Sirajuddin M., M.Ag., M.H., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu yang mengizinkan penulis untuk belajar di kampus ini. Staf dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu yang telah memberikan pelayanan yang baik dalam hal administrasi.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis
- Penelitian terdahulu
- Jenis dan Pendekatan Penelitian
- Waktu dan Lokasi Penelitian
- Informan Penelitian
- Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber Data
Untuk mengetahui produksi kelapa jangek (kelapa berkulit) di Kebun Tebeng Kota Bengkulu dari sudut pandang ekonomi Islam. Hal ini agar peneliti dapat melakukan penelitian mengenai Faktor Penghambat Produksi Kerupuk Jangek (Kelapa) Dalam Perspektif Ekonomi Islam agar dapat mencapai hasil akhir yang diinginkan.
KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI
- Produksi
- Manajemen Produksi
- Teori Perilaku Produsen
- Pengertian dan Ruang Produksi Menurut Islam
- Tujuan Produksi Menurut Islam
- Teori Produksi
- Motif Berproduksi
- Produksi Dalam Pandangan Islam
Secara teknis, produksi adalah proses mengubah input menjadi output, namun definisi produksi dalam ilmu ekonomi jauh lebih luas. Uihaq (1996) menyatakan bahwa tujuan produksi adalah untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang bersifat fardlu kifaj, yaitu kebutuhan yang pemenuhannya bersifat wajib bagi banyak orang.24 e. Pertama, produsen hanya memproduksi barang dan jasa yang menjadi kebutuhan, padahal belum tentu sesuai dengan keinginan konsumen.
Barang dan jasa yang dihasilkan harus mempunyai manfaat yang nyata bagi kehidupan islami, tidak sekedar memberikan kepuasan yang maksimal bagi konsumen. Upaya produsen untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya dapat terwujud jika produsen menerapkan nilai-nilai Islam. Kegiatan produksi dalam ilmu ekonomi diartikan sebagai kegiatan yang menghasilkan manfaat baik pada saat ini maupun pada masa yang akan datang.
Produksi adalah suatu kegiatan yang tidak hanya ditujukan pada barang dan jasa saja, melainkan suatu proses mengubah kombinasi input menjadi output dengan fokus pada pencapaian keuntungan sebesar-besarnya.27.
ل عيًَِج ِض ۡس
هيِف ٍَيِفَه
شيِبَك ش٧
أاًََّسن ٱ أاَي ِء
ي َشًََّثن ٱ
Prinsip Dasar Produksi Dalam Ekonomi Islam
Pemenuhan kebutuhan dharuriyyat terbagi menjadi lima hal yang diperlukan yaitu perlindungan keamanan agama, keamanan jiwa, keamanan pikiran, keamanan atau kelangsungan keturunan, keamanan dan perlindungan harga diri serta kehormatan dan perlindungan harta. 31Ika Yunia Fauzia dan Abdul Kadir Riyadi, Prinsip Dasar Ekonomi Islam dalam Perspektif Maqashid Al-Syariah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), hal.120 . sampai-sampai mengancam akan menghancurkan eksistensi kehidupan manusia, namun hanya menimbulkan kesulitan dan kesukaran.
Faktor-Faktor Produksi Dalam Islam
Tenaga kerja merupakan landasan produktifitas seluruh faktor produksi yang tidak dapat menghasilkan suatu barang/jasa tanpa adanya tenaga kerja. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga kerja untuk melakukan proses transformasi dari bahan menjadi barang jadi sesuai keinginan perusahaan. Segala kandungan sumber daya alam yang tidak dinyatakan sebagai milik orang atau badan hukum dapat dijadikan modal produksi.
Manajemen adalah ilmu dan seni mengelola proses penggunaan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan fungsi manajemen berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan sumber daya keuangan, manusia dan informasi suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Tanpa pengelolaan yang baik maka seluruh faktor produksi memerlukan pengaturan melalui proses pengelolaan yang baik.
-Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam perencanaan adalah penetapan tujuan dan sasaran usaha, penentuan sumber daya yang diperlukan dan penetapan standar kebersihan dalam pencapaian tujuan dan sasaran usaha. a) Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas dan menetapkan prosedur yang diperlukan.
Imam, Taqwa, Maslahah, Dan Istiqamah
Bekerja Pada Bidang Yang Dihalalkan Allah
Ali Abd ar-Rasul amat menekankan keperluan keseimbangan dalam semua aktiviti pengeluaran, di samping menjaga kesejahteraan dan kebajikan rakyat. Dalam sistem ekonomi kapitalis atau sosialis, tidak ada sempadan antara halal dan haram, hanya mementingkan keuntungan, tanpa mempedulikan sama ada apa yang dihasilkan itu berfaedah atau memudaratkan, mengikut kelaziman atau tidak. Dalam sistem ekonomi Islam, seorang Muslim tidak dibenarkan menanam sesuatu yang memabukkan seperti hash (ganja) atau memudaratkan seperti tembakau.
