• Tidak ada hasil yang ditemukan

Semester 7 - Evaluasi Perencanaan - Tugas Besar Evaluasi Program

N/A
N/A
nabila

Academic year: 2023

Membagikan "Semester 7 - Evaluasi Perencanaan - Tugas Besar Evaluasi Program"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

COVER

(2)

LAPORAN AKHIR EVALUASI PROGRAM REHABILITASI TAMAN MENTERI SUPENO, KELURAHAN MUGASARI, KECAMATAN SEMARANG SELATAN,

KOTA SEMARANG

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Perencanaan (TKP 507)

Dosen Pengampu: Widjonarko, S.T., M.T.

Dr.Eng. Maryono, S.T., M.T.

Ir. Parfi Khadiyanta, M.Si.

Dr. Ing. Santy Paulla Dewi, S.T., M.T.

Kelompok: 2C

Marsella Dwi Putri 21040116120011 Nadiya Tri Utami 21040116120016 Andreas Bahctiar Imam F. 21040116130063 Rezki Desrena 21040116140076 Zenia Ery Denintyas 21040116140093 Abdurrahman Zaki 21040116130098 M. Zeyd Arhan Juan R. 21040116130099 Dwi Ayu Lestari 21040116130110

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG 2019

(3)

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR GAMBAR ... ii

DAFTAR TABEL ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan dan Sasaran ... 2

1.3.1 Tujuan ... 2

1.3.2 Sasaran ... 2

1.4 Ruang Lingkup ... 2

1.4.1 Ruang Lingkup Materi ... 2

1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah ... 2

1.4.3 Ruang Lingkup Waktu ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

1.6 Logical Framework ... 5

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PROGRAM ... 7

2.1 Gambaran Umum Wilayah ... 7

2.2 Gambaran Umum Program ... 8

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI PROGRAM ... 9

3.1. Analisis Realisasi Pelaksanaan Program ... 9

3.2. Analisis Indikator Evaluasi ... 10

3.2.1. Relevansi ... 10

3.2.2. Efektivitas... 13

3.2.3. Efisiensi ... 17

3.2.4. Dampak ... 17

3.2.5. Keberlanjutan ... 18

3.3. Evaluasi Output, Outcome, dan Impact Menurut Prinsip “SMART” ... 19

BAB IV PENUTUP ... 20

4.1. Kesimpulan... 20

4.2. Rekomendasi Rencana Tindak Hasil Evaluasi ... 20

4.2.1. Peningkatan Skala dan Promosi Event Anak-Anak, Lansia, dan Difabel ... 20

4.2.2. Penyediaan Fasilitas Bermain Anak-Anak dengan Disabilitas ... 20

DAFTAR PUSTAKA ... 21

LAMPIRAN ... 212

(4)

ii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1. Peta Citra Wilayah Penelitian ... 3

Gambar 1. 2. Foto Udara Taman Menteri Supeno ... 3

Gambar 2. 1. Kawasan Taman Menteri Supeno ... 7

Gambar 2. 2. Tampilan Taman Menteri Supeno setelah di Rehabilitasi ... 8

DAFTAR TABEL

Tabel I. 1. Logical Framework Program Rehabilitasi Taman Menteri Supeno ... 5

Tabel III. 1. Evaluasi Indikator Relevansi ... 11

Tabel III. 2. Evaluasi Indikator Efektivitas ... 13

Tabel III. 3. Evaluasi Efektvitas Output ... 16

Tabel III. 4. Evaluasi Indikator Efisiensi... 17

Tabel III. 5. Evaluasi Dampak Proyek Rehabilitasi Taman Menteri Supeno ... 17

Tabel III. 6. Evaluasi Indikator Keberlanjutan ... 18

Tabel III. 7. Evaluasi Output, Outcome, dan Impact Program Rehabilitasi Taman Menteri Supeno ... 19

Tabel IV. 1. Rencana Tindak Lanjut Kegiatan Peningkatan Skala dan Promosi Event ... 20

Tabel IV. 2. Rencana Tindak Lanjut Kegiatan Penyediaan Fasilitas Bermain Anak ... 20

Lampiran 1. Tabel Logical Framework Program Rehabilitasi Taman Menteri Supeno ... 22

(5)

1

1. BAB I

PENDAHULUAN

Bab pertama berisi latar belakang kegiatan evaluasi program rehabilitasi Taman Menteri Supeno, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, sistematika penulisan, dan kerangka kerja logis (logical framework) terkait program tersebut.

1.1 Latar Belakang

Kota Semarang adalah salah satu kota metropolitan di Indonesia dengan jumlah penduduk sebanyak 1,668,578 jiwa (Disdukcapil Semarang, 2018). Kota Semarang sebagai lokasi dengan konsentrasi penduduk perkotaan memerlukan sarana dan prasarana penunjang kehidupan di dalamnya. Salah satu sarana penunjang yang penting bagi penduduk perkotaan berwujud taman aktif. Pengadaan taman atau optimalisasi fungsinya sebagai RTH aktif perlu diupayakan untuk menunjang kehidupan masyarakat perkotaan.

Aspek pengadaan taman di Kota Semarang diwujudkan dengan program rehabilitasi ruang terbuka hijau (RTH) menurut RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015. Program ini secara teknis berupaya untuk mengoptimalkan fungsi RTH aktif di Kota Semarang, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. Salah satu taman yang direhabilitasi menurut program RPJMD tersebut adalah Taman Menteri Supeno, sebagai salah satu taman yang berlokasi di pusat kota. Taman tersebut berlokasi di depan SMA Negeri 1 Semarang, Kelurahan Mugasari, Kecamatan Semarang Selatan.

Kegiatan rehabilitasi atas Taman Menteri Supeno (atau dikenal dengan Taman KB atau Taman Indonesia Kaya) secara historis telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang dengan dana CSR dari Djarum Foundation. Kegiatan rehabilitasi tersebut berwujud penataan kawasan, penambahan fasilitas, dan penghijauan. Taman tersebut dibuka kembali secara resmi pascarehabilitasi pada tanggal 10 Oktober 2018.

Taman Menteri Supeno kini memiliki fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan kondisi sebelumnya. Taman tersebut kini difasilitasi dengan panggung/auditorium terbuka, jalur pejalan kaki, tempat bermain anak, bangku taman, dan zona khusus pedagang kaki lima (PKL). Kegiatan rehabilitasi mampu menciptakan taman yang lebih atraktif bagi kegiatan rekreasi masyarakat Kota Semarang. Selain itu, Taman Menteri Supeno diharapkan mampu mendorong penyelenggaraan event/kegiatan berskala kota. Program rehabilitasi yang dilaksanakan secara tidak langsung mampu meningkatkan frekuensi kunjungan masyarakat ke taman tersebut.

