• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tantangan dan Peluang

N/A
N/A
Prilly Rumpaisum

Academic year: 2024

Membagikan " Tantangan dan Peluang"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

OLEH :

PRILLY DERBY RUMPAI S UM 20 831 018

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS EKONOMI, SASTRA, DAN SOSIAL POLITIK

UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA 2023

(2)

BAB I : PENDAHULUAN...2

A. LATAR BELAKANG...2

B. RUMUSAN MASALAH...8. .

C. BATASAN PENELITIAN ...8

D. TUJUAN PENELITIAN...8

E. MANFAAT PENELITIAN ...8

F. SISTEMATIKA PENULISAN...9. .

BAB II : TINJUAN PUSTAKA...10

A. PENELITIAN TERDAHULU ...10

B. DEFINISI KONSEPTUAL...15

C. DEFINISI OPRASIONAL...18

D. KERANGKA BERPIKIR...22

BAB III : METODE PENELITIAN...23

A. DESAIN PENELITIAN...23

B. SUMBER DAN JENIS DATA...23

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA...24

D. TEKNIK ANALISA DATA...24

E. METODE PENULISAN ...25 DAFTAR PUSTAKA

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara dengan pulau terbanyak ke-6 didunia, dengan jumlah 17.504 pulau menjadikan bangsa Indonesia memiliki berbagai keragaman suku,budaya,ras, agama dan bahasa.

Keberagaman ini dipersatukan oleh Pancasila yang dimana sebagai landasan ideologi bangsa Indonesia1. Prinsip-prinsip pada Pancasila ini menjadi pedoman bagi perilaku dan interaksi sosial antarwarga negara Indonesia, dimana dalam Pancasila mendorong nilai-nilai kemanusiaan, keadilan dan solidaritas dalam kehidupan sosial sehari- hari.2 Sehingga dapat mampu menciptakan kesejahteraan masyarakat untuk memperoleh jaminan atas hak-haknya.

Namun kenyataannya di Indonesia tingkat kesejahteraan masyarakat dalam menunjang rasa aman dan keadilan belum dapat dikatakan tercapai sepenuhnya, hal ini disebabkan oleh angka kriminalitas yang kerap meningkat di masyarakat. Salah satu kejahatan yang masih sering terjadi adalah tindak kekerasan terhadap gender United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR)

1“Pancasila : Fungsi dan Perananya”. Diakses dari https://fahum.umsu.ac.id/pancasila- fungsi-dan-peranannya/#:~:text=Pancasila%20berperan%20sebagai%20perekat

%20dan,perbedaan20%dan20%bersatu diakses pada tanggal 17 Oktober 2023.

2“Pancasila : Fungsi dan Perananya”. Diakses dari https://fahum.umsu.ac.id/pancasila- fungsi-dan-peranannya/#:~:text=Pancasila%20berperan%20sebagai%20perekat

%20dan,perbedaan20%dan20%bersatu, Ibid.

(4)

mendefinisikan Kekerasan Berbasis Gender (KBG) sebagai kekerasan langsung pada seseorang yang didasarkan atas seks atau gendernya.

Bentuk perilaku tersebut meliputi kekerasan fisik, seksual, mental, pemaksaan, ancaman, ataupun perbuatan yang membatasi kebebasan seseorang berkaitan dengan gendernya, dari berbagai bentuk kekrasan berbasis gender tersebut dapat diuraikan lagi bentuk kejahatan yang bisa terjadi misalnya kekerasan seksual yang dapat melahirkan kejahatan yang sering terjadi bagi perempuan misalnya berupa pelecehan dan juga eksploitasi seksual3. Kekerasan berbasis gender dapat terjadi diberbagai lapisan masyarakat yang dapat menimpa siapa saja namun perempuan dan anak perempuan adalah pihak yang paling berisiko mengalaminya salah satu faktornya karena masih terdapat adanya ketimpangan dan ketidakadilan pada gender yang terjadi di Indonesia.

Data pada catatan tahunan Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mencatat terdapat 299.991 kasus kekerasan berbasis gender terhadap perempuan sepanjang 2020, bentuk kekerasan yang paling banyak terjadi yaitu, kekerasan fisik sebanyak 2.025 kasus (31 persen) kemudian disusul kekerasan seksual sebesar 962 kasus (55 persen) dan kekerasan seksual lain yang tidak dijelaskan secara spesifik dengan 371 kasus, diikuti pemerkosaan 229 kasus, pencabulan 106 kasus, pelecehan seksual 181 kasus,

3 Siska Nadia, “Mengulas Kekerasan Berbasis Gender: Perlu atau Tabu?”, Kementrian Keuangan Republik Indonesia: Pontianak, 2020.

(5)

persetubuhan sebanyak 5 kasus dan sisanya adalah percobaan perkosaan 10 kasus4. Kemudian tercatat meningkat dibanding dengan tahun sebelumnya, terhimpun sebanyak 338.496 pengaduan kasus kekerasan berbasis gender pada tahun 2021. Dan pada tahun 2022 kekerasan berbasis gender terhadap perempuan di tingkat nasional terjadi peningkatan hampir 50% mencapai 457.895 kasus5. Kekerasan berbasis gender bagi perempuan yang terjadi di Indonesia menunjukan bahwa masih terdapat adanya ketimpangan gender Data menyatakan secara umum Indonesia mendapatkan skor Indeks ketimpangan gender 0,697 dan berada di peringkat ke-92 dari 146 negara, nilai tersebut meningkat pada 20216.

Sebagai contoh realita yang terjadi di kota Jayapura. data dari Penangan Kasus Terhadap Perempuan dan Anak Polda Papua dan jajaran tahun 2021 menunjukan bahwa menerima sebanyak 221 kasus kekrasan terhadap perempuan yang diadukan oleh masyarakat dengan rincian kekerasan fisik dan psikis 54 kasus, persetubuhan 58 kasus, pencabulan 23 kasus, pemerkosaan 11 kasus, penganiyaan 53 kasus, pengeroyokan 4 kasus, penelantaran 6 kasus dan perzinahan sebanyak 12 kasus. Pihak kepolisian mengatakan bahwa faktor utama penyebab

4 Lynda Hutapea “Tahun 2020 Data Komnas Perempuan Terdapat 299.911 Kasus Kekerasan terhadap Perempuan, paling menonjol adalah kekerasan Seksual”, diakses dari https://www.lensapapua.com pada tanggal 18 Oktober 2023.

5 Siska Nadia, Op.cit “Mengulas Kekerasan Berbasis Gender: Perlu atau Tabu?”, Kementrian Keuangan Republik Indonesia: Pontianak, 2020.

6Indeks Ketimpangan Gender Indoensia Terburuk Dibidang Politik”,

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/07/18/indeks-ketimpangan-gender- indonesia diakses pada 13 Oktober 2023.

(6)

kekerasan terhadap perempuan di Kota Jayapura adalah akibat dari para suami yang kecanduan minuman keras, kemudian ketidak mampuan dalam masalah ekonomi dan budaya patriarki yang masih sangat kental di Kota Jayapura. Kasus kekerasan terhadap perempuan yang terjadi secara langsung telah menunjukan salah satu dari indikator kegagalan suatu proses pembangunan kesejahteraan hidup, untuk itu dibutuhkan strategi dan sinergitas dari berbagai pihak dalam upaya pencegahan kasus kekerasan gender terhadap perempuan dan anak di Kota Jayapura.

Hal ini membutuhkan sebuah komitmen yang tinggi dan dukungan masyarakat untuk mengakhiri kesenjangan yang sering terjadi, apalagi data Kota Jayapura menunjukan masih banyak mengalami tindak kekerasan fisik dan seksual yang cukup tinggi. Dan untuk itu mengoptimalisasi pelaksanaan perlindungan terhadap kaum perempuan dan anak, maka perlu dukungan dari semua pihak, bukan saja Pemerintah Pusat, Daerah dan para LSM, tetapi Gereja juga memiliki peranan penting dalam menciptakan perdamain dan keadilan negara.

