PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Anak hiperaktif tidak memiliki kendali atas perilakunya saat kegiatan belajar mengajar berlangsung sehingga menghambat kegiatan belajar mengajar.
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Anak hiperaktif seringkali tidak menyelesaikan tugas yang diberikan guru, karena sebelum tugas selesai, anak tiba-tiba meninggalkan kelas. Apa saja kendala yang dihadapi guru dalam mengajar anak hiperaktif di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 2 Kota Bengkulu.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan pertimbangan dalam pengembangan kebijakan penerapan kurikulum yang disesuaikan dengan karakteristik anak yang berperilaku hiperaktif.
Sistematika Penulisan
LANDASAN TEORI
Pengertian persepsi
Dalam pengertian lain, persepsi diartikan sebagai suatu proses dimana seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada di lingkungannya melalui inderanya, pengetahuan lingkungan diperoleh melalui interpretasi data indera atau interpretasi terhadap rangsangan yang sudah ada di otak. Jadi persepsi adalah dimana tubuh menerima rangsangan melalui alat indera yang membuat seseorang memberikan respon untuk bertindak.
Tingkatan-tingkatan persepsi
Ketika seseorang membuat suatu persepsi, ia akan memilih apakah stimulus tersebut berguna atau tidak bagi dirinya dan menentukan tindakan terbaik yang harus dilakukan. Kerja persepsi pada tataran ini dibangun semata-mata atas pengalaman tanpa keterlibatan peran akal yang besar, seperti pengetahuan yang diterima apa adanya, hanya melalui apa yang kita rasakan, lihat, dengar atau cium (cium) tanpa ada pencarian. untuk rahasia dan hikmahnya secara lebih detail.lebih luas. Biasanya individu berada pada tingkat persepsi terhadap situasi yang ada dalam dirinya, tanpa adanya upaya untuk maju dan berkembang lebih luas.
Mereka enggan mengevaluasi kekurangan atau kesalahannya sendiri, padahal mereka merasa itu yang terbaik dan paling benar. Dalam bahasa agama, kelompok ini lebih sering disebut ahli taqlid, yaitu sikap atau perbuatan menerima perkataan, gagasan, pendapat atau ilmu orang lain tanpa mengetahui, memahami dan mengkaji apa yang diterimanya. Kerja persepsi pada tingkat ini adalah persepsi yang dianut oleh para ilmuwan, cendekiawan, dan intelektual.
Dalam bahasa agama lebih sering disebut ahli ijtihad (mujtahid), yaitu seorang ulama atau intelektual yang tidak pernah berhenti berjuang dan bersungguh-sungguh menggunakan seluruh kemampuan, ilmu, tenaga, pikiran, materi dan spiritualitasnya untuk mencari sesuatu atau sesuatu. tidak jelas. hukum dll. Biasanya individu yang berada pada tingkat persepsi maju ini, mereka selalu melihat dan mempersepsi segala sesuatu dari berbagai aspek, sehingga akan selalu melahirkan dan mengembangkan sesuatu yang baru (up-to-date), berkelanjutan dan seimbang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Faktor fungsional dapat diartikan sebagai orang yang mempersepsikan atau karakteristik pribadi individu yang akan mempengaruhi penafsiran terhadap suatu objek yang dipersepsikan. Ciri-ciri pribadi yang mempengaruhi persepsi antara lain kebutuhan akan objek yang dipersepsikan yang mendorong seseorang melakukan tindakan seperti keinginan, rangsangan dan tuntutan pribadi. Suasana emosional merupakan keadaan perasaan seseorang yang dapat mempengaruhi persepsi terhadap objek yang dipersepsikan, baik perasaan senang maupun tidak senang terhadap objek yang dipersepsikan dan yang berkaitan dengan objek tersebut.