Program rehabilitasi Taman Menteri Supeno perlu dievaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat kebermanfaatan dari program tersebut. Program tersebut terindikasi mampu memberikan manfaat yang cukup signifikan bagi masyarakat Kota Semarang dalam bentuk peningkatan daya tarik rekreasi. Dampak manfaat dari program tersebut perlu dievaluasi melalui indikator dan parameter tertentu. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai tingkat kebermanfaatan program dalam lingkup mikro hingga makro. Konteks dalam evaluasi ini adalah menilai sejauh mana manfaat program rehabilitasi Taman Menteri Supeno terhadap tujuan optimalisasi fungsi RTH aktif di pusat Kota Semarang.

Kegiatan evaluasi secara kontekstual dalam bidang perencanaan wilayah dan kota akan selalu ada dalam siklus kegiatan proses perencanaan. Evaluasi dipahami sebagai upaya dalam menilai sesuatu dengan indikator dan parameter yang disesuaikan kriteria yang telah dibuat untuk mengambil keputusan/mencapai tujuan. Evaluasi yang dilakukan dalam laporan ini bertujuan untuk menilai sejauh mana tingkat kebermanfaatan dari program rehabilitasi Taman Menteri Supeno.

(6)

2 1.2 Rumusan Masalah

Taman Menteri Supeno adalah salah satu RTH aktif di Kota Semarang. Keberadaan taman ini terindikasi telah memberikan manfaat yang signifikan terhadap masyarakat Kota Semarang.

Untuk melihat sejauh mana manfaat Taman Menteri Supeno, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap program rehabilitasi Taman Menteri Supeno. Evaluasi yang akan dilakukan akan berlandaskan rumusan masalah berupa “Sejauh mana manfaat yang ditimbulkan dari penyelenggaraan program rehabilitasi Taman Menteri Supeno?”

1.3 Tujuan dan Sasaran

Bagian ini menjabarkan tujuan utama dalam penyusunan laporan akhir evaluasi. Adapun upaya untuk mencapai tujuan utama dijelaskan dalam bagian sasaran.

1.3.1 Tujuan

Evaluasi program rehabilitasi Taman Menteri Supeno bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengukur sejauh mana manfaat atau tingkat ketercapaian program rehabilitasi Taman Menteri Supeno berdasarkan arahan dokumen perencanaan, serta mengidentifikasi akurasi implementasi dari program tersebut.

1.3.2 Sasaran

Sasaran yang akan dicapai untuk mewujudkan tujuan di atas, antara lain:

a. Mengidentifikasi program rehabilitasi Taman Menteri Supeno melalui telaah dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah;

b. Mengidentifikasi output, outcome, dan impact, disertai indikator dan parameter keberhasilan dari program rehabilitasi Taman Menteri Supeno;

c. Menganalisis dan mengevaluasi keberhasilan program rehabilitasi Taman Menteri Supeno;

dan

d. Menyusun rekomendasi tindak lanjut atas hasil evaluasi program rehabilitasi Taman Menteri Supeno.

1.4 Ruang Lingkup

Bagian ini akan menjelaskan batasan dalam laporan ini, mencakup batasan dari lingkup materi, wilayah, dan waktu.

1.4.1 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi dalam laporan ini memuat evaluasi program rehabilitasi Taman Menteri Supeno (Taman Indonesia Kaya). Program tersebut merupakan program yang berkaitan dengan optimalisasi fungsi taman aktif. Evaluasi program ini bertujuan untuk menilai ketercapaian atau keberhasilan rehabilitasi taman dan dampaknya terhadap optimalisasi fungsi RTH aktif di pusat Kota Semarang. Kegiatan evaluasi dilakukan dengan mengkaji kondisi eksisiting taman pada kondisi sebelum rehabilitasi dan sesudah rehabilitasi, berdasarkan data primer ataupun sekunder.

1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah dalam evaluasi ini dibatasi pada kawasan Taman Menteri Supeno yang berlokasi di Kelurahan Mugasari, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang. Taman tersebut merupakan salah satu ruang terbuka hijau aktif yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Semarang. Pengelolaan Taman Menteri Supeno dibantu program CSR oleh Djarum Foundation sehingga penamaan taman berubah menjadi Taman Indonesia Kaya. Lokasi taman tersebut

(7)

3

dipetakan pada Gambar 1. 1 dan diperjelas pada Gambar 1. 2.

Sumber: Google Earth, 2019.

Gambar 1. 1. Peta Citra Wilayah Penelitian

Sumber: Google Maps, 2018.

Gambar 1. 2. Foto Udara Taman Menteri Supeno

(8)

4 1.4.3 Ruang Lingkup Waktu

Program rehabilitasi Taman Menteri Supeno (Taman Indonesia Kaya) telah terlaksana dari tahun 2010 hingga 2015 berdasarkan RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015. Didasarkan atas masa pelaksanaan dokumen rencana tersebut, ruang lingkup waktu evaluasi dirancang dengan baseline tahun 2010 dan target tahun 2015.

1.5 Sistematika Penulisan

Laporan akhir evaluasi ini ditulis sesuai urutan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Bab pertama dalam laporan akhir evaluasi ini berisi latar belakang tentang kegiatan evaluasi atas program rehabilitasi RTH Taman Menteri Supeno. Bagian latar belakang disusul dengan rumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, sistematika penulisan, dan kerangka kerja logis evaluasi.

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PROGRAM

Bab kedua membahas gambaran umum kawasan Taman Menteri Supeno sebagai ruang lingkup wilayah, dan gambaran umum program rehabilitasi RTH di Kota Semarang.

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI PROGRAM

Bab ketiga menjelaskan analisis realisasi pelaksanaan program rehabilitasi Taman Menteri Supeno, dan analisis indikator evaluasi. Subbab analisis indikator evaluasi terdiri atas bahasan tentang relevansi, efektivitas, efisiensi, dampak, dan keberlanjutan. Bab ini juga berisi tentang evaluasi output, outcome, dan impact menurut prinsip SMART.

BAB IV PENUTUP

Bab keempat merupakan bagian akhir dalam laporan akhir evaluasi ini, yang terdiri atas simpulan dan rekomendasi rencana tindak hasil evaluasi. Bagian simpulan akan meringkas hasil evaluasi yang diulas pada bab ketiga. Adapun bagian rekomendasi rencana tindak lanjut akan memberikan saran bagi hal-hal yang belum optimal di Taman Menteri Supeno, berdasarkan hasil evaluasi.

(9)

5 1.6 Logical Framework

Tabel I. 1. Logical Framework Program Rehabilitasi Taman Menteri Supeno Hierarki

Logis

Deskripsi Indikator Parameter Baseline (2010) Target (2015) MOV Asumsi dan Risiko Tujuan Terwujudnya RTH

aktif di pusat Kota Semarang yang berfungsi secara optimal.

