Dosen Pengampu: Makhabbah Jamilatun, M.Si.
Tanin
•
Istilah tanin sendiri berasal dari bahasa Perancis, yaitu “tanning”. Pada mulanya senyawa tannin lebih dikenal sebagai “tanning substance” dalam proses
penyamakan kulit hewan untuk dibuat sebagai kerajinan tangan.
•
Tanin merupakan senyawa kompleks yang memiliki bentuk campuran polifenol yang Sulit untuk dipisahkan sehingga sulit membetuk kristal
•
Tanin merupakan suatu substansi yang banyak dan tersebar, sehingga sering ditemukan dalam tanaman. Yang paling potensial berasal dari tanaman akasia, pinus, eukaliptus, jambu biji, bakau, teratai, sirih, dll
•
Tanin mempunyai beberapa khasiat, yaitu sebagai astringen, antidiare, antibakteri dan antioksidan.
•
Sifat: mengendapkan protein dan mengkhelat logam
•
Tanin dapat diidentifikasi dengan menggunakan kromotografi.
Manfaat Tanin
• Sebagai anti hama untuk mencegah serangga dan fungi pada tanaman.
• Sebagai pelindung tanaman ketika masa pertumbuhan dari bagian tertentu tanaman, misalnya pada bagian buah, saat masih muda akan terasa pahit dan sepat.
• Sebagai adstrigensia (menciutkan selaput lendir usus) pada gastrointestinal dan kulit.
• Untuk proses metabolisme dari beberapa bagian tanaman.
• Dapat mengendapkan protein sehingga digunakan sebagai antiseptik.
• Sebagai antidotum (keracunan alkaloid).
• Sebagai reagen pendeteksi gelatin, alkaloid, dan protein.
• Sebagai penyamak kulit dan pengawet.
• Sebagai proteksi dari cekaman lingkungan
• Sebagai antihama (toksik) terhadap serangga dan fungi
• Sebagai senyawa antiseptik pada jaringan tanaman yang terluka
Karakteristik Tanin
• Berbentuk serbuk atau berlapis-lapis seperti kulit kerang
• Berwarna putih sampai coklat terang
• Berbau khas
• Mempunyai rasa sepat (astringent)
• Mudah dioksidasi dan tidak
mempunyai titik leleh dan amorf
• Tanin dapat larut dalam air dalam kondisi suhu tinggi dan pelarut organik seperti etanol, keton dll
• Tanin dapat ditemukan pada berbagai jenis tanaman yang dicirikan dengan rasa sepat dan asam, seperti pada teh. Cengkih,
panili, kayu manis, kacang almond, coklat, dan beberapa jenis buah berry juga
mengandung tanin dengan konsentrasi yang beragam.
• Tanin memiliki kemampuan sebagai astringent, yaitu senyawa yang mampu mengencangkan jaringan tubuh sehingga dapat dimanfaatkan untuk
mengencangkan kulit. Secara alamiah, tanin berfungsi sebagai pelindung
tumbuhan dari serangan predator atau hama, oleh karena tanin juga dapat
dimanfaatkan sebagai pestisida. Seperti
asal usul namanya, tanin (tanning) memang dimanfaatkan sebagai bahan dalam
penyamakan kulit.
Cara Identifikasi Senyawa Tanin
• Untuk analisis secara
kualitatif dapat dilakukan dengan mengunakan
metode :
• Diberikan larutan FeCl3 berwarna biru tua / hitam kehijauan.
• Ditambahkan Kalium Ferrisianida + amoniak berwarna coklat.
• Diendapkan dengan garam Cu, Pb, Sn, dan larutan
Kalium Bikromatberwarna coklat
• Sebanyak 20 mg sampel yang telah dihaluskan, ditambah etanol sampai sampel terendam
semuanya. Kemudian sebanyak 1 ml larutan dipindahkan kedalam tabung reaksi dan
ditambahkan 2-3 tetes larutan FeCl3 1%.
• Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna hitam kebiruan atau hijau.
- - -
Identifikasi Tanin Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alat L.)
