PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Guru matematika belum menerapkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif karena guru tersebut belum menggunakan bantuan media pembelajaran tetapi hanya melihat di buku teks. Siswa kurang antusias dalam pembelajaran matematika karena pengajaran guru matematika cenderung terasa monoton dan kurang menarik, sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
Rumusan Masalah
Rendahnya motivasi belajar siswa pada kelas matematika menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika pada sebagian siswa yang tidak mencapai nilai KKM 70.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kompetensi profesional guru terhadap hasil belajar matematika siswa di Medresah Ibtidaiyah Negeri 02 Lebong. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar matematika siswa di Medresah Ibtidaiyah Negeri 02 Lebong.
Manfaat Penelitian
Bagi guru, mereka dapat memperoleh pengetahuan tentang berbagai jenis model dan metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif guna meningkatkan kualitas pembelajaran. Kami berharap dapat mengkaji secara mendalam kinerja profesional guru dan mampu mengembangkannya guna mencapai hasil yang lebih baik.
LANDASAN TEORI
Kompetensi Pedagogik
Selain itu berdasarkan undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dijelaskan pada penjelasan pasal 10 ayat 1, bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran siswa yang meliputi pemahaman siswa, perancangan, melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Pengembangan peserta didik merupakan bagian penting dari kompetensi pedagogik, untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki setiap peserta didik.
Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor utama, yaitu: .. 1) Faktor dari dalam diri siswa. Faktor lingkungan tersebut kemudian menunjukkan bahwa terdapat faktor eksternal lain yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar yang dicapai.
Pembelajaran Matematika
Salah satu faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap hasil belajar siswa di sekolah adalah tingkat hasil belajar mengajar. Jenis hasil belajar afektif diwujudkan dalam diri siswa dalam perilaku yang berbeda-beda, seperti: perhatian di kelas, disiplin, motivasi belajar, hormat kepada guru dan teman sekelas, dan kebiasaan belajar.
Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
Artinya terdapat pengaruh kompetensi profesional guru terhadap hasil belajar matematika siswa di MIN 02 Lebong. Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh kompetensi profesional guru terhadap hasil belajar matematika siswa di MIN 02 Lebong.
Kerangka Berfikir
Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha1 : Terdapat pengaruh kompetensi profesional guru terhadap hasil. Ha2: Terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar matematika siswa di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 02 Lebong.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Populasi dan Sampel
Apabila populasinya besar dan peneliti tidak mungkin meneliti semua yang ada dalam populasi tersebut, misalnya karena keterbatasan sumber daya, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel dari populasi tersebut.45 Dalam penelitian kuantitatif, sampel diambil dengan cara: Jumlah individu dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap individu mewakili kelompok besar yang dipilih.46 Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Dengan demikian besar sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 40% dari jumlah populasi, sehingga sampelnya berjumlah 24 siswa.
Teknik Pengumpulan Data
Jika dilihat dari cara menjawabnya, kuesioner dibedakan menjadi kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka. Kuesioner tertutup adalah daftar pertanyaan yang mempunyai dua jawaban atau lebih dan penjawab hanya memberi tanda silang (X) atau daftar periksa (√) pada jawaban yang dianggap tepat. Sedangkan angket terbuka merupakan daftar pertanyaan yang respondennya diperbolehkan memberikan jawaban dan pendapat secara rinci sesuai dengan apa yang diketahuinya.
Alternatif tanggapan dalam kuesioner juga dapat diubah menjadi simbol-simbol kuantitatif untuk menghasilkan data interval. Penulis juga akan menyajikan dokumentasi berupa profil MIN 02 Lebong dan foto-foto selama penelitian.