- - - - - -

Impact Meningkatnya pemanfaatan Taman Menteri Supeno sebagai taman kota.

Jumlah pengunjung

jiwa/minggu Jumlah pengunjung mencapai 500 jiwa/minggu.

Jumlah pengunjung mencapai 1000 jiwa/minggu.

Hasil wawancara.

Telaah dokumen.

Jumlah kunjungan berbanding lurus dengan tingkat optimalisasi fungsi taman kota.

Outcome Peningkatan daya tarik Taman Menteri Supeno sebagai tujuan atraksi.

Event per bulan kegiatan/ bulan Jumlah pertunjukan sebanyak 0

kegiatan/bulan.

Jumlah pertunjukan mencapai 2 kegiatan/bulan.

Hasil wawancara.

Telaah dokumen.

1. Adanya pengawasan dan pemeliharaan taman secara rutin.

2. Daya tarik wisata direpresentasikan oleh kuantitas kegiatan yang diselenggarakan tiap bulan.

3. Adanya

kegiatan/event di taman yang

meningkatkan minat masyarakat ke taman.

Output 1. Terbangunnya taman yang rindang 2. Terbangunnya fasilitas bermain anak 3. Terwujudnya kelengkapan sarana

1. Luas tanaman hijau dan jumlah vegetasi

2. Jumlah fasilitas bermain anak yang baru

1. m2 dan batang 2. unit 3. unit 4. meter

1. Jumlah vegetasi peneduh hanya mencapai 10 pohon.

2. Jumlah fasilitas bermain anak berjumlah 0 unit.

1. Jumlah vegetasi peneduh mencapai 50 pohon.

2. Jumlah fasilitas bermain anak berjumlah 5 unit.

Observasi lapangan.

Hasil wawancara.

1. Anggaran program terserap secara maksimal

2. Pencairan anggaran terlaksana dengan tepat waktu

(10)

6 Hierarki

Logis

Deskripsi Indikator Parameter Baseline (2010) Target (2015) MOV Asumsi dan Risiko dan prasarana taman.

4. Terwujudnya ruang khusus PKL.

5. Terbangunnya fasilitas ramah difabel

3. Sarana dan prasarana penunjang taman.

4. Ruang khusus PKL.

5. Guiding block untuk penyandang disabilitas

3. Jumlah bangku taman sebanyak 0 unit, lampu taman sebanyak 0 unit, dan tempat sampah sebanyak 1 unit.

4. Luas lahan

peruntukan PKL seluas 0 m2.

5. Panjang guiding block 0 meter.

3. Jumlah bangku taman sebanyak 20 unit, lampu taman sebanyak 20 unit, dan tempat sampah sebanyak 10 unit.

4. Luas lahan peruntukan PKL seluas 50 m2.

5. Panjang keseluruhan guiding block mencapai 100 meter.

3. Program terlaksana dengan tepat waktu dan transparan.

4. Adanya sikap suportif dari PKL.

5. Adanya PKL liar di luar kawasan khusus PKL

Input Kegiatan

1. Penambahan vegetasi.

2. Penambahan fasilitas bermain.

3. Penambahan sarana pendukung taman.

4. Penataan PKL.

5. Penyediaan fasilitas ramah difabel.

- - - - - -

Aktivitas Monev

1. Identifikasi jenis kegiatan

pembangunan.

2. Analisis kesesuaian antara program dan hasil.

3. Analisis efektifitas pelaksanaan

pembangunan.

4. Analisis manfaat program.

5. Perumusan rencana tindak lanjut.

- - - - - -

Sumber: Analisis Kelompok 2C, 2019.

(11)

7

2. BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PROGRAM

Bab kedua berisi gambaran umum wilayah dan gambaran umum program rehabilitasi Taman Menteri Supeno. Subbab gambaran umum wilayah membahas profil Taman Menteri Supeno dalam aspek lokasi, sejarah, dan fasilitas. Adapun subbab gambaran umum program membahas dinas yang bertanggung jawab dan besaran anggaran untuk program rehabilitasi Taman Menteri Supeno.

2.1 Gambaran Umum Wilayah

Taman Menteri Supeno merupakan taman aktif yang berada di Jalan Menteri Supeno, Kelurahan Mugasari, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang. Taman Menteri Supeno juga dikenal oleh masyarakat sebagai Taman KB. Taman ini memiliki hubungan keterkaitan yang erat dengan lingkungannya. Di mana lingkungan sekitar taman merupakan aktivitas pendidikan, permukiman, dan perkantoran. Sehingga taman ini digunakan oleh masyarakat di lingkungannya sebagai alternatif bersantai dan melepas lelah.

Sumber: Google Earth, 2019.

Gambar 2. 1. Kawasan Taman Menteri Supeno

Taman Menteri Supeno memiliki luas 9.250 m2 dan berbentuk segitiga. Kemudian, pengelolaan taman ini memiliki kerjasama dengan Cooperate Social Responsibility (CSR) oleh Djarum Foundation Bakti Budaya dalam bentuk Taman Indonesia Kaya. Pengelolaan Taman Indonesia Kaya di Taman Menteri Supeno dimulai secara resmi pada Oktober 2018. Berdasarkan kerjasama ini, kemudian di Taman Indonesia Kaya menampilkan pagelaran seni budaya setiap sebulan sekali. Event rutin ini selanjutnya menjadi atraksi yang potensial mendatangkan

(12)

8 pengunjung.

Selain adanya pagelaran sebulan sekali di Taman Menteri Supeno, taman tersebut juga memiliki fasilitas skate park, jalur pejalan kaki, dan kursi taman. Kemudian untuk malam hari, terdapat sepeda hias yang dapat disewa oleh pengunjung untuk berkeliling taman. Sehingga, secara wahana hiburan, Taman Menteri Supeno telah didukung secara memadai.

Taman ini juga dilengkapi dengan shelter kuliner. Hal ini mempermudah pengunjung untuk mencari area yang menyediakan makanan. Shelter kuliner buka hingga jam tiga pagi. Shelter kuliner ini kemudian menjadi solusi dari pedagang kaki lima agar memiliki ruang dalam berjualan.

Sehingga di Taman Menteri Supeno tidak terdapat pedagang yang berjualan secara liar.

Berdasarkan data kondisi lapangan tersebut, diketahui bahwa Taman Menteri Supeno memiliki pengelolaan yang baik antara Pemerintah Kota Semarang dan pihak swasta. Taman Menteri Supeno juga menjadi taman aktif yang ramai peminat karena fasilitas yang mendukung.

Hal ini tentunya berdampak positif pada pemanfaatan ruang terbuka hijau di Kota Semarang sebagai sarana rekreasi masyarakat.