(Penelitian Sri, U. 2021)
• Sebanyak 2 gram ekstrak etanol daun ketepeng cina dilarutkan aquades panas kemudian didinginkan. Setelah itu
ditambahkan 1 ml NaCl 2% dan
disaring. Filtrat dibagi 2 bagian A dan B.
• Filtrat A ditambahkan 3 tetes pereaksi FeCl3 5%. Positif tanin apabila
terbentuk warna hitam kebiruan. Filtrat B diambahkan gelatin. Terbentuknya endapan putih menunjukkan adanya tanin
uji kualitatif tannin dengan FeCl3
uji kualitatif tannin dengan gelatin 1%
Identifikasi senyawa tanin dilakukan dengan dua cara, yang pertama
direaksikan dengan FeCl3 1%, perubahan warna larutan dikarenakan adanya reaksi reduksi, tanin merupakan golongan
senyawa polifenol yang mampu
mereduksi besi (III) menjadi besi (II),
dengan adanya gugus fenol dari senyawa tanin yang berikatan dengan FeCl3
membentuk kompleks berwarna
biru/hijau kehitaman. Reaksi antara tanin dan FeCl3 dapat dilihat pada gambar
Gambar. Reaksi senyawa tanin dengan FeCl3
Identifikasi yang kedua direaksikan dengan gelatin 1%, munculnya
endapan pada larutan enunjukkan tanin yang menggumpalkan protein dari gelatin, karena tanin dapat
bereaksi dengan protein membentuk kopolimer yang mantap dan tidak larut dalam air. Sifat tanin dapat
mengendapkan protein, semua tanin akan menimbulkan endapan dalam jumlah sedikit ataupun banyak ketika direaksikan dengan gelatin, karena gelatin termasuk protein alami
Gambar. Reaksi senyawa tanin dan gelatin
Penetapan Kadar Tanin Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alat L.)
(Penelitian Sri, U. 2021)
METODE SPEKTOFOTOMETRI UV-VIS
• Pembuatan Larutan Standar Asam tanat 1000 ppm
• Penetapan panjang gelombang
• Pembuatan Kurva Baku
• Penetapan Kadar Tanin
• Sebanyak 0,5 gram maserat ditimbang dan dilarutkan dengan aquabidestilata sampai 10 ml. Jika belum larut sempurna bisa dibantu dengan alat yang berfungsi untuk menghomogenkan larutan. Dipipet 1 ml sampel dengan seksama, dimasukkan ke dalam wadah berukuran 10 ml yang telah berisi 7,5 ml
aquabidestilat. Ditambahkan 0,5 ml pereaksi folin ciocalteu, didiamkan selama 3 menit, ditambankan 1,0 ml larutan Na2CO3 jenuh. Diinkubasi selama 15 menit, kemudian dibaca serapannya pada panjang
gelombang maksimum. Dihitung dengan menggunakan kurva baku yang didapat sehingga diketahui konsentrasi
• dari sampel.
• Total Tanin = 𝐶 𝑥 𝑉
𝑔
Ket:
C = Konsentrasi (nilai x)
V = Volume ekstrak yang digunakan (ml) g = berat sampel yang digunakan
• Untuk menentukan kadar tanin diukur dengan menggunakan kurva standar tanin.
• Standar tanin yang digunakan yaitu asam tanat. Pemilihan asam tanat dikarenakan asam tanat merupakan golongan tanin terhidrolisis sehingga dapat digunakan sebagai
pembanding dalam pengukuran kadar tanin total
• Tanin yang dibaca pada spektrofotmetri UV- Vis harus direaksikan dengan reagen pembentuk warna yaitu folin denis dan natrium karbonat. Pembentukan warnanya
berdasarkan reaksi reduksi oksidasi, dimana tanin sebagai reduktor. Folin denis sebagai oksidator, tanin yang teroksidasi akan mengubah fosmolibdat dalam folin denis menjadi fosmolibdenim yang berwarna biru yang dapat menyerap sinar pada daerah panjang gelombang ultraviolet visibel
• Na2CO3 bertujuan untuk membuat suasana basa agar terjadi reaksi reduksi folin denis oleh gugus hidroksil dari polifenol di dalam sampel dan akan membentuk kompleks molybdenum-tungsten berwarna biru.
Gambar. Reaksi senyawa fenol dengan folin ciocalteu