PENDAHULUAN
Latar Belakang
Fokus penelitian
Fokus masalah dirumuskan secara singkat, jelas, kuat, spesifik, operasional, diungkapkan dalam bentuk kalimat tanya.14. Bagaimana Implementasi Program Bina Keluarga Balita (BKB) Dalam Peningkatan Kualitas Pola Asuh Orang Tua di BKB Kamboja 69 Desa Pocangan Kecamatan Sukowono. Apa faktor yang melatarbelakangi kegiatan Program Bina Keluarga Balita (BKB) Kamboja di Desa Pocangan 69 Kecamatan Sukowono?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi kegiatan Program Pengembangan Keluarga Anak Muda (BKB) Kamboja di Desa Pocangan Kecamatan Sukowono.
Manfaat Penelitian
Kami berharap penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dalam mendidik dan membimbing anak menuju masa depan yang lebih baik dan kami berharap dengan membaca penelitian ini orang tua mengetahui bagaimana cara mendidik dengan gaya pengasuhan yang tepat untuk diterapkan pada anak.
Definisi Istilah
- Penerapan
- Program Bina Keluarga Balita
- Meningkatkan Kualitas
- Pola Asuh Orangtua
Program Bina Keluarga Balita (BKB) merupakan program pemerintah melalui BKBBN yang meliputi penyuluhan, bimbingan, observasi perkembangan, pelayanan dan motivasi kepada orang tua untuk merujuk anak yang mengalami masalah tumbuh kembang. Improve berasal dari kata level yang berarti ‘meningkatkan’ atau ‘mengintensifkan’.18 Peningkatan kualitas secara umum dapat diartikan sebagai peningkatan upaya perubahan yang berarti memperbaiki proses perubahan. Pola asuh orang tua merupakan perlakuan khas orang tua dalam mengasuh anak, yang diterapkan pada anak dan konsisten yang dibuktikan dengan terpenuhinya kebutuhan anak baik fisik maupun non fisik.
Sistematika Pembahasan
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan Guru dengan judul skripsi “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Perilaku Sosial Emosional Anak Usia Dini (Studi Kasus Guru Kelas B1 RA Permata Belia Kalipancur Ngaliyan Akademik Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mengasuh anaknya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu pola asuh demokratis, pola asuh otoriter, dan pola asuh permisif.
Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) merupakan salah satu bentuk kegiatan kelompok yang merupakan salah satu program unggulan BKKBN. Bina Keluarga Balita merupakan kegiatan yang secara khusus memandu perkembangan tumbuh kembang anak melalui pola pengasuhan yang benar berdasarkan kelompok umur yang dilaksanakan. dari sejumlah kader dan berada di tingkat RW. Sebagaimana diketahui, Bina Keluarga Balita merupakan kegiatan khusus pengelolaan tumbuh kembang anak melalui pola pengasuhan yang benar berdasarkan kelompok umur yang dilakukan oleh sejumlah kader. Dalam program Bina Keluarga Balita terdapat kegiatan khusus yang memandu perkembangan tumbuh kembang anak melalui pola pengasuhan yang benar berdasarkan kelompok umur.
Tentu saja ada pola asuh orang tua yang terjadi di keluarga dan masyarakat, ada yang baik dan ada yang tidak. Bentuk pola asuh yang diberikan orang tua akan mempengaruhi pembentukan kepribadian anak setelah ia dewasa. Pola asuh permisif merupakan salah satu bentuk pola asuh dimana orang tua memberikan kebebasan sebesar-besarnya untuk mengatur dirinya sendiri.
Oleh karena itu, dalam kasus tertentu, orang tua bisa saja silih berganti menggunakan pola asuh yang berbeda dalam berinteraksi dengan anaknya. Dengan memahami anak dan mampu menerapkan pola asuh mana yang cocok maka dapat meningkatkan kualitas pola asuh. Pada masa balita, orang tua menerapkan pola asuh yang menetapkan standar dan batasan tinggi untuk membentuk kebiasaan positif pada anak.
METODE PENELITIAN
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian studi kasus ini dipilih karena mampu mempelajari, menjelaskan atau menafsirkan suatu permasalahan yang berkaitan dengan alasan suatu kebijakan dibuat dan bagaimana kebijakan tersebut dilaksanakan. Dalam penelitian ini kami ingin mengetahui bagaimana Perkembangan Keluarga Balita (BKB) berkembang. ) dilaksanakan program untuk meningkatkan kualitas pola pengasuhan anak di BKB, Kamboja 69 Desa Pocangan, Kecamatan Sukowono. Selain itu, kami juga ingin mengetahui faktor apa saja yang melatarbelakangi berjalannya program Bina Keluarga Balita (BKB).
Lokasi Penelitian
Dari seluruh keluarga balita yang ada di Kampung KB Desa Pocangan, dipilih tiga keluarga yang akan berpartisipasi aktif dalam program Pembinaan Keluarga Balita. Metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui pelaksanaan program Bina Keluarga Balita dalam meningkatkan kualitas pola asuh orang tua. Dalam penelitian ini data yang diperoleh dimaksudkan untuk mengetahui implementasi program Bina Keluarga Balita (BKB) dalam meningkatkan kualitas pola asuh.
Implementasi Program Bina Keluarga Balita (BKB) untuk meningkatkan kualitas pola asuh orang tua di BKB Kamboja 69 Desa Pocangan Kecamatan Sukowono. Faktor yang melatarbelakangi kegiatan Program Bina Keluarga Balita (BKB) di BKB Kamboja 69 Desa Pocangan Kecamatan Sukowono. Program Bina Keluarga Balita (BKB) merupakan program yang pertama kali dilaksanakan pada tahun 2017 di Desa Pocangan, Kecamatan Sukowono.
Dengan begitu, kader juga profesional dalam melakukan pembinaan terhadap keluarga yang memiliki anak kecil di Desa Pocangan. Terdapat 112 keluarga dengan anak kecil di Desa Pocangan, namun peserta program BKB berjumlah 55 orang. Implementasi Program Bina Keluarga Anak Usia Dini (BKB) untuk meningkatkan kualitas pola asuh orang tua di BKB Kamboja 69 Desa Pocangan Kecamatan Sukowono.
Manfaat mengikuti program BKB juga dirasakan oleh keluarga yang memiliki anak kecil di Desa Pocangan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada desa-desa lain mengenai kegiatan program Bina Keluarga Balita (BKB) di desa Pocangan. Program Bina Keluarga Balita (BKB) untuk meningkatkan kualitas pola asuh orang tua di BKB Kamboja 69 Desa Pocangan Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember.
Faktor apa saja yang melatarbelakangi kegiatan Program Bina Keluarga Balita di Desa Pocangan?
Subyek Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan penelitian ini adalah memperoleh data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, penelitian tidak akan memperoleh data yang memenuhi standar data yang telah ditetapkan.55. Observasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang diinginkan dengan melakukan pengamatan langsung dengan menggunakan alat indera.
Observasi dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan di lokasi penelitian yaitu BKB Kamboja 69, Desa Pocangan, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember. Pada saat wawancara dengan Ketua dan Koordinator Operasional dilakukan di kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Jember. Sedangkan proses wawancara kepada kepala desa, kader dan anggota dewan dilakukan setelah mengikuti kegiatan seperti penyuluhan, permainan APE di PAUD dan penyelesaian KKA di Posyandu.
Wawancara akhir terhadap peserta/keluarga anak dilakukan dengan cara mengunjungi rumah masing-masing subjek. Tujuan dari teknik dokumentasi adalah untuk memperoleh data sekunder untuk melengkapi data yang tidak diperoleh melalui teknik observasi dan wawancara.
Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, grafik, hubungan antar kategori, diagram alur, dan lain sebagainya. Dengan menyajikan data maka akan lebih mudah untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan pekerjaan selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami. Tujuan penyajian data adalah menyajikan data secara ringkas dan sistematis setelah dianalisis dalam format yang telah disiapkan.
Kesimpulan dimaksudkan untuk mencari makna data dan penjelasannya, serta makna yang muncul dari data yang diperoleh di lapangan agar dapat ditarik kesimpulan yang tepat dan benar. Kesimpulan didasarkan pada data yang diperoleh di lapangan, baik dari observasi, wawancara maupun dokumentasi.
Keabsahan Data
Hal ini juga dirasakan oleh beberapa orang tua di Desa Pocangan, khususnya para ibu. Kelompok BKB 69 di Desa Pocangan lebih aktif dibandingkan kelompok BKB di Desa Sumberdanti dan Sukosari. Oleh karena itu, orang tua balita di Desa Pocangan kurang dekat dengan anaknya sebelum dilaksanakannya program BKB.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan berbagai dokumen yang dilakukan, pelaksanaan Program Bina Keluarga Balita di Kampung KB Pocangan sudah cukup baik. Implementasi program BKB Kamboja di 69 Desa Pocangan baru ditetapkan pada tahun 2017 dan disetujui oleh Camat Sukowono bersamaan dengan berdirinya Desa KB. Adanya program BKB di Desa Pocangan dapat mengubah dan meningkatkan kualitas pelayanan orang tua balita.
Faktor yang melatarbelakangi aktifnya program BKB Kamboja 69 di Desa Pocangan adalah peran pemerintah desa yang mendukung setiap kegiatan BKB.
Tahap-tahap Penelitian
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
Gambaran Lokasi Umum Penelitian
- Profil Desa Pocangan
- Profil Kampung KB
- Profil BKB Kamboja 69
Penyajian Data dan Analisis
Ada empat jenis pola asuh standar yang dikenal, seperti pola asuh otoriter, permisif, demokratis, dan lalai. Pola asuh otoriter biasanya dilakukan oleh masyarakat yang kurang memahami cara mengasuh tumbuh kembang anak kecil, sehingga menuntut dibentuknya BKB di setiap daerah. Pola asuh otoriter merupakan gaya pengasuhan pilihan yang biasanya mengharuskan anak berperilaku sesuai keinginan orang tua.
Pola asuh permisif atau permisif memang bisa digunakan, namun orang tua harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk menerapkan pola asuh tersebut. Pola asuh permisif ini cenderung mengarah pada bakat dan minat yang cenderung lebih mudah berkembang. Pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang menghargai kepentingan anak, namun juga menekankan pada kemampuan mengikuti aturan sosial.
Pola asuh demokratis adalah gaya pengasuhan gabungan dimana orang tua dapat memberikan penawaran kepada anak. Pola pengasuhan anak juga harus menyesuaikan dengan budaya penduduk di masing-masing daerah. Dengan pola asuh orang tua yang ditawarkan BKKBN kepada masyarakat setempat khususnya di Pocangan diharapkan dapat bekerjasama dengan budaya yang ada di sana.
Karena banyak sekali manfaatnya, salah satunya dengan adanya kegiatan BKB kita bisa mengontrol dan memantau pola pengasuhan anak usia dini.
Pembahasan Temuan
- Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
- Susunan Keanggotaan Kampung KB Desa Pocangan
- Susunan Keanggotaan BKB Kamboja 69
- Daftar Kelompok Umur Balita BKB Kamboja 69
Ada beberapa keluarga balita yang tidak bisa hadir, seperti anak sakit, orang tua sakit, atau pemudik. Selain aparat desa, petugasnya juga kreatif, peserta/keluarga si kecil juga aktif dalam kerjasama. Para peneliti berharap para staf akan lebih banyak melakukan praktik dengan keluarga balita sehingga mereka dapat langsung melihat manfaatnya, lebih dari sekadar memberikan materi.
Peran kader bina keluarga anak usia dini dalam upaya peningkatan kesehatan keluarga melalui layanan bina keluarga anak usia dini (Studi deskriptif di BKB Kasih Ibu I Desa Bulukerto Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri). Bagaimana proses yang dilakukan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) dalam memantau kegiatan KB di desa khususnya program Bina Keluarga Balita. Bagaimana proses yang dilakukan para ibu dalam memantau kegiatan KB di desa khususnya pada program Bina Keluarga Balita?
Apakah anda memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada balita atau orang tua setelah melaksanakan kegiatan pembinaan keluarga balita (konseling, bermain APE di TK dan KKA di posyandu)? Motivasi apa yang diberikan kepada kader agar Program Bina Keluarga Anak Usia Dini berjalan lancar?