2.2 Gambaran Umum Program

Proyek rehabilitasi Taman Menteri Supeno merupakan bagian dari Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Semarang. Proyek ini tertuang dalam Peraturan Walikota Semarang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2014. Proyek rehabilitasi Taman Menteri Supeno dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang. Proyek dilakukan dengan anggaran dari pemerintah Kota Semarang menurut RKPD Kota Semarang yaitu sebesar Rp.500.000.000,00.

Adapun realisasinya, menurut Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD Kota Semarang) Tahun 2014, anggaran dana yang digunakan sebesar Rp. 484.231.000, yaitu 96,85%

dari total anggaran.

Dinas Kebersihan dan Pertamanan terus mendorong penyediaan taman kota di Semarang dengan membuat taman kota baru, merehabilitasi dan memelihara sarana dan prasarana taman kota yang ada. Taman baru tersebut yaitu Taman Barito, taman samping makam pahlawan, taman lalu lintas. Rehabilitasi taman diantaranya rehabilitasi Taman Menteri Supeno, lapangan Simpang Lima, Taman Rejomulyo, dan Taman Jatisari. Adapun pemeliharaan yaitu sarana dan prasarana taman kota, dekorasi taman, pemeliharaan pohon pelindung dan lampu-lampu taman.

Upaya yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang ini untuk mewujudkan RTH Kota Semarang sekurang-kurangnya 30% dari total luas lahan perkotaan.

Terdapat 21 proyek yang dilaksanakan dalam program pengelolaan Ruang Terbuka Hijau di tahun 2014, dan salah satunya yaitu Taman Menteri Supeno. Total anggaran untuk ke 21 proyek tersebut yaitu Rp. 20.990.500.772 dengan dana realisasi sebesar 20.432.651.100, yaitu penggunaan 97,34%

dana dari dana total anggaran.

Sumber: www.tribunnews.com, 2019.

Gambar 2. 2. Tampilan Taman Menteri Supeno setelah di Rehabilitasi

(13)

9

3. BAB III

ANALISIS DAN EVALUASI PROGRAM

Bab ketiga merupakan bab pokok dalam laporan akhir evaluasi program rehabilitasi Taman Menteri Supeno. Bab ini terdiri atas tiga jenis analisis, yaitu 1) analisis realisasi pelaksanaan program; 2) analisis indikator evaluasi; dan 3) evaluasi output, outcome, dan impact menurut prinsip SMART. Subbab analisis indikator evaluasi disusun atas dasar lima komponen evaluasi, antara lain yaitu relevansi, efektivitas, efisiensi, dampak, dan keberlanjutan.

3.1. Analisis Realisasi Pelaksanaan Program

Tabel 3.1. Evaluasi Realisasi Pelaksanaan Program Deskripsi

Rencana

Realisasi Keterangan Dokumentasi

Impact Meningkatnya pemanfaatan Taman Menteri Supeno sebagai taman kota.

Sudah terealisasi

Jumlah kunjungan di hari biasa mencapai 150 pengunjung, dan di akhir pekan mencapai 1000 pengunjung.

-

Outcome Peningkatan daya tarik Taman Menteri Supeno sebagai tujuan atraksi.

Sudah terealisasi

Jumlah atraksi yang diselenggarakan mencapai 3 hingga 5 atraksi perbulan.

-

Output Terbangunnya taman yang rindang

Sudah terealisasi

Terdapat 20 batang pohon di tepi jalan pedestrian, 78 batang pohon di dalam taman, dan vegetasi lain untuk penambah estetika.

Terbangunnya fasilitas bermain anak

Belum terealisasi

Belum terdapat fasilitas bermain anak.

-

Terwujudnya kelengkapan sarana dan prasarana taman

Sudah terealisasi

Sudah terdapat 48 buah bangku taman, 63 buah lampu taman, dan 31 buah tempat sampah yang tersebar di Taman Menteri Supeno.

(14)

10 Deskripsi

Rencana

Realisasi Keterangan Dokumentasi

Terwujudnya ruang khusus perdagangan PKL

Sudah terealisasi

Adanya ruang khusus perdagangan berupa 23 kios dan 122 stand makanan.

Terbangunnya fasilitas ramah difabel

Sudah terealisasi

Terdapat guiding block sepanjang 97 meter yang berada di jalur utama taman untuk penyandang disabilitas.

Sumber: Analisis Kelompok 2C, 2019.

3.2. Analisis Indikator Evaluasi

Subbab ini mengevaluasi program rehabilitasi Taman Menteri Supeno, yang dijabarkan atas indikator relevansi, efektivitas, efisiensi, dampak, dan keberlanjutan.

3.2.1. Relevansi

Penilaian relevansi merupakan analisis yang dilakukan untuk membandingkan kondisi pelaksanaan program yang saat ini dikerjakan terhadap kebijakan pembangunan yang ada.

Pelaksanaan program kegiatan dianggap relevan jika sudah sesuai dengan kebijakan pembangunan. Berikut penilaian relevansi pelaksanaan program pembangunan Taman Menteri Supeno.

(15)

11

Tabel III. 1. Evaluasi Indikator Relevansi Fokus

Kebijakan

Kebijakan Keterangan Kebijakan Implementasi Keterangan Peraturan

Tentang RTH

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

Pasal 29 ayat 2:

Proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 persen dari wilayah kota

(maksud tanaman ini dapat tanaman baik yang tumbuh alami, proporsi 30 persen merupakan ukuran minimal untuk menjamin

keseimbangan hidrologi, dan sistem ekologis lainnya)

Pelaksanaan program pembangunan Taman Menteri Supeno merupakan bentuk upaya pemerintah Kota Semarang dalam memenuhi aturan pengadaan ruang terbuka hijau di perkotaan dengan luas RTH minimum 30% dari total luas kota. Luas Taman Menteri Supeno yaitu 0,5 Ha

Relevan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 Tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang

Pasal 36 ayat 1:

Rencana penyediaan dan pemanfaatan wilayah kota terbuka hijau publik dalam rencana tata ruang wilayah kota paling sedikit 20% dari luas wilayah kota

Pasal 36 ayat 2:

Rencana penyediaan dan pemanfaatan wilayah kota terbuka hijau privat dalam rencana tata ruang wilayah kota paling sedikit 10% dari luas wilayah kota.

Pasal 36 ayat 3:

Apabila luas ruang terbuka hijau memiliki luas lebih besar dari 30%, proporsi tersebut harus tetap dipertahankan keberadaannya.

