PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN
MELALUI STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERFIKIR TERBIMBING PADA SISWA KELAS IV SDN NO. 54 MALOLO KAB. TAKALAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh ASRIANI NIM 10540 04601 10
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
MEI 2014
ii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa : ASRIANI
Nim : 10540 04601 10
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Strategi Aktivitas Membaca Berfikir Terbimbing Pada siswa Kelas IV SDN No. 54 Malolo Kab. Takalar.
Setelah diteliti dan diperiksa ulang, skripsi ini telah memenuhi syarat untuk dipertanggungjawabkan di depan tim penguji skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Makassar, Agustus 2014 Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
SULFASYAH , MA.,Ph.D TASRIF AKIB, SPd.,M.Pd
Diketahui
Dekan FKIP Ketua Jurusan Universitas Muhammadiyah Makassar Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum. Sulfasyah, MA., Ph.D.
NBM : 858 625 NBM : 970 635
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
HALAMAN PENGESAHAN
Nama Mahasiswa : ASRIANI
Nim : 10540 04601 10
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Strategi Aktivitas Membaca Berfikir Terbimbing Pada siswa Kelas IV SDN No. 54 Malolo Kab. Takalar.
Setelah diteliti dan diperiksa ulang, skripsi ini telah memenuhi syarat untuk dipertanggungjawabkan di depan tim penguji skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Makassar, Agustus 2014 Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
SULFASYAH , MA.,Ph.D TASRIF AKIB, SPd.,M.Pd
Diketahui
Dekan FKIP Ketua Jurusan
Universitas Muhammadiyah Makassar Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum. Sulfasyah, MA., Ph.D.
NBM : 858 625 NBM : 970 635
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama Mahasiswa : ASRIANI
Nim : 10540 04601 10
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Strategi Aktivitas Membaca Berfikir Terbimbing Pada siswa Kelas IV SDN No. 54 Malolo Kab. Takalar.
Setelah diperiksa dan diteliti secara seksama, maka skripsi ini telah memenuhi persyaratan dan layak untuk diujikan.
Makassar, Agustus 2014 Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
SULFASYAH , MA.,Ph.D TASRIF AKIB, SPd.,M.Pd
Diketahui
Dekan FKIP Ketua Jurusan
Universitas Muhammadiyah Makassar Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum. Sulfasyah, MA., Ph.D.
NBM : 858 625 NBM : 970 635
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Mahasiswa : ASRIANI
Nim : 10540 04601 10
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Strategi Aktivitas Membaca Berfikir Terbimbing Pada siswa Kelas IV SDN No. 54 Malolo Kab. Takalar.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Agustus 2014
Yang Membuat Pernyataan
Asriani
vi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nam : ASRIANI
Nim : 10540 04601 10
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini kami buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Agustus 2014 Yang Membuat Perjanjian
ASRIANI
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Orang yang meraih kesuksesan tidak selalu orang yang pintar, tapi orang yang meraih
kesuksesan adalah orang yang gigih dan pantang menyerah.
Persembahan untuk yang tercinta:
Pada Ibu dan Ayahku Yang Selalu Memberikan Kasih Sayang,
Dukungan dan Do’a Mengiring Perjalanan Kehidupku Serta Saudaraku Yang Selalu Memberikan Keyakinan Harapan Dan Motivasi
viii ABSTRAK
Asriani. 2014. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Strategi Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing Siswa Kelas IV SDN No. 54 Malolo Kab.
Takalar. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Sulfasyah, dan pembimbing II Tasrif Akib.
Penelitian ini berjudul “Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Strategi Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing Siswa Kelas IV SDN No. 54 Kab. Takalar”.
Ide awal penelitian ini karena rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa khususnya menentukan ide pokok bacaan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman guru tentang pembelajaran membaca pemahaman dan strategi pembelajaran membaca. masalah penelitian ini adalah Bagaimanakah peningkatan kemampuan membaca pemahaman dalam menentukan ide pokok siswa kelas IV SDN No.54 Kab. Takalar?. Tujuan umum penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SDN No. 54 Kab. Takalar melalui penerapan strategi aktivitas membaca berpikir terbimbing, tujuan khusus penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa dalam menentukan ide pokok suatu bacaan. Manfaat penelitian yaitu pertama hasil penelitian ini memberikan pengalaman secara lansung penerapan strategi aktivitas membaca berpikir terbimbing dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kedua hasil penelitian ini akan memberikan kontsribusi peningkatan kemampuan membaca pemahaman sehingga prestasi belajar siswa meningkat ketiga hasil penelitian ini akan memberikan konstribusi positif pada sekolah dalam rangka
perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran membaca pemahaman. Jenis penelitian ini adalah tindakan kelas yang berdaur ulang/siklus, yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan ferleksi. Data penelitian ini adalah data aktivitas dan hasil belajar siswa membaca pemahaman. data diperoleh dengan observasi, tes, catatan lapangan dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada peningkatan yang berarti, baik pada aktivitas guru maupun siswa pada aktivitas membaca pemahaman maupun hasil belajar dalam menentukan ide pokok.
Peningkatan itu dapat dilihat pada setiap siklus. Siklus satu kualifikasi Kurang (K), siklus dua kualifikasi Baik (B). Kesimpulan penelitian ini adalah dengan menggunakan strategi aktivitas membaca berpikir terbimbing dalam pembelajaran membaca pemahaman dapat meningkatkan proses dan hasil belajar membaca pemahaman siswa kelas IV SDN No. 54 Kab. Saran penelitian adalah kepada guru sekolah dasar agar menggunakan strategi aktivitas membaca berpikir terbimbing sebagai salahsatu alternatif dalam mengatasi kesulitan siswa dalam menentukan ide pokok suatu bacaan.
Kata Kunci : Membaca Pemahaman, Strategi Aktivitas Membaca Berpikir ` Terbimbing
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah Swt yang senantiasa memberikan berbagai nikmat yang tiada tara kepada seluruh makhluk-Nya terutama kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Demikian pula salam dan shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang merupakan panutan dan contoh kita sampai akhir zaman.
Selama proses penyusunan skripsi ini berbagai tantangan dan hambatan dihadapi, namun berkat dorongan dan bimbingan berbagai pihak segala tantangan dan hambatan dapat diatasi. Oleh karena itu, patut kiranya jika dalam kesempatan ini penulis mengucapkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahhanda dan Ibu tercinta Normawati, yang memberi pengorbanan mulia demi masa depan serta senantiasa berdoa yang menjadi penerang langkah penulis mencapai cita-cita.
Kakakku Ahmad Nur dan adikku Riskawati beserta seluruh keluarga Om dan tante yang tak hentinya memberikan motivasi dan bantuannya selama penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sulfasyah, MA.,Ph.D selaku pembimbing I dan Tasrif Akib, S.Pd., M. Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada: (1) Dr. H. Irwan Akib, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, (2) Dr. A. Sukri Syamsuri, M.Hum selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. (3) Sulfasyah, MA., Ph. D selaku ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar, serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada Bapak Kepala Sekolah SDN No. 54 Malolo Kab. Takalar , selaku guru kelas IV SDN Malolo yang telah memberikan izin, arahan dan bantuan selama melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat, teman-teman kelas L PGSD 2010, seluruh rekan mahasiswa PGSD 2010, motivasi, bantuannya kepada penulis selama ini. Serta adik-adik siswa kelas IV SDN Malolo atas kerjasama, motivasi dan semangatnya dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran berbagai pihak yang membangun. Hanya kepada Allah Swt kita bermohon semoga berkat dan rahmat serta limpahan pahala yang berlipat ganda selalu dicurahkan kepada kita sekalian, dan semoga niat baik dan suci serta usaha yang sungguh-sungguh mendapat ridha disisi-Nya.
Amin Ya Rabbal Alamin.