Teknik Keabsahan Data
Jika terdapat 25 pertanyaan kuesioner yang dianggap valid dari 30 pertanyaan kuesioner percontohan, maka jumlah item kuesioner yang diberikan kepada sampel dalam penelitian ini adalah 25 pertanyaan yang dinyatakan valid. Reliabilitas mengacu pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat diandalkan untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut baik. Setelah diketahui validitas masing-masing item, selanjutnya kita mencari tingkat reliabilitas suatu kuesioner dimana peneliti menggunakan perhitungan dengan metode separuh, yaitu dengan membagi jumlah item kuesioner yang dinyatakan valid menjadi dua: jumlah item ganjil (X ) dan nomor item genap (Y).
Uji Keabsahan Instrumen
Kemudian untuk mengetahui apakah kuesioner diatas dapat dikatakan valid, dapat dilanjutkan dengan melihat tabel nilai koefisien “r” product moment dengan terlebih dahulu melihat “df” dengan rumus sebagai berikut. Setelah diketahui hasil df = 28 maka kita dapat melanjutkan dengan melihat nilai tabel “r” product moment pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,374. Dalam penelitian ini peneliti juga menguji validitas soal angket kompetensi pedagogik guru, peneliti menguji validitas setiap item angket dari pertanyaan nomor 1.
Berikut hasil penghitungan validitas angket uji kompetensi pedagogik guru yang dibagikan kepada 29 responden yang bukan sampel untuk diteliti dalam penelitian ini, dengan menjawab 30 item angket. Kemudian untuk mengetahui apakah soal tes nomor 1 diatas dapat dikatakan valid, dilanjutkan dengan melihat tabel nilai koefisien “r” Product Moment dengan terlebih dahulu melihat “df” dengan rumus sebagai berikut. Dengan demikian, hasil ri sebesar 0,94 lebih besar dari koefisien “r” pada tabel pada taraf signifikansi 5% dan 1%, sehingga dapat dinyatakan bahwa soal angket uji kompetensi pedagogik guru mempunyai reliabilitas yang tinggi.
Teknik Analisis Data
Di bawah ini adalah hasil tabel frekuensi pemberian skor angket kompetensi profesional guru yang diberikan kepada 24 siswa. Berikut perhitungan skor uji hipotesis Kuesioner Kompetensi Profesional Guru yang diberikan kepada 24 siswa Kelas IV-VI MIN 02 Lebong. 02 Lebong dan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar matematika siswa di MIN 02 Lebong.
Artinya terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar matematika siswa di MIN 02 Lebong. Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar matematika siswa di MIN 02 Lebong. Pengaruh Kompetensi Profesional dan Pedagogis Guru Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri 02 Lebong.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data Variabel Kompetensi Profesional Guru
Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa frekuensi skor angket kompetensi profesional guru, terdapat 3 siswa pada kelompok atas/tinggi, siswa pada kelompok sedang/sedang (75%), dan 3 siswa pada kelompok kelompok rendah/rendah (12,50%). Berikut hasil perhitungan tabulasi frekuensi nilai UTS (Ujian Tengah Semester) siswa Kelas IV-VI MIN 02 Lebong pada mata pelajaran matematika semester genap tahun ajaran yang diperoleh dari guru matematika Kelas IV. Setelah skor angket kompetensi profesional guru dan skor matematika siswa diperoleh, langkah selanjutnya adalah menghitung uji hipotesis terhadap skor matematika tersebut.
Berikut perhitungan uji hipotesis terhadap hasil belajar matematika berupa hasil UTS (Ujian Tengah Semester) siswa kelas IV-VI MIN 02 Lebong pada mata pelajaran matematika. Hasil perhitungan pada tabel diatas kemudian dimasukkan ke dalam tabel frekuensi dengan nilai mean sebesar 71,58. Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pada hasil belajar matematika siswa kelas IV-VI MIN 02 Lebong terdapat 5 siswa pada kelompok atas/tinggi, siswa pada kelompok sedang/tengah (50%) dan 7 siswa pada kelompok bawah/bawah (29,17%).