Relevan

Permen PU Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiri atas 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari ruang terbuka hijau privat;

Relevan

Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau

Pasal 7 ayat 2:

Luas penataan RTH wilayah Kecamatan Semarang Selatan seluas 848,046 hektar

Relevan

Taman kota ini dapat berbentuk sebagai RTH (lapangan hijau), yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi, taman bermain (anak/balita), taman bunga, taman khusus (untuk lansia), fasilitas

olah raga terbatas, dan kompleks olah raga dengan

Taman Menteri Supeno merupakan taman tematik.

Terdapat RTH, taman bermain dan tempat duduk sebagai tempat berinteraksi. Pada taman juga terdapat panggung yang dipergunakan untuk

Relevan

(16)

12

minimal RTH 30% acara-acara pentas seni sebagai fungsi sosial budaya. Pada taman juga

disediakan toko yang menjual makanan dan lainnya Permen PU Nomor

5 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

Ruang terbuka hijau dengan fungsi sosial budaya sebagai tempat rekreasi, tempat berinteraksi antar warga, wadah dan objek pendidikan dan penelitian, dan fungsi ekonomi yaitu sebagai tempat menjual produk-produk yang bisa dijual.

Relevan

RTH taman kota melayani minimal 480.000

penduduk dengan standar minimal 0,3 m2 per penduduk kota, dengan luas

taman minimal 144.000m2. Taman ini dapat berbentuk sebagai RTH (lapangan hijau), yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi dan olah raga, dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 80%-90%.

Luas Taman Menteri Supeno yaitu 4.000m2. Ketentuan luasan taman berbeda jauh dengan luas eksisting Taman Menteri Supeno, yaitu hanya memenuhi 3.5%

ketentuan luasan taman.

Tidak Relevan

Peraturan Tentang Penataan PKL

Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima

Pasal 16 ayat 2:

PKL lama yang berusaha di lahan atau lokasi yang tidak sesuai peruntukannya dapat direlokasi.

Pasal 29 ayat 1:

PKL yang menempati lokasi yang sesuai peruntukan dan tidak sesuai peruntukan dapat dipindahkan atau direlokasi Pasal 27 ayat 3:

Penetapan lokasi PKL merupakan lokasi binaan yang ditetapkan oleh walikota.

Pasal 27 ayat 4:

Lokasi binaan yang telah ditetapkan dapat dilengkapi dengan papan nama lokasi dan rambu/tanda yang menerangkan batasan jumlah PKL sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

PKL lama yang berjualan di Taman Menteri Supeno telah direlokasi ke shelter khusus untuk berjualan. Penataan PKL ini berdampak pada keteraturan dan keindahan Taman Menteri Supeno sehingga banyak sekali masyarakat Kota Semarag datang untuk bermain di taman ini

Relevan

Peraturan Tentang Fasilitas Publik Untuk Disabilitas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas

Pasal 18 huruf A:

Hak aksesibilitas untuk penyandang disabilitas yaitu memanfaatkan fasilitas publik.

Pasal 18 huruf B:

Hak aksesibilitas untuk penyandang disabilitas mendapatkan akomodasi yang layak sebagai

Pada taman sudah menyediakan bidang miring yang dapat memudahkan pengunaan kursi roda untuk berpindah tempat. Pada taman juga telah

menyediakan yellow line sebagai pengarah bagi masyarakat

Relevan

(17)

13 bentuk.aksesibilitas bagi individu

Pasal 101 ayat 1:

Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib

menyediakan fasilitas untuk pejalan kaki yang mudah diakses oleh Penyandang Disabilitas

disabilitas meski yellow line hanya berada di pintu utama dan mengarah ke gedung pertunjukan, tidak mengarahkan ke semua tempat.

Sumber: Analisis Kelompok 2C, 2019

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa implementasi program pembangunan sudah sebagian besar relevan dengan kebijakan yang ada. Hal ini dilihat dari kebijakan yang Penulis gunakan dalam menganalisis, yaitu dari undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri, dan peraturan daerah. Terdapat satu implementasi program yang belum relevan dengan kebijakan yaitu dari segi luasan taman. Menurut Permen PU Nomor 5 Tahun 2008, luas taman kota minimal 144.000m2 sedangkan luas Taman Menteri Supeno hanya 5.000 m2. Oleh karena itu Taman Menteri Supeno sudah 88 % relevan dengan kebijakan-kebijakan pembangunan RTH kota.

3.2.2. Efektivitas

Analisis efektivitas bermanfaat untuk mengkaji kesesuaian antara program dengan sasaran dan tujuan program. Analisis efektivitas menjadi hal penting dalam evaluasi program untuk memahami dampak, pengaruh, manfaat, maupun hasil yang diberikan oleh program sebagai hasil dari pembangunan dan kegiatan di dalamnya. Hal tersebut tentu dibutuhkan dalam evaluasi program rehabilitasi Taman Menteri Supeno yang terletak di Kelurahan Mugasari, Kecamatan Semarang Selatan. Analisis efektivitas dari rehabilitasi Taman Menteri Supeno ditujukan untuk mengkaji kesesuaian antara kegiatan pembangunan dengan hasil yang diharapkan. Berikut adalah analisis efektivitas dari program rehabilitasi Taman Menteri Supeno:

Tabel III. 2. Evaluasi Indikator Efektivitas

Output Kondisi Kesesuaian

Terbangunnya taman yang rindang

Hasil yang diharapkan

Sesuai

(18)

14

Output Kondisi Kesesuaian

Realisasi Terbangunnya fasilitas

bermain anak

Realisasi atraksi sebagai sarana bermain anak

Cukup Sesuai

Terwujudnya kelengkapan sarana

Realisasi ketersediaan papan informasi

Realisasi kelengkapan sarana prasarana cukup baik

Sesuai

(19)

15

Output Kondisi Kesesuaian

Terwujudnya ruang khusus perdagangan PKL

Realisasi Fasilitas PKL di bahu jalan

Tidak Sesuai

Terbangunnya fasilitas ramah difabel

Realisasi ketersediaan guiding block

Cukup Sesuai

Sumber: Analisis Kelompok 2C, 2019.

(20)

16

Tabel III. 3. Evaluasi Efektvitas Output Output Terbangunnya

Taman yang Rindang

Terbangunnya Fasilitas Bermain Anak

Terwujudnya Kelengkapan

Sarana

Terwujudnya Ruang Khusus

Perdagangan PKL

Terbangunnya Fasilitas Ramah

Difabel Realisasi Taman Menteri

Supeno cukup rindang dikarenakan jumlah pohon dengan tutupan pohon yang dinilai telah baik.

Fasilitas bermain anak di Taman Menteri Supeno dinilai tidak sesuai dengan capaian yang diinginkan dikarenakan tidak adanya fasilitas bermain anak di lokasi.

Kelengkapan sarana di Taman Menteri Supeno dinilai telah baik, hal tersebut dinilai dari ketersediaan papan informasi, signage, lampu taman, tempat duduk, toilet, dan tempat sampah di area taman.