Makassar, Agustus 2014
Penulis
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
SURAT PERNYATAAN ... v
SURAT PERJANJIAN ... vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vii
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka ... 7
1. Penelitian yang Relevan ... 7
2. Hakikat Membaca ... 7
a. PengertianMembaca ... 7
b. Tujuan Membaca... 8
c. Macam- macam Membaca ... 9
d. Pengertian dan Kelebihan AMBT………. 13
e. Langkah- langkah dan Penerapan AMBT……… 14
f. Penerapan……….. 15
B. Kerangka Pikir ... 20
C. Hipotesis Tindakan ... 22
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Setting Penelitian ... 23
B. Subjek Penelitian ... 23
C. Sumber Data ... 23
D. Tehnik dan Alat Pengumpulan Data... 24
E. Validasi Data ... 25
F. Analisis Data ... 25
G. Indikator Kinerja... 27
H. Prosedur Penelitian... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 30
B. Pembahasan ... 51
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 55
B. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57 LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
No. Nama Tabel
4.0 Taraf Keberhasilan
4.1 Aktivitas Siswa Selama proses belajar mengajar Siklus I
4.2 Data Hasil Belajar Menentukan Ide Pokok Dan Isi Bacaan Siklus I
4.3 Statistik Siswa pada Tes Siklus I
4.4 Hasil Tes kegiatan membaca pemahaman siswa menentukan ide pokok bacaan Siswa Siklus I
4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kegiatan Membaca Pemahaman Siswa Dalam Menentukan Ide Pokok Bacaan pada Tes Siklus I
4.6 Aktivitas membaca pemahaman siswa dalam menentukan ide pokok isi bacaan
4.7 Hasil belajar menentukan ide pokok isi bacaan Siklus II
4.8 Statistik Siswa pada Tes Siklus Kegiatan Membaca Pemahaman Siswa Dalam Menentukan Ide Pokok Bacaan II.
4.9 Hasil Tes Siswa Kegiatan Membaca Pemahaman Siswa Dalam Menentukan Ide Pokok Bacaan Siklus II
4.10 Distribusi Frekuensi dan Persentase kegiatan Membaca Pemahaman Siswa Dalam Menentukan Ide Pokok Bacaan siklus II
4.11 Persentase Kegiatan Membaca Pemahaman Siswa Dalam Menentukan
Ide Pokok Bacaan Tes Siklus II
4.12 Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Menentukan Ide Pokok Bacaan Melalui Strategi AMBT Siklus I dan Siklus II.
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar Ide Pokok...16 Kerangka Pikir ...21 Bagan Alur Penelitian Tindakan ...28 Gambar diagram frekuensi dan persentase kegiatan membaca
pemahaman siswa dalam menentukan ide pokok bacaan pada tes siklus II ..49
DAFTAR LAMPIRAN
1. RPP Siklus I Pertemuan 1 2. LKS Siklus I Pertemuan 1 3. Tes Siklus I
4. RPP Siklus II 5. LKS Siklus II 6. Tes Siklus II 7. Daftar Hadir Siswa
8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
10. Perbandingan Persentase Aktivitas Siswa Siklus I dan II 11. Lembar Observasi Guru Siklus I
12. Lembar Observasi Guru Siklus II 13. Nilai Tes Siklus I
14. Nilai Tes Siklus II
15. Perbandingan Nilai Tes Siklus I dan Tes Siklus II Keterampilan Berbicara Siswa.
16. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 ada empat kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa SD khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu kompetensi membaca, menulis, berbicara, dan menyimak.
Pada keterampilan membaca harus segera dikuasai oleh para siswa di SD, karena dengan kemampuan dan keterampilan membaca ini secara lansung berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa di sekolah.
Burns, dkk. (Rahim, 2005: 13) mengemukakan bahwa kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar.
Dimana melalui membaca siswa akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas untuk dapat mengembangkan ide dan gagasan. Keberhasilan belajar mereka dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca mereka. Karena dengan membaca siswa mendapatkan banyak informasi dan pengetahuan.
Membaca di Sekolah Dasar (SD) pada hakekatnya terbagi atas dua bagian, yaitu membaca permulaan pada kelas 1-2 dan membaca lanjut atau membaca pemahaman untuk kelas 3-6. Dalam kurikulum telah ditetapkan bahwa untuk siswa kelas 3-6 adalah membaca lanjut atau disebut juga membaca pemahaman, karena tujuannya adalah agar anak mampu memahami makna dan mengambil manfaat dalam pesan yang disampaikan penulis kepada pembaca (siswa), (Depdikbud:1996).
Menurut Burn, Roe dan Roess, (Ritawati dkk, 2005:10) ada dua tipe pemahaman (1) pemahaman literal (literal compherension), yaitu jenis pemahaman lebih dasar dan pemahaman yang lebih tinggi yang meliputi (1) pemahaman interpretif (2) pemahaman kritis (3) dan pemahaman kreatif.
Pemahaman interpretif yaitu pemahaman yang dihasilkan oleh suatu proses perolehan ide-ide yang tidak dinyatakan secara langsung dalam bacaan.
Menurut Ritawati, (2005:10) Pemahaman interpretif ini, merupakan pemahaman yang lebih tinggi dari pemahaman literal. Jenis pemahaman ini dihasilkan melalui proses berpikir yang lebih tinggi seperti menginterpretasi, analisis, dan sintesis informasi. Dalam pemahaman ini, prediksi suatu bacaan merupakan keterampilan yang penting. Dengan memprediksi seseorang dapat membuat hipotesis, yang diikuti dengan penerimaan atau penolakan terhadap hipotesis itu. Pemahaman ini lebih menuntut kemampuan menafsirkan fakta dan informasi dalam bacaan. Pemahaman interpretif mencakup kemampuan antara lain (1) membuat kesimpulan, (2) membuat generalisasi, (3) mencari hubungan sebab akibat, (4) membuat perbandingan dan (5) menemukan hubungan antar proposisi.
Dalam membaca pemahaman, siswa dituntut untuk memahami isi bacaan yang dibacanya secara tersirat. Hal ini sejalan dengan Burns (Syafi’ie, 1999:34) menyebutkan untuk memperoleh pemahaman, pembaca harus mampu menangkap apa yang tersirat dalam wacana. Sehingga siswa mudah membuat kesimpulan bacaan dan ide pokok pada isi bacaan dalam tiap paragraf terhadap wacana yang dibacanya. Untuk mendapatkan ide pokok dalam membaca siswa harus berpikir bersama penulis dari bacaan tersebut. Lazimnya ide pokok berada di awal
paragraf, di tengah paragraf, di akhir paragraf, di awal dan akhir paragraf, serta berada diseluruh paragraf.
Kemampuan tiap siswa berbeda dalam memahami apa yang dibaca untuk mendapatkan ide pokok. Hal ini tergantung pada perbendaharaan kata yang dimiliki, minat, jangkauan mata, kecepatan interpretasi, latar belakang pengalaman sebelumnya, kemampuan intelektual, keakraban dengan ide yang dibaca.
Siswa kelas IV SD diharapkan sudah mampu membaca pemahaman khususnya dalam menentukan ide pokok, sesuai dengan kompetensi dasar yang ada. Selain itu, diharapkan guru mengajarkan materi menentukan ide pokok dengan jalan membimbing siswa secara terpadu sesuai dengan prosedur atau tahapan yang menjadi bagian dari membaca pemahaman tersebut.
Berdasarkan kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum KTSP 2006 kelas IV dengan Standar Kompetensi “Membaca” diharapkan guru tidak memandang kegiatan membaca pemahaman dalam menentukan ide pokok dan menafsirkan isi bacaan yang dibacanya sebagai aktivitas menghadapi buku dengan jalan membacanya dari awal sampai akhir dan beranggapan bahwa dengan cara itu siswa telah menguasai dan memahami isi bacaan. Hal tersebut belum sesuai dengan kenyataan yang terjadi di SDN NO.54 Malolo Kab. Takalar. Hal ini terungkap melalui prapenelitian pada bulan Desember tahun 2013 melalui interview dan observasi kepada guru dan siswa kelas IV. Dari hasil interview diperoleh data tentang kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SDN NO.54 Malolo Kab. Takalar masih kurang, yaitu sulit menafsirkan ide pokok suatu paragraf, karena kenyataan didapatkan di lapangan antara tuntutan
kurikulum dan pelaksanaan pembelajaran di kelas belum tercapai kesesuaiannya, dan sepenuhnya berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas diperoleh pada tahun 2008-2009 yaitu 60. Yang mana dikategorikan rendah dari nilai KKM yang ditentukan yaitu 65.