Dilarang menghasilkan sesuatu yang merusak keimanan dan akhlak, seperti sesuatu yang merampas jati diri seseorang, menggoyahkan nilai-nilai dan akhlak agama, melakukan hal-hal yang tidak berguna, dan menjauhkan diri dari kebenaran. 4. Penjadwalan yang baik akan mengarah pada penyediaan sumber daya, termasuk kapasitas produksi sesuai kebutuhan pengolahan. Penerbitan perintah ini merupakan permulaan kegiatan produksi dengan cara mengendalikan produksi dengan memberikan petunjuk dan perintah.
Penentuan waktu pembuatan dokumen pemesanan seperti lembar rute kerja, peta operasi, penentuan beban kerja dan pesanan produksi sesuai dengan jadwal induk yang dikembangkan.
Produksi Dalam Ekonomi Syariah 1. Pengertian Produksi Dalam Islam
- Tujuan Dan Motivasi Produksi Dalam Islam
- Prinsip Produksi Dalam Ekonomi syariah
- Produksi Yang Diharamkan Dalam Ekonomi Syariah
Islam menganjurkan dan menganjurkan proses produksi, mengingat pentingnya produksi dalam menghasilkan sumber kekayaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Perintah berjalan di muka bumi untuk tujuan mengonsumsi rezeki Allah sebagaimana dijelaskan pada ayat di atas merupakan salah satu bentuk anjuran dalam proses produksi. 39 Abdul Ghofur, Pengantar Ekonomi Syariah: Konsep Dasar, Paradigma, Perkembangan Ekonomi Syariah, (Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2017), hal.
Mulai dari perencanaan kegiatan, pengorganisasian faktor produksi, proses produksi hingga pemasaran dan pelayanan konsumen, semuanya harus didasarkan pada ketentuan moral dalam Islam. Tidak tersedia produksi barang dan jasa yang dapat merugikan moral dan mengasingkan masyarakat dari nilai-nilai agama. Kegiatan produksi harus menjaga nilai-nilai keseimbangan dan keserasian dengan lingkungan hidup dalam masyarakat dalam skala yang lebih luas.40.
Islam menganjurkan dan menganjurkan proses produksi, mengingat pentingnya produksi dalam menghasilkan sumber kekayaan.
Urgensi Produksi Dalam Islam 1. Motivasi Produksi Dalam Islam
- Tujuan Produksi
Seorang muslim berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang diciptakan Allah di muka bumi ini adalah untuk kebaikan, dan apapun yang Allah berikan kepada manusia sebagai sarana untuk menunaikan fungsinya sebagai pengelola bumi (khalifah). Maka berperan sebagai khalifah fil ardhi (pemimpin di bumi) dan membawa rahmat bagi seluruh alam adalah salah satu upayanya mengelola bumi ini untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Karunia ini merupakan titipan Tuhan kepada manusia agar dapat dimanfaatkan secara efektif untuk memenuhi kesejahteraannya.
Karena fungsinya umat Islam sebagai khalifah di muka bumi dan pembawa rahmatan lil 'alamin, maka seorang muslim harus bertanggung jawab dalam mengelola isi bumi dan segala isinya. Oleh karena itu, proses pengelolaan isi bumi menjadi penting bagi seorang muslim untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menghasilkan adalah ibadah, karena suatu kegiatan seorang muslim apabila ada perintah dari Allah SWT dan ada contoh atau ridho dari Rasulullah SAW, maka kegiatan itu masuk dalam kategori ‘ibadah’.
Adanya upaya untuk mengetahui tujuan produksi dalam ekonomi Islam, menurut Najatullah Shiddiqi, bertujuan pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu bentuk produksi dalam Islam, 42.
