PENDAHULUAN
Penegasan Istilah
Klausmier berpendapat bahwa konsep adalah suatu bentukan mental dimana kata-kata dikelompokkan dengan penjelasan tertentu yang diterima secara umum. 11 Pusat Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), Hal. Namun sebagian dari mereka berpendapat bahwa menghormati tamu hanyalah bagian dari memiliki karakter terpuji.
Hadits di atas mengandung hukumnya, hendaknya anda meyakini bahwa menghormati tamu adalah ibadah, tidak peduli apakah tamu tersebut orang kaya atau orang miskin.Juga dalam hadits ini, dianjurkan untuk menjamu tamu dengan apa pun yang dimilikinya, meskipun hanya dengan sedikit. sedikit, penghormatan dilakukan dengan sambutan dengan wajah gembira, dengan kata-kata yang ramah dan menyajikan makanan. Selain itu, beliau juga dikenal sebagai ahli fiqih dan tasawwuf yang tiada duanya pada masa itu, sehingga tulisannya berupa kitab “Ihya’ Ulumuddin” digunakan oleh seluruh dunia Islam hingga saat ini.
Identifikasi Masalah
Abu Hamid Muhammad Bin Muhammad Bin Muhammad Atdhas Al-Ghazali J Blin Imam Al-Ghazalija.
Pembatasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
LANDASAN TEORI
- Konsep Pendidikan Menurut Al-Ghazali
- Konsep Pendidikan Islam
- Memuliakan Tamu
- Telaah Pustaka
- Kerangka Teoritik
Maksudnya: Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya bertakwalah kepada-Nya; dan jangan sekali-kali kamu mati kecuali dalam negara Islam. Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu;. Zulkifli Agus, Pendidikan Islam dalam perspektif Al-Ghazali, (Raudhah Bangga Menjadi Profesional JurnalTarbiyahIslamiyah Jilid 3 Nombor 2 Edisi Disember 2018), h.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menerima tamu (pertemuan) berarti datangnya orang yang datang berkunjung, menjenguk atau menjenguk. 33 Irdawati Saputri, Konsep Tafsir Hadits memuliakan tamu terhadap perilaku masyarakat di Kecamatan Besulutu Kabupaten Konawe. 34 Irdawati Saputri, Konsep Tafsir Hadits memuliakan tamu terhadap perilaku masyarakat di Kecamatan Besulutu Kabupaten Konawe.
Memuliakan tamu juga bisa dijadikan sebagai sarana memberi kemaslahatan kepada Allah atau makhluk-Nya karena sesungguhnya orang yang berbuat baik akan mendapat kemaslahatan di dunia atau di akhirat. Memuliakan tamu dengan sambutan yang menyenangkan dapat meningkatkan kehormatan seseorang, baik di mata orang yang berkunjung maupun dihadapan Tuhan. 35 Irdawati Saputri, Konsep Tafsir Hadits Memuliakan Tamu Terhadap Perilaku Masyarakat Di Kecamatan Besulutu Kabupaten Konawe.
Berikut beberapa penelitian terdahulu terkait cara menghormati tamu (mengundang, menerima undangan, menyajikan makanan dan jamuan makan), antara lain: Tahun 2019 berjudul: “Konsep Tafsir Hadits Memuliakan Tamu Terhadap Perilaku Masyarakat di Kecamatan Besulutu Kabupaten Konawa”. 36 Irdawati Saputri, Konsep tafsir hadis memuliakan tamu terhadap perilaku masyarakat di Kecamatan Besulutu Kabupaten Konawa.
METODE PENELITIAN
- Data Dan Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Keabsahan Data
- Teknik Analisis Data
Biografi Imam Al-Ghazali (Ilmu Islam Hujjatul), Izzuddin Ismail, Jakarta: PT Qaf Media Kreativa, 2018. 44 Izzudin Ismail, Biografi Imam Al-Ghazali (Ilmu Islam Hujjatul), (Jakarta Selatan: PT, Qaf Media Kreativa, 2019), hlm. Proses kematian Imam Al-Ghazali yang tenang, damai dan indah mencerminkan kualiti iman dan khidmatnya dalam kehidupannya.
51 Izzudin Ismail, Biografi Imam Al-Ghazali (Mengetahui Lebih Lanjut Tentang Hujjatul Islam), (Jakarta Selatan: PT, Qaf Media Kreativa, 2019), hlm. Konsep adab menghormati tetamu menurut Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin Kitab Ihya’ Ulumuddin. Berdasarkan carian data, didapati Imam Al-Ghazali merupakan seorang personaliti yang mempunyai pandangan tentang pendidikan Islam.