Hasil observasi terhadap guru terungkap (1) guru tidak membimbing siswa untuk memahami makna yang tersirat dalam bacaan. (2) siswa tidak dilatih dalam menentukan ide pokok. (3) siswa tidak diberi kesempatan untuk melakukan prediksi awal suatu bacaan untuk memudahkan menyimpulkan isi bacaan (4) siswa tidak dilatih untuk menemukan kalimat inti suatu paragraf (5) hasil belajar membaca pemahaman dalam menafsirkan ide pokok bacaan.
Hasil interview terhadap siswa kelas IV SDN NO.54 Malolo Kab. Takalar terungkap siswa sulit menentukan ide pokok dalam sebuah wacana. Hal tersebut di atas disebabkan oleh faktor pemahaman guru terhadap proses pembelajaran membaca pemahaman belum maksimal. Padahal guru harus memandang bahwa menentukan ide pokok adalah sebagai proses untuk dapat menarik kesimpulan isi bacaan. Dengan memiliki pandangan yang tepat terhadap pemahaman suatu bacaan dalam menentukan ide pokok dalam isi bacaan, maka guru dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman .
Mengatasi masalah tersebut di atas penulis merencanakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menerapkan strategi Aktifitas Membaca Berpikir Terbimbing (AMBT) sebagai alternatif tindakan dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SDN NO.54 Malolo Kab.Takalar. Hal ini sejalan dengan pendapat Staufer dan Manzo, (Hairuddin: 27) bahwa strategi
AMBT merupakan strategi yang berguna untuk membimbing siswa berinteraksi dengan teks yang berlandaskan pada pendekatan proses membaca.
Berdasarkan temuan-temuan yang menjadi pokok permasalahan siswa, membaca pemahaman tersebut di atas, maka penulis merencanakan tindakan perbaikan pembelajaran melalui PTK. Dengan judul “Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Strategi Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing Siswa Kelas IV SDN NO.54 Malolo Kab.Takalar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian ini, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, Bagaimanakah peningkatan kemampuan membaca pemahaman melalaui metode Strategi AMBT pada siswa kelas IV SDN NO.54 Malolo Kab.Takalar dalam menentukan ide pokok dalam suatu bacaan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah unuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SDN NO.54 Malolo Kab.Takalar dalam menentukan ide pokok dalam suatu bacaan.
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini memberikan pengalaman secara lansung penerapan strategi AMBT dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa.
2. Hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi untuk meningkatkan kemampuan dalam membaca pemahaman sehingga prestasi belajar membaca pemahaman siswa meningkat.
3. Hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi positif pada sekolah dalam rangka perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran membaca pemahaman .
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian terdahulu yang sejenis atau relevan yang pernah dilakukan oleh Nurmohaf (2009) bahwa di siswa kelas IV SD Negeri 8 Bonegunu” dengan menggunakan strategi Aktivitas Membaca Berfikir Terbimbing (AMBT)dapat meningkatkan kemampuan murid dalam menentukan ide pokok dan dalam suatu bacaan.
2. Pengertian Membaca
Menurut Harjasujana dan mulyadi (1997:5-25) dalam Dalman ( 2013:6 ) membaca merupakan perkembangan keterampilan yang bermula dari kata dan berlanjut kepada membaca kritis. Dalam buku yang sama (Dalman,2013:6) Damianti(dalam Harras, dkk., 2003: 3) mengatakan bahwa membaca merupakan hasil interaksi antara persepsi terhadap lambang-lambang yang mewujudkan bahasa melalui keterampilan berbahasa yang dimiliki pembaca dan pengetahuannya tentang alam sekitar.
Menurut Rusyana (1984: 190) mengartikan membaca sebagai suatu kegiatan memahami pola-pola bahasa dalam penampilannya secara tertulis untuk memperoleh informasi darinya.
Menurut Tarigan (2008) dalam Dalman (2013:7), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.Dalam hal ini , membaca adalah suatu usaha untuk menulusuri makna yang ada dalam tulisan.
Berdasarkan beberapa definisi tentang membaca yang telah disampaikan di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses perubahan bentuk/tanda/tulisan menjadi wujud bunyi yang bermakna. Oleh sebab itu kegiatan membaca sangat ditentukan oleh kegiatan fisik dan mental yang menuntut seseorang untuk menginterpretasikan symbol-simbol tulisan dengan aktif dan kritis sebagai pola komunikasi dengan diri sendiri, agar pembaca dapat menemukan makna tulisan dan memperoleh informasi yang dibutuhkan.
3. Tujuan Membaca
Untuk memahami suatu bacaan dalam membaca siswa dituntut untuk menerapkan tujuan dalam membaca. Adapun tujuanmenurut Rahim (2008:11) mengutip pendapat Balnton, dkk dan Irwin dalam Burns dkk (1996) menyebutkan tujuan membaca meliputi:
a) Kesenangan, b) Menyempurnakan membaca nyaring, c) Menggunakan strategi tertentu, d) Memperbaharui pengetahuan tentang suatu topik, e) Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya, f) Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis, g) Mengkofirmasikan atau menolak prediksi h) Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang sturktur teks.
Menurut (Depdiknas ; 2004 : 15 ) Tujuan membaca secara umum yaitu mampu membaca dan memahami teks pendek dengan cara lancar atau bersuara beberapa kalimat sederhana dan membacapuisi .
Jadi tujuan akhir membaca intinya adalah memahami ide, kemampuan menangkap makna dalam bacaan secara utuh, baik dalam bentuk teks bebas, narasi, prosa ataupun puisi yang disimpulkan dalam suatu karya tulis ataupun tidak tertulis.
4. Macam-macam Membaca
1. Membaca nyaring dan membaca senyap (dalam hati)
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru dan murid atau pun pembaca bersama- sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap atau memahami memahami informasi ,pikiran dan perasaan seseorang pengarang. Sedangkan membaca senyap/dalam hati adalah membaca tidak bersuara, tanpa gerak bibir, tanpa gerakan kepala,tanpaberbisik, memahami bahan bacaan yang dibaca secara diam atau dalam hati, kecepatan mata dalam membaca tiga kata perdetik, menikmati bahan bacaan yang dibaca dalam hati,dan dapat menyesuaikan kecepatan membaca dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bahan bacaan Dalman, (2013: 63).
2. Membaca Pemahaman
Faris, (Farida Rahim:122) mengatakan bahwa, membaca pemahaman adalah suatu aktifitas memproses makna kata, memahami konsep, dan memahami ide yang disampaikan penulis dan dihubungkan dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca. Hal ini sejalan dengan pendapat Syafi’ie, (1993:46) bahwa membaca pemahaman adalah proses kegiatan untuk memahami dan menerima isi bacaan yang disampaikan penulis melalui bahasa tulis dalam wujud isi pesan berupa fakta, gagasan, pendapat, dan ungkapan perasaan.
Marohaini, (1999:4) mengatakan bahwa Pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa akan memudahkannya memahami bahan yang dibaca.
Hal ini sejalan dengan pendapat Gillet, dan temple, (Syafi’ie,1999:33) mengatakan bahwa proses pemahaman dalam membaca melibatkan tiga hal pokok, yaitu pengetahuan yang telah dimiliki oleh pembaca, pemahaman tentang struktur teks, dan kegiatan menemukan makna.
Sehubungan dengan teori membaca ini, guru yang efektif seharusnya mampu mengarahkan siswa agar lebih banyak mengunakan pengetahuan topik untuk memproses ide dan pesan suatu teks. Skemata adalah latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa tentang suatu informasi atau konsep tentang sesuatu.