Profil Kelurahan Kebun Tebeng Berdasarkan Kependudukan
Perusahaan kerupuk jangek berdiri sejak tahun 1997 hingga sekarang. Tn. Amris terinspirasi untuk membuka usaha ini karena saat masih di desa (Padang) ia sudah mengetahui sedikit atau banyak tentang usaha kerupuk Jangek, namun saat itu Pak Amris belum terpikir untuk membuka usahanya. perusahaannya sendiri, karena modalnya juga tidak mencukupi. Seiring berjalannya waktu, Pak Amris pindah atau merantau ke Bengkulu karena kebutuhan ekonomi sudah tidak mencukupi lagi untuk tinggal di desa tersebut. Alasan Pak Amris berinisiatif mendirikan usaha ini adalah melihat melimpahnya bahan baku atau kulit dari rumah potong hewan di Padang Serai. Melihat kondisi seperti itu, dengan tujuan untuk berbisnis, ia mendirikan perusahaan dengan memproduksi kerupuk jangek. yang bahan bakunya dipasok langsung dari rumah potong hewan di Padang Serai, dan disini meningkatkan kebutuhan ekonomi rumah tangga.
Profil Usaha
Motivasi para pengusaha mendirikan usaha kerupuk jangek karena ingin memperkuat masyarakat dan memberikan manfaat bagi produsen, pemasar, dan konsumen.
Proses Pembuatan Kerupuk Jangek
Visi Dan Misi
Lokasi Produksi Kerupuk Jangek
Hasil Penelitian
Dahulu modal usaha hacking jangek ini menggunakan pinjaman dari bank, namun seperti yang dilakukan oleh Pak. Bisnis Amris semakin berkembang, memanfaatkan Pak. Amris sekarang ibukotanya sendiri. Tn. Amris mengatakan, bahan baku usaha saya berasal dari rumah potong hewan di Padang Serai. Pemotongannya di situ sekitar jam 12 atau 1 malam, setelah dipotong kulitnya diantar ke sini jam 4 atau 5 pagi, jadi kita terima di tempat, tidak mencari atau langsung dibawa ke tempat. rumah jagal. 51 Dalam menentukan atau memilih bahan baku, usaha biskuit jangek Bpk. Amris juga mempunyai standar mutu tersendiri, sehingga kerupuk jangek yang dihasilkannya pun berkualitas.
Kulit yang digunakan dalam pembuatan kerupuk jangek biasanya adalah kulit kerbau dan apabila kulit kerbau tidak ada atau hilang maka digunakan kulit sapi. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kerupuk jangek tidak selalu tersedia, hal ini juga menjadi kendala dalam produksi kerupuk jangek, mengingat dalam produksi kerupuk jangek pun kulit yang digunakan mempunyai standar kualitas tersendiri. Usaha kerupuk jangek ini sudah memiliki logo halal dari MUI Kota Bengkulu dan telah mendapatkan sertifikasi dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Provinsi Bengkulu.
Untuk memperoleh sertifikasi ini, segala sesuatu mulai dari bahan baku hingga plastik yang digunakan oleh Pak Amris diperiksa dengan cermat dan sesuai dengan syariat Islam.
Pembahasan
- Faktor-Faktor Hambatan Produksi Kerupuk Jangek Kebun Tebeng Kota Bengkulu
Berdasarkan hasil wawancara, pengelolaan yang dilakukan Kerupuk Jangek dari segi manajemen waktu memakan waktu seharian penuh. Perencanaan pengelolaan berupa perencanaan yang pertama kali digunakan untuk pengolahan kerupuk jangek dan bahan bakunya, produksi kerupuk jangek merupakan alat yang bersih dan halal. Organisasi (pengorganisasian) Organisasi yang diterapkan oleh Kerupuk Janek lebih pada pembagian tugas para pegawai, sehingga dituntut untuk mempunyai tanggung jawab dalam bekerja.
Pengawasan (pembaruan) pengelolaan kerupuk jangek merupakan pengelolaan bahan baku produksi kerupuk jangek. Bahan baku merupakan hal terpenting dalam produksinya, kerupuk jangek ini menggunakan bahan baku yaitu kulit kerbau. Goreng kembali kerupuk dalam minyak panas dengan api cukup besar atau sedang agar kerupuk benar-benar mulai mekar.58 Proses produksi kerupuk jangek ini memperhatikan berbagai hal yaitu faktor alam/lahan, tenaga kerja, modal, teknologi, manajemen, bahan baku.
Bahan baku dalam produksi biskuit jangek adalah biskuit kerbau, namun biskuit kerbau tidak dapat diperoleh setiap hari sehingga proses produksinya tidak dapat dilakukan setiap hari sehingga berdampak pada pendapatan usaha biskuit jangek tersebut. untuk menghasilkan produksi yang cukup secara lebih intensif.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran-Saran
“Usaha Pembuatan Mie Sagu di Desa Banglas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Kepulauan Meranti Dilihat dari Ekonomi Islam.” Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta bekerjasama dengan Bank Indonesia. Produksi Gula Kelapa Merah di Desa Purbosari Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma Ditinjau dari Ekonomi Islam.”