Ruang khusus perdagangan PKL di Taman Menteri Supeno dinilai masih minim dikarenakan tidak tersedianya ruang khusus tersebut.

Fasilitas ramah difabel di Taman Menteri Supeno telah tersedia dengan baik. Hal tersebut ditandai dengan

ketersediaan guiding block di jalur utama taman dan jalur landai untuk difabel.

Kesesuaian Cukup sesuai dan masih dalam proses pengembangan

Tidak Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Cukup Sesuai

Efektivitas Cukup efektif Tidak efektif Efektif Tidak Efektif Cukup Efektif Keterangan Kerindangan

Taman Menteri Supeno pada dasarnya telah direncanakan melalui aktivitas penanaman dan pemeliharaan pohon.

Berdasarkan pengamatan, diketahui bahwa Taman Menteri Supeno telah cukup rindang berdasarkan ketersediaan 20 pohon dengan luasan tutupan pohonnya yang baik.

Penyediaan bermain anak di Taman Menteri Supeno tidak tersedia sehingga tidak dapat

memfasilitasi aktivitas bermain anak.

Di lain sisi, terdapat atraksi air mancur yang dijadikan sarana bermain anak, walaupun tidak sesuai dengan fungsi

sebenarnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlunya evaluasi terhadap pengadaan fasilitas bermain anak di Taman Menteri Supeno.

Kelengkapan sarana dasar di Taman Menteri Supeno telah baik sehingga dapat memfasilitasi kegiatan yang ada.

Namun, pemeliharaan sarana tersebut juga sangat penting untuk dilakukan sehingga dapat menjaga kualitas fungsi taman.

Ruang

perdaganan PKL di Taman Menteri Supeno tidak tersedia.

PKL dinilai masih

memanfaatkan bahu jalan atau trotoar di sekitar Taman Menteri Supeno untuk aktivitas berdagang.

Selain itu, pada event tertentu, PKL difasilitasi untuk berdagang pada badan jalan sementara jalan ditutup/ lalu lintas dialihkan.

Penyediaan sarana

pendukung kamu difabel telah cukup tersedia dalam bentuk fasilitas dasar (97 meter guiding block dan teras landai). Namun, dibutuhkan pengembangan penyediaan sarana kaum difabel lebih lanjut untuk mengakomodasi aktivitas lainnya, salah satunya seperti toilet difabel.

Sumber: Analisis Kelompok 2C, 2019.

(21)

17 3.2.3. Efisiensi

Penilaian pada kriteria efisiensi dalam suatu proses evaluasi pembangunan untuk mengukur output yang berhasil dicapai dari input yang sudah dilaksanakan, serta dapat mengukur sejauh mana input yang dilakukan dapat mempengaruhi output yang dicapai. Berdasarkan hasil pengamatan dan kegiatan evaluasi terhadap program Rehabilitasi Taman Menteri Supeno. Adapun terdapat efisiensi program tersebut sebagai berikut:

Tabel III. 4. Evaluasi Indikator Efisiensi

Variabel Biaya (Rp.) Waktu

Rencana Awal 500.000.000 365 hari

Realisasi 484.231.000 343 hari

Efisiensi Efisien Efisien

Keterangan Alokasi anggaran pada program terealisasi dengan persentase 96,85%

Pelaksanaan program lebih cepat dari target karena dilakukan percepatan pembangunan Sumber: Analisis Kelompok 2C, 2019.

Program ini efisien karena setiap input yang dilakukan bisa mendapat hasil dari output yang memenuhi target, yaitu terlaksana rehabilitasi Taman Menteri Supeno. Efisiensi dinilai dari realisasi biaya yang tidak melebihi rencana awal dan waktu pelaksanaan program yang lebih cepat dari target.

3.2.4. Dampak

Penilaian kriteria dampak dalam proses evaluasi program rehabilitasi Taman Menteri Supeno digunakan untuk mengetahui kontribusi dampak positif dan negatif terhadap pembangunan jangka panjang. Berdasarkan hasil pengamatan, hasil penilaian dampak dari program rehabilitasi Taman Menteri Supeno dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel III. 5. Evaluasi Dampak Proyek Rehabilitasi Taman Menteri Supeno

Kriteria Kondisi Awal Kondisi Akhir Keterangan

Pengunjung Pengunjung merasa tidak nyaman karena fasilitas dan kondisi nonfisik yang kurang

mendukung. Lama kunjungan pengunjung rata-rata sekitar 2 jam

Biasanya pengunjung hanya memiliki satu tujuan saja

Jumlah pengunjung mengalami peningkatan Pengunjung merasa lebih nyaman

Lama kunjungan rata-rata pengunjung 1-2 jam

Positif

Pengadaan acara

Diadakan acara dengan jangka waktu kurang lebih setiap 15 hari

Diadakan acara 3-5 kali dalam sebulan Positif Penertiban

PKL

Terdapat 30 kios dan belum disediakan wadah untuk PKL, sehingga PKL menempati bahu jalan

Telah disediakan ruang sebagai wadah berjualan PKL dan bahu jalan hanya digunakan oleh PKL saat weekend. Jumlah kios warung di bagian utara taman 23 unit ditambah stand portable di bagian selatan taman sebanyak 122 unit

Positif

Ketersediaan fasilitas

Tersedia 34 bangku taman

Jumlah dan penataan tempat sampah di dalam taman masih belum memadai dan belum tertata

Masih kurangnya

pencahayaan terutama pada malam hari

Peningkatan jumlah bangku taman menjadi 48 unit

Keberadaan tempat sampah sudah tertata dengan jumlah tempat sampah mencapai 31 buah

Pencahayaan taman sudah membaik bahkan pada malam hari

Positif

Jumlah Vegetasi

Terdapat lebih dari 150 pohon dan disertai dengan vegetasi

Pohon peneduh berjumlah 98 pohon belum termasuk jenis vegetasi lain. Tingkat

Negatif

(22)

18

Kriteria Kondisi Awal Kondisi Akhir Keterangan

peneduh. Tingkat kerapatan vegetasi kurang lebih 330 pohon/ha

kerapatan vegetasi turun menjadi 316 pohon/ha

Sumber: Analisis Kelompok 2C, 2019.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat dampak positif dan negatif yang dihasilkan dari pelaksanaan program rehabilitasi Taman Menteri Supeno. Namun, dampak positif lebih banyak ditimbulkan daripada dampak negatif. Dampak positif diantaranya kenyamanan pengunjung, peningkatan daya tarik taman melalui pengadaan acara, penertiban PKL dan peningkatan fasilitas taman. Sedangkan dampak negatifnya yaitu tingkat kerapatan vegetasi yang berkurang.