Tujuan membaca pemahaman adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terhadap argumen-argumen yang logis, urutan- urutan etoris atau pola-pola teks, pola-pola simbolisnya, nada-nada tambahan yang bersifat emosional dan juga sarana-sarana linguistik yang dipergunakan untuk mencapai tujuan (H.G. Tarigan, 1986:36).
Menurut pendapat Nuttall (1982), mengatakan bahwa tujuan pengajaran membaca pemahaman adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa agar dapat membaca teks asli yang belum pernah dikenalnya dengan tingkat kecepatan yang memadai dan disertai dengan pemahaman yang memadai tanpa mengalami hambatan.
Membaca pemahaman adalah, sebagai upaya pembaca untuk memahami segala apa yang dibaca atau mengetahui makna yang terkandung dalam isi teks/bacaan, memahami masalah atau topiknya, selanjutnya memahami mengapa, siapa, bagaimana, kapan, dimana terjadi suatu peristiwa pada bacaan tersebut sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa terhadap bacaan yang dipelajari secara mendalam, kritis dan menyeluruh.
Di dalam memahami bahan bacaan,yang perlu dilakukan oleh pembaca adalah1) menentukan tujuan membaca, 2) membaca secara keseluruhan isi bacaan dengan cermat sehingga kita dapat menemukan ide pokok yang tertuang dalam setiap paragrafnya 3) mengemukakan kembali isi bacaan dengan menggunakan kalimat dan kata-kata sendiri ( Suyatmi, 2000: 45).
3. Membaca Pemahaman Interpretif
Membaca pemahaman interpretif merupakan proses memperoleh ide-ide yang tidak dinyatakan secara langsung. Pemahaman interpretif ini, merupakan pemahaman yang lebih tinggi dari pada pemahaman literal.
Jenis pemahaman ini dihasilkan melalui proses berpikir yang lebih tinggi seperti menginterpretasi, analisis dan sintesis informasi. Dalam
pemahaman ini, prediksi suatu bacaan merupakan keterampilan yang penting. Dengan memprediksi seseorang dapat membuat hipotesis, yang diikuti dengan penerimaan atau penolakan dengan hipotesis itu.
Pemahaman ini lebih menuntut kemampuan menafsirkan fakta dan informasi dalam bacaan. Pemahaman interpretif mencakup kemampuan antara lain (1) membuat kesimpulan, (2) membuat generalisasi, (3) mencari hubungan sebab akibat, (4) membuat perbandingan, (5) menemukan hubungan antar proposisi. Ritawati (2005:5).
Membaca pemahaman interpretif adalah membaca antara garis bawah atau membuat kesimpulan.
pemahaman interpretif meliputi kegiatan-kegiatan penalaran sebagai berikut: 1) menarik kesimpulan, 2) membuat generalisasi, 3)memahami sebab akibat, 4) membuat perbandingan-perbandingan, 5) menemukan hubungan-hubungan baru antara fakta-fakta yang di sebutkan dalam bacaan.
Dengan kemampuan memahami kegiatan-kegiatan penalaran tersebut di atas, maka akan memudahkan siswa dalam memahami makna suatu bacaan. Pemahaman adalah kemampuan siswa untuk memahami dan mengerti ide pokok, dan seluruh pengertian.
Tujuan membaca pemahaman interpretif adalah agar siswa mampu mengambil manfaat dan pesan yang disampaikan penulis kepada pembaca (siswa). Dengan kata lain, siswa diharapkan mampu memahami isi bacaan, mampu membuat kesimpulan isi bacaan, membuat generalisasi, mampu
mencari hubungan sebab akibat, mampu membuat perbandigan, mampu menemukan hubungan antar proposisi Ritawati (2005:10).
5. Pengertian Strategi AMBT
Menurut Stauffer dan Manzo (dalam Eanes, 1997:127) strategi AMBT (direct reading- thinking activities) merupakan strategi yang berguna untuk membimbing siswa berinteraksi dengan teks yang berlandaskan pada pendekatan proses membaca. Proses membaca tersebut dimulai dengan tahap prabaca, saat baca, pascabaca. Sementara itu, menurut Stauffer (dalam Burns,1996:331) strategi AMBT dapat mendorong siswa mengembangkan kemampuan berpikir melalui keterampilan membaca. Strategi dirancang untuk meminta siswa memprediksi isi bacaan dan isi paragraf berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, memikirkan prediksi saat membaca dan menguji/merevisi yang berhubungan dengan bacaan.
Strategi aktivitas membaca berpikir terbimbing adalah sebagai salah satu bentuk pembelajaran membaca dan keterampilan berbahasa di SD, strategi ini berguna untuk membimbing siswa untuk berinteraksi dengan teks berlandaskan pada pendekatan proses membaca dimulai dari tahap prabaca, saatbaca, pascabaca.
6. Kelebihan Strategi Aktifitas Membaca Berfikir Terbimbing (AMBT) merupakan salah satuupaya untuk mengoptimalkan pembelajaran MP sebagai salah satu bentuk pembelajaran membaca dan keterampilan berbahasa di SD serta berguna untuk membimbing siswa untuk
berinteraksi dengan teks berlandaskan pada pendekatan proses membaca dimulai dari tahap prabaca, saatbaca, pascabaca. Hasil penelitian tentang strategi AMBT telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, Nurmohaf (2009) dalam penelitiannya yang menggunakan strategi AMBT pada pelajaran bahasa Indonesia ternyata dapat meningkatkan kemampuan murid menentukan ide pokok dalam suatu bacaan.
7. Langkah-Langkah Strategi Aktifitas Membaca Berfikir Terbimbing (AMBT).
Menurut Siti–Mukminatun–FBS-uny-Artikel –nonpenelitian( Protected View), melalui https://www.geogle.co.id/strategi+pembelajaran+SD, langkah-langkah AMBT adalah :
a. Tahap Saat Prabaca
1) Menggali pengetahuan awal yang dimiliki siswa, mengelompokan siswa berdasarkan perbedaan kemampuan
2) Guru memperkenalkan topik bacaan.
3) Guru memberikan penjelasan tentang tujuan membaca yang akan dilaksanakan.
4) Guru menjelaskan langkah-langkah belajar yang akan dilaksanakan.
5) Guru memfokuskan perhatian siswa pada judul bacaan untuk membuat prediksi isi bacaan.
6) Guru mencatat di papan tulis semua prediksi yang dikemukakan siswa.
b. Tahap Saatbaca
1) Siswa membaca dalam hati bacaan yang disediakan,
2) Membimbing siswa untuk menjumlah paragraf dan menentukan ide pokok, ide penjelas dalam setiap paragraf.
c. Tahap Pascabaca
1) Siswa membaca ulang prediksi awal yang dikemukakan pada tahap prabaca.
2) Memperbaiki kesalahan menentukan ide pokok dalam bacaan .
8. Penerapan Strategi AMBT dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman
a. Penggunaan Strategi AMBT dalam Membaca Pemahaman
Dalam memahami suatu bacaan untuk menentukan ide pokok dan menarik kesimpulam bacaan melalui beberapa tahap atau langkah untuk mempermudah dalam menemukan ide pokok dan kesimpulan terhadap wacana yang dibacanya. Oleh karana itu, metode yang sesuai atau relevan digunakan dalam menentukan ide pokok adalah Strategi AMBT, untuk menentukan Ide pokok paragraf. Pada umumnya ide pokok berada pada kalimat-kalimat topik (kalimat utama).
Nurhadi, (2004:69-70). Kalimat topik dapat ditemukan melalui empat kemungkinan yaitu :
(1) kalimat topik di awal paragraf. Bacalah kalimat pertama yang ada dalam wacana karena kemungkinan ide pokoknya terletak pada kalimat pertama, (2) Kalimat topik ada pada akhir kalimat (kalimat Penutup). Bila kita tidak menemukannya pada kalimat pertama, bacalah kalimat yang terakhir, (3) Ide pokok terdapat pada kalimat pertama dan terakhir, jika langkah kedua
juga gagal coba gabungkan antara kalimat pertama dan kalimat terakhir, (4) Ide pokok paragraf menyebar diseluruh paragraf.
