• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - IAIN Repository - IAIN Metro Lampung

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI - IAIN Repository - IAIN Metro Lampung"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

Pertanyaan penelitian adalah bagaimana peran guru al-Islam dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di SMA Muhammadiyah Pekalongan Lampung Timur?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru al-Islam dalam pembentukan akhlakul karimah siswa di SMA Muhammadiyah Pekalongan Lampung Timur.

Pertanyaan Penelitian

Penelitian Relevan

Skripsi Program Studi Pendidikan Bimbingan dan Konseling Musfa Dolly berjudul: “Peran Guru Bimbingan Dalam Pelaksanaan Pembiasaan Moral Siswa Di SMP N 27 Padang Tahun 2012”. 6 Wiwit Nawat, Penerapan Informasi dalam Pembinaan Akhlak Siswa SMKN 1 Painan, (disertasi) digilib.uns-suka.ac.id/104,9/html.

Peran Guru Al-Islam

Pengertian Peran Guru Al-Islam

Jenis-jenis Peran Guru Al- Islam

Bumi Aksara, 2009), h. 42-44. Guru selalu menilai diri dan kemampuannya sendiri dalam kaitannya dengan keberhasilan mengajar. Guru sebagai model adalah seseorang yang dapat ditiru dan dijadikan contoh, oleh karena itu guru harus memiliki kelebihan, baik pengetahuan, keterampilan maupun kepribadian.

Urgensi Peran Guru dalam Membentuk Akhlakul Karimah

Peran guru untuk menyelamatkan dan memperkuat keislaman siswa, maka pendidikan siswa harus dibekali dengan pendidikan akhlak yang memadai. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa tujuan seorang guru al-Islam dalam pembentukan akhlakul karima peserta didik adalah sangat mendukung tumbuhnya keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT. dan mampu menampilkan perilaku yang baik. , temperamen dalam kehidupan sehari-hari.

Membentuk Akhlakul Karimah

Pengertian Membentuk Akhlakul Karimah

Jika perbuatan itu dianggap baik secara syara'. syariah) dan akal, sikap ini disebut akhlak yang baik (terpuji) dan sebaliknya, jika perbuatan ini dianggap buruk maka disebut akhlak yang buruk (tercela). Esensi akhlak Islam adalah memiliki sifat atau akhlak yang baik dan menghindari sifat atau akhlak yang buruk dalam konteksnya.

Macam-macam Akhlakul Karimah

Berdasarkan empat bahagian akhlak terpuji (mahmudah) di atas, dapat dijelaskan satu persatu seperti berikut: . 1) Tingkah laku manusia di hadapan Tuhan Yang Maha Esa. Akhlak di hadapan Tuhan dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang harus dilakukan oleh manusia sebagai makhluk terhadap penciptanya.

Faktor-faktor yang Membentuk Akhlakul Karimah

Faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap pembentukan akhlakul karimah seseorang adalah faktor eksternal yaitu lingkungan sosial yang meliputi pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Hadits di atas dengan jelas menggambarkan bahwa pelaksana terpenting dalam pendidikan adalah orang tua, kemudian guru.

Sumber Data

Sumber Data Primer

Sumber Data Sekunder

Teknik Penumpulan Data 1. Interview / Wawancara

Observasi

Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi awal yang penulis lakukan pada kegiatan pra survey. Data observasi yang diperoleh dalam penelitian ini adalah melakukan observasi dan pencatatan langsung terhadap guru-guru SMA Muhammadiyah Kabupaten Pekalongan Lampung Timur khususnya guru-guru Al-Islam yaitu observasi tentang proses pembentukan akhlakul karimah siswa.

Dokumentasi

Teknik Penjamin Keabsahan Data

Triangulasi teknik pengumpulan data adalah “penggunaan berbagai teknik pengungkapan data yang dilakukan pada sumber data”. 59 Pengujian kredibilitas data dengan triangulasi teknis, yaitu pengecekan data dari sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda.

Teknik Analisis Data

Berdasarkan informasi diatas maka teknik analisis data yang peneliti ambil atau lakukan adalah menganalisis dengan cara mendeskripsikan dan menjelaskan data yang diperoleh sehingga dapat diambil pengertian dan kesimpulannya.