Di Papua gereja bukan hanya sebagai bangunan atau institusi keagamaan yang hadir untuk memberikan pelayanan spriritual kepada umat Kristen, namun masyarakat Papua khususnya kota Jayapura yang menganut keyakinan agama Kristen memiliki rasa kepercayaan kepada gereja dan juga dilihat dari aspek sejarah Papua dimana sebelum

(7)

pemerintah memasuki dan mengurusi wilayah Papua gereja telah lebih dulu ada sehingga segala aspek yang ada di tanah papua perlu juga dilihat dari sudut pandang gereja. Hal ini menunjukan bahwa gereja dan negara memiliki peran yang tidak bisa terpisahkan, saling bekerja sama dan melengkapi dalam menciptakan kesejahteraan dalam masyarakat.7

Gereja yang dimaksud adalah organisasinya, gereja-gereja yang ada di Kota Jayapura memiliki dominasi yang beragam sehingga dalam mengkampanyekan anti kekerasan terhadap perempuan dan anak semua dominasi gereja turut berperan membantu pemerintah, salah satunya gereja GKI yang paling banyak di Kota Jayapura. Gereja di Kota Jayapura melakukan mitra kerja bersama Kementrian pemberdayaan perempuan dan anak di Kota jayapura dalam program/kegiatan unggulan yang disebut “Three Ends” atau tiga akhiri yakni, (1) Akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, (2) Akhiri perdagangan manusia, dan (3) Akhiri kesenjangan ekonomi. Kemen PPPA mengharapkan Organisasi gereja-gereja di Kota jayapura agar berperan aktif dalam upaya perlindungan perempuan dan pemenuhan hak anak8.

7 Hendrik Vallen Ayomi dan PRT. Paramma, “Gereja Dan Korupsi: Analisa Isi Khotbah ( content Analysis ) Terkait Praktek Korupsi Di Papua, Jayapura: Jurnal KPK, 2017, hlm.

198-200.

8“Perkuat Peran Tiga Tungku Guna Lindungi Perempuan Dan Anak Di Papua” diakses dari https://kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/2069/perkuat-peran-tiga-tungku- guna-lindungi-perempuan-dan-anak-di-papua, pada tanggal 18 Oktober 2023.

(8)

Merujuk pada latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik melalukan penelitian tentang Peran Gereja Dalam Mencegah Kekerasan Terhadap perempuan di Kota Jayapura tahun 2020-2023.

B. Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang diatas maka munculah sebuah pertanyaan penelitian “Bagaimana peran gereja dalam mencegah kekerasan Terhadap Perempuan di Kota Jayapura tahun 2020- 2023.”

C. Batasan Penelitian

Untuk membatasi pembahasan penelitian diatas penulis menggunakan batasan tahun dalam mengukur waktu penelitian tersebut yaitu dari tahun 2020 hingga 2023.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian skripsi ini adalah :

a. Ditujukan untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana peran Gereja dalam mencegah kekerasan terhadap Perempuan di Kota Jayapura tahun 2020-2023.

b. Mengetahui faktor penghambat dari eksternal peran gereja dalam mencegah kekerasan Terhadap Perempuan di Kota Jayapura

c. mengetahui tentang faktor-faktor penyebab kekerasan Gender di Kota Jayapura

E. Manfaat Penelitian

(9)

a. Manfaat teoritis :

Hasil penelitian ini dapat menjadi ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Hubungan Internasional lainnya terkait teori peran dan juga konsep Kesetaraan Gender

b. Manfaat praktis :

a) Bagi Akademis : Sebagai bahan pengetahuan guna menambah wawasan mengenai teori Peran juga konsep Kekerasan Gender. Juga sebagai bahan pengetahuan dalam Peran Gereja Mencegah Kekerasan Terhadap Gender.

b) Bagi Masyarakat Umum : Agar masyarakat juga dapat turut andil dalam Menghilagkan kasus Kekerasan Terhadap Perempuan

F. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Batasan Penelitian D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Sistematika Penulisan BAB II : TINJAUAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu B. Definisi Konseptual C. Definisi Operasional

(10)

D. Kerangka Pemikiran

BAB III : METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

B. Sumber dan Jenis Data C. Teknik Pengumpulan Data D. Teknik Analisis Data E. Metode Penelitian

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Dalam penyusunan proposal ini penulis berusaha melakukan penelitian lebih awal terhadap telaah pustaka yang ada, berupa jurnal- jurnal terdahulu yang memiliki relevansi yang sama terhadap topik yang ingin diteliti oleh penulis yang sekarang. Tujuan dari telaah pustaka atau penelitian terdahulu ini adalah untuk memaparkan perbedaan antara penelitian yang satu dengan penelitian lainnya, agar kebenaran penelitian dapat dipertanggung jawabkan serta dapat terhindar dari unsur plagiasi.

Maka dalam kajian telaah pustaka ini, peneliti mencantumkan tiga karya ilmiah dalam bentuk jurnal yang merupakan hasil penelitian terdahulu terkait dengan penelitian penulis sebagai berikut :

1) Penelitian Delsiana Palayukan (2020)

Penelitian Delsiana berjudul “Peran Gereja Dalam Mendorong Rekonsiliasi Antaragama Di Era Society 5.0”.

Berdasarakan penelitian jurnal ini dapat disimpulkan bahwa di era kemajuan teknologi dan globlasasi saat ini, gereja memiliki peran penting dalam mempromosikan perdamaian agar mendorong rekonsiliasi antaragama. Dengan peran nya, gereja memliki fungsi dan strategi yang khusus melalui berbagai wujud program dan inisiatif yang dilakukan. Namun ada tantangan yang harus dihadapi dalam upaya ini seperti kompleksitas isu antaragama, perubahan social, dan

(12)

budaya yang semakin cepat, serta gesekan antara kelompok masyarakat. Dengan demikian penelitian ini memberikan keterlibatan penting bagi gereja agar terus mengembangkan strategi dan inovasi dalam mempromosikan rekonsiliasi antaragama di era society 5.0.9 Jenis Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui studi kasus pengalaman pengalaman gereja di Indonesia.

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Jenis dan metode pendekatan penelitian yang digunakan sama- sama menggunakan metode deskriptif kualitatif.

b) Subjek yang diteliti adalah sama-sama gereja

c) Teori yang digunakan sama-sama menggunakan teori peran Sedangkan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Ditemukan variable dependen yang berbeda

b) Penelitian terdahulu menggunakan konsep society 5.0, sedangkan penelitian sekarang menggunakn konep kesetaraan gender

c) Penelitian terdahulu tidak memiliki Batasan waktu penelitian, sedangkan penelitian sekarang memiliki Batasan waktu penelitian dari tahun 2018-2023.

9 Palayukan ”peran gereja dalam mendorong rekonsiliasi antaragama di era society 5.0” Institut Agama Kristen Negeri Toraja, Toraja, 2020.

(13)

d) Objek dalam penelitian sebelumnya adalah rekonsiliasi antaragama di era society 5.0 sedangkan dalam penelitian sekarang yang menjadi objeknya adalah kesetaraan gender di Papua.

2) Penelitian Gusthi Arya Jiwangga (2020)

Penelitian Gusthi (2020) berjudul “Peran Gereja Injil Tanah Jawa (GITJ) Banyutowo Terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan Anak Nelayan Di Desa Banyutowo Pati”. Berdasarkan penelitian jurnal ini dapat disimpulkan bahwa Desa Banyutowo berada di Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati dan terletak di pesisir utara pantai Jawa sehingga Sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan, dan juga Sebagian besar penduduk desa Banyutowo beragama Kristen Protestan, sehingga gereja sangat berperan penting dalam tata kehidupan masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi Pendidikan anak nelayan desa Banyutowo, dan mengetahui peran gereja GITJ Banyutowo dalam peningkatan kualitas Pendidikan anak nelayan desa Banyutowo. Adapun hasil penelitian yang diperoleh yaitu dilihat dari tingginya tingkat lulusan dan beberapa aspek lainnya menunjukan keadaan Pendidikan di desa Banyutowo, Pati saat ini sudah baik, kemudian program-program dari Gereja injil tanah Jawa (GITJ) Banyutwo dalam upaya peningkatan kualitas Pendidikan memiliki banyak dampak positif seperti meningkatnya strata Pendidikan,

(14)

terbentuknya anak dari keluarga menengah ke bawah meraih Pendidikan setinggi-tingginya, dengan Pendidikan yang tinngi dapat berdampak positif bagi pembangunan desa.10

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.