Berdasarkan pemikiran Imam Al-Ghazali di atas, kaitannya dengan pendidikan Islam adalah sebagai seorang muslim, ketika mengabdi/mengabdi maka langsung mengabdi. Mengenai tata cara mudik dari menghadiri jamuan makan, menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya' Ulumuddin ada tiga: 75. Berdasarkan pemikiran Imam Al-Ghazali di atas, maka sikap terhadap pendidikan Islam adalah adab ketika ingin kembali dari jamuan makan, jika sudah.
Sesuai dengan pendapat Imam Al-Ghazali, sebagian ulama memberikan beberapa syarat untuk menghadiri undangan seperti ini. Sesuai dengan pendapat Imam Al-Ghazali tentang adab saat menghadiri undangan, sebagian ulama memberikan beberapa syarat untuk menghadiri undangan seperti ini. Setelah peneliti melakukan analisis terhadap Adab Menghormati Tamu Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya 'Ulumuddin, maka penulis memberikan saran sebagai berikut.
HASIL PENELITIAN
Biografi Imam Al-Ghazali
Beliau dilahirkan pada tahun 450 H/1058 M di kota Jadi, Khurasan, yang terletak di timur laut Persia. Menyusun tulisan-tulisan yang membuat takjub gurunya, Imama Haramaini yaitu al-Juwaini yang mempunyai murid sebanyak 400 orang, tiga orang muridnya menjadi ulama terkenal yaitu : Harasi, Ahmad bin Muhammad dan Al-Ghazali. Di kota inilah pula ia mulai berpolemik, khususnya dengan kelompok Bathiniyah Isma'iliyah dan para filosof.
Pendidikan Al-Ghazali dan Ahmad ketika kematian ayahnya telah diamanahkan kepada salah seorang sahabat yang dipercayainya. Semasa hayatnya, baik ketika dia menjadi pegawai di Mu'askar dan ketika dia menjadi profesor di Baghdad, baik ketika dia seorang yang ragu-ragu di Naisabur dan setelah dia dalam perjalanan untuk mencari kebenaran dari apa yang dia miliki dan hingga menjelang akhir hayatnya, Al-Ghazali terus menulis dan mengarang. 46. Dijelaskan dalam pendahuluan kitab Imam al-Ghazali bertajuk Mukhtashar Ihya Ulumuddinbahwa As-Subki dalam Tabaqat, asy-Syafi'iyyah menyebut bahawa karangan Imam al-Ghazali berjumlah 58 karangan.
Sejauh ini para penulis sejarah belum mencapai kesepakatan akhir mengenai jumlah buku yang ditulis Al-Ghazali. Menurut Ahmad Daudy, penelitian terbaru mengenai jumlah kitab karya Al-Ghazali dilakukan oleh Abdurrahman al-Badawi yang hasilnya dikumpulkan dalam satu buku berjudul Muallafat al-Ghazali. Dalam buku tersebut, Abdur Rahman Badawi mengelompokkan kitab-kitab yang masih ada yang berkaitan dengan karya Al-Ghazali ke dalam tiga kelompok. Pertama, kelompok kitab yang dapat diidentifikasi sebagai karya Al-Ghazali yang berjumlah 72 kitab.
Ketiga, kelompok kitab yang dapat diidentifikasi bukanlah karyanya yang berjumlah 31 kitab. Kitab-kitab Al-Ghazali mencakup berbagai bidang ilmu yang populer pada masanya, antara lain tafsir Al-Qur'an, teologi, ushul fiqh, tawasuf, mantiq, filsafat dan lain-lain. Bertentangan dengan pernyataan di atas, Abdur Rahman Badawi mengatakan jumlah gubahan Al-Ghazali ada beberapa. Semasa hidupnya, Al-Ghazali mengabdikan dirinya untuk kehidupan dan kesejahteraan umat manusia di dunia, khususnya di dunia intelektual.
Kitab Ihya‟ Ulumuddin Imam Al-Ghazali
Sehingga saat ini, karya dan namanya masih dikaji dan dibaca oleh orang Islam dan juga orang bukan Islam. Sebelumnya beliau datang dari Jurjan ke Naisabur, kemudian mengajar terus kepada Al-Juwaini, kemudian meninggalkan Naisabur menuju Baghdad kerana kedengkian guru tersebut. Memandangkan kandungan buku ini dibacakan kepada pelajar dan santri, malangnya iklim guru di sana tidak menyokong Al-Ghazali. 51.
