• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teologi dalam Islam

N/A
N/A
Sinta Melani

Academic year: 2024

Membagikan " Teologi dalam Islam"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

METODE STUDI ISLAM

“Teologi dalam Islam”

Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Metode Studi Islam

Dosen pengampu: Khairun Nita Aulia, M.Pd. I

Disusun oleh:

Muhammad Rizky Fauzi (2271020128) Puja Fitria (2271020135)

Rangga Trio Pranoto (2271020145) Jurusan: Sistem Informasi

Semester: 4 (empat)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 2024 M/ 1445 H

(2)

KATA PENGANTAR Assalammu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahhirobbil’alamiin puji syukur selalu dipanjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan kami kesempatan untuk terus belajar dan menggali ilmu, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Teologi dalam Islam”. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw.

Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Metode Studi Islam. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada yang telah membantu dalam pengerjaan tugas ini, yang mana makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metode Studi Islam.

Kami yakin masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini.

Oleh karena itu kami berharap pembaca memberikan saran dan kritik mengenai makalah kami, agar kedepannya kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

Wassalammu’alaikum Wr.Wb.

Bandar Lampung, Maret 2024

Kelompok 4

(3)

iii

DAFTAR ISI

COVER ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Pembahasan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

A. Pengertian Teologi Islam ... 3

B. Sejarah Lahirnya Persoalan Teologi dalam Islam ... 4

C. Berbagai Aliran dalam Teologi Islam ... 5

D. Ajaran-Ajaran dalam Teologi Islam... 5

BAB IV PENUTUP ... 3

A. Kesimpulan ... 4

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Teologi Islam merupakan bidang yang menarik perhatian dalam studi agama, terutama karena menggali konsep-konsep fundamental dalam Islam dan hubungan manusia dengan Tuhan. Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan aspek-aspek penting dalam teologi Islam, termasuk konsep- konsep seperti Tauhid (keesaan Tuhan), Nubuwwah (kenabian), Ma'ad (kehidupan akhirat), Kitabullah (kitab suci), Qadar (takdir), Akhlak (moralitas), Ibadah (pengabdian), dan Syariah (hukum Islam).

Selain itu, makalah ini juga akan mengulas sejarah lahirnya persoalan teologi dalam Islam, yang tidak terlepas dari konteks politik pasca-wafatnya Rasulullah saw. Perselisihan politik dan pemahaman doktrinal yang beragam telah membentuk berbagai aliran teologi dalam Islam, seperti Khawarij, Murjiah, dan Mu'tazilah, yang memiliki pandangan yang berbeda terhadap konsep-konsep keagamaan dan hukum dalam Islam.

Dengan memahami konteks sejarah, konsep-konsep teologi Islam, dan berbagai aliran pemikiran yang ada, diharapkan makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kompleksitas dan kedalaman pemikiran dalam teologi Islam serta bagaimana hal tersebut memengaruhi praktik keagamaan dan pemikiran umat Muslim.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pembahasan diatas, ditemukan beberapa masalah yang dapat dibahas pada kesempatan kali ini, antara lain:

1. Apa pengertian dari Teologi Islam?

2. Bagaimana sejarah dari lahirnya persoalan Teologi dalam Islam?

3. Apa saja aliran dalam Teologi Islam?

4. Apa saja ajaran-ajaran dalam Teologi Islam?

(5)

5 C. TUJUAN PEMBAHASAN

Pembahasan makalah ini ialah mengenai sejarah lahirnya persoalan Teologi dalam Islam, menjelaskan pengertian, berbagai aliran serta ajaran-ajaran Teologi Islam .

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TEOLOGI ISLAM

Teologi secara etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu theologia yang terdiri dari kata “Theos” artinya “Tuhan” dan

“Logos” yang berarti “Ilmu”. Jadi teologi berarti “ilmu tentang Tuhan”. Teologi adalah ilmu yang membicarakan tentang Tuhan dan pertaliannya dengan manusia, baik berdasarkan kebenaran wahyu ataupun berdasarkan penyelidikan akal murni. Kata teologi yang bergandengan dengan islam merupakan ilmu yang membahas tentang fakta-fakta dan gejala-gejala agama dan hubungan-hubungan antara Tuhan dan Manusia. Islam dalam bahasan teologi Islam, adalah agama yang menuntut sikap ketundukan dengan penyerahan dan sikap pasrah, disertai sifat batin yang tulus, sehingga intisari yang terkandung dalam Islam ada dua yaitu; pertama berserah diri, menudukkan diri atau taat sepenuh hati; kedua masuk dalam al- Salam, yakni selamat sejahterah, damai hubungan yang harmonis.

