BIOKIMIA SEMESTER 116 (SPEKTROFOTOMETRI)
OLEH :
ADELIA ANGGRAINI RAHMASARI (1308621080)
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Spektrofotometri adalah salah satu analisis instrumental yang berhubungan dengan segala sesuatu tentang interaksi sinar dengan molekul. Hasil interaksi tersebut dapat menimbulkan satu atau lebih peristiwa seperti pemantulan, pembiasan, penyerapan, fluoresensi, fosforesensi dan ionisasi. Spektrofotometri merupakan suatu metode untuk analisis struktur kimia secara kualitatif dan kuantitatif (Fanatik, 2006).
Spektrofotometer adalah suatu alat instrumen untuk mengukur transmitans suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang, pengukuran terhadap sederetan sampel pada suatu gelombang tunggal dapat pula dilakukan (ANTONI, 2010).
Absorbansi merupakan perbandingan antara intensitas cahaya awal terhadap intensitas cahaya yang ditransmisikan (Setiadi, 2018). Nilai absorbansi dipengaruhi oleh kadar zat yang terkandung. Semakin banyak kadar zat yang terkandung, maka semakin banyak pula molekul yang dapat menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu sehingga nilai absorbansi akan semakin besar (Neldawati, 2015). Nilai absorbansi dari cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet (Sastrohamidjojo, 2013).
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini ialah :
1. Untuk mengetahui nilai absorbansi yang dihasilkan dari setiap konsentrasi pada larutan glukosa.
2. Untuk mengetahui factor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai absorbansi pada suatu larutan.
TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Spektrofotometri
Spektrofotometri adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan spektrofotometer (Neldawati, 2013). Spektrofotometri adalah salah satu analisis instrumental yang berhubungan dengan segala sesuatu tentang interaksi sinar dengan molekul. Hasil interaksi tersebut dapat menimbulkan satu atau lebih peristiwa seperti pemantulan, pembiasan, penyerapan, fluoresensi, fosforesensi dan ionisasi.
Spektrofotometri merupakan suatu metode untuk analisis struktur kimia secara kualitatif dan kuantitatif (Fanatik, 2006).
Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spectrometer dan fotometer.
Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan Panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intnsitas cahaya yang di transmisikan atau di arbsorsi (ANTONI, 2010).
Spektrofotometer UV-VIS menggunakan lampu hydrogen atau deuterium dan lampu filament. Kegunaan lampu hydrogen ini agar mendapatkan radiasi di daerah ultraviolet hingga 350 ran. Sedangkan kegunaan lampu filament sebagai daerah sinar tampak hingga inframerah dekat dengan panjang gelombang 350 nm sampai kira-kira 250 nm. System spektrofotometer juga terdiri dari kuvet, kuvet sendiri merupakan wadah bahan yang akan diukur serapannya.
1.2 Arbsorbansi
Absorbansi merupakan perbandingan antara intensitas cahaya awal terhadap intensitas cahaya yang ditransmisikan (Setiadi, 2018). Nilai absorbansi ini akan bergantung pada kadar zat yang terkandung di dalamnya, semakin banyak kadar zat yang terkandung dalam suatu sampel maka semakin banyak molekul yang akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu sehingga nilai absorbansi semakin besar atau dengan kata lain nilai absorbansi akan berbanding lurus dengan konsentrasi zat yang terkandung didalam suatu sampel.). Nilai absorbansi dari cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet (Sastrohamidjojo, 2013).
Nilai absorbansi merupakan perbandingan intensitas sinar yang akan diserap dengan banyaknya sinar datang. Nilai absorbansi semakin banyak kadar zat dalam suatu sampel maka juga akan banyak molekul yang menyerap cahaya pada panjang gelombang sehingga semakin besar nilai absorbansi berbanding lurus dengan nilai konsentrasi zat di sampel (Neldawati, 2013).
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM 3.1 Waktu Pelaksanaan Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Kampus B Universitas Negeri Jakarta. Waktu pelaksanaan praktikum dilaksanakan pada hari Jumat, 8 April 2022 pada pukul 10.00-11.30 WIB.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Tabung reaksi, Gelas breaker, Pipet tetes, dan Spektrofotometri.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Larutan glukosa 50 ppm, Larutan glukosa 100 ppm, Larutan glukosa 150 ppm, Larutan glukosa 200 ppm, Larutan X
3.3 Cara Kerja
Adapun langkah – langkah kerjanya adalah :
1. Hidupkan terlebih dahulu spektofotometer sebelum digunakan, lalu diamkan selama 30 menit.
2. Siapkan glukosa 50 PPM, 100 PPM, 150 PPM, 200 PPM dan juga larutan X 3. Masukkan masing-masing larutan ke dalam cuvett
4. Masukkan sesuai takaran yang ada didalam cuvett 5. Usahakan jari tidak menyentuh bagian beningnya
6. Masukkan cuvett ke dalam spektofotometer secara hati-hati
7. Dan perlu diperhatikan saat memasukkan cuvett pastikan bagian cuvett yang bening berada di lubang yang ada dalam mesin spetofotometri
8. Lalu pencet tombol sesuai lambang yang ada didalamnya 9. Lalu amati angka yang keluar dari spektofotometri 10. Catat angka absorbansi yang didapat.
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Hasil
Konsentrasi (ppm) Absorbansi (A)
50 ppm 0,001 A
100 ppm 0,004 A
150 ppm 0,002 A
200 ppm 0,001 A
4.2 Pembahasan y = -4E – 06x + 0,0025
0,002 = -0,000004x + 0,0025 0,002 – 0,0025 = - 0,000004x 0,00002x = 0,006 – 0,0024 -0,0005 = -0,000004x X = 125
Jadi, angka konsentrasi pada larutan glukosa memiliki nilai absorbansi 0,002 A = 125 ppm.
Metode spektrofotometri ini dilakukan untuk mengukur konsentrasi bahan yang terlarut di suatu larutan. Digunakan 5 larutan dengan konsentrasi berbeda yaitu 50, 100, 150, 200 dan x ppm dan larutan blanko. Berdasarkan hasil absorbansi yang didapatkan, terdapat perbedaan hasil dari setiap konsentrasi. Nilai absorbansi larutan larutan glukosa dengan 50 ppm adalah 0,001. Larutan glukosa 100 ppm memiliki nilai absorbansi 0,004. Larutan glukosa 150 ppm memiliki nilai absorbansi sebesar 0,002. Larutan glukosa 200 ppm memiliki nilai absorbansi sebesar 0,001.Kemudian terdapat pula larutan glukosa dengan konsentarsi x ppm yang memiliki nilai absorbansi sebesar 0,002. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor antara lain pelarut, suhu, pH, dan zat pengganggu.
BAB 5 KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum spektrofotometeri yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa nilai absorbansi yang didapatkan dari kelima larutan glukosa dengan konsentrasi 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, x ppm yaitu 0.001, 0.004, 0.002, 0.001, dan 0.002. Lalu hasil pada konsentrasi larutan glukosa x adalah 125 ppm dengan nilai absorbansi 0,002 A.
DAFTAR PUSTAKA
ANTONI, S. (2010). ANALISA KANDUNGAN FORMALIN PADA IKAN ASIN DENGAN METODA SPEKTROFOTOMETRI DI KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. 66.
Neldawati, d. (2013). Analisis Nilai Absorbansi dalam Penentuan Kadar Flavonoid untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat. ejournal.unp, 8.
Setiadi, I. C. (2018). Sistem Multispectral Imaging untuk Digunakan pada Kajian Dermatologi (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember).
Neldawati, N. (2015). Analisis Nilai Absorbansi Dalam Penentuan Kadar Flavonoid Untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat. Pillar of Physic, UNP.
Sahumena, Muhamad Handoyo. 2020. Identifikasi Jamu Yang Beredar di Kota Kendari Menggunakan Metode Spektrofotometri Uv-Vis. Journal Syifa Sciences and Clinical Research.
Sastrohamidjojo, H. (2013). Kimia Dasar. Gadjah Mada University Pers. Yogyakarta.
Suarsa, D. I. (2015). Spektroskopi. Bali: Universitas Udayana.