• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)SKRIPSI IMPLEMENTASI KONSEP KHIYAR DALAM JUAL BELI AKAD BAKU PADA SWALAYAN DI KOTA METRO Oleh: DIAH AYU SAFITRI NPM

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "(1)SKRIPSI IMPLEMENTASI KONSEP KHIYAR DALAM JUAL BELI AKAD BAKU PADA SWALAYAN DI KOTA METRO Oleh: DIAH AYU SAFITRI NPM"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

Konsep khiyar dalam jual beli pada hakekatnya adalah memenuhi hak kedua belah pihak yang bertransaksi untuk melanjutkan atau membatalkan transaksi. Dalam Islam dikenal adanya khiyar, sehingga dalam jual beli tidak ada pihak yang dirugikan, dan jual beli dapat memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah praktik jual beli di supermarket di Kota Metro sudah menerapkan konsep khiyar.

Dalam suatu transaksi jual beli, konsumen berhak melanjutkan atau membatalkan transaksi atau yang disebut khiyar. Sedangkan harta peneliti dikhususkan hanya untuk pemenuhan hak khiyar pada saat jual beli dengan menggunakan akad baku. Karena jual beli terjadi dengan cara yang baik dan tidak ada di antara keduanya.

Ia mengetahui bahwa konsumen memiliki hak untuk melanjutkan atau membatalkan transaksi saat melakukan jual beli. Wawancara kedua dengan Setya Nova yang sudah menjadi konsumen di Indometer selama 3 tahun dan mengetahui bahwa konsumen memiliki hak dalam jual beli. Dia tahu bahwa konsumen memiliki hak ketika membeli dan menjual, dia tidak pernah setuju sebelum transaksi pembelian.

Analisis Pelaksanaan Hak Khiyar Dalam Transaksi Jual Beli Di Toko Swalayan Kota Metro Toko Swalayan Kota Metro. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, penerapan konsep Khiyar dalam jual beli akad baku di Supermarket Kota Metro menerapkan tiga sistem khiyar yang ada yaitu khiyar majlis, khiyar bersyarat dan khiyar malu. Dan konsumen tidak berhak membatalkan jual beli jika ternyata barang yang dibelinya tidak sesuai dengan keinginannya (ada cacat).

PENDAHULUAN

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

10 Syaifuddin, IAIN Antasari Banjarmasin “Implementasi Kiyar Aibi Dalam Transaksi Jual Beli Di Toko Makmur Sejahtera Perspektif Hukum Islam,” Disertasi Tidak Diterbitkan, 2015. Subhan ZA., “Hak Suara (Khiyar) Dalam Transaksi Jual Beli Pada Media Sosial Menurut Perspektif Hukum Islam” Jurnal Akamedia.

LANDASAN TEORI

Prinsip-Prinsip Akad Baku

15 Abdul Karim Munthe, “Penggunaan akad baku dalam transaksi bisnis menurut hukum Islam”, Ahkam no.2/ Juli 2015. Dari uraian di atas bahwa akad baku atau perjanjian baku diperbolehkan dalam hukum Islam maupun dalam hukum negara.

Macam-Macam Akad Baku

Khiyar

  • Dasar Hukum Khiyar
  • Macam-Macam Khiyar
  • Hikmah Khiyar
  • Pengertian swalayan
  • Macam-Macam swalayan

Imam Syafi'i dan Ahmad berpendapat bahwa jika telah terjadi jual beli, maka kedua belah pihak berhak atas majlis khiyar selama belum berpisah dan telah menentukan pilihannya untuk melakukan jual beli tersebut. Dari penjelasan di atas, khiyar ru'yah adalah khiyar yang terjadi dalam jual beli dimana pembeli tidak melihat barangnya saat akad berlangsung. Khiyar al-Washfi memilih untuk membatalkan atau melanjutkan jual beli benda ketika mengetahui bahwa barang yang dibeli tidak sesuai dengan kualitas yang diinginkannya.

Waris juga berhak membatalkan atau meneruskan penjualan sekiranya terbukti tidak sesuai dengan kualiti yang dikehendaki oleh pembeli semasa hayatnya. Begitu juga sekiranya pembeli meninggal dunia semasa proses khiyar naqd, akad jual beli secara automatik terbatal. Dalam khiyar ta'ayiin, pembeli yang terlibat dalam jual beli berhak memilih salah satu barang yang dipilih sebelum masa pemilihan yang ditetapkan telah berlalu.

Khiyar dapat membuat akad jual beli berlangsung sesuai prinsip Islam, yaitu musyawarah mufakat antara penjual dan pembeli. Contohnya pada konsep khiyar dalam jual beli dimana banyak manfaat yang diberikan dengan konsep ini seperti yang telah disebutkan di atas.