Kesiapan mental merupakan kemampuan beradaptasi terhadap kondisi psikologis yang berkaitan dengan hubungan sosial, yang meliputi usia dan sumber daya manusia. Latar belakang adalah lingkungan sekitar yang mendukung atau tidak mendukung persepsi terhadap suatu objek, yang dapat mempengaruhi penafsiran terhadap objek tersebut. Faktor struktural merupakan faktor yang berasal dari rangsangan dan pengaruh saraf yang terjadi pada sistem saraf dan identitas individu yang menjadi objek persepsi.
Faktor struktural dapat diartikan sebagai ciri-ciri benda yang diamati yang dapat mempengaruhi persepsi, antara lain gerak benda, gerak benda.
Prinsip-prinsip persepsi
Macam-macam gangguan persepsi
Indikator persepsi
Berdasarkan hasil penyerapan atau penerimaan oleh alat indera maka akan diperoleh suatu gambaran, respon atau kesan di otak. Otak mengumpulkan gambaran atau kesan, baik yang lama maupun yang baru terbentuk. Jelas atau tidaknya gambaran tersebut tergantung pada jelas atau tidaknya rangsangan, normalitas alat indera, dan waktu, baru atau lama.
Setelah gambaran atau kesan tercipta di otak, gambaran tersebut diorganisasikan, diklasifikasi, dibandingkan, diinterpretasikan, sehingga timbul pemahaman atau pemahaman. Pemahaman yang terbentuk juga bergantung pada gambaran-gambaran lama yang dimiliki individu sebelumnya (disebut apersepsi). Individu membandingkan makna atau pemahaman yang baru diperolehnya dengan kriteria atau standar yang dimiliki individu secara subyektif.
Syarat terjadinya persepsi
Guru/Pendidik
- Pengertian guru/pendidik
- Kedudukan guru/pendidik
- Peran dan tugas guru/pendidik
- Kompetensi guru/pendidik
Guru disini adalah orang yang mengajar siswa yang sedang mempelajari suatu mata pelajaran tertentu di sekolah. Pekerjaan tersebut tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak mempunyai keterampilan untuk melakukan kegiatan atau bekerja sebagai guru. Menjadi seorang guru memerlukan kondisi khusus, apalagi sebagai guru profesional yang harus menguasai seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu lain yang harus dipromosikan dan dikembangkan selama periode pendidikan atau pendidikan persiapan tertentu.
Perguruan merupakan jabatan atau profesion yang memerlukan kepakaran khusus sebagai seorang guru.20 Pekerjaan ini tidak boleh dilakukan oleh orang yang tidak mempunyai kemahiran untuk melakukan tugas guru. Menjadi seorang guru memerlukan syarat-syarat yang khusus, terutama sebagai seorang guru profesional yang harus menguasai selok-belok pendidikan dan pengajaran dengan pelbagai ilmu lain yang perlu dibina dan dikembangkan dalam tempoh tertentu pendidikan atau pendidikan persediaan. Menurut al-Ghazali, tugas terpenting seorang pendidik ialah menyempurnakan, menyucikan, menyucikan dan mendekatkan (taqarrub) hati manusia kepada Allah SWT.
Hal ini disebabkan karena tujuan utama pendidikan Islam adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Keterampilan profesional tersebut antara lain sebagai berikut: 1) Menguasai prinsip-prinsip dasar pendidikan: mengetahui tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, mempelajari fungsi sekolah dalam masyarakat, dan mempelajari prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang digunakan dalam pengajaran. dan proses pembelajaran.
Metode Pengajaran Anak Hiperaktif
- Pengertian metode
- Pengertian belajar
- Pengertian anak hiperaktif
- Ciri-ciri anak hiperaktif
- Metode pengajaran anak hiperaktif
- Faktor-faktor pendukung dalam pengajaran anak hiperaktif 39
34Via Azmira, Kado : Anak Hiperaktif (pemahaman, deteksi, terapi dan pola asuh yang tepat bila mempunyai anak hiperaktif, (Yogyakarta: Andi Offset, 2015), hal. 46 Via Azmira, Kado : anak hiperaktif (pemahaman, deteksi, terapi dan pola asuh yang tepat bila mempunyai anak hiperaktif, (Yogyakarta: Andi Offset, 2015), hal.73 Via Azmira, Kado: Anak Hiperaktif (Pengertian, deteksi, terapi dan pola asuh yang tepat bila mempunyai anak hiperaktif, (Yogyakarta: Andi Offset, 2015) ), hal.