3.2.5. Keberlanjutan

Keberlanjutan suatu program dapat dinilai melalui tingkat efisiensi dan efektivitas pada penyelesaian output hingga pada pencapaian outcome dari program tersebut. Fokus utama keberlanjutan program terletak pada kapasitas dan status dalam operasional dan pemeliharaannya (JBIC, 2006). Melalui keberlanjutan, dapat diketahui dampak serta manfaat yang akan dihasilkan oleh pelaksanaan program. Berikut merupakan penilaian terkait keberlanjutan program rehabilitasi Taman Meneteri Supeno Kota Semarang.

Tabel III. 6. Evaluasi Indikator Keberlanjutan

Kriteria Analisis Keterangan

Efisiensi Penggunaan input terkait alokasi dana, waktu, dan sumber daya dalam program secara keseluruhan dinilai sudah efisien. Biaya yang dikeluarkan dan realisasi pelaksanaan pembangunan tidak melebihi target yang direncanakan

Ditinjau dari kriteria efisiensi dan efektivitasnya, program rehabilitasi Taman Indonesia Kaya dinilai sudah cukup efektif dan sudah efisien.

Keefektifan program dilihat dari output yang dihasilkan dan dibandingkan dengan target yang dibuat. Sedangkan tingkat efisiensi, dinilai dari

perbandingan input pada perencanaan dengan realisasi yang dilaksanakan.

Efektivitas Program rehabilitasi Taman Indonesia Kaya rata-rata

sudah cukup efektif pada beberapa output yang dihasilkan. Sudah terdapat output yang dianggap efektif, seperti penyediaan sarana dan fasilitas taman dan penyediaan lahan khusus PKL. Namun sebagian output lain masih kurang efektif dalam

pelaksanaannya. Penilaian kurang efektif tersebut dapat dilihat dari:

Faktor kerindangan pepohonan di taman yang sudah cukup dapat dirasakan pengunjung melalui luasan tutupan lahan

Fasilitas ramah difabel yang sudah cukup efektif karena sudah tersedia di beberapa titik

Penyediaan bermain anak melalui air mancur di tengah Taman, walaupun untuk fasilitas bermain lainnya masih belum ditemukan

Sumber: Analisis Kelompok 2C, 2019.

(23)

19

3.3. Evaluasi Output, Outcome, dan Impact Menurut Prinsip “SMART”

Tabel III. 7. Evaluasi Output, Outcome, dan Impact Program Rehabilitasi Taman Menteri Supeno OUTPUT

Output 1: Terbangunnya taman yang rindang

Specific Tertanamnya berbagai vegetasi Taman Menteri Supeno Measurable Terdapat 15 vegetasi peneduh di Taman Menteri Supeno

Achievable Vegetasi peneduh yang berada di Taman Menteri Supeno 15 vegetasi Realistic Terdapat 78 Vegetasi peneduh di Taman Menteri Supeno

Time Bound Batas waktu pengerjaan proyek adalah 90 hari kalender, terhitung sejak penandatanganan kontrak kerja

Output 2: Terbangunnya fasilitas bermain anak

Specific Terdapat fasilitas bermain anak di Taman Menteri Supeno Measurable Disediakan fasilitas bermain anak di Taman Menteri Supeno Achievable fasiitas bermain untuk anak yang dapat dipakai di taman tidak ada Realistic Tidak tersedianya fasilitas bermain anak di Taman Menteri Supeno

Time Bound Batas waktu pengerjaan proyek adalah 90 hari kalender, terhitung sejak penandatanganan kontrak kerja

Output 3: Terwujudnya kelengkapan sarana dan prasarana taman Taman Menteri Supeno Specific Tersedia nya sarana dan prasarana Taman Menteri Supeno

Measurable Lengkapnya jenis fasilitas umum di Taman Menteri Supeno Achievable Fasilitas umum di Taman Menteri Supeno sudah lengkap Realistic Fasilitas umum Taman Menteri Supeno sudah lengkap

Time Bound Batas waktu pengerjaan proyek adalah 90 hari kalender, terhitung sejak penandatanganan kontrak kerja

Output 4: Terwujudnya ruang khusus perdagangan PKL

Specific Area bebas PKL di sekitar Taman Menteri Supeno Measurable Tidak ada PKL di sekitar Taman Menteri Supeno

Achievable Trotor di sekitar Taman Menteri Supeno belum steril dari PKL Realistic Tidak terdapat 23 Kios di sekitar Taman Menteri Supeno

Time Bound Batas waktu pengerjaan proyek adalah 90 hari kalender, terhitung sejak penandatanganan kontrak kerja

Output 5: Terbangunnya fasilitas ramah difabel

Specific Terdapat fasilitas ramah difabel di Taman Menteri Supeno

Measurable Terdapat fasiltias ramah difabel yang dapat digunakan untuk kalangan difabel di Taman Menteri Supeno

Achievable Sudah terdapat fasilitas ramah difabel

Realistic Terdapat guiding block untuk memudahkan difabel

Time Bound Batas waktu pengerjaan proyek adalah 90 hari kalender, terhitung sejak penandatanganan kontrak kerja

OUTCOME

Outcome: Peningkatan daya tarik Taman Menteri Supeno sebagai tujuan atraksi

Specific Jumlah atraksi di Taman Menteri Supeno yang memberi daya tarik bagi masyarakat Measurable Jumlah atraksi yang terselenggarakan tiap bulan

Achievable Taman Menteri Supeno dikunjungi karena ketersediaan atraksinya

Realistic Jumlah atraksi yang diselenggarkaan sebanyak 3 sampai 5 atraksi tiap bulan Time Bound 3 tahun

IMPACT

Impact: Meningkatnya pemanfaatan Taman Menteri Supeno sebagai taman kota Specific Optimalisasi atas pemanfaatan fungsi RTH aktif

Measurable Jumlah pengunjung di Taman Menteri Supeno Achievable Peningkatan jumlah pengunjung

Realistic Jumlah pengunjung mencapai 150 jiwa pada hari biasa dan 1000 pada akhir pekan Time Bound 5 tahun

Sumber: Analisis Kelompok 2C, 2019.

(24)

20

4. BAB IV PENUTUP

Bab keempat mengakhiri laporan akhir evaluasi program rehabilitasi Taman Menteri Supeno dengan bagian simpulan dan rekomendasi tindak lanjut. Subbab simpulan berisi ringkasan hasil evaluasi yang telah dijelaskan pada bab ketiga. Adapun subbab rekomendasi tindak lanjut berisi saran bagi komponen yang belum terealisasi di Taman Menteri Supeno berdasarkan hasil evaluasi.