Jika siswa dalam membaca wacana tidak menemukan ide pokok pada melalui prosedur satu, dua dan tiga, maka siswa (pembaca) harus mencari ide pokok sendiri sebab ide pokok menyebar diseluruh paragraf.
Melatih keterampilan siswa menemukan ide pokok adalah latihan menemukan ide pokok paragraf. Latihan itu meliputi : Latihan menemukan letak ide pokok dalam paragraf, Latihan menyatakan ide pokok sebuah paragraf, Latihan menangkap maksud paragraf, latihan menemukan ide pokok dengan kecepatan membaca yang tinggi.
Pada saat membaca, penulis harus ingat bahwa peletakan ide pokok mempunyai gaya tersendiri untuk lebih mudah memahaminya, lazimnya ide pokok berada : di awal paragraf, di tengah paragraf, di awal dan akhir paragraf, serta diseluruh paragraf. Dengan adanya latihan siswa dapat menentukan ide pokok. Berikut gambar tipe paragraf Soedarso, (2004:67-96).
(1) Ide pokok di awal paragraf (2) Ide pokok di akhir paragraf
Keterangan :
Gambar 1 menunjukan bahwa ide pokok terdapat di awal paragraf Gambar 2 menunjukan bahwa ide pokok suatu paragraf terdapat di akhir
paragraf
3) ide pokok di tengah paragraf Keterangan:
Gambar 3 menunjukan ide pokok terdapat di tengah paragraf.
Untuk mengetahui ide pokok suatu paragraf sebelumnya harus mengetahui bagian fungsi paragraf, menemukan ide pokoknya. Paragraf adalah kumpulan kalimat yang berisi satu gagasan. Paragraf merupakan jalan yang ditempuh penulis untuk menyampaikan buah pikirannya, untuk memudahkan pembaca (siswa) dalam menemukan ide pokok. Dalam satu paragraf ada kalimat pokok atau kalimat kunci. Kalimat itu mengandung ide pokok paragraf. Kalimat lainnya adalah kalimat pendukung yang menguraikan, menjelaskan, melukiskan, menjabarkan, dan menyajikan contoh-contoh ide pokok.
Kalimat kunci paragraf mengandung pernyataan tentang kata benda atau kata ganti orang yang dominan atau yang menjadi topik (secara umum, garis besar) paragraf itu.
b. Tahapan Strategi AMBT dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
1) Tahap Prabaca
Aktivitas yang dilakukan saat prabaca mengunakan pengajaran mini.
Pengajaran mini dilakukan untuk membantu siswa membangkitkan pengalaman atau skemata. Salah satu tujuan pengajaran mini untuk aktivitas ini ialah membantu siswa dalam mengaktifkan skemata sebelum membaca atau
mengisikan skemata pada pembaca. Hal ini penting karena keberhasilan dalam membaca sangat ditentukan oleh pengalaman dan pengatahuan pendahuluan yang dimiliki siswa Aminuddin, (Hairuddin: 37). Selain itu, pengajaran mini yang bertujuan membangkitkan skemata ini dianggap penting karena aktivitas tersebut akan membantu guru dalam menciptakan iklim yang lebih kuat bagi pengembangan afektif minat, sikap positif, dan motivasi.
Aktivitas pada tahap prabaca memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih mencoba kebiasaan untuk memecahkan suatu maasalah dan lansung termotivasi untuk menguji kebenarannya dari bacaan. Disamping itu, siswa akan dapat mengaktifkan skemata untuk menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya dengan topik yang akan dibaca. Aktivitas yang dapat dilaksanakan adalah sebagai berikut
a) Guru mengelompokkan siswa menjadi empat kelompok yang terdiri atas lima siswa. Pengelompokkan siswa berdasarkan perbedaan kemampuan, b) Guru kemudian memperkenalkan topik bacaan. Guru memberikan
penjelasan atau pernyataan yang akan membantu metakognisi siswa dengan cara menghubungkan judul bacaan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa. Dalam hal ini akan membantu membangkitkan pengetahuannya,
c) Guru memberikan penjelasan tentang judul membaca yang akan dilaksanakan,
d) Guru menjelaskan langkah-langkah yang akan dilaksanakan guna mempersiapkan mental dan kerangka kerja terhadap metakognisi yang telah dimiliki. penulis memfokuskan perhatian siswa pada judul bacaan. Dari
judul bacaan dapat dihubungkan dengan petunjuk-petunjuk yang ada dalam bacaan seperti gambar dan kata-kata yang menghubungkan dengan pengalaman siswa. Apabila siswa menemui hambatan dalam memperdiksi guru melaksanakan pengajaran mini yaitu memberi penjelasan singkat cara memprediksi.
e) Kemudian guru mencatat dipapan semua prediksi yang dikemukakan siswa dilakukan untuk mempermudah siswa melakukan penafsiran isi bacaan.
2). Tahap Saatbaca
Tahap ini adalah tahap membaca dalam hati guna memahami isi bacaan.
Pelaksanaan membaca dapat dilakukan perseorangan, berpasangan, maupun kelompok. Banyak hal harus dibaca dapat ditentukan oleh guru misalnya sejumlah bab, halaman atau paragraf. Sewaktu membaca dalam hati siswa dapat dilatih menentukan letak ide pokok, menentukan ide pokok dan ide penjelas dalam setiap paragraf, menjumlah kata dalam paragraf, mencari kalimat inti suatu paragraf.
Membaca dalam hati biasanya untuk penikmatan atau kesenagan. Oleh karena itu membaca dalam hati sering disebut rekreasional, yang memerlukan ketenagan dan terbebas dari rasa tertekan. guru harus turut serta membaca karena ia sebagai model membaca bagi siswa Holawai (Hairuddin:24). Bila pada waktu membaca dalam hati siswa disuruh membaca dalam hati, tetapi gurunya tidak ikut serta membaca bahkan tidak berada dalam kelas, maka ada kemungkinan siswa menganggap kegiatan membaca sesuatu yang kurang penting.
3). Tahap Pascabaca
Aktivitas pascabaca adalah aktivitas pengajaran setelah siswa melakukan kegiatan membaca .kegiatan pascabaca sangat membantu siswa mengintegrasikan
informasi yang baru dalam kehidupan skematanya. Dan juga penghadiran pengalaman belajarnya pada tahap yang dilaluinya.
Pengajaran pada tahap pascabaca dilakukan dengan membaca ulang prediksi awal yang dikemukakan pada tahap prabaca, bertanya jawab untuk merefisi / menguji prediksi awal, melakukan sharing hasil dalam diskusi kelas.
B. Kerangka Pikir
Pengajaran membaca pemahaman sangat penting karena keberhasilan guru dalam mengajarkan membaca berdampak positif terhadap keberhasilan mata pelajaran. Banyak aspek yang perlu diketahui tentang kesulitan yang dihadapi siswa khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia antara lain menentukan ide pokok suatu bacaan.
Berdasarkan kerangka teori yang mendasari pelaksanaan penelitian tindakan kelas tentang “Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Strategi Aktifitas Membaca Berpikir Terbimbing Siswa Kelas IV SDN NO.54 Malolo Kab.Takalar”. Dalam penelitian ini menggunakan dua siklus, yakni siklus I dan II dengan memerhatikan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pada tahap evaluasi. Hasil penelitian tersebut menggambarkan berhasil tidaknya pembelajaran tersebut. Untuk memperjelas pernyataan di atas, dapat digambarkan dalam skema kerangka pikir berikut ini
KERANGKA PIKIR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Mendengar Berbicara Membaca Menulis
Membaca Pemahaman
Pelaksanaan Siklus
Temuan
Hasil
Kurikulum 2006
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir di atas, diduga bahwa jika diterapkan strategi Aktifitas Membaca Berfikir Terbimbing (AMBT) maka dapat meningkatkan kemampuan murid menentukan ide pokok dalam suatu bacaan.
23 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada SDN NO.54 MaloloKab.Takalar, di kelas IV SD dengan jumlah murid 20 yang terdiridari 9 laki-laki dan 11 perempuan siswa.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN NO.54 Malolo Kab.Takalar berjumlah 20 orang. Memilih siswa kelas IV sebagai responden karena
1. Ditemukannya masalah yang dialam isiswa kelas IV dalam membaca pemahaman, yaitu sulit menentukan ide pokok dan sulit menafsirkan isibacaan/menarik kesimpulan isi bacaan
2. Adanya variasi siswa, dilihat dari status sosial, pendidikan, dan pekerjaan orang tua mereka.
C . Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri atas beberapa siklus. Adapun langkah-langkah dalam siklus terdiri dari perencanaan tindakan, observasi, refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri atas dua siklus.
1. Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan adalah persiapan perencanaan tindakan pembelajaran membaca pemahaman dalam menentukan ide pokok isi bacaan dengan menggunakan strategi AMBT. Dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Menyamakan persepsi antara pelaksana penelitian tindakan kelas (penulis) dan guru tentang konsep dan tujuan penggunaan Strategi AMBT (Aktifitas Membaca Berpikir Terbimbing) dalam pembelajaran membaca pemahaman untuk menentukan ide pokok isi bacaan.
b. Menelaah silabus mata pelajaran bahasa Indonesia dan mendiskusikan materi apa yang akan diajarkan oleh guru.
c. Menyusun RPP dan lembar kerja siswa.
d. Menentukan bahan dan media pembelajaran yang akan digunakan
e. Menyusun rambu-rambu instrumen keberhasilan guru, peneliti, siswa berupa;
tes, wawancara, catatan lapangan observasi dan persiapan rekaman, foto pelaksanaan tindakan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dalam penelitian ini adalah tindakan yang disusun oleh penulis sebagai pelaksana penelitian tindakan kelas dan guru kelas IV SDN NO.54 Malolo Kab. Takalar. Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam menentukan ide pokok isi bacaan denganmenggunakan strategi AMBT melalui tiga tahap yaitu (1) Prabaca (2) Saatbaca (3) Pascabaca. Tindakan dilaksanakan terhadap siswa yang menjadi subjek
25
penelitian, dengan menerapkan pembelajaran yang telah disusun pada rencana tindakan. Dalam proses mengajar di kelas dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan, kemudian memberikan penjelasan yang akan membantu siswa menghubungkan judul bacaan dengan pengetahuan yang dimiliki siswa. Siwa kemudian memprediksi bacaan dan guru mencatat prediksi tersebut.
2.Guru membimbing siswa membaca dalam hati guna memahami isi bacaan.
3.Siswa ditugasi menentukan letak ide pokok dan ide penjelas dalam bacaan untuk mengetahui kemampuan murid.
3. Observasi
Pada kegiatan ini meliputi: pengamatan yang dilaksanakan selama kegiatan tindakan berlansung yaitu dengan mengamati aktifitas guru dan siswa sesuai dengan lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya, selain itu juga disediakan catatan lapangan untuk melengkapi data.
4. Refleksi
Dalam prosedur pelaksanaan penelitian tindakan ini langkah terakhir adalah mengadakan refleksi (perenungan). Hasil yang diperoleh dari tahap observasi dianalisis hingga menjadi refleksi atas pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.
Kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang terjadi pada setiap siklus akan diperbaiki pada siklus berikutnya.
2. Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan pada siklus II dilakukan dengan memperhatikan refleksi kelemahan- kelemahan yang ditemui pada pelaksanaan siklus I. Pada tahap perencanaan siklus II kegiatan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut; (1) peneliti menentukan tema membaca pemahaman yang akan disampaikan pada tahap pelaksanaan siklus II;
(2) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kerja siswa (LKS); (3) menyiapkan media pembelajaran yang mendukung berupa gambar ide pokok; (4) menyusun instrumen observasi aktivitas dan instrumen aktivitas belajar siswa; dan (5) menyusun instrumen tes kemampuan membaca dalam menentukan ide pokok bacaan untuk siklus II.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus kedua dilaksanakan dengan mengacu pada rencana yang telah disusun. Kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan tindakan ini adalah tetap sama pada siklus pertama hanya pelaksanaannya lebih dimaksimalkan dengan mengadakan perbaikan, penyempurnaan pada kekurangan- kekurangan yang ada pada siklus pertama.
Dalam proses mengajar di kelas dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan, kemudian memberikan penjelasan yang akan membantu siswa menghubungkan judul bacaan dengan pengetahuan yang dimiliki siswa. Siwa kemudian memprediksi bacaan dan guru mencatat prediksi tersebut.
2. Guru membimbing siswa membaca dalam hati guna memahami isi bacaan.
27 3. Menyiapkan media alat berupa gambar
4. Siswa ditugasi menentukan letak ide pokok dan ide penjelas dalam bacaan untuk mengetahui kemampuan murid.
3. Observasi
Pada tahap ini , kegiatan yang dilakukan adalah : a. Melakukan observasi dengan memakai format obserfasi b. Menilai hasil tindakan dengan cara menugaskan membaca 4. Refleksi
Kegiatan refleksi dilaksanakan dengan melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan (tindakan II)
D. Sumber Data
Sumber data yang dijadikan populasi dalam penelitian ini diambi ladalah guru dan siswa. Siswa kelas IV SDN NO.54 MaloloKab.Takalar yang berjumlah 20 orang.
Adapun data yang dikumpulkan dari siswa dalam penelitian ini adalah : (1) Hasil pekerjaan siswa pada tes awal, tes akhir tindakan pada setiap tahap pembelajaran, dan tes akhir setelah berakhirnya setiap tindakan pembelajaran. Tes berupa cerita fiksi dan non fiksi (2) aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran membaca pemahaman.
(3) Hasil wawancara dengan subjek penelitian (4) Hasi lpengamatan dalam proses belajar mengajar (5) Hasil catatan lapangan yang sesuaidengan kegiatan siswa selama proses pembelajaran yang berkaitandengantindakan. Sedangkan data yang diperoleh dari guru adalah (1) kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
menentukan ide pokok bacaan (2) aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran membaca pemahaman.
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Untuk pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes, wawancara, observasi, dan catatan selama proses pembelajaran berlansung. Empa tteknik diuraikan sebagai berikut :
1. Tes
Tes dilakukan bertujuan untuk mengumpulkan informasi guna mengetahui kemampuan pemahaman siswa dalam menentukan ide pokok isibacaan dalam sebuah wacana. Tes dilaksanakan pada awal penelitian, bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa dalam membaca pemahaman yaitu menentukan ide pokok dan menafsirkan isi bacaan. Pada akhir tiap tindakan, pada akhir tiap selesai melakukan serangkaian tindakan (tes akhir) bertujuan untuk melihat peningkatan siswa mengikuti pembelajaran membaca pemahaman dalam menentukan ide pokok danmenafsirkan isi bacaan melalui strategi AMBT.
2. Wawancara
Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi dari siswa mengenai strategi yang digunakan oleh guru dalam membaca pemahaman untuk menentukan ide pokok dan menafsirkan isi bacaan. Apakah pembelajaran dengan menggunakan strategi AMBT dapat memahami isi bacaan tentang ide pokok isi bacaan.
29 3. Observasi
Observasi bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan tindakan yang telah disusun serta untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang dikehendaki.
F. Analisis Data
Analisis data dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data. Analisis data dapatdilakukan setelah melihat data yang telah dikumpulkan melalui tes, observasi selama tahapan-tahapan (siklus) yang telah dilewati. Hal ini senada dengan pendapat Mc.Taggar (Faisal 2007:30) mengatakan bahwa PTK terdiri atas beberapa siklus yaitu: (1) perencanaan, (2) Tindakan (3) observasi (4) refleksi. Selain itu analisis data dilakukan dengan cara mengelompokkan data aspek guru dan aspek siswa dalam proses pembelajaran dianalisis berdasarkan kemunculan indikator. Penafsiran data proses pembelajaran pada aspek guru dan siswadigunakan acuan dengan rumus:
Frekuensi x 100%
Jumlahresponden.
