan Ejaan Disempurnakan (EYD) Bahasa Indonesia seperti penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, bulan nama, nama pribadi, dan sejenisnya. Berdasarkan sejarah masuknya Islam ke nusantara, dapat disimpulkan bahwa permulaan sejarah Al-Qur’an bertepatan dengan permulaan sejarah Islam di nusantara.
Hal ini menjadi kekhawatiran banyak pecinta, pembaca dan penghafal Al-Qur’an yang harus mengawali dasar-dasar kajiannya dengan ilmu Tajwid, namun belum mengetahui secara jelas sejarah ilmu ini. Untuk itu penulis akan mencoba sebaik-baiknya melakukan penelitian terkait dengan sejarah ilmu tajwid di nusantara. Hidâyah al-Mustafîd fî 'Ilm et-Texhwîd, Faturrahmân fî Tajwîd Al-Qur'an, Hidâyah es-Shibyân fî Tajwîd Al-Qur'an, Tuhfah al-Athfâl, Metn al-Jazâriyah, Petunjuk Praktis Tajwîd Al-Qur' an.metode A Maisura menuju muara ilmu Tajwid yang terpadu dan komprehensif, Hidâyah al-Mubtadi'în, Ajaran Tajwid (Kitab Hijau Tajwid) dan Kitab Praktis Tajwid.
Dan sumber data sekunder diperoleh dari berbagai karya penulis lain yang membahas tentang ilmu Tajwid seperti; Sejarah Qira'at Al-Qur'an di Indonesia, Perkembangan Tafsir Al-Qur'an di Indonesia, dll. Pada masa awal pendidikan Islam, Tajwid diajarkan melalui kitab-kitab ulama Timur Tengah yang datang ke nusantara adalah telah membawa.
Latar Belakang Masalah
Sayyidina Ja’far as-Sadiq bin Muhammad al-Baqir berkata: “Allah swt menurunkan al-Quran sebagai peringatan kepada orang yang bertakwa, pemberi kasih sayang kepada orang beriman dan pemberi kebahagiaan kepada orang yang mencintai Allah swt. " Sayyidina Ja'far juga berkata: "Al-Quran mengingatkan kita tentang keagungan Allah swt, maka ia memberi kita rasa takut dan menghilangkan ghaflah terhadap-Nya." Orang yang takut kepada Allah swt dan ancaman-Nya ialah orang yang paling memahami Allah swt dan makrifat bagi-Nya 3. Selain sebagai kitab yang agung, Al-Qur’an merupakan kitab suci yang istimewa yang mempunyai keistimewaan yang tidak dimiliki oleh kitab lain. Syaikh Wahbah Az-Zuhaili, serta para ahli tafsir mutaqaddimin dan mutaakhirin , menyatakan bahawa ayat ini adalah jaminan dari Allah Ta'ala bahawa Dia akan menjaga Al-Qur'an Al-Karim dari perubahan dan penggantian, dari penambahan dan pengurangan 4. Jaminan Al-Qur'an. daripada perubahan dan penggantian ini adalah salah satu cara Allah swt melindungi agama ini.
Dan untuk menjamin Al-Quran terhadap perubahan dan penggantian, salah satu caranya adalah dengan menjaga bacaannya dengan baik dan benar. Allah SWT menurunkan Al-Qur’an sebagai bacaan yang sangat mulia sehingga dapat menjadi petunjuk bagi manusia dan pembeda antara yang benar dan yang salah, sangat peduli dan tidak segan-segan memberikan peringatan agar tidak sembarangan membacanya. 4 Muhammad Abduh Al-Banjary, Mempertahankan Dien Islam Sampai Akhir Zaman (Tadabbur Al-Qur'an), http://www.tsaqofah.com/terjaganya-diin-islam-panjang-akhir-Zaman-tadabbur- al-Quran / diakses 15 Februari 2018.
Jadi yang dimaksud dengan tartil optimal adalah membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an dengan sebaik-baiknya dan selengkap-lengkapnya. Menurut para ulama Al-Quran, mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah, sedangkan hukum mengamalkannya adalah fardhu 'ain.6 Hal ini terungkap dalam nadzam al-Jazary sebagai berikut :.
Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
- Identifikasi Masalah
- Pembatasan Masalah
- Perumusan Masalah
Menyimpang dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, dan juga kegelisahan yang dialami oleh para pengamal Al-Qur’an, muncullah beberapa permasalahan yang harus diidentifikasi, dibatasi dan dirumuskan secara rinci dan mendalam. Dari hasil identifikasi masalah di atas, maka untuk menjelaskan permasalahan dan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, maka perlu ditetapkan batasan-batasan masalah. Hal ini diperlukan agar permasalahan tidak meluas pada materi yang tidak berkaitan dengan judul disertasi.
Berdasarkan identifikasi dan keterbatasan di atas, penulis akan menyusun rumusan pokok masalah, sehingga permasalahan dalam skripsi ini menjadi lebih fokus dan sistematis.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
- Tujuan Masalah
Secara teoritis, penelitian ini dapat digunakan untuk melengkapi ilmu keilmuan Islam di bidang 'Ulûm Al-Qur'an, khususnya di bidang ilmu tajwid. Penelitian ini juga mampu memperkaya pengetahuan para praktisi Al-Qur'an mengenai sejarah ilmu tajwid Al-Qur'an di nusantara. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh para guru Al-Quran khususnya guru bidang ilmu Tajwid untuk dijadikan acuan dalam memahami makna ilmu Tajwid, sejarah pemahaman Al-Qur'an. pembacaan. ilmu pengetahuan di nusantara, perkembangannya dan kitab-kitab Tajwid di nusantara.