4.1. Kesimpulan

Pemerintah Kota Semarang dibantu oleh Djarum Foundation berupaya untuk membangun taman yang rindang, fasilitas bermain anak, sarana-prasarana taman, ruang khusus PKL, dan fasilitas ramah difabel di lingkungan Taman Menteri Supeno. Upaya tersebut akan berdampak pada peningkatan daya tarik taman sebagai tujuan atraksi dalam jangka menengah, dan mengoptimalkan fungsi/pemanfaatan taman sebagai RTH aktif di pusat Kota Semarang dalam jangka panjang. Evaluasi atas program rehabilitasi Taman Menteru Supeno dinilai telah cukup efektif, efisien, dan berkelanjutan, meski luas taman tersebut belum sesuai dengan luas taman kota, yaitu 144.000m2 (menurut Permen PU 5/2008). Output yang belum terealisasi di taman tersebut terkait dengan fasilitas bermain anak. Secara umum, program tersebut telah 88% relevan terhadap kebijakan yang ada di Kota Semarang.

4.2. Rekomendasi Rencana Tindak Hasil Evaluasi

Rencana tindak lanjut yang diusulkan atas dasar hasil evaluasi berupa dua kegiatan, yaitu 1) peningkatan skala dan promosi event anak-anak, lansia, dan difabel; dan 2) penyediaan fasilitas bermain anak-anak dengan disabilitas.

4.2.1. Peningkatan Skala dan Promosi Event Anak-Anak, Lansia, dan Difabel

Tabel IV. 1. Rencana Tindak Lanjut Kegiatan Peningkatan Skala dan Promosi Event Standar Operasional Kegiatan Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab Pengadaan kegiatan yang

mampu menarik anak- anak, lansia, dan difabel dalam memanfaatkan fungsi Taman Menteri Supeno.

Promosi dan pelaksanaan kegiatan lomba/kegiatan untuk anak-anak dengan disabilitas.

1 kali perbulan

Dewan Kesenian Semarang, Pemerintah Kota Semarang Promosi dan pelaksanaan

kegiatan kegiatan senam untuk lansia.

1 kali perbulan

Sumber: Analisis Kelompok 2C, 2019.

4.2.2. Penyediaan Fasilitas Bermain Anak-Anak dengan Disabilitas

Tabel IV. 2. Rencana Tindak Lanjut Kegiatan Penyediaan Fasilitas Bermain Anak Standar Operasional Kegiatan Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab Penyediaan akses, sarana,

dan prasarana penunjang bagi pengunjung termasuk anak-anak dengan disabilitas, agar berperan sebagai taman yang ramah bagi penyandang disabilitas.

Pembangunan ramp sebagai jalan masuk pengguna kursi roda ke dalam taman.

1 kali selama pelaksanaan program.

Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Pemerintah Kota Semarang

Pengadaan sarana bermain anak-anak dengan disabilitas.

1 kali selama pelaksanaan program.

Sumber: Analisis Kelompok 2C, 2019.

(25)

21

DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Bappeda Kota Semarang. 2018. Kajian Indeks Kebahagiaan Kota Semarang Tahun 2018. Dalam www.bappeda.semarangkota.go.id

Dahlan, E. N. 2014. Physical Characters of Trees And Their Effects on Micro-Climate (Case Study at Urban Forest and Green Open Space at Semarang City). Dalam Forum Geografi, Vol. 28, No. (1): 83–90.

DISPNDUKCAPIL Kota Semarang. 2018. Jumlah Penduduk Kota Semarang Desember 2018.

Dalam www.dispendukcapil.semarangkota.go.id

Indraswara, M. S. 2006. Penataan Ruang Terbuka Hijau Kota (Studi Kasus: Taman Menteri Supeno/Taman KB Semarang). Dalam Enclosure Vol. 5(1): 30-39.

Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan Bappenas. 2009. Pedoman Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral.

Kumano, Y. 2001. Authentic Assessment and Portfolio Assessment-Its Theory and Practice. Japan:

Shizuoka University.

Marshalita, H. 2017. Faktor – Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Perubahan Fungsi Ruang Di Taman Menteri Supeno Semarang. Tesis. Program Studi Magister Arsitektur Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Pemerintah Kota Semarang. 2014. Peraturan Walikota Semarang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2014 Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Penataan dan Pemberdayaan

Pedagang Kaki Lima

Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Peraturan Menteri PPN/Bappenas PER.005/M.PPN/10/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang

Pemerintah Kota Semarang. 2014. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD Kota Semarang). Dalam http://satudata.semarangkota.go.id

Permen PU Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Teruka Hijau Di Kawasan Perkotaan.

Putri, A. N. dan Nurini. 2014. Hubungan Tingkat Ketertarikan Masyarakat Untuk Berkunjung Dengan Kualitas Taman di Taman Menteri Supeno. Dalam Teknik PWK Vol. 3(4): 543-552.

Putri, A. R., Yuliani, E. dan Rahman, B. 2017. Pembentukan Ruang Aktivitas Sosial Pada Ruang Terbuka Publik Taman Menteri Supeno. Dalam Jurnal Planologi Vol. 14(2): 135-149.

Tribun News. 2015. Taman Menteri Supeno Semarang, Lokasi Nongkrong Berfasilitas Komplet www.tribunnews.com. Dipublikasikan pada 12 Juni 2015

UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Widyastuti dan Purwohandoyo, Joni. 2011. Identifikasi Kualitas Fisik Taman Kota Sebagai

Ruang Terbuka Publik (Kasus: Bagian Wilayah Kota I, II, III Kota Semarang).

Referensi

Dokumen terkait

Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota memiliki mata kuliah wajib yang berbeda dengan mata kuliah pada prodi lain yaitu, mata kuliah studio yang dimulai dari semester 3 hingga

Mata kuliah Perencanaan Wilayah merupakan mata kuliah yang membahas ; pengertian perencanaan wilayah, landasan/azas, fungsi dan manfaat,

Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Tugas Akhir yang harus ditempuh di semester akhir oleh

S3 Bertanggungjawab atas pekerjaan perencanaan wilayah dan kota sesuai dengan kode etik perencana dan profesi lain yang menjadi pekerjaannya P1 Memahami konsep teoritis

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Perencanaan bangunan 10 lantai di wilayah kota Gresik dengan intensitas wilayah gempa sedang,Berdasarkan analisis perencanaan dan pembebanan struktur

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER Judul Pekerjaan TUGAS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN PENGELOLAAN AIR MINUM Keterangan BANGUNAN IPA Disetujui

Dokumen ini adalah laporan tugas besar perencanaan bangunan sipil untuk perencanaan hotel di Samarinda, Kalimantan Timur, yang disusun sebagai syarat untuk menyusun laporan tugas akhir di Program Studi Strata 1 Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah

Makalah praktikum pembuatan perencanaan untuk tugas mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi Program Penyuluhan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah