Rancangan
Evaluasi Proses Belajar Mengajar
Jepri Sani
Tanti Fitri Yana
MPI Semester 5
EVALUASI
Evaluasi adalah suatu proses untuk merencanakan, memperoleh,
dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat
beberapa alternatif dalam mengambil keputusan. Sesuai dengan
pengertian tersebut maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian
merupakan suatu proses yang sengaja dilaksanakan untuk
memeperoleh informasi atau data; berdasarkan data tersebut
kemudian dicoba membuat keputusan. Dimana informasi data yang
dikumpulkan itu haruslah data yang sesuai dan mendukung tujuan
evaluasi yang direncanakan.
Prosedur Evaluasi
0
1
I. Perencanaan Evaluasi
a) Menentukan Tujuan Evaluasi
Dalam melaksanakan evaluasi, tentu guru memiliki maksud atau tujuan tertentu. Tujuan harus dirumuskan secara jelas dan tegas serta ditentukan sejak awal karena tujuan evaluasi tersebut menjadi dasar untuk menentukan arah dan ruang lingkup materi evaluasi.
b) Menyusun kisi-kisi
Penyusunan kisi-kisi dimaksudkan agar materi evaluasi betul-betul representatif dan relevan dengan materi pelajaran yang sudah diberikan oleh guru kepada peserta didik. Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu. Fungsi kisi-kisi sebagai pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi perangkat tes.
c) Menulis soal
Merupakan salah satu langkah penting untuk dapat menghasilkan alat ukur atau tes yang baik. Penulisan soal adalah penjabaran indikator menjadi pertanyaanpertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan pedoman kisi-kisi.
Setiap pertanyaan harus jelas dan terfokus serta menggunakan bahasa yang efektif, baik bentuk pertanyaan maupun bentuk jawabannya. Kualitas butir soal akan menentukan kualitas tes secara keseluruhan.
d) Uji coba dan analisis soal
Jika semua soal sudah disusun dengan baik, maka perlu diujicobakan terlebih dahulu di lapangan. Tujuannya untuk melihat soal-soal mana yang perlu diubah, diperbaiki dan dibuang sama sekali, serta soal-soal mana yang baik digunakan untuk selanjutnya.
Dalam melaksanakan uji coba soal, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Ruangan tempat tes diusahakan seterang mungkin 2. Perlu disusun tata tertib pelaksanaan tes
3. Para pengawas tes harus mengontrol pelaksanaan tes dengan ketat tapitidak mengganggu suasana tes
4. Waktu yang digunakan harus sesuai dengan banyaknya soal yangdiberikan 5. Peserta didik harus benar-benar patuh mengerjakan semua petunjuk
danperintah dari penguji
6. Hasil uji coba hendaknya diolah, dianalisis dan diadministrasikan denganbaik sehingga dapat diketahui soal-soal mana yang lemah untuk selanjutnya dapat diperbaiki kembali
e). Revisi dan merakit soal
Setelah uji coba dan analisis, kemudian direvisi sesuai dengan proporsi tingkat kesukaran soal dan daya pembeda.
Ddengan demikian, ada soal yang masih bisa diperbaiki dari segi bahasa dan ada juga yang harus direvisi total, baik yang menyangkut pokok soal (stem) maupun alternatif jawaban (option) bahkan ada soal yang harus disisihkan. Berdasarkan hasil revisi soal inilah, baru dilakukan perakitan soal menjadi suatu alat ukur yang terpadu. Untuk itu, semua hal yang dapat memperngaruhi validitas skor tes, seperti nomor urut soal, pengelompokan bentuk soal, penataan soal dan sebagainya harus diperhatikan.
Penyusunan Evaluasi Pembelajaran
1. Penentuan tujuan evaluasi
Dalam melakukan evaluasi seorang guru mempunyai tujuan tertentu,tujuan itu dapat berupa tujuan evaluasi misalnya untuk mengetahui penguasaan peserta didik dalam kompetensi /subkompitensi tertentu setelah mengikuti proses proses pembelajaran.
2. Penyusunan Kisi-kisi soal
Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu.
Fungsi kisi-kisi adalah sebagai pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi perangkat tes.
3. Telaah atau “review dan Revesi” Soal
Langkah ini merupakan hal penting untuk diperhatikan, karena seringkali kekurangan yang terdapat pada suatu soal tidak terlihat oleh penulis soal.
Penyusunan Evaluasi Pembelajaran
4. Uji coba (Try out)
Uji coba soal pada prinsipnya adalah upaya untuk mendapatkan impormasi empiric mengenai sejauh mana sebuah soal dapat mengukur apa yang hendak diukur. Informasi empirik tersebut pada umumnya menyangkut segala hal yang dapat mempengaruhi validitas soal seperti tingkat kesukaran soal pada jawaban,tingkat daya pembeda soal, pengaruh budaya ,bahasa yang dipergunakan, dan sebagainya.
5. Penyusunan Soal
Agar skor yang diperoleh dapat dipercaya,diperlukan banyak butir soal.sebab itu.
Dalam penyajian butir-butir soal perlu disusun manjadi suatu alat ukur yang terpadu.Hal-hal yang dapat mempengaruhi validitas tes seperti urutan nomor soal., pengelompokan bentuk-bentuk soal, kalau dalam suatu perangkat tes terdapat lebih dari satu bentuk soal, tata “lay out” soal dan sebagainya haruslah diperhatikan dalam penyusunan soal menjadi sebuah tes.