Berdasar pada rumusan pengertian tentang “teologi” dan “Islam”, maka “Teologi Islam” adalah ilmu yang secara sistematis membicarakan tentang persoalan ketuhanan dan alam semesta menurut perspetif Islam yang harus diimani, dan hal-hal lain yang terkait dengan ajaran Islam yang harus diamalkan, guna mendapatkan keselamatan hidup (dunia dan akhirat). Teologi Islam berbicara tentang persoalan ketuhanan, maka dapat pula dipahami bahwa ia identik dengan Ilmu kalam terutama dalam dua aspek, yaitu;

1) Berbicara tentang kepercayaan terhadap Tuhan dalam segala seginya, termasuk soal wujud-Nya, keesaannya, dan sifat-sifat- Nya.

2) Bertalian dengan alam semesta, yang berarti termasuk di dalamnya, persoalan terjadinya alam, keadilan dan kebijaksanaan Tuhan, serta selainnya. Ilmu yang membicarakan mengenai aspek-aspek yang disebutkan ini, disebut Teologi, dan karena pembicaraannya dalam perspektif Islam, maka disebutlah ia sebagai “Teologi Islam”.

Menurut Abdurrazak, Teologi islam adalah ilmu yang membahas aspek ketuhanan dan segala sesuatu yang terkait dengan-Nya secara rasional. Sedangkan menurut Muhammad Abduh : “ tauhid adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang sifat yang wajib

(7)

7

tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, sifat- sifat yang sma sekali wajib di lenyapkan dari pada-Nya; juga membahas tentang Rasul-rasul Allah, meyakinkan keyakinan mereka, meyakinkan apa yang ada pada diri mereka, apa yang boleh di hubungkan kepada diri mereka dan apa yang terlarang menghubungkanya kepada diri mereka”. Kalau melihat definisi pertama dapat di pahami bahwa Muhammad Abduh lebih menekankan pada Ilmu

Tauhid/Teologi yaitu pembahasan tentang Allah dengan segala sifat-Nya, Rasul dan segala sifat-Nya, sedang yang kedua menekankan pada metode pembahsan, yaitu dengan menggunakan dalil-dali yang meyakinkan.

B. SEJARAH LAHIRNYA PERSOALAN TEOLOGI DALAM ISLAM

Sejarah munculnya teologi islam tidak terlepas dari persoalan politik yang muncul selepas wafatnya Rasulullah saw. Sejarah meriwayatkan bahwa abu bakar terpilih setelah disetujui oleh masyarakat islam kala itu menjadi pengganti rasulullah dalam mengepalai Negara. Kemudian setelah Abu Bakar wafat perannya digantikan oleh Umar ibn Khattab, dan setelah Umar wafat digantikan oleh Usman bin 'Affan.

Pada masa pemerintahan Usman inilah mulai muncul persoalan politik disebabkan tindakan usman yang lebih mementingkan keluarga untuk jabatan penting di pemerintahannya, akibat dari kebijakan politiknya muncullah pemberontakan dari Mesir, hingga akhirnya Usman terbunuh oleh para pemberontak tersebut. Setelah Usman wafat, Ali bin Abi Thalib muncul sebagai calon terkuat sebagai penggantinya. Namun penolakan muncul dari para pemuka yang ingin menjadi khalifah yaitu Talhah dan Zubeir, yg terakhir datang dari Muawwiyah. la menuntut kepada Ali untuk menghukum para pembunuh Usman, bahkan ia menuduh Ali turut campur soal pembunuhan tersebut.