Tinjauan Pustaka
- Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Metode Analisis Data
Wawan Djunaedi dalam bukunya yang berjudul “Sejarah Qira’at Al-Qur’an di Nusantara” membahas tentang sejarah awal masuknya ilmu qira’at ke nusantara, sejarah penggunaan para imam di nusantara dan dampaknya. peneliti dan bagaimana perkembangannya di nusantara. Persamaan karya peneliti dengan penelitian yang akan dilakukan penulis adalah sama-sama membahas tentang sejarah salah satu disiplin ilmu 'Ulûmul Qur'an di nusantara. Bedanya, peneliti membahas tentang sejarah tentang ilmu qira' yang ada di nusantara, sedangkan penulis akan membahas tentang sejarah ilmu tajwid di nusantara. Nasrudin Baidan dalam bukunya “Perkembangan Tafsir Al-Qur’an di Nusantara” membahas tentang asal muasal ilmu tafsir Al-Qur’an di Nusantara, tanggapan masyarakat Indonesia terhadap ilmu tafsir tersebut, dan membahasnya perkembangan dari masa klasik hingga masa pra modern. .
Berdasarkan hasil penelitiannya terlihat bahwa “Al-Qur’an merupakan petunjuk pertama dan utama bagi umat Islam yang diturunkan Allah SWT dalam bahasa Arab. yang dilakukan penulis adalah sama-sama membahas tentang sejarah perkembangan salah satu disiplin ilmu Al-Qur'an Al-Karim di nusantara, dan perbedaannya peneliti membahas 24 Nasrudin Baidan, Perkembangan Al-Karim Tafsir Al-Qur'an di Indonesia, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2003), hal.1-2.
Korelasi kedua disiplin ilmu ini adalah sama-sama muncul ketika Al-Quran dan Islam masuk ke nusantara. Dan untuk menyempurnakan penelitian ini, penulis juga menggunakan sumber data sekunder yang diperoleh dari berbagai karya penulis lain yang membahas tentang ilmu tajwid, seperti; Sejarah Qira'at Al-Qur'an di Nusantara, perkembangan Tafsir Al-Qur'an di Nusantara, dll.
Teknis dan Sistematika Penulisan
Analisis ini akan penulis gunakan ketika mengkaji pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan ilmu tajwid yang terdapat pada Bab II. Bab pertama, Pendahuluan, memuat latar belakang masalah yaitu memberikan penjelasan akademis mengapa penelitian ini dilakukan dan apa yang melatar belakangi penelitian ini. Kemudian dilanjutkan dengan identifikasi masalah, kendala dan rumusan masalah agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan mempunyai batasan yang jelas.
Tinjauan pustaka dimaksudkan untuk memperjelas posisi topik ini dalam khazanah ilmu Islam dan di mana terdapat perbedaan antara penelitian ini dan karya penelitian lainnya. Sedangkan Metodologi Penelitian dan Sistematika Teknis dan Tertulis dimaksudkan untuk menjelaskan metode-metode yang akan penulis gunakan dalam melakukan penelitian ini. Pada bab kedua, penulis akan memaparkan beberapa poin penting yang mendukung penyelesaian bab ketiga, yaitu pentingnya ilmu tajwid, hukum kajian dan pengamalannya.
Pada bab ketiga, penulis akan memaparkan sejarah Tajwid di nusantara, yang menyangkut sejarah Islam di nusantara. Pada bab keempat, penulis akan memaparkan hasil analisis kitab tajwid Al-Qur'an karya para ulama Indonesia, meliputi biografi pemilik karya, uraian isi kitab, dan analisis isi kitab.
Kesimpulan
Namun begitu, masih terdapat perbezaan pada setiap buku seperti bahasa yang digunakan atau sistem tulisan yang digunakan dalam setiap buku. Daripada hasil kajian penulis terhadap kitab-kitab, semua kitab Tajwid di Nusantara mengikut hukum membaca riwayat Imam 'Ashim tentang Hafs. Beberapa kitab yang menjadi bahan kajian penulis adalah seperti berikut: Hidâyah Al-Mustafîd fî 'Ilm al-Tajwîd, Faturrahmân fî Tajwîd Al-Qur'an, Hidâyah al-Shibyân fî Al-Qur'an, Tuhfah al- Athfâl, Matn al -Jazâriyah, Kaedah Maisûrâ, Hidâyat Al-Mubtadi'in, Pelajaran Tajwid (Kitab Tajwid Hijau), Tajwid Al-Quranul Karim dan Fathu al-Mannân.
Saran
Menurut penulisnya, untuk sangat mencintai seseorang, Anda perlu mengetahui asal usulnya dan segalanya. Begitu pula dengan ilmu pengetahuan, agar dapat mencintai suatu ilmu secara mendalam, hendaknya mengetahui sejarah asal usulnya, perkembangannya, dan keutuhannya. Berdasarkan pengamatan penulis, hingga saat ini penulis belum menemukan karya yang membahas tentang “Sejarah Ilmu Tajwid Al-Qur’an di Nusantara”, sehingga penulis melakukan penelitian mengenai hal tersebut.
Semoga dengan adanya penelitian sederhana ini dapat membawa samudra kecintaan terhadap ilmu dan karya, khususnya ilmu Tajwid Al-Qur'an ke nusantara. Penelitian tentang “Sejarah Ilmu Tajwid Al-Quran di Nusantara” ini masih menawarkan banyak ruang untuk diteliti. Kedalaman makna Al-Quran dan ilmu-ilmu yang terkait di dalamnya merupakan lautan ilmu yang tidak dapat diukur dasarnya, dan karena keterbatasan penulis hanya mampu menyentuh permukaannya saja.
Oleh karena itu, penelitian ini belum merupakan hasil akhir dan masih terdapat ruang terbuka yang perlu digali lebih dalam oleh akademisi lain khususnya peneliti Al-Qur'an.