Persamaan penelitian sebelumnya dengan yang sekarang adalah sebagai berikut :

a) Jenis dan metode pendekatan penelitian yang digunakan sama- sama menggunakan metode deskriptif kualitatif.

b) Subjek yang diteliti adalah sama-sama gereja

Sedangkan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Ditemukan variable dependen yang berbeda

b) Penelitian terdahulu menggunakan teori fungsionalisme structural Talcott persons, sedangkan penelitian sekarang menggunakn teori peran gereja

c) Penelitian terdahulu tidak memiliki Batasan waktu penelitian, sedangkan penelitian sekarang memiliki Batasan waktu penelitian dari tahun 2018-2023.

d) Objek dalam penelitian sebelumnya adalah Pendidikan anak nelayan Desa Banyutowo sedangkan dalam penelitian

10 Jiwangga Arya Gusthi “Peran Gereja Injil Tanah Jawa (GITJ) Banyutowo Terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan Anak Nelayan Di Desa Banyutowo Pati”, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2020, hal. 6

(15)

sekarang yang menjadi objeknya adalah kesetaraan gender di Papua.

e) Lokasi dalam penelitian sebelumnya di Desa Banyutowo berada di Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati, sedangkan dalam penelitian sekarang berlokasi di provinsi Papua Ibu Kota Jayapura.

3) Penelitian Engelbertha Giovani (2019)

Penelitian Engelbertha (2019) berjudul “Peran Gereja Terhadap Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga di GPIB Ekklesia Dumai dari Prespektif konseling Pastoral Berbasis Budaya”. Berdasarkan jurnal penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tindakan KDRT sangat bertantangan dengan apa yang diajarkan agama terutama dalam penelitian ini membawa nama gereja yang diyakini sebagai tempat beribadah orang kristen, dimana orang kristen diajarkan sesuai dengan perintah Tuhan yang dipercayainya bahwa, manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Allah hal ini menunjukan bahwa semua manusia laki-laki maupun perempuan semua sama dimata Tuhan, namun rasa kesamaan dan saling mengasihi ini masih susah diciptakan dalam kehidupan sosial, sehingga pada penelitian ini mengangkat permasalahan korban kekerasan dalam rumah tangga atau (KDRT) di Kota Dumai yang berada di Provinsi Riau, pada jemaat gereja Ekklesia Dumai, tujuan

(16)

penelitian untuk mendeskripsikan peran gereja Ekklesia Dumai dalam penyelesaian permasalahan-permasalahan kepada korban kekerasan dalam rumah tangga melalui ajaran kebenaran Yesus Kristus dan iman kepercayaan.11

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan data melalui wawancara.

Persamaan penelitian sebelumnya dengan yang sekarang adalah sebagai berikut :

a) Jenis dan metode pendekatan penelitian yang digunakan sama- sama menggunakan metode deskriptif kualitatif.

b) Subjek yang diteliti adalah sama-sama gereja

perbedaan penelitian sebelumnya dengan yang sekarang adalah sebagai berikut :

a) Teori yang digunakan penelitian terdahulu menggunakan teori konseling pastoral berbasis budaya

b) Lokasi penelitian terdahulu di Provinsi Riau, Kota Dumai sedangkan penelitian sekarang lokasi penelitian di Provinsi Papua, Kota Jaypura

c) Penelitian terdahulu tidak memiliki Batasan waktu penelitian, sedangkan penelitian sekarang memiliki Batasan waktu penelitian dari tahun 2018-2023.

4) Penelitian Elvira Makuba (2023)

11 Giovani, “Peran Gereja Terhadap Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga di GPIB Ekklesia Dumai dari Perspektif Konseling Pastoral Berbasis Budaya”, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Salatiga, 2019 hal 1-2.

(17)

Penelitian Elvira berjudul “Peran Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Tanpa Kemiskinan Di Provinsi Papua”. Berdasarkan jurnal penelitian ini dapat disimpulkan bahwa GKI Di Tanah Papua memiliki peranan penting dalam mencapai TPB Tanpa Kemiskinan, dengan melalui kegiatan-kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh GKI Di Tanah Papua yang memiliki kaitan dengan target dan indikator pencapaian TPB Tanpa Kemiskinan.12

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan data melalui wawancara.

Persamaan penelitian sebelumnya dengan yang sekarang adalah sebagai berikut :

c) Jenis dan metode pendekatan penelitian yang digunakan sama- sama menggunakan metode deskriptif kualitatif.

d) Subjek yang diteliti adalah sama-sama gereja

e) Teori yang digunakan sama-sama mengguakan teori Peran perbedaan penelitian sebelumnya dengan yang sekarang adalah sebagai berikut :

a) Penelitian terdahulu tidak memiliki Batasan waktu penelitian, sedangkan penelitian sekarang memiliki Batasan waktu penelitian dari tahun 2018-2023.

12 Elvira berjudul “Peran Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Tanpa Kemiskinan Di Provinsi Papua”, Universitas Sains Dan Teknologi Jayapura, Jayapura, 2023

(18)

B. Definisi Konseptual

a) Konsep Kekerasan Gender 1. Pengertian Gender

Kata “Gender” berasal dari Bahasa inggris, gender yang berarti “Jenis Kelamin”. Dalam Webster’s New World Dictionary.

Gender diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku.13 Didalam webster’s studies encyclopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat perbedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.14

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bawah gender adalah suatu perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan yang dihasilkan dari konstruksi sosial, segi seks (biologis), serta sudut peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang sudah melekat karena faktor kebiasaan dan juga kebudayaan.

2. Kekerasan Gender

Menurut United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), kekerasan berbasis gender adalah tindakan berbahaya yang ditujukan pada individu akibat gender individu tersebut, yang

13 Nasarudin Umar, “Argumen Kesetaraan Gender”, ( Jakarta:Dian Rakyat,2010), hal 29.

14 Ibid, hall 30.

(19)

berakar pada ketidaksetaraan gender, dan penyalahgunaan kekuasaan dan norma-norma yang merugikan15. Kekerasan berbasis gender biasanya melibatkan beberapa anggota keluarga, seperti suami, istri, anak-anak, dan pembantu rumah tangga, atau sesama anggota keluarga. Namun, dari semua pihak tersebut, kekerasan berbasis gender terutama didasarkan pada prinsip patriarki, yang berarti bahwa laki-laki selalu menjadi pelanggar kekerasan dan perempuan selalu menjadi korban. Urgensi terkait dengan Kekerasan Berbasis gender diabadikan dalam angka 23 Rekomendasi Nomor 19 tahun 1992 tentang kekerasan terhadap perempuan yang mengatakan bahwa:

“Kekerasan berbasis gender adalah bentuk kekerasan yang paling berbahaya bagi perempuan. Hal ini

meresap terjadi di masyarakat. Dalam lingkup keluarga,

perempuan di segala usia menjadi sasaran kekerasan, mulai dari meronta-ronta, pemerkosaan, bentuk- bentuk

lain dari serangan seksual, pelecehan mental dan bentukbentuk kekerasan lainnya yang mutlak dikondisikan oleh

15“Kekerasan Berbasis Gender: Definisi dan Jenis-jenisnya” diakses dari

https://bullyid.org/educational-resources/kekerasan-berbasis-gender-definisi-dan-jenis- jenisnya/ pada tangga 18 Oktober 2023.

(20)

perilaku tradisional. Ketergantungan ekonomi memaksa

perempuan untuk tetap dalam hubungan berdasarkan kekerasan. Penghapusan tanggung jawab keluarga oleh

laki-laki dimasukkan sebagai kekerasan atau kekerasan.

Ini juga menempatkan perempuan dalam risiko kesehatan

dan kekuatan, dan menghilangkan peluang partisipasi dalam kehidupan keluarga dan kehidupan publik berdasarkan prinsip kesetaraan”.16

Ada beberapa jenis kekerasan berbasis gender, yaitu: Kekerasan psikis, Kekerasan fisik, Kekerasan seksual, termasuk perkosaan, Perkawinan paksa anak ataupun orang dewasa Kekerasan berbasis gender dapat terjadi di dunia nyata maupun maya (online)

b) Teori Peran

16Purwanti Ani, “Kekerasan Berbasis Gender”, Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Kekerasan Berbasis Gender, Yogyakarta: CV. Bildung Nusantara, 2020.