Temuan Umum Penelitian

  • Profil Sekolah
  • Visi dan Misi SMA Muhammadiyah Pekalongan Visi
  • Data Sarana Prasarana SMA Muhammadiyah Pekalongan
  • Data Guru dan Karyawan SMA Muhammadiyah Pekalongan Tabel 2
  • Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah pekalongan

Untuk meningkatkan kualitas siswa, SMA Muhammadiyah Pekalongan menyediakan berbagai fasilitas untuk mengembangkan bakat dan minat siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti pelatihan olah raga, kesenian, IRM, drum band, tap suci dan lain-lain. Gedung SMA Muhammadiyah Pekalogan ini berada di area yang sama dengan SMA Muhammadiyah dan Sekolah Dasar Muhammadiyah (MIM) Pekalongan. Sistem pendekatan kurikulum di SMA Muhammadiyah Pelalongan adalah pendekatan Pendidikan Sistem Ganda (PSG), artinya sekolah menyesuaikan pendidikan sekolah dengan dunia usaha sesuai dengan kebutuhan.

Praktikum dipimpin dan dipantau oleh seorang pembimbing diklat, baik dalam penyusunan SAP di kelas maupun di luar kelas. Dalam latihan otodidak, praktisi mulai mengajar tanpa diarahkan atau didampingi tutor dan dianggap mengajar bebas di kelas tanpa tutor tanpa perlu dibimbing lagi. Dalam ujian pedagogik, praktikum mengajar di depan kelas, sedangkan pembimbing di belakang siswa dan menilai.

Temuan Khusus Penelitian

Peran Guru Al-Islam dalam Membentuk Akhlakul Karimah Peserta Didik di SMA Muhammadiyah Pekalongan

Kemudian melakukan pengamanan kembali di SMA Muhammadiyah Pekalongan untuk mempelajari kegiatan sehari-hari siswa selama sekolah. Peran kepala sekolah dalam proses pembentukan akhlakul karimah siswa di SMA Muhammadiyah Pekalongan sangat besar karena kepala sekolah selalu memberikan contoh yang baik untuk dicontoh. Peran guru pada umumnya adalah sebagai panutan bagi siswanya, sedangkan peran guru agama Islam pada khususnya adalah memaksimalkan materi, membudayakan budaya sekolah yang baik dan bekerja sama dengan orang tua siswa dalam membentuk akhlakul karimah siswa.

Peran guru Al-Islam di SMA Muhammadiyah Pekalongan dalam pembentukan akhlakul karimah siswa sangat terlihat dimana sebelum proses belajar mengajar dimulai, guru selalu mengatur, mengatur, mengatur atau mengondisikannya. Ketika siswa mengalami kesulitan atau masalah, mereka segera berkonsultasi dengan guru di sekolah, khususnya guru Al-Islam. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru Al-Islam dan siswa bahwa peran guru Al-Islam dalam pembentukan akhlak siswa sudah berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari pengelolaan sekolah. sekolah yang diarahkan langsung. dari Kepala Sekolah, Guru Al-Islam dan semua Guru Dewan.

Faktor Pendukung Peran Guru Al-Islam dalam Membantuk Akhlakul Karimah di SMA Muhammadiyah Pekalongan

Ada keinginan semua guru, khususnya guru agama Islam untuk menghasilkan siswa yang berakhlak baik. Tujuan pasti dari semua guru adalah ingin agar anak didiknya memiliki akhlak yang baik, tutur kata yang tenang dan perilaku yang santun, oleh karena itu kegiatan membaca Al-Qur’an sebelum dimulainya proses pengajaran selalu dilakukan, setiap kali anak didik bertemu dengan guru mereka selalu menyalami dan bersalaman, kami selaku direksi dan seluruh guru sangat antusias jika semua sekolah dapat melaksanakan kegiatan ini dengan maksimal, maka insyaallah semua siswa memiliki akhlakul karimah”. Pembentukan akhlakul kerimah seperti ketekunan, kedisiplinan, kejujuran, simpati, kemasyarakatan, toleransi, keteladanan, kesabaran dan keadilan merupakan unsur-unsur yang mendukung pembentukan akhlakul kerimah.

Perlakuan dan pelatihan pembentukan ciri-ciri tersebut pada umumnya merupakan bagian dari pendidikan sekolah. Melalui kurikulum berbasis isi, sikap dan panutan guru sebagai pendidik dan interaksi teman sebaya di sekolah dianggap berperan dalam menanamkan kebiasaan yang baik. Pembiasaan yang baik merupakan bagian dari pembentukan akhlak yang erat hubungannya dengan perkembangan jiwa keagamaan seseorang.

Faktor Penghambat Peran Guru al-Islam dalam membentuk Akhlakul Karimah di SMA Muhammadiyah Pekalongan

Pernyataan guru Al-Islam bahwa “perkembangan jiwa keagamaan anak dipengaruhi oleh citra anak terhadap ayahnya”. Jika seorang ayah menunjukkan sikap dan perilaku yang baik, anak akan cenderung mengidentifikasi sikap dan perilaku ayah untuk dirinya sendiri. Sebaliknya, jika ayah menampilkan sikap yang buruk, maka akan mempengaruhi pula pembentukan kepribadian anak, yang kesemuanya akan mempengaruhi lingkungan sekolah.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa lingkungan keluarga merupakan hal yang sangat mempengaruhi proses pembentukan akhlak yang diterima siswa selama ini, dalam artian jika lingkungan keluarga baik maka baik pula. bagi kepribadian anak, yang merupakan sarana penunjang dalam membentuk akhlakul karimah anak didik. Begitu pula sebaliknya, bila lingkungan keluarga buruk maka kepribadian anak juga buruk dan hal ini menjadi penghambat dalam pembentukan akhlakul-kerimah siswa.