Penyusunan Evaluasi Pembelajaran
6. Penyajian tes
Setelah tes tersusun, naskah (tes) siap diberikan atau di sajikan kepada peserta didik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian tes ini adalah waktu penyajian, petunjuk yang jelas mengenai cara menjawab atau mengerjakan tes, ruangan dan tempat duduk peserta didik. Pada prinsipnya, hal-hal yang menyangkut segi administrasi penyajian tes harus diperhatikan sehingga evaluasi dapat terselenggara dengan benar dan baik.
7. Scorsing
Scorsing atau pemeriksaan terhadap lembar jawaban dan pemberian angka merupakan langkah untuk mendapatkan informasi kuantitatif dari masing-masing peserta didik. Pada prinsipnya, scorsing ini harus diusahakan agar dapat dilakukan secara objektif. Artinya, apabila scorsing dilakukan oleh dua orang atau lebih, yang sama tingkat kompetensinya, akan menghasilkan scor atau angka yang sama.
Atau jika orang yang sama mengulangi proses pengscoran, akan dihasilkan scor yang sama.
Penyusunan Evaluasi Pembelajaran
10. Pemanfaatan hasil tes
Hasil pengukuran yang diperoleh melalui ujian sangat berguna sesuai dengan tujuan ujian. Informasi atau data hasil pengukuran dapat dimanfaatkan untuk perbaikan atau penyempurnaan sistem, peroses atau kegiatan belajar mengajar, maupun sebagai data untuk mengambil keputusan atau menentukan kebijakan
Penyusunan Evaluasi Pembelajaran
8. Pengelolahan hasil tes
Setelah dilakukan scorsing, hasilnya perlu dipilah dengan mencari konvermasi nilai. Dalam proses konversi ini ada norma dan ada pula skala, yaitu norma relatif dan penilaian Acuan norma (PAP), dan norma mutlak dengan penilaian Acuan patokan (PAP), masing-masingnya dengan skala 5 (A, B, C, D,
E) skala 9 (1-9) skala 11 (1-11), skala 100, skala z score, skala T score,. Kemudian dilakukan prosedur statistic mencari ranking (rank order), mean, media.modus dan mode.
9. Pelaporan hasil tes
Setelah tes dilaksanakan dan dilakukan scorsing, hasil pengetesan tersebut perlu dilaporkan. Laporan tersebut dapat diberikan kepada peserta didik yang bersangkutan. Kepada orang tua peserta didik , kepada kepala sekolah,dan sebagainya. Laporan kepada masing-masing yang berkepentingan dengan hasil tes ini sangat penting karena dapat memberikan informasi yang sangat berguna dalam rangka penentuan kebijaksanaan selanjutnya.
Krakteristik Evaluasi
0
2
Karakteristik Evaluasi
01
04
02
05
03
06
Objektivitas Validitas Realiabilitas
Komprehens
if Format Variatif Formatif dan
Sumatif
Karakteristik Evaluasi
07
10
08
11
09
12
Inklusif Transparansi
Ketepatan Waktu
Umpan Balik Konstruktif
Keterkaitan dengan pengambilan
keputusan
Etika dan
Kerahasian
Kriteria
Penyusunan Evaluasi
03
Kriteria Evaluasi
1. Memiliki Validitas
Validitas artinya penilaian harus benar- benar mengukur apa yang hendak diukur. Misalnya barometer adalah alat pengukur tekanan udara dan tidak tepat bila digunakan untuk mengukur temperatur udara demikian pula suatu tes memiliki suatu validitas bila tes itu benar-benar mengukur hal yang hendak di tes.
2. Mempunyai Reliabilitas
Suatu alat evaluasi memiliki reliabilitas bila menunjukkan ketetapan hasilnya.
Dengan kata lain orang yang akan di tes itu akan mendapat skor yang sama bila dilihat dites kembali dengan alat uji yang sama.
Kriteria Evaluasi
3. Objektivitas
Suatu alat evaluasi harus benar-benar mengukur apa yang diukur, tanpa adanya interpretasi yang tidak ada hubungannya dengan alat evaluasi itu
4. Efisiensi
Suatu alat evaluasi sedapat mungkin dipergunakan tanpa membuang waktu dan uang yang banyak. Ini tidak berarti bahwa evaluasi yang memakan waktu, usaha dan uang sedikit dianggap alat evaluasi yang baik.
5. Ekonomis
Suatu alat evaluasi sedapat mungkin dipergunakan tanpa membuang-buang waktu, dana, tenaga, serta sarana dan prasarana penunjang
6. Norma
Dalam hal ini norma diartikan sebagai patokan kriteria atau ukuran yang digunakan untuk
menentukan dalam mengambil keputusan. Dengan adanya norma penilaian guru Pendidikan jasmani dapat membandingkan hasil tes dari peserta didik dengan populasi yang lebih besar.
Kriteria Evaluasi
7. Direction
Dalam hal ini direction diartikan memiliki petunjuk pelaksanaan yang dibakukan, sehingga siapapun yang melaksanakannya, pelaksanaannya akan sama. Petunjuk pelaksanaan tes menggunakan tata kalimat yang mudah dipahami.
8. Interest
Untuk mendapatkan data yang cermat dan sesungguhnya dari unjuk kerja peserta didik, tes harus menarik dan memberikan tantangan, sehingga peserta didik termotivasi. Tes yang tidak menarik akan membuat peserta didik bosan dan merasa tes tersebut sulit untuk dilakukan.