(21)

Dalam KBBI, peran adalah sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama.17 Peran adalah seperangkat harapan, tugas, dan perilaku yang dihubungkan dengan status atau posisi tertentu dalam masyarakat atau dalam suatu konteks tertentu.

Dalam masyarakat setiap individu biasanya memainkan berbagai peran sesuai dengan posisi atau identitas mereka. Peran dapat bersifat sosial, budaya, atau organisasional, dan mereka membantu interaksi sosial dan memungkinkan individu untuk berfungsi dalam masyarakat.

Peran adalah setiap posisi, fungsi, atau status dalam masyarakat, kelompok, atau situasi tertentu yang diharapkan memiliki perilaku, tindakan, dan tanggung jawab tertentu, hal ini mencakup harapan sosial tentang cara individu yang menduduki peran itu seharusnya berperilaku, berinteraksi dengan orang lain, dan memenuhi kewajiban yang terkait dengan peran tersebut.

Peran (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status).

Apabila seorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka hal itu berarti dia menjalankan suatu peran.

Setiap orang memiliki berbagai macam peran sesuai dengan keadaan disekitarnya. Hal ini memiliki arti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat.18

17 Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka, Jakarta, 1999, hal. 735

18 Soerjono Soekanto, “Sosiologi Suatu Pengantar”, PT. RajaGrafindo Persada, 2013, hal. 212-213

(22)

Menurut Suhardono Peran menurut Ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan seseoarang ketika menduduki suatu posisi dalam struktur sosial tertentu.19

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa peran adalah suatu perilaku atau tindakan yang diharapkan oleh sekelompok orang dan/atau lingkungann untuk dapat dilakukan oleh seseorang individu, organisasi, badan maupun lembaga yang karena status atau kedudukan yang dimiliki untuk dapat memberikan pengaruh pada sekelompok orang dan/atau lingkungan.

D. Definisi Operasioanl

a) Konsep Kekerasan Gender

Indikator yang digunakan untuk menjelaskan Kekerasan Gender adalah sebagai berikut :

a. Kekerasan Fisik

Tindakan Seperti pukulan,tendangan,penganiyaan fisik, atau ancaman dengan kekerasan fisik

b. Kekerasan Seksual

Tindakan pelecehan seksual, pemerkosaan, atau tekanan seksual yang tidak diinginkan.

c. Kekerasan Psikologis

19Suhardono, Edy. Peran : Konsep, Derivasi, dan Implikasinya, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1994, hal. 14

(23)

Ancaman verbal, penghinaan, pelecehan emosional ataua control yang merendahkan martabat seseorang.

d. Pemaksaan Perkawinan

Perkawinan yang terjadi tanpa persetujuan bebas atau sah dari salah satu pihak.

e. Diskriminasi Gender

Perlakuan tidak adil atau diskriminatif berdasarkan gender dalam aspek-aspek seperti pendidikan, pekerjaan, atau layanan kesehatan dll.

b) Konsep Peran Gereja Dalam Lingkungan Sosial

Hak dan kewajiban yang dilakukan berdasarkan kewajiban didefinisikan menjadi Peran. Indikator yang digunakan untuk menjelaskan Peran Gereja dalam lingkungan sosial adalah sebagai berikut :

.a. Gereja sebagai Pihak Konselor

Gereja Berperan sebagai Konselor ditengah-tengah Jemaat maupun masyarakat, dalam

b. Gereja sebagai fasilitator

1. Ketika terjadi suatu bencana atau krisis, gereja hadir mengorganisasi kegiatan-kegiatan sosial seperti memberikan dukungan kemanusiaan dengan

(24)

memberikan bantuan kepada korban, baik dalam bentuk material maupun dukungan emosional.

2. Menyedikan ruang komunitas, gereja sering memiliki fasilitas fisik yang dapat digunakan oleh komunitas untuk pertemuan, pelatihan, atau kegiatan sosial.

c. Gereja sebagai mitra kerja

Gereja dapat bermitra dengan orgnasisasi lain, baik pemerintah maupun Non-Pemerintah untuk meningkatkan dampak pelayanan sosial ditengah-tengah masyarakat.

Seperti yang sedang dijalankan, bersama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Tanah Papua (PPPA) dan tokoh adat dalam Komitmen satu batu 3 tungku di Papua ( adat, agama, pemerintah).

(25)

E. Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Sumber: Diolah oleh penulis, 2023.

Peran Gereja Kristen Injili Di Kota Jayapura

Konsep Kekerasan Gender Teori peran

Mencegah Kekerasan Terhadap Perempuan di Kota Jayapura

Tahun 2020-2023 2020-2023

(26)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan pedoman dalam melakukan proses penelitian diantaranya dalam menentukan instrument pengembalian data, penentuan sampel, pengumpulan data serta analisis data.20 Dalam melaksanakan penelitian ada dua bentuk pendekatan atau metode ilmiah yang ada yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif21.

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Creswell, J. W mengartikan pendekatan kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti masalah manusia dan sosial. Yang dimana peneliti akan melaporan dari hasil penelitian berdasarkan laporan pandangan data dan analisa data yang didapatkan dilapangan, kemudian dideskripsikan dalam laporan penelitian secara rinci.22

B. Sumber dan Jenis Data

Dalam pengumpulan sumber data, peneliti melakukan pengumpulan sumber data dalam bentuk data primer melalui wawancara

20“Desain Penelitian” diakses dari http://eprints.dinus.ac.id/14589/1/[Materi]_4._MP_- _DESAIN_PENELITIAN.pdf pada 21 September 2023.

21 Ismail Nurdin & Sri Hartati 2019. ”Metode Penelitian Sosial”. Surdabaya: Penerbit Media Sahabat Cendekia, hlm 39.

22 ”Metode Penelitian Kualitatif :Definisi, Jenis, Karakteristik”. Diakses dari

https://penerbitdeepublish.com/meotde-penelitian-kualitatif/ pada 21 September 2023.

(27)

mendalam ( indepth interviews ), kemudian dalam bentuk data sekunder berasal dari buku, artikel, jurnal, laporan dan-lain.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam KBBI, teknik artinya metode atau sistem mengerakan sesuatu, sedangkan pengumpulan artinya proses, cara, perbuatan mengumpulkan; perhimpunan; pengerahan, dan data berarti keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan). Jadi dapat disimpulkan bahwa teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan bahan nyata yang digunakan dalam penelitian.23

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui studi lapangan (Field Research), yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara mendalam (indepth interviews). Partisipan yang akan menjadi narasumber dalam mengumpulkan data adalah : (1) Pengurus Sinode GKI Tanah Papua; (2)Pengurus Klasis Port Numbay; (3) Jemaat-Jemaat Gereja; (5) Dinas Pemberdayaan Perempuan Papua.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses pengelolaan data untuk tujuan menemukan informasi yang berguna yang dapat dijadikan sebagai dasar

23 ”Pengertian Teknik Pengumpulan Data” diakses dari

https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/teknik-pengumpulan-data-arti-proses-dan- jenis-data/#:~:text=Jadi%2C%20secara%20singkat%2C%20teknik

%20pengumpulan,valid%20dan%20sesuai%20dengan%20kenyataan. pada 26 September 2023.

(28)

pengambilan keputusan untuk memecahkan suatu masalah24. Dalam penulisan ini menggunakan tiga teknik analisa data yaitu :

a. Data Reduction ( Reduksi Data)

Reduksi data adalah adalah tahap menyeleksi data-data temuan yang sesuai dengan kebutuhan penelitian25. Dalam proses reduksi data pada penelitian ini akan ditemukan beragam data di lapangan, sehingga harus dipilah dan disesuaikan dengan tujuan penelitian.

b. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan) yang kemudian akan dianalisa dan akan ditarik kesimpulan.

c. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dalam penelitian adalah sebuah hasil akhir dari suatu pemikiran atau gagasan penulis yang terdapat pada akhir penelitian.