Pembahasan

Peran Guru Al-Islam dalam Membentuk Akhlakul Karimah di SMA Muhammadiyah Pekalongan

Upaya SMA Muhammadiyah Pekalongan dalam membentuk akhlakul karimah siswa dengan cara mendidik siswanya tentang ahklakul karimah dengan cara langsung mendekati anak-anak yang menyimpang dan. Peran kepala sekolah sebagai penggerak akhlakul karimah dapat mendorong seluruh komponen untuk terus melaksanakan tugasnya demi keberhasilan pembentukan akhlakul karimah peserta didik. Peran guru Al-Islam SMA Muhammadiyah Pekalongan dalam membentuk akhlakul karimah siswa sangat terlihat, dimana sebelum proses belajar mengajar dimulai guru selalu mengatur, mengatur, mengatur atau bahkan mengkondisikan siswanya baik di dalam kelas. atau saat berada di luar kelas.

Misalnya di SMA Muhammadiyah Pekalongan, ketika adzan berkumandang untuk sholat dzuhur, seluruh pengurus guru dan siswa langsung bergegas menuju musala untuk melaksanakan sholat dzuhur berjamaah. Guru Al-Islam juga meminta siswa untuk selalu mematuhi semua peraturan sekolah karena jika ada yang melanggar akan dihukum dan dilanggar. Guru Al-Islam adalah panutan yang baik bagi anak didik kita, khususnya di kelas XII.

Faktor Pendukung dan Penghambat Peran Guru Al-Islam dalam Membentuk Akhlakul Karimah di SMA Muhammadiyah Pekalongan

Maka pembinaan akhlakul karimah yang dilakukan oleh SMA Muhammadiyah Pekalongan adalah membentuk pribadi-pribadi yang sempurna yang dapat dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Faktor pendukung dan penghambat peran guru al-Islam dalam pembentukan Karimah Akhlakul di SMA Muhammadiyah Pekalongan. Faktor penghambat peran guru Al-Islam dalam pembentukan akhlakul karimah adalah faktor lingkungan sekolah itu sendiri yang ternyata masih ada beberapa guru dan siswa yang datang terlambat, banyak pendapat guru mata pelajaran umum yang beranggapan bahwa tanggung jawab dan program yang dilaksanakan. dari pihak sekolah hanya sebatas tanggung jawab guru Al-Islam kecuali faktor keterbatasan sarana dan prasarana.

Begitu pula sebaliknya, jika ayah menunjukkan sikap yang buruk, hal ini juga akan mempengaruhi pembentukan kepribadian anak dan semua itu akan terbawa ke lingkungan sekolah.

Kesimpulan

Saran

Peneliti melakukan observasi pada pagi hari yaitu pada jam kedatangan Kepala Sekolah, guru, karyawan dan siswa di sekolah tersebut. Kepala sekolah, guru dan orang tua memiliki peran yang sama pentingnya dalam menciptakan situasi yang kondusif bagi peserta didik dalam pembentukan akhlakul karimah peserta didik 2 Pendidik. Apakah Anda otoriter dalam memberikan materi pelajaran kepada siswa? Lalu bagaimana dengan guru lainnya? Apakah mereka otoriter?

Hal ini dilakukan agar siswa sadar akan tanggung jawabnya sebagai siswa yaitu belajar. Indikator keberhasilan mata kuliah Al-Islam tidak dilihat dari kemampuan mahasiswa dalam memahami materi yang saya sampaikan, tetapi bagaimana mahasiswa menerapkannya dalam perilaku sehari-hari. Keinginan yang kuat dari pihak sekolah untuk meningkatkan moral siswa dan membentuk akhlakul karimah siswa menjadi lebih baik sangatlah besar.

Apakah guru al-Islam selalu membuka atau memberi ruang bagi siswa yang memiliki keluhan. Selanjutnya tentang kesulitan-kesulitan atau keluhan-keluhan yang ditemukan pada para siswa yang berada di SMA Muhammadiyah.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kaitannya dengan perlindungan konsumen terlihat jelas bahwa konsumen memiliki hak atas terjaminnya barang atau jasa yang akan dipakainya, perlindungan terhadap dirinya dari barang