Selanjutnya data ditafsirkan dengan menggunakan rentang taraf keberhasilan sebagai berikut :
Taraf Keberhasilan Kualitifikasi
0%-40% Sangat Kurang (SK)
41%-55% Kurang (K)
56%-70% Cukup (C)
71%-85% Baik (B)
86%-100% Sangat Baik (SB)
Sumber :Siswa Direktorat Jendral Mendikment 2007
G. Indikator Kinerja
Indikator kinerja pada penelitian tindakan ini adalah apabila seluruh siswa telah mencapai 70 % atau kualifikasi cukup dinyatakan berhasil.
31 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Permasalahan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Strategi Aktivitas membaca Berfikir Terbimbing (AMBT) pada siswa kelas IV SDN NO. 54 Malolo Kab. Takalar. Penelitian ini dilaksanakan pada 20 siswa yang terdiri dari 11 orang perempuan dan 9 orang laki- laki sebagai subjek penelitian yang dilaksanakan dalam 2 siklus pembelajaran, dan diakhir tiap siklus dilakukan tes evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa.
1. Siklus I
Tindakan Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, pertemuan I, dan pertemuan II digunakan untuk menerapkan Strategi AMBT masing-masing dengan alokasi waktu 2 x 35 menit, sedangkan pertemuan III digunakan untuk tes hasil belajar siswa dalam menulis narasi melalui Strategi Aktivitas membaca Berfikir Terbimbing dengan alokasi waktu 45 menit. Berikut adalah tahap-tahap pelaksanaan siklus I.
a. Tahap Perencanaan Siklus I
Pada tahap ini peneliti melakukan telaah terhadap kurikulum KTSP dan menentukan materi pokok. Perencanaan tersebut disusun dan dikembangkan oleh
peneliti bersama dengan guru kelas IV berupa skenerio pembelajaran RPP, Lembar kerja murid,dan tes siklus I.Menelaah silabus mata pelajaran bahasa Indonesia dan mendiskusikan materi yang akan diajarkan dengan guru kelas sebagai pelaksana tindakan sedangkan peneliti sebagai observer; menyiapkan alat-alat pembelajaran yang mendukung seperti gambar tentang ide pokok (5) menyusun instrumen observasi aktivitas mengajar guru dan instrumen observasi aktivitas belajar siswa;
dan (6) menyusun instrumen tes kemampuan membaca pemahaman dalam menentukan ide pokok bacaan untuk siklus I.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus I berlangsung pada tanggal 4, dan 5, Agustus 2014,dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yang diikuti oleh 20 siswa kelas IV SDN No. 54 Malolo Kab. Takalar. Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya, yaitu tindakan dipandu oleh perencanaan yang telah disusun secara rasional. Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tahap ini adalah sebagai berikut:
Kegiatan awal dimulai guru dengan mengucapkan salam lalu mengecek kebersihan kelas, melakukan persiapan pembelajaran, mengecek kehadiran siswa, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti pada tahap prabaca yaitu, mula-mula guru menggali pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa. Guru mengelompokkan siswa menjadi empat kelompok yang terdiri atas lima siswa. Pengelompokkan siswa berdasarkan
33
perbedaan kemampuan, guru kemudian memperkenalkan topik bacaan. Guru memberikan penjelasan atau pernyataan yang akan membantu siswa dengan cara menghubungkan judul bacaan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa. Dalam hal ini akan membantu membangkitkan pengetahuannya, guru memfokuskan perhatian siswa pada judul bacaan. Dari judul bacaan dapat dihubungkan dengan petunjuk-petunjuk yang ada dalam bacaan seperti gambar dan kata-kata yang menghubungkan dengan pengalaman siswa. Apabila siswa menemui hambatan dalam memperdiksi guru melaksanakan pengajaran mini yaitu memberi penjelasan singkat cara memprediksi. Kemudian guru mencatat dipapan semua prediksi yang dikemukakan siswa dilakukan untuk mempermudah siswa melakukan penafsiran isi bacaan.
Kegiatan inti saatbaca yaitu guru membimbing siswa membaca dalam hati guna memahami isi bacaan. Sewaktu membaca dalam hati siswa dapat dilatih menentukan letak ide pokok, menentukan ide pokok dan ide penjelas dalam setiap paragraf, menjumlah kata dalam paragraf, mencari kalimat inti suatu paragraf.
Pada tahap pascabaca siswa ditugasi oleh guru untuk melaporkan hasil kerjanya membaca pemahaman dalam menentukan ide pokok, kemudian guru memperbaiki kesalahan siswa dalam menentukan ide pokok.
Pada kegiatan akhir, guru memeriksa lembar kerja siswa. Selanjutnya guru memberi kesimpulan dan menutup pelajaran dengan memotivasi siswa dan memberikan pesan-pesan moral.
c. Observasi
Data aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran diperoleh melalui lembar observasi meliputi tiap pertemuan pada siklus I. Hasil pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran membaca pemahaman melalui Strategi Aktivitas Membaca Berfikir Terbimbing (AMBT) dalam menentukan ide pokok bacaan pada siklus I diperoleh gambaran bahwa kegiatan pelaksanaan belum maksimal atau belum terlaksana dengan baik.
Berikut ini adalah data hasil analisis kualitatif aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan membaca pemahaman siswa dalam menentukan ide pokok bacaan pada siklus I yang disajikan pada tabel berikut:
35
Tabel 4.1 Aktivitas Siswa Selama Proses Belajar Mengajar Siklus I
No. Indikator Frekuensi Persentase
1. Paskabaca Kemampuan bekerjasama dalam kelompok
10 50%
Mampu menghubungkan judul dengan pengetahuan yang dimiliki
4 20%
Mampu memprediksi isi bacaan 0 0%
2. Saatbaca Menentukan ide pokok 8 40%
Menentukan jumlah paragraf suatu bacaan
17 85%
Mampu menentukan ide penjelas dalam suatu paragraf
8 40%
Mampu menentukan letak ide pokok dengan benar
8 40%
3. Pascabaca Mampu memperbaiki kesalahan dalam memprediksi isi bacaan melelui judul
5 25%
Mampu memperbaiki kesalahan dalam menentukan ide pokok dengan baik
0 0%
Mampu melakukan sharing dalam diskusi
5 25%
(Sumber: Data observasi siswa siklus I)
Tabel 4.1 di atas menunjukan bahwa aktivitas siswa pada tahap prabaca dari 20 siswa pada siklus 1 menunjukan bahwa pada poin memprediksi isi bacaan siswa tidak melaksanakannya hal ini disebabkan karena guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan prediksi awal suatu bacaan, 4 (20%) siswa yang dapat mengaitkan antara pengetahuan yang dimikili dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan, 10 (50%) orang siswa yang dapat bekerjasama dalam kelompoknya yang tidak terlaksana dengan baik adalah (1) sepuluh siswa tidak aktif dalam kegiatan kelompok dan tidak fokus pada materi (judul bacaan). Hal ini disebabkan guru tidak menguasai langkah-langkah pembelajaran, serta guru tidak mengimplementasikan rencana pembelajaran dengan baik hal tersebut menyebabkan siswa kurang memahami materi pembelajaran.
Aktivitas yang dilaksanakan siswa pada tahap saatbaca yaitu 8 siswa yang aktif membaca dalam hati, 8 (40%) siswa yang dapat menjumlah kata dalam suatu paragraf, pada poin menentukan ide pokok, ide penjelas isi suatu bacaan tidak dilaksanakan oleh siswa hal disebabkan guru tidak menguasai tahapan strategi aktivitas membaca berpikir terbimbing, sehingga tidak mengimplementasikan rencana pembelajaran dengan baik.17 siswa dapat menentukan jumlah paragraf suatu bacaan (85%).
Proses aktivitas membaca pemahaman pada tahap pascabaca adalah 4 poin pada tahap pascabaca diharapkan dapat terlaksana, namun pada poin memperbaiki kesalahan dalam menentukan ide pokok isi bacaan tidak dilaksanakan oleh siswa, hal ini disebabkan karena guru tidak mengimplementasikan rencana pembelajaran
37
dengan baik, 5 siswa yang dapat memperbaiki kesalahan dalam menentukan ide penjelas (20%), 4 siswa yang dapat memperbaiki kesalahan dalam memprediksi isi bacaan melalui judul.