24“Analisis Data: Definisi, Jenis, Model, Sampai Prosedurnya”, diakses dari

https://dailysocial.id/post/analisis-data#:~:text=Analisis%20data%20adalah%20proses

%20pengolahan,keputusan%20untuk%20memecahkan%20suatu%20masalah. pada 26 September 2023.

25“Reduksi data”, diakses dari https://www.merdeka.com/jateng/reduksi-data-adalah- seleksi-data-temuan-penelitian-ketahui-tujuannya-kln.html#:~:text=Reduksi%20data

%20adalah%20adalah%20tahap,dan%20disesuaikan%20dengan%20tujuan

%20penelitian. pada 26 September 2023

(29)

E. Metode Penulisan

Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode penelitian deduktif. Metode deduktif adalah cara untuk menjelaskan suatu topik dengan menjelaskan hal-hal yang bersifat umum kemudian dilanjutkan dengan hal-hal yang bersifat khusus. Metode deduktif adalah proses pengujian teori yang dimulai dengan sebuah penjelasan umum dan kemudian berusaha untuk melihat apakah penjelasan dapat dijabarkan menjadi suatu kesimpulan khusus yang sesuai dengan pembahasan yang telah dijelaskan.26

26 Kenneth F. Hyde. “Recognising Deductive Processes in Qualitative Research”.

Qualitative Market Research: An International Journal Volume 3 Number 2(2000),83.

(30)

BAB VI

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. KOTA JAYAPURA

Kota Jayapura adalah kota paling timur Indonesia di bagian utara Provinsi Papua dengan luas wilayah 94.000 ha. Kota Jayapura resmi ditetapkan sebagai wilayah administratif pada tanggal 14 September 1979 dan berubah status menjadi Kotamadya pada tahun 1993 berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1993. Secara geografis Kota Jayapura berada di antara 137°27' - 141°41' BT dan 1°27' - 3°49' LS berbatasan dengan Samudera Pasifik di sebelah utara, sebelah timur dengan Negara Papua New Guinea, sebelah selatan dengan Distrik Skamto Kabupaten Keerom; dan Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura di sebelah barat. Wilayah Kota Jayapura terbagi atas lima distrik, dengan rincian sebanyak 14 kampung dan 25 kelurahan,yaitu Distrik Jayapura Selatan, Distrik Jayapura Utara, Distrik Heram, Distrik Abepura, dan Distrik Muara Tami.27

Visi :

“Terwujudnya Kota Jayapura yang Beriman, Bersatu, Sejahtera, Mandiri, dan Modern berbasis kearifan lokal“.

Misi : 1. Meningkatkan kualitas hidup umat beragama

2. Melanjutkan Penataan kepemerintahan yang baik dengan dukungan kapasitas birokrasi yang profesional

3. Membangun kota yang bersih, indah, aman, dan nyaman

27

(31)

4. Peningkatan kualitas sumberdaya masyarakat

5. Mengembangkan potensi ekonomi kota sebagai kota jasa dan perdagangan serta utilitas perkotaan berwawasan lingkungan 6. Meningkatkan kualitas hukum dan demokrasi

7. Memperkuat hak-hak adat dan memberdayakan masyarakat kampung Kota

a) Pemerintahan

Anggota DPRD Kota Jayapura ada sebanyak 40 orang yang terbagi ke dalam 8 fraksi. Dimana keanggotaan DPRD Kota Jayapura didominasi oleh fraksi Partai Golongan Karya (GOLKAR) sebanyak 22,5 persen. Berdasarkan komposisi jenis kelamin, Anggota DPRD Kota Jayapura tahun 2018 di dominasi oleh laki-laki (75 Persen). Pemerintahan yang baik tentunya ditunjang oleh kuantitas serta kualitas pegawai yang terdapat didalamnya. Pada tahun 2018, terdapat sebanyak 4.222 orang pegawai negeri sipil (PNS) otonom di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Jayapura. Di tahun 2018, sebagian besar PNS otonom ini merupakan lulusan Strata 1 (S1) yang mencapai hingga 1.989 orang. Jika ditinjau berdasarkan golongannya, separuh PNS otonom di Kota Jayapura berada pada golongan III (47,23 persen

b) Aspek Kependudukan

Jumlah penduduk Kota Jayapura pada tahun 2020 mencapai 398.478 jiwa yang terdiri dari 212.438 laki-laki dan 186.040

(32)

perempuan. Tahun 2020 mengalami peningkatan jumlah penduduk 19,8 persen dibandingkan tahun 2019 yang berjumlah 300.192 jiwa.

Jika dilihat dari perkembangan jumlah penduduk Kota Jayapura dari tahun 2016 sampai 2020, jumlah penduduk tertinggi ada pada tahun 2020 yang mencapai 398.478 jiwa, sedangkan yang terendah ada di tahun 201628. Berikut ini data perkembangan jumlah penduduk Kota Jayapura tahun 2016—2020.

TABEL 1

Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Jayapura Tahun 2016

—2020

o. Tahun Laki-

Laki Pere

mpuan Juml

ah

Pertum buhan

(%) 1

. 2016 154.

096 134.6

90 288.

786 1,87

2 .

2017 157.

710

135.9 80

293.

690

1,7 3

.

2018 159.

600

138.1 75

297.

775

1,32 4

. 2019 161.

155 139.0

37 300.

192 0,81

5 .

2020 212.

438

186.0 40

398.

478

19,8

Sumber: Olahan Peneliti, 2023.

Berdasarkan pada tabel 1 tentang perkembangan jumlah penduduk Kota Jayapura tahun 2016-2020, maka dapat diketahui komposisi jumlah penduduk berdasarkan gender. Adapun penduduk Kota Jayapura tahun 2016— 2020 jika dilihat dari gender adalah

28

(33)

250.000

200.000

150.000

100.000

50.000

0

2016 2017 2018 2019 2020

Laki-LakiPerempuan

sebagai berikut : GAMBAR 1

Penduduk Menurut Gender di Kota Jayapura Tahun 2016—

2020

Sumber : Olahan Peneliti,2023.

Dari gambar di atas dapat diketahui jumlah penduduk Kota Jayapura dari tahun 2016—2020 lebih didominasi oleh jumlah penduduk laki-laki. Selama periode tahun 2016—2020, jumlah penduduk terbanyak ada di tahun 2020, yakni dengan penduduk laki-laki (212.438 jiwa) dan penduduk perempuan (186.040).

Sedangkan dalam periode tahun 2016—2020, jumlah penduduk yang paling sedikit ada di tahun 2016 yakni yakni dengan penduduk laki-laki (154.096 jiwa) dan penduduk perempuan (134.690 jiwa). Secara umum jumlah penduduk Kota Jayapura

(34)

tahun 2016—2020 mengalami kenaikan.29

C. GEREJA KRISTEN PROTESTAN DI PAPUA a) Definsi Gereja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Gereja berarti: (1).

Gedung (rumah) tempat berdoa dan melakukan upacara agama Kristen;(2). Badan (organisasi) umat Kristen yang sama kepercayaan, ajaran dan tata caranya (Katolik, Protestan, dan lain-lain).30 Menurut KBBI Gereja adalah: (1). (Port) rumah tempat beribadah bagi orang Kristen;(2). Mazhab atau kaum Kristen: Persekutuan; (3). Organisasi umat Kristen yang sama aliran, ajaran dan tata caranya (misalnya:

Katolik, Protestan, dan lain-lain).31

Menurut Asal katanya, gereja berasal dari Bahasa Portugis igreja dan Bahasa Yunani ekklêsia yang berarti dipanggil keluar (ek=keluar;klesia dari kata kaleo=memanggil). Jadi, ekklesia berarti persekutuan orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan datang kepada terang Allah yang ajaib. Kata gereja dalam Bahasa Indonesia memiliki beberapa arti:

1. Arti pertama gereja ialah “umat” atau lebih tepat persekutuan orang Kristen. Gereja pertama-tama bukan sebuah gedung. Dalam hal ini, gereja terbentuk 50 hari setelah kebangkitan Yesus Kristus pada hari raya Pentakosta, yaitu: ketika Roh Kudus yang

29 30 31

(35)

dijanjikan Allah diberikan kepada semua yang percaya pada Yesus Kristus.