METODE PENELITIAN

Sumber Data

Sumber data primer diperoleh melalui wawancara dengan subjek penelitian dan melalui observasi langsung atau pengamatan di lapangan. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dari sumber data dengan pertimbangan tertentu.34 Misalnya konsumen yang memiliki masalah terkait khiyar dan konsumen yang telah berbelanja di supermarket lebih dari satu tahun. Sumber data sekunder terdiri dari berbagai jenis, mulai dari surat pribadi, risalah rapat asosiasi, buku, makalah, artikel, hingga dokumen resmi berbagai lembaga.

Sumber sekunder ini benar-benar kaya dan siap digunakan oleh para peneliti yang membutuhkannya.35 Peneliti menggunakan data sekunder untuk memberikan klarifikasi terkait pemenuhan hak Presiden bagi konsumen dengan menggunakan kontrak baku. Informasi penelitian diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan khiyar seperti buku Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), Siah Khosiy'ah, Perbandingan Fiqh Muamalah, (Bandung, Pustaka Setia, 2014), Abdul Rahman Ghazaly, Ghufron Ihsan, Saipudin Shidiq, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Penadamedia Group, 2010) dan buku kontrak standar yaitu Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2006) dan Mariam darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, (Bandung: Alumni, 1994).

Teknik Pengumpulan Data

Interview atau wawancara adalah salah satu bentuk komunikasi verbal yaitu sejenis percakapan yang tujuannya untuk memperoleh informasi. Teknik ini digunakan untuk mencari data penerapan konsep khiyar yang menggunakan standar kontrak karyawan-konsumen di supermarket. Dapat kita pahami bahwa dokumentasi adalah cara memperoleh informasi dari sumber tertulis yang ada, yang berkaitan dengan judul peneliti.

Berdasarkan teknik pengumpulan data tersebut maka akan dilakukan penelitian hanya dengan melakukan wawancara dan mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan hal-hal yang diperlukan.

Teknik Analisis Data

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan karyawan PB Supermarket, konsumen ditanya di PB Supermarket apakah barang yang diambil sesuai dengan keinginannya. Ibu Sutarmi telah menjadi konsumen di PB Supermarket sejak tahun 2013, yaitu selama 6 tahun mengetahui bahwa pelanggan berhak untuk melanjutkan atau membatalkan transaksi. Namun sesampainya di rumah ternyata salah ukuran, sehingga Ibu Sutarmi kembali ke Supermarket PB untuk menukarkan produknya.

Tidak pernah membuat kesepakatan dengan PB Supermarket saat pembelian dan tidak pernah menemukan barang yang dibeli cacat atau tidak sesuai keinginan. Berdasarkan wawancara RA Point dengan Kak Bertiyana yang baru menjadi konsumen selama kurang lebih 2 tahun. Wawancara selanjutnya dengan kakak Vika Wulandari, dia baru menjadi konsumen di RA Point kurang lebih 1 tahun.

Karena tidak ada tas lain yang diinginkan ibunya, Suster Vika meminta uangnya kembali, namun RA Point menolak. Dia tahu bahwa konsumen memiliki hak saat membeli dan menjual, dia tidak pernah menutup kesepakatan, ketiaknya robek dan dia kembali ke titik RA dan menunjukkan cacat pada pakaian yang baru dibelinya. RA Point memungkinkan pertukaran garmen ini dengan garmen dengan harga yang sama dan tidak dapat ditarik dari penjualan atau pembelian atau pengembalian uang.

Namun, ternyata RA Point menolak untuk membiarkan Ms. Untuk menukar atau mengembalikan uang Rosida karena barang.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Implementasi Hak Khiyar Di Swalayan Kota Metro

Sehingga jika pembeli menemukan barang yang dibelinya cacat atau memiliki ukuran yang ternyata tidak sesuai, maka jika pembeli mengadakan perjanjian dengan PB Supermarket sebelum melakukan pembayaran. Ibu Sutarmi pernah membuat kesepakatan dengan PB Supermarket saat membeli baju untuk anaknya, namun anaknya tidak ikut berbelanja, saat itu dia membeli baju, dan dia ragu apakah baju yang dipilihnya sesuai dengan ukuran anaknya, maka dia membuat perjanjian dengan PB Supermarket, jika pakaian kekecilan, maka boleh ditukar dan PB Supermarket memperbolehkan dengan syarat bukti pembelian dan label pakaian tidak boleh hilang. Saat melakukan penukaran pakaian, namun dengan model yang berbeda dan harga yang berbeda (lebih murah), PB Supermarket tidak mengembalikan kelebihan uang dari barang yang dibeli.