Kendala yang dihadapi guru dalam mengajar anak hiperaktif di sekolah luar biasa (SLB) Negeri 2 Kota Bengkulu. 105Via Azmira, Hadiah : Anak Hiperaktif (Pemahaman, Deteksi, Terapi dan Model Pola Asuh yang Tepat Jika Memiliki Anak Hiperaktif, (Yogyakarta: Andi Offset, 2015), hal. Hambatan yang dihadapi guru dalam mendidik anak hiperaktif di Sekolah Khusus (SLB) 2 Kota Bengkulu.
Hadiah : Anak Hiperaktif (Pemahaman, Deteksi, Terapi dan Pola Asuhan yang Tepat Jika Memiliki Anak Hiperaktif). 117 Via Azmira, Karunia: Anak Hiperaktif (Pengertian, Deteksi, Terapi dan Pola Asuh yang Tepat Jika Memiliki Anak Hiperaktif, (Yogyakarta: Andi Offset, 2015), hal.
Kerangka Berpikir
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Sumber Data
Subjek dan Informan Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan wawancara tidak terstruktur yang berbeda dengan wawancara terstruktur. Hasil wawancara jenis ini menekankan pengecualian, penyimpangan, penafsiran yang tidak biasa, penafsiran ulang, pendekatan baru, pandangan profesional atau perspektif individu. Dokumen adalah segala bahan tertulis atau film, dokumen biasanya dibedakan menjadi dokumen pribadi dan dokumen resmi.57 Dokumen telah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data, karena dalam banyak kasus dokumen sebagai sumber data digunakan untuk pengujian, interpretasi dan bahkan prediksi. .
Teknik Keabsahan Data
Menurut Patton dalam Moleong, triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan memeriksa derajat kredibilitas informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.60 Yang perlu dilakukan untuk menguji kredibilitas adalah dengan membandingkan data observasi dengan data wawancara, membandingkan apa yang dilakukan orang. katakan di depan umum dengan apa yang mereka katakan secara pribadi, bandingkan apa yang mereka katakan tentang situasi penelitian dengan apa yang mereka katakan sepanjang waktu, bandingkan posisi dan sudut pandang orang tersebut dari pendapat dan pandangan orang yang berbeda, dan bandingkan hasil wawancara dengan orang yang bersangkutan. isi dokumen terkait. Menurut Sugiyon, triangulasi teknik/metode adalah teknik menguji kredibilitas data dengan cara memeriksa data terhadap sumber yang sama dengan menggunakan teknik/metode yang berbeda.
Teknik Analisis Data
Persepsi Guru Terhadap Metode Pembelajaran Pada Anak Hiperaktif di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 2 Kota Bengkulu. Penulis bertanya kepada Guru Kelas Autisme A tentang kendala yang dihadapi guru dalam mengajar anak hiperaktif. Guru Autisme Kelas B memberikan tambahan informasi mengenai kendala yang dihadapi guru dalam mengajar anak hiperaktif.
Kendala yang dihadapi guru dalam mengajar anak hiperaktif di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 2 Kota Bengkulu yaitu masalah waktu. Judul Tesis: Persepsi Guru Terhadap Metode Pembelajaran Pada Anak Hiperaktif di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 2 Kota Bengkulu. Apakah sikap shadow (guru pembimbing) yang belum bekerjasama (bekerja sama dengan baik) menjadi kendala dalam mendidik anak hiperaktif?
Bagaimana gambaran dan pemahaman guru tentang metode mengajar anak hiperaktif di SLB Negeri 2 Kota Bengkulu. Bagaimana kesan dan ulasan guru terhadap metode pengajaran pada anak hiperaktif di SLB Negeri 2 Kota Bengkulu.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Persepsi Guru Terhadap Metode Pengajaran untuk Anak