2. Arti kedua gereja adalah sebuah perhimpunan atau pertemuan ibadah umat Kristen, bisa bertempat di rumah kediaman, lapangan, ruangan di hotel, atau pun tempat rekreasi. Jadi, gereja belum tentu sebuah gedung khusus ibadah.

3. Arti ketiga gereja ialah mazhab (aliran) atau denominasi dalam agama Kristen, misalnya: Gereja Katolik, Gereja Protestan, dll.

4. Arti keempat gereja ialah lembaga (administratif) daripada sebuah mazhab Kristen.

5. Arti terakhir dan juga arti umum gereja adalah sebuah “rumah ibadah” umat Kristen, di mana umat bisa berdoa atau bersembahyang.

b) Denominasi Gereja-Gereja Di Kota Jayapura

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memasukkan kata denominasi sebagai kategori Kristen dengan definisi kelompok keagamaan yang dapat diidentifikasi di bawah satu nama, struktur, dan doktrin. Definisi ini menjelaskan bagaimana denominasi memberikan keragaman pada gereja-gereja di Indonesia berdasarkan nama, struktur, dan doktrin. Saat ini, ada beberapa denominasi yang dikenal di Indonesia, yaitu Lutheran, Calvinis, Anabaptis, Metodis, dan Anglikan.32

32

(36)

Data dari Badan pusat statistik menunjukan pada tahun 2020 gereja Protestan Di kota jayapura berjumlah 300.33 Dengan denominasi gereja kristen protestan kota Jayapura antaralain, Calvinis : Gereje Kristen Injili di Tanah Papua (GKI), gereja Pentakosta (Karismatik), gereja Baptis, Lutheren : Gereja Injili di Indonesia (GIDI), Gereja Kemah Injili Indonesia (GKII), dan gereja- gereja non-denominasi.

c) Gereja Dominan di Kota Jayapura

Sebelum masuknya Agama Kristen ke Papua, masyarakat Papua telah memiliki kepercayaan sendiri. Masyarakat Papua percaya bahwa dalam kehidupan ini mereka dilindungi oleh roh nenek moyang mereka. Masing-masing suku mempercayai adanya satu dewa atau tuhan yang berkuasa atas dewa-dewa. Misalnya pada orang Biak Numfor, dewa tertingginya disebut “Manseren Nanggi”; orang Wandamen menyebut “Syen Allah” dan orang Moi menyebut “Fun Nah”.

Tepatnya Pada tanggal 5 Februari 1855 di Pulau Mansinam, Teluk Doreh, Papua Barat, datanglah dua orang misionaris asal Jerman, yaitu Carl Willhelm Ottouw dan Johan Gottlob Geissler yang diantar oleh Kesultanan Tidore. Ottouw dan Geissler melakukan pelayaran dan singgah di Batavia, Makassar, Ternate, dan akhirnya tiba di Pulau Mansinam, Papua Barat.

33

(37)

Mereka bersujud dan berdoa, lalu menyatakan bahwa seluruh pulau dan Papua telah dibaptis.

Ottouw dan Geissler termasuk dalam banyaknya anak muda yang diyakinkan untuk menjadi misionaris Kristen. Misi dua misionaris ini dimulai dengan studi budaya dan bahasa orang-orang pulau Numfor dan berlanjut menjadi misi “perdagangan”.

Kedatangan dua misionaris ini menjadikan Pulau Mansinam sebagai pusat penting bagi penyebaran injil di Papua. Masyarakat Mansinam menjadi yang pertama memeluk Agama Kristen di Papua.34 Hasil dari pekabaran injil yang dimulai oleh Ottow dan Geissler pada 5 Februari 1855 Terbentuklah GKI di Tanah Papua pada 26 Oktober 1956.35

a. Gereja Kristen Injili

Gereja Kristen Injili Tanah Papua (GKITP) adalah kelompok gereja Kristen Protwstan beraliran Calvinic di Indonesia, yang melayani khususnya di tanah Papua. GKI di Tanah Papua berdiri pada tanggal 26 Oktober 1956 sebagai hasil pekabaran Injil yang dimulai oleh Carl Ottow dan Johan Gotlob Geissler pada 5 februari 1855 yang berawal dari Pulau Mansinam. Sejak awal berdirinya, GKI di Tanah Papua adalah suatu gereja yang bersifat oikumenis, dan bukan gereja suku. Oleh karena itu, anggota- anggota jemaat GKI berasal dari orang Papua sendiri dan orang-

34 35

(38)

orang bukan Papua dari berbagai suku dan bangsa serta dari berbagai latarbelakang keanggotaan gereja.

Kehadiran dan keberadaan GKI di Tanah Papua adalah kehendak Tuhan untuk menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah yang nyata di tengah keterbelakangan, keterasingan, kebodohan dan kemiskinan. Oleh pemberitaan Injil peradaban baru Papua dimulai dan terus berlangsung sampai sekarang ini.36

GKI di Tanah Papua memiliki badan pengurus yaitu Sinode yang menata dan mengurusi pelayanan gereja-gereja GKI se-tanah Papua. Struktur Badan Pelayanan Sinode GKITP periode 2017-2022, sebagai berikut :

 Ketua: Pdt. Andrikus Mofu, M.Th.

 Wakil Ketua: Pdt. Hizkia Rollo, S.Th.

 Sekretaris: Pdt. Daniel J. Kaigere, S.Si. (Teol.)

 Wakil Sekretaris: Pdt. Syahnur Abbas, S.Th.

 Bendahara: Nikodemus Satya, S.E. (Anggota : MICHAEL)

b) Gereja Pentakosta

GEREJA BETHEL (GEREJA PENTAKOSTA) DI TANAH PAPUA Nama Asli : de Bethelkerk (de Pinksterkerk) te

36

(39)

Hollandia van Nederland Nieuw Guinea. Asal Mula GBGP Di Tanah Papua Tuhan Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja mengutus 12 orang rasul-Nya memberitakan injil. Diawali oleh peristiwa kepenuhan Roh Kudus di Anjung Yerusalem (Kis 2:1- 47). Peristiwa Pentakosta inipun kemudian muncul kembali dlm peristiwa Champ Meeting di Cherokee Country, North Carolina USA Thn 1889, ketika KKR yg dipimpin oleh William F Bryant, banyak berbahasa Roh sebagai tonggak awal mula Pentakosta modern. Dalam perkembangan Pentakosta di Amerika 32 tahun, Pdt. W.H Offiler dari Gereja Bethel Temple Seatle Amerika Serikat mengirim dua misionaris keturunan Belanda Rev.

Cornelius E. Groesbeck dan Rev. Richard van Claveren, memperkenalkan ajaran Pantekosta pertama kalinya di Indonesia ketika mereka mendarat di Bali pada 4 Januari 1921. Dalam perkembangannya seorang “anak asli Papua” Yohanes Hanasbei bertobat dan masuk gereja Pentakosta di Manado 1929, kemudian ia memperkenalkan Pentakosta kepada Jonathan Itaar, 1933 di Ternate. Jonathan Itaar kemudian dididik di Sekolah Alkitab NIBI Surabaya dan mendapat ijin pelayanan oleh Gubernur Jendral Indie di Batavia untuk pelayanan di NNG (Papua). Jonathan Itaar masuk Nederlands Nieuw Guinea (Papua) pertama kali di Sorong Doom dengan gerakan Pentakosta 30 September 1948. Jonathan Itaar, F.G. van Gessel, Lukas Youwe, Thomas Itaar, Christian van Tiel,

(40)

Y.P.G Trouwerbach mempelopori pelaksanaan Mubes I, tgl 23 September 1955 hingga terbentuknya de Bethelkerk (de Pinksterkerk) te Hollandia van Nederlands Nieuw Guinea (GBGP).

Maka pada tgl 17 Oktober 1956 keluarlah pengakuan pemerintah Nederlands Nieuw Guinea tgl 17-10-1956 No. 279 yg diumumkan dlm Gouvernementsblad No. 81-tahun 1956.

(41)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 2 metode untuk pengambilan data penelitian, yakni hasil pengolahan data bersumber dari transkrip wawancara dan studi dokumen yang diperoleh selama masa penelitian. Hasilnya akan dijelaskan pada paparan berikut.