Ibu Sutarmi telah mengajukan pengaduan, tetapi PB tidak menerima pengaduannya, sehingga Ibu Sutarmi terpaksa menerima keputusan PB Swalayan. Kak Atika pernah beli jilbab di PB Supermarket, setelah bayar dan dibawa pulang ternyata ukuran jilbab yang dibeli tidak sama, langsung kembali ke PB dan menukar jilbab, dan PB berdiri , tapi tidak ada warna jilbab yang sama dengan yang ditukar. Wawancara kelima dengan kakak Riky yang baru satu setengah tahun menjadi konsumen PB Supermarket.

Pernah beli magicom di PB Supermarket tidak ada kendala saat pengetesan, namun saat dites di rumah ternyata tidak bisa menyala saat pengembalian barang rusak untuk diganti, PB menolak karena barang kategori elektronik tidak bisa dikembalikan atau ditukar. Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa semua penerapan khiyar dalam bertransaksi di PB Supermarket tidak terpenuhi.

Analisis Implementasi Hak Khiyar Pada Transaksi Jual Beli Di Swalayan

Islam menjelaskan bahwa konsep khiyar adalah salah satu tata niaga transaksional agar salah satu dari keduanya tidak merasa kecewa dengan barang yang dibelinya dan menimbulkan kecemburuan, pertengkaran dan perbuatan lain yang dilarang oleh Islam, dan penjual harus menjelaskan spesifikasinya. barang yang dia jual. Dalam kasus ibu Yuyun, dimana ia tidak mengetahui bahwa barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan karena jangka waktunya lebih dari 24 jam. Berdasarkan permasalahan yang dialami saudari Setya Nova dimana harga yang dibayarkan berbeda pada saat membeli barang dengan harga yang dipajang dan pada saat mengadu ke Indometro mengakui kesalahannya namun tidak memberikan ganti rugi apapun kepada saudari Setya Nova dengan alasan bahwa barang yang sudah dibayar tidak dapat dikembalikan atau ditukar dengan uang lagi.

Selain syarat dan ketentuan serta majlis, ada juga aib yang tidak dilaksanakan oleh IndoMetro, yaitu barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan. Kedua, terjadi pada saudari Vika, Ibu Puji dan Ibu Nur ketika mereka menemukan barang yang dibeli cacat, tetapi RA Point hanya menerima penukaran barang lain, tetapi tidak memberikan pengembalian uang. Oleh karena itu, dalam jual beli tidak hanya sekedar mencari keuntungan tanpa memikirkan perlindungan konsumen.

Salah satu bentuk perlindungan konsumen yang disebutkan dalam syara' adalah adanya hak khiyar dimana kedua belah pihak yang bertransaksi, baik penjual maupun pembeli, berhak memutuskan untuk melanjutkan atau membatalkan transaksi jual beli tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa khiyarri adalah hak kedua belah pihak yang melakukan jual beli yaitu penjual dan pembeli untuk memutuskan apakah transaksi dapat dilanjutkan atau dibatalkan.

PENUTUP

Saran

Referensi

Dokumen terkait

An-Taradhin Minkum tersebut adalah keridhaan dalam jual beli terletak pada akad, penjual menyerahkan barang dan pembeli menyerahkan uangnya, baik ada

Khiyar Ru’yah merupakan hak pembeli yang telah melihat barang yang menjadi objek jual beli untuk di teruskan atau di batalkan akadnya. Jika barang hanya contoh yang ada dalam

1) Pembeli dan penjual melihat barang yang hendak dijual secara jizaf ketika akad secara langsung, atau sebelum akad. Keduanya harus saling mengetahui keadaan barang

Berdasarkan hasil penelitian bisa disimpulkan bahwa praktik khiyar dalam akad jual beli istisna’ yang terjadi pada perabot UD Rezeki Keluarga ,dimana pihak pembeli

Pada pedagang jilbab secara grosir lebih berpotensi terjadinya hak Khiyar dikarenakan pembelian jilbab dilakukan dengan jumlah yang relatif banyak sehingga proses

Untuk jual beli online yang bersifat langsung, di mana penjual dan pembeli memilih tempat dan waktu untuk transaksi, bentuk seperti ini dapat menggunakan akad lisan atau

Maksudnya setiap pihak mempunyai hak untuk meneruskan atau membatalakan akad selama keduanya belum berpisah secara fisik. Maksud berpisah disesuaikan dengan situasi

Khiyar aib adalah khiyar jual beli yang memperbolehkan bagi pembeli suatu barang untuk membatalkan akad jual beli dikarenakan terdapat cacat pada barang yang dibeli, baik cacat itu