Kitab Ihya' memuat pokok bahasan yang berkaitan dengan asas dan prinsip bersuci jiwa, yaitu seruan kesucian jiwa dalam beragama, ketakwaan, konsep asketisme, cinta sejati, kepedulian hati dan jiwa, dan selalu menanamkan keikhlasan dalam beragama. Istilah “muamalah” yang disebutkan dalam Ihya’ adalah ilmu yang lebih berorientasi pada tindakan atau tindakan berdasarkan prinsip tasawuf. Nilai-nilai yang terkandung dalam Ihya' sering dijadikan acuan dan pendekatan para intelektual dalam membahas permasalahan pendidikan akhlak, termasuk pendidikan akhlak anak.
Al-Ghazali membahagikan isu pembinaan akhlak kepada dua: Pertama, belajar bersungguh-sungguh beramal sejak kecil dan kedua dengan sentiasa memuji Allah SWT.54.
Analisis Data
- Konsep Adab memuliakan Tamu Menurut Imam Al-Ghazali
- Analisis Pemikiran Imam Al-Ghazali tentang Adab Memuliakan
Dapat disimpulkan bahwa dalam memuliakan orang-orang yang bertakwa tentu akan banyak keberkahan dalam berkumpulnya. Karena orang yang bertaqwa artinya adalah orang yang taat kepada Allah SWT, jika kita mengundang orang kafir maka akan membawa banyak kerugian. Intinya dalam menyiapkan makanan harus sesuai dengan keahlian kita sebagai tuan rumah dan keikhlasan dengan tujuan untuk menyenangkan orang yang akan diundang.
Intinya kalau kita mau ngajak, sebaiknya kita ajak orang yang disukai banyak orang dan biasanya tidak akan merugikan banyak orang. Jadi peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam mengundang tamu harus terlebih dahulu memperhatikan agama orang yang akan diundang, harus bersikap adil, tidak boleh membeda-bedakan si kaya dan si miskin, tidak boleh berlebihan dalam menyiapkan hidangan makanan, menyiapkan makanan sesuai dengan kemampuan seseorang. Jika adab ini terlaksana maka akan membahagiakan masyarakat yang diundang karena dapat mempererat tali silaturahmi antar umat Islam sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW. B.
Oleh itu, orang yang hanya menerima ajakan orang kaya dan tidak menerima ajakan orang miskin, dia terpengaruh dengan separuh sikap takabbur, dan ini sangat bertentangan dengan Sunnah Nabi. Jika hendak menghidangkan makanan kepada tetamu, maka hendaklah makan secukupnya dan tidak boleh berlebihan kerana ia akan memudaratkan orang yang dirawat dan orang yang makan. Sesungguhnya orang yang berakhlak mulia dalam memuliakan tetamunya akan mendapat kemuliaan orang yang banyak berpuasa dan banyak berdoa.” 76.
66. Seusai jamuan makan, maka hendaklah para tamu dijamu dengan perlakuan yang sebaik-baiknya, karena akan meninggalkan kesan yang baik bagi orang yang diundang. Jika dia tidak menyebutkan secara spesifik siapa yang diundang, misalnya ketika dia mengumumkannya di majelis umum, maka tidak wajib memenuhi undangan tersebut, karena undangan tersebut bersifat umum (al-jafala). Jika dia tidak menyebutkan secara spesifik siapa saja yang diundang, misalnya ketika dia mengumumkannya dalam rapat umum, maka tidak wajib memenuhi undangan tersebut, karena undangan tersebut bersifat umum (al-jafala).82.
Artinya: “Ya Allah, berikanlah makanan kepada orang yang memberiku makanan dan berikanlah minuman kepada orang yang memberiku minuman” (HR. Muslim). Begitu pula dengan mukmin lainnya, kebanyakan dari mereka merasa terganggu jika orang yang diundang berlama-lama setelah menghabiskan makanannya.
PENUTUP
Saran
Pelajar, guru dan masyarakat umum hendaknya mempelajari buku tata krama tamu untuk mengetahui tata krama mengundang tamu, tata krama menerima undangan, tata krama menghadiri undangan, tata krama menyajikan makanan, tata krama pulang dari undangan jamuan makan. Agar kiprah Imam Al-Ghazali dapat dipahami tidak hanya oleh kalangan pesantren, namun juga oleh sekolah formal lainnya dan masyarakat umum, maka dengan menjadikan kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali sebagai referensi dalam pembelajaran terkait Adab Memuliakan Tamu. Zulkifli, Pendidikan Islam 2018 Dalam Perspektif Al-Ghazali, Raudhah Bangga Menjadi Profesional Jurnal TarbiyahIslamiyah Volume 3 Nomor 2 Edisi Desember.
Mazhab Pemikiran Pendidikan Islam (Hadrara Ilmiah dari Tokoh Klasik Hingga Kontemporer), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.