1. Data Narasumber

Pada bagian ini, akan dijabarkan data hasil penelitian yang telah didapatkan secara keseluruhan. Data akan disajikan dalam bentuk tabel berisi jumlah indikator yang di terapkan per aspek, agar ringkas dan mudah dibaca. Data penelitian diperoleh dengan menerapkan metode, wawancara dan studi dokumen.

Data hasil wawancara merupakan sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini sebagai validasi atas hasil observasi dan mengukur parameter yang tidak bisa didapatkan dari hasil observasi. Dokumen digunakan sebagai validasi atas data hasil wawancara. Untuk indikator terkait program kerja, dokumen berperan sebagai data utama. Dalam penelitian ini, Hasil analisis yang telah dilakukan akan dibahas pada paparan berikut.

(42)

o.

Narasu mber

Status Kedudukan

Hasil wawancara

Capaian Pencegahan

Ca paian hambatan 1

. Pdt.

Andris

Welvianus Tjoe, M.Th

1 Ketua Klasis GKI Port Numbay

1) Melakukan pendekatan melalui kunjugan Pastoral Kepada Jemaat

2) Bekerjasama dengan Pemerintah

1) Faktor Internal Kurangnya tenaga dan skill

2

. Pdt.

Elieser. G Kwalepa, S.Th.,M.Sos

1 Ketua PHMJ Gereja

GKI Harapan Abe 1) Dimulai melalui

pendekatan melalui Khotbah secara spesifik kepada kaum Perempuan, Pemuda,

Remaja,Remaja &

dalam Kelas Katekisasi.

2) Melalui Kunjungan Pastoral Kepada Jemaat

1) Faktor Eksternal : Saat melakukan kunjungan pastoral keoada keluarga yang mengalami persoalaan KDRT, pihak perempuan lebih sering menutup Aib suami 2) Suami

lebih keras dan

(43)

o.

Narasu mber

Status Kedudukan

Hasil wawancara

Capaian

Pencegahan Ca

paian hambatan

dominan sehi ngga 3

.

Pdt.

Oktovina Y.

Maselkosuw, S.Th

1

Pelayan II Gereja GKI Maranatha Ardipura I-III

1) Melalui Kunjungan Pastoral kepada Jemaat

2) Bekerjasama dengan Pemerintah melakukan

Penyuluhan dan Pembinaan Kepada Jemaat

3) Melalui Khotbah- Khotbah.

1) Faktor Eksternal : Suami Merasa memiliki kuasa atas Istri 2) Istri tidak

berdaya karena hanya bergantun g kepada suami.

4

. Merlin Jemaat GKI

Maranatha Ardipura I-III

1) mendapatkan pencerahan Rohani 2) hati kembali

damai setelah mendapatkan kunjungan Pastoral Oleh Pendeta Jemaat.

5 .

Franklin Jemaat GKI Maranatha Ardipura I-III

1) Membuka pola pikir yang awalnya pada pendirian yang egois menajdi menerima masukan dan

(44)

o.

Narasu mber

Status Kedudukan

Hasil wawancara

Capaian

Pencegahan Ca

paian hambatan meredam amarah

2) Membawa diri lebih dekat kepada Tuhan, secara tidak langsung mengubah sifat karakter

pembawaan dalam rumah tangga 3) Terbuka kepada

istri 6

.

Anggi Jemaat GKI Harapan Abe

1) Menambah jiwa Spiritual dan membawa diri lebih dekat lagi kepada Tuhan

2) Menyadarkan diri jika terjadi persoalan dalam rumah tangga harus membuka raung dialog dengan pasangan secara baik-baik tanpa amarah.

7

. Deny Masyarakat Ardipura

I 1) Menangani

situasi yang sedang kacau

(45)

o.

Narasu mber

Status Kedudukan

Hasil wawancara

Capaian

Pencegahan Ca

paian hambatan dalam

kompleks Akibat perkelahian dalam satu keluarga dan Pihak Gereja lebih dulu

menangkan sebelum pihak keamanan datang.

Maya Masyarakat Ardipura I-III

1) Pendekatan yang dilakukan oleh pendeta di Jemaat GKI Maranatha dapat dirasakan oleh kami melalui kegiatan- kegiatan untuk umum dan kami turut diikut sertakan Tabel 1.2 hasil penelitian wawancara, 2023

(46)

2. Hasil Analisis

Hasil analisis peningkatan learning center, beberapa capaian peningkatan yang dapat diidentifikasi adalah:

a. Kunjungan Pastoral

Kunjungan Pastoral adalah Program yang diturunkan Oleh Sinode dan Klasis kepada Gereja-Gereja dan Jemaat. Kunjungan pastoral merupakan salah satu tradisi penting dalam pelayanan gereja. Secara tradisional, kunjungan ini dilakukan oleh pendeta dengan cara mendatangi warga jemaat sesuai dengan kebutuhan mereka, kunjungan pastoral akan mendekatkan Pendeta dengan jemaat yang dilayaninya, sehingga pelayanan penggembalaan menjadi efektif, sehingga berdampak pada pertumbuhan rohani jemaat.

Kunjungan Pastoral sudah ada sejak Gereja ini ada sampai hari ini, berarti sejak Dunia ini di Ciptakan dan sejak Tuhan Membentuk Manusia, Adam dan Hawa, makanya Pengembalaan mulai dari Penciptaanya Manusia Adam dan Hawa tapi juga Pastoral secara manusia menyeluruh Melalui Gereja.

Pastoral artinya mengembalakan, kalau masuk dalam membawa kekeluargaan yang tadinya terjadi kekerasan, perselisihan, tidak ada perdamain kebahagiaan untuk kembali kepada

(47)

Tuhan. Yang telah mempersatukan mereka dalam satu Keluarga…” (Kutipan wawancara bersama Ibu Pdt. Oktovita Maselkosuw).

Kunjungan Pastoral sebagai alat Konselor bagi Gereja Untuk dapat membantu menyelesiakan persoalan dalam keluaraga dan diharapkan ada terjadi perubahan didalam keluarga-keluarga.

“…Pertama Gereja Berperan Penting dalam Agen perubahan itu melalui ibadah- ibadah dan lain sebaginya, yang kedua kita Juga punya program dari klasis yang sementara jalan dengan mendekatkan keluarga-keluarga, pribadi-pribadi itu dengan bagaiman kita mengunjungi mereka dan itu yang ada di jemaat- jemaat melaksanakan tugas pastoral kepada keluaraga-keluarga yang bermasalah itu dengan sendirinya keluarga-keluarga itu adalah masyarakat Kota diharapkan dengan begitu ada terjadi perubahan-perubahan didalam keluarga, itu salah satu solusi bagaiman gereja berperan untuk merubah cara pandang mindset dari pada warga itu supaya mereka ada dalam kehiupan bersekutu bersaksi dalam keluarga, itu yang di lakukan oleh gereja bersama-sama dengan

(48)

Pemerintah supaya program itu boleh berjalan dengan baik….” (Kutipan wawancara bersama Bapak Ketua Klasis Port Numbay)

b. Peran Gereja sebagai Fasilitator dan Mitra kerja

salah satu solusi bagi gereja untuk melakukan pemberdayaan khusunya bagi Kaum Perempaun yaitu menjadi fasilitator bagi warga untuk terhubung dengan apa yang mereka butuhkan. Dengan melibatkan yang mempunyai kompeten para pembela hak-hak perempuan. Gereja menyiapkan ruang dan waktu khusus untuk mengundang pemateri dan memberikan pencerahan berupa seminar bagi kaum Perempuan.

c. Peran Gereja Melalui Khotbah

Khotbah Pendeta memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan warga jemaat. Iman jemaat diteguhkan melalui pemberitaan Fiman Tuhan dalam setiap ibadah, seperti: ibadah minggu, persekutuan rumah tangga, dan ibadah lainnya. Selain itu peran khotbah Pendeta menumbuhkan iman jemaat untuk mengabarkan Injil setelah jemaat mengalami pertobatan dan hidup dalam ajaran Tuhan. Perintah Tuhan menjadi pedoman tertinggi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Jemaat menjadi murid Kristus yang sejati. Namun, Umumnya Pendet berkhotbah setiap hari minggu di depan jemaatnya yaitu pada saat ibadah berlangsung.