Deskripsi Data Variabel Kompetensi Pedagogik Guru
Langkah selanjutnya adalah menentukan kelompok atas, tengah dan bawah dengan memasukkannya ke dalam rumus berikut. Hasil perhitungan pada tabel di atas kemudian dimasukkan ke dalam tabulasi frekuensi, dengan rata-rata sebesar 66,67. Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa pada kelompok tinggi/tinggi terdapat 5 siswa, siswa pada kelompok sedang/sedang (50%), dan 7 siswa pada kelompok rendah/rendah (29,17%).
Berikut hasil tabel frekuensi nilai UTS (Ujian Tengah Semester) siswa kelas IV-VI MIN 02 Lebong pada mata pelajaran matematika semester ganjil tahun ajaran yang diperoleh dari guru matematika kelas IV-VI, agar dapat mencari nilai mean (skor rata-rata). Hasil perhitungan pada tabel diatas kemudian dimasukkan ke dalam tabel frekuensi dengan nilai mean sebesar 61,33. Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa frekuensi nilai siswa kelas IV-VI MIN 02 Lebong, siswa pada kelompok tinggi/tinggi sebanyak 9 siswa, siswa pada kelompok sedang/sedang (29,20%), dan Kelompok bawah/bawah sebanyak 8 orang (29,20%) dan kelompok bawah/bawah sebanyak 8 orang (29,20%).33,30%).
Analisis Data Penelitian
Maka sesuai dengan dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas Kolmogorov Smirnov di atas dapat disimpulkan bahwa data populasi berdistribusi normal. Berdasarkan tabel keluaran SPSS di atas diketahui bahwa hasil uji homogenitas menggunakan uji Levene menunjukkan nilai probabilitas signifikan (sig) sebesar 0,579 > 0,05. Walaupun menggunakan individu yang sama, peneliti tetap memperoleh dua jenis data sampel, yaitu data perlakuan pertama dan data perlakuan kedua.
Berdasarkan hasil regresi pada tabel diatas terlihat nilai signifikansi (sig) sebesar 0,013. sig) (0,013) < (α) 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H1 yang menyatakan kompetensi profesional guru berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Berdasarkan hasil regresi pada tabel diatas terlihat nilai signifikansi (sig) sebesar 0,047. Artinya nilai signifikansi (sig) (0,047) < (α) 0,05 berarti dapat disimpulkan H2 yang menyatakan kompetensi pedagogik guru berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.
Pembahasan Hasil Penelitian
Menurut Marselus, kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan guru membimbing peserta didik untuk menguasai pengetahuan atau keterampilan secara optimal, sehingga dapat memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kompetensi profesional guru terhadap hasil belajar matematika siswa di MIN atau tidak. 55Septi Rahayu, Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Terhadap Disiplin Kerja Guru Sekolah Dasar Di Gugus Gatot Subroto Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga, Skripsi, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), hal.
Pimpinan sekolah harus memastikan adanya evaluasi berkelanjutan terhadap kompetensi yang dimiliki guru, khususnya kompetensi mengajar dan pedagogik, sehingga lembaga pendidikan dapat melakukan evaluasi secara berkesinambungan. Guru diharapkan untuk lebih meningkatkan kompetensi profesionalnya, salah satunya dengan mengikuti kursus pelatihan atau seminar terkait persiapan PTK dan memanfaatkan perkembangan teknologi dan komunikasi sehingga dapat meningkatkan wawasan keilmuannya. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Terhadap Disiplin Kerja Guru Sekolah Dasar Di Gugus Gatot Subroto Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga.
PENUTUP
Saran-saran
Penyelenggaraan program pedagogi dengan menciptakan iklim belajar mengajar yang sesuai, pengorganisasian ruang kelas dan mengelola interaksi belajar mengajar. Apakah guru Anda menggunakan sarana dan prasarana di sekolah sebagai sumber dan media pengajaran yang sesuai dengan mata pelajaran?