Berdasarkan data aktivitas siswa pada siklus 1 dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman masih Kurang, rata-rata dikategorikan Sangat Kurang (SK). Hal ini disebabkan guru kurang menguasai rancangan pembelajaran dengan baik sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Data hasil membaca pemahaman dalam menentukan ide pokok isi bacaan dapat dilihat tabel 4.2 berikut
Tabel 4.2
Data Hasil Belajar Menentukan Ide Pokok Dan Isi Bacaan Siklus I No Hasil Membaca
Pemahaman
Frekuensi Persentase Kualitifikasi
1. Siswa dapat menentukan ide pokok suatu paragraf
10 50% Kurang (K)
2. Siswa dapat menentukan ide penjelas suatu paragraf
10 50% Kurang (K)
3. Siswa dapat menentukan letak ide pokok
11 55% Kurang (K)
4. Siswa dapat menjumlah kalimat dalam sebuah paragraf
12 60% Cukup (C)
Tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa 10 (50%), siswa yang dapat menentukan ide pokok suatu paragraf, 10(50%) siswa yang dapat menentukan ide penjelas,
101(55%) siswa yang dapat menentukan letak ide pokok, 12 (60%) siswa dapat menentukan jumlah paragraf suatu bacaan. Hal ini disebabkan guru tidak menguasai tahapan strategi aktivitas membaca berpikir terbimbing, guru tidak mengaktifkan skemata siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya dengan topik yang akan dibaca, sehingga memudahkan siswa untuk memprediksi isi bacaan, guru tidak menampilkan alat peraga berupa gambar letak ide pokok suatu paragraf, guru tidak memberikan contoh dalam bentuk kalimat cara menentukan ide pokok suatu paragraf.
Berdasarkan data pada siklus pertama dapat disimpulkan bahwa hasil belajar membaca pemahaman rata-rata dikategorikan Sangat Kurang (K). Hal ini menunjukan bahwa indiktor keberhasilan belum tercapai, yaitu seluruh siswa mencapai 75 % atau kualifikasi Baik (B). Hal ini disebabkan guru belum mengimplementasikan rencana pembelajaran dengan baik, dalam pelaksanaan belajar mengajar guru harus menguasai langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan strategi aktivitas membaca berpikir terbimbing. Teks wacana yang digunakan pada siklus I terlalu panjang.
39
Table 4.3 Statistik Siswa Pada Tes Siklus I Membaca Pemahaman Siswa Dalam Menentukan Ide Pokok Bacaan
Statistik Nilai statistik Jumlah siswa
Skor ideal Skor maksimum
Skor minimum Rentang skor Skor rata-rata
20 100
80 60 40 70
(Sumber: Nilai Tes Siklus I)
Tabel di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata keterampilan berbicara siswa pada tes siklus I adalah 65,7 dari skor ideal yaitu 100. Skor maksimum yang diperoleh siswa adalah 85, skor minimum 40. Dari skor penguasaan siswa yang telah diperoleh, maka dapat diketahui distribusi frekuensi skor yang diperoleh siswa dalam tes siklus I seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.4 Hasil Tes Kegiatan Membaca Pemahaman Siswa DalamMenentukan Ide Pokok Bacaan Siswa Siklus I
NO Nilai (x)
Frekuensi (f)
x (f) Keterangan
1 2 3 4 5 6
85 80 75 60 50 40
2 3 4 7 1 3
170 240 300 420 50 120
Nilai rata-rata keseluruhan siswa adalah 65
Jumah 20 1300
(Sumber : Nilai Tes Siklus I)
Berdasarkan tabel 4.3 nilai yang diperoleh siswa pada siklus I yaitu 85,80, 75, 60, 50 dan 40. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 65.
Hasil tes kegiatan membaca pemahaman siswa dalam menentukan ide pokok bacaan berdasarkan penentuan patokan dengan perhitungan persentase ditunjukkan pada tabel berikut:
41
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kegiatan Membaca Pemahaman Siswa Dalam Menentukan Ide Pokok Bacaan pada Tes Siklus I
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
86-100 Sangat Baik 0 0 %
71-85 Baik 6 30 %
56-70 Cukup 7 35 %
41-55 Kurang 4 20 %
0-40 Sangat Kurang 3 15 %
Jumlah 20 100 %
(Sumber: Data Tes Siklus I)
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 20 siswa kelas IV SDN No. 54 Malolo Kab. Takalar, 0 siswa (0 %) yang Pemahamannya dalam menentukan ide pokok bacaan berada dalam kategori sangat baik, 6 siswa (30%) yang berada dalam kategori baik, 7 siswa (35%) yang berada pada kategori cukup, 4 siswa (20%) yang berada dalam kategori kurang, dan 3 siswa (15%) yang pemahamannya dalam menentukan ide pokok suatu bacaan berada dalam kategori sangat kurang atau Sangat rendah.
c. Refleksi
Dalam menentukan ide pokok suatu bacaan dengan menggunakan Strategi Aktivitas Membaca Berfikir Terbimbing (AMBT). Hasil refleksi yang terjadi pada siklus I adalah sebagai berikut :
1) Siswa belum mampu menghubungkan judul dengan pengetahuan yang dimiliki.
2) Siswa belum maksimal dalam bekerjasama dengan kelompok dalam menentukan ide pokok.
3) Berdasarkan hasil tes akhir siklus I menunjukkan bahwa siswa masih kurang dalam menentukan ide pokok suatu bacaan.
Berdasarkan hasil refleksi di atas dan mengacu pada kriteria yang ditetapkan belum mencapai 85% siswa memiliki nilai ≥70, disimpulkan bahwa pembelajaran belum berhasil. Oleh karena itu materi ini perlu diulang pada siklus II dengan beberapa penyempurnaan sebagai berikut:
1) Guru memberikan penjelasan atau pernyataan yang akan membantu siswa menghubungkan judul bacaan.
2) Mengusahakan untuk memfokuskan perhatian siswa terutama kemampuan bekerja sama dalam kelompok.
3) Guru harus melakukan semua kegiatan yang di rencanakan, menjelaskan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar sesuai AMBT.
4) Memaksimalkan pengelolaan kelas, dan lebih memotivasi siswa.
43
5) Menggunakan waktu dengan seefisien mungkin serta menggunakan media gambar berupa gambar letak ide pokok suatu paragraf, memberikan contoh dalam bentuk kalimat harus jelas sehingga siswa dapat memahaminya.
2. Siklus II a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti kembali melakukan telaah terhadap kurikulum KTSP dan menentukan materi pokok. Perencanaan tersebut disusun dan dikembangkan Oleh peneliti bersama dengan guru kelas IV SDN NO.54 Malolo Kab. Takalar berupaskenerio pembelajaran RPP, Lembar kerja murid,dan tes siklus I.Menelaah silabus mata pelajaran bahasa Indonesia dan mendiskusikan materi yang akan diajarkan dengan guru kelas sebagai pelaksana tindakan sedangkan peneliti sebagai observer; menyiapkan alat-alat pembelajaran yang mendukung seperti gambar tentang ide pokok (5) menyusun instrumen observasi aktivitas mengajar guru dan instrumen observasi aktivitas belajar siswa; dan (6) menyusun instrumen tes kemampuan membaca pemahaman dalam menentukan ide pokok bacaan untuk siklus II.
B. Pelaksanaan
Siklus II berlangsung pada tanggal, 11, 12, dan 14 Agustus 2014, dengan lama waktu 2 x 35 menit yang diikuti oleh semua siswa kelas IV SDN No. 54 Malolo Kab.
Takalar, yang dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, pertemuan I, dan pertemuan II, digunakan untuk menerapkan Strategi Aktifitas Membaca Berfikir Terbimbing masing-masing dengan alokasi waktu 2 x 35 menit, sedangkan pertemuan III