(49)

Namun tidak hanya hari minggu saja Pendeta berkhotbah, hari-hari lain juga Pendeta berkhotbah, yaitu pada persekutuan-persekutuan doa.

“…Jadikan Tugas Pendeta sebagai seoarang Gembala, didalam Mazmur 23: 1-6. Dia berbicara tentang gembala yang baik, jadi gembala yang baik bagaimana berusaha mencari supaya domba yang hilang itu dibawah kembali…” (Kutipan Wawancara bersama Ibu Pdt. Oktovina Maselkosuw)

Peran Gereja dalam mencegah kekerasan terhadap perempuan pertama dapat dilakukan secara verbal hampir pada umumnya melalui Khotbah- khotbah yang dimana Pendeta selalu mengarahkan bagaiman menjaga keutuhan Ciptaan sehingga dalam kehidupan Rohani perempuan selalui mendapat perhatian. Kemudian selain pada Ibadah Mimbar-mimbar resmi di Gereja tetapi juga secara spesifik pada ibadah kaum perempuan dan kaum bapak-bapak seringkali Pendeta memilih tema-tema yang khusus kaitan dengan perempuan. Tetapi juga dikalangan pemuda selalu diingatkan kepada kaum putri untuk dapat menjaga diri dan bisa menempatkan diri, dan yang kaum laki-laki diingatkan untuk menjaga teman putrinya.

(50)

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan diatas maka penulis simpulkan bahwa :

1.

Kasus Kekerasan di Kota Jayapura sejak 2020 hingga 2023 masih seringkali terjadi. Meski begitu Gereja Kristen Injili tidak berhenti memberikan dan menciptakan lingkungan yang damai berdasarkan program yang telah dirancang oleh Gereja tetapi juga bekerjasama dengan Pemerintah agar kekerasan terhadap perempuan ini tidak boleh terjadi lagi.

2. Peran Gereja Kristen Injili dalam mencegah kekerasan terhadap perempuan di Kota Jayapuras sejauh ini sudah melakukan Perannya dengan maksimal. Gereja Kristen Injili telah berupaya melakukan pencegahan melalui program pendekatan memalui Pastoral tetapi juga melalui Khotbah-Khotbah yang di ceramahkan kepada jemaat dan juga kolaborasi dengan pihak Pemerintah Kota Jayapura agar kasus kekerasan terhadap perempuan ini tidak boleh terus menerus terjadi dan merugikan kaum perempuan di Kota Jayapura, maka GKI dan pemerintah seringkali melakukan program seminar sehingga kaum perempuan mendapatkan pencerahan tetapi juga dapat tersampaikan oleh para pelaku kekerasan sehingga juga dapat pencerahan.

B. Saran

Gereja Kristen Injili di Kota Jayapura sejauh ini telah melakukan perannya dengan maksimal untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan. Namun alangkah lebih baik lagi jika GKI melibatkan Kaum muda Kristen maupun Non Kristen dalam mengkampanyekan isu Kekerasan terhadap perempuan di Kota Jayapura ini.

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Drs. Budiwati, Yulia, M.,Si., dan Dewi Mutiara, S.H., M.T.(2017). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Banten: Universitas Terbuka.

Edy, Suhardono.(1994). Peran: Konsep, Derivasi, dan Implikasinya. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Nurdin, Ismail., dan Sri Hartati. (2019). Metode Penelitian Sosial. Surabaya:

Penerbit Media Sahabat Cendekia.

Nasarudin, Umar. (2010). Argumen Kesetaraan Gender. Jakarta: Dian Rakyat.

Narwoko, Dwi, J., dan Bagong Yuryanto. (2004). Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Soekanto, Soejono. (2013). Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada.

Poerwadarminto. (1999). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Jurnal :

Elearning.menlhk go.id. “Analisis Gender Dalam Pengelolaan Konflik Sumber Daya Hutan” diakses pada 15 September 2023 dari https://elearning.menlhk.go.id/pluginfile.php/854/mod_resource/content/1/

analisis%20gender/kesetaraan_gender_gender_equality.html

Eprints.dinus.ac.id. “Desain Peneltian”. Diakses pada 21 September 2023 dari http://eprints.dinus.ac.id/14589/1/[Materi]_4._MP_-

_DESAIN_PENELITIAN.pdf

Giovani, Engelbertha. (2019) “Peran Gereja Terhadap Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga di GPIB Ekklesia Dumai dari Perspektif Konseling Pastoral Berbasis Budaya”, diakses pada 16 September 2023

Hendrik, Vallen Ayomi & PRT. Paramma, 2017 “Gereja Dan Korupsi: Analisa Isi Khotbah ( content Analysis ) Terkait Praktek Korupsi Di Papua”, diakses pada 15 September 2023.

Jiwangga, Arya Gusthi, (2020) “Peran Gereja Injil Tanah Jawa (GITJ) Banyutowo Terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan Anak Nelayan Di Desa Banyutowo Pati”, diakses pada 16 September 2023.

Kementrian PPN/Bappenas. Sekilas SDGs. Diakses pada 9 September 2023 dari https://sdgs.bappenas.go.id/sekilas-sdgs/

Kurnia, Fardilla. (2023). “Analisis Data: Definisi, Jenis, Model, Sampai Prosedurnya”. Diakses pada 26 September 2023.

(52)

Makuba, Elvira, (2023) “Peran Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Tanpa Kemiskinan Di Provinsi Papua” diakses pada 26 September 2023.

Sampoerna University. (2022). Pengertian Teknik Pengumpulan Data. Diakses

pada 26 September 2023 dari

https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/teknik-pengumpulan-data-arti- proses-dan-jenis-data/#:~:text=Jadi%2C%20secara%20singkat%2C

%20teknik%20pengumpulan,valid%20dan%20sesuai%20dengan

%20kenyataan

Penerbitdeepublish. “Metode Penelitian Kualitatif : Definisi, Jenis, Karakteristik”.

Diakses pada 21 September 2023 dari

https://penerbitdeepublish.com/meotde-penelitian-kualitatif/

Website :

Institut Bisnis Dan Teknologi Indonesia. (2023). Mengenal Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Diakses pada 10 September 2023 dari

https://instiki.ac.id/2023/05/02/mengenal-sustainable-development-goals- sdgs-atau-tujuan-pembangunan-berkelanjutan/#:~:text=SDGs

%20disepakati%20oleh%20190%20negara%20dan%20disahkan

%20melalui,25%20Septermber%202015%20di%20New%20York%2C

%20Amerika%20Serika

Merdeka.com, (2023). Reduksi Data. Diakses pada 26 September 2023 dari https://www.merdeka.com/jateng/reduksi-data-adalah-seleksi-data- temuan-penelitian-ketahui-tujuannya-kln.html#:~:text=Reduksi%20data

%20adalah%20adalah%20tahap,dan%20disesuaikan%20dengan

%20tujuan%20penelitian

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

 Menerima keberagaman dalam realita kehidupan (suku, agama, ras, sosial budaya, gender) di Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika sebagai anugerah Tuhan •

 Memahami keberagaman dalam realita kehidupan (suku, agama, ras, sosial budaya, gender) di Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika melalui pengamatan 

keberagaman suku, agama, ras, dan antar golongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika Keberagaman masyarakat Indonesia Menyebutkan pengertian keberagaman Uraian 1

Keberagaman Budaya Indonesia dikenal memiliki kekayaan dan keberagaman budaya, terdiri atas berbagai suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, cara berpakaian, makanan

Nilai budaya tersebut yaitu nilai budaya menghormati orang lain, nilai keberagaman agama, nilai keberagaman suku, nilai menghargai keberagaman bahasa yaitu keberagaman bahasa yang

Dokumen ini membahas tentang penerapan Patient Safety di tempat kerja di

Dengan pemahaman terhadap ideologi Pancasila, keberagaman dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia baik dari segi ras, etnis, budaya, bahasa, dan agama, tidak menjadikan

Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman, baik sumber daya alam maupun keberagaman suku, agama, ras, dan anggota