Akhirnya terjadilah pertempuran antara pendukung Ali dan Muawiyyah di Siffin, dalam pertempuran ini pasukan Ali berhasil mengalahkan pasukan Muawiyyah, namun tangan kanan Muawiyah yakni Amr Ibn al-As yang terkenal pandai bernegosiasi meminta berdamai dengan mengangkat Al Quran ke atas. Qurra' yang ada di pasukan Ali mendesak supaya menerima tawaran itu untuk diadakan perundingan diantara kedua belah pihak. Maka Amr ibn al-As dari

(8)

pihak Muawiyah dan Abu Musa al Asy'ari dari pihak Ali mulai melakukan perundingan. Sejarah mencatat antara keduanya terdapat pemufakatan untuk menjatuhkan kedua pemuka yang bertentangan yakni Ali dan Muawiyah. Namun ketika mengumumkan hasil perundingan Amr bin al-As hanya menyetujui dalam penjatuhan Ali, padahal sebelumnya Abu Musa telah mengumumkan untuk menjatuhkan kedua belah pihak baik Ali maupun Muawiyah.

Seperti yang telah disebutkan diawal persoalah teologi Islam tidak terlepas dari persoalan politik yang terjadi setelah wafatnya Rasulullah saw. Sikap Ali ketika menerima permintaan perundingan dari Amr Ibn al- As, meskipun dalam keadaan terpaksa, tidak disetujui oleh sebagian pendukungnya. Mereka berpendapat bahwa hal semacam itu tidak dapat diputuskan oleh perundingan manusia.

Putusan hanya datang dari Allah dengan kembali kepada hukum- hukum yang ada dalam Al Quran. Mereka memandang Ali bin Abi Thalib telah berbuat salah, dan oleh karena itu mereka meninggalkan barisannya. Golongan mereka inilah dalam sejarah islam terkenal dengan nama Al Khawarij, yaitu orang yang keluar dari barisan Ali golongan ini juga memandang bahwa Ali, Muawiyah, Amr Ibn al- As, Abu Musa al-Asy'ari dan lainnya yang menerima usulan perundingan (arbitrase) adalah kafir.

Karena dalam Al Qur'an Surat al-Maidah ayat 44 menjelaskan:

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka. disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya, karena itu janganlah kamu takut kepada mamusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku dan janganlah kamu menukar ayat-ayat- Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan memurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang- orang yang kafir." (QS.al-Maidah/5 ayat 44)

Dari ayat inilah mereka mengambil semboyan La hukma illa lillah (tidak ada hukum selain dari Allah). Karena keempat pemuka Islam tersebut telah dipandang kafir dalam arti telah keluar dari Islam atau murtad maka mereka harus dibunuh.

(9)

9

C. BERBAGAI ALIRAN TEOLOGI DALAM ISLAM 1. Aliran Khawarij

Ukwah bin Udayyah yang dikenal sebagai aliran Khawarij berhadapan dengan kasus pembunuhan atau dosa besar yang menjadi polemik pada masa itu. Bagaimana posisi orang beriman tetapi melakukan dosa besar. Aliran Khawarij memiliki keyakinan bahwa jika seseorang tidak berhasil membuktikan imannya dalam bentuk menghindari dari perbuatan dosa maka dapat diterapkan hukum kafir dan dapat dibunuh.18 Jika dikaji dari metodologi berfikir, pendirian ini berpangkal pada keutuhan mutlak antara unsur-unsur iman yang terdiri dari pembenaran dalam hati dengan realisasinya dalam perbuatan kongkret, keutuhan mutlak yang dituntut oleh Khawarij antara iman dalam hati dengan perilaku praktis, sudah barang pasti membawa pada konsekuensi bahwa pembunuh adalah orang yang tidak memiliki iman dalam hati atau dengan kata lain kafir. Di sini jelas terdapat potensi keberagaman yang positif, meskipun cenderung tanpa kompromi.

2. Aliran Murjiah

Al-Hasan bin Ali Abi Thalib, Abu Hanifah, Abu Yusuf dan beberapa ahli hadistmkemudian dikenal dengan sebutan Murji’ah. Jadi bagi kelompok ini orang Islam yang berdosa besar masih tetap beriman. Dalam hal ini, Imam Abu Hanifah memberi defenisi iman sebagai berikut : Iman adalah pengakuan dan pengetahuan tentang Tuhan, Rasulrasulnya dan tentang semua apa yang datang dari Tuhan dalam keseluruhan dan tidak dalam rincian. Iman tidak mempunyai sifat bertambah atau berkurang dan tidak ada perbedaan antara manusia dalam hal iman.

3. Aliran Mu’tazilah

Tokoh aliran ini adalah Imam Abu Al-Hasan Al- Asy’ary dan Imam Abu Mansur Al-Maturidy.

(10)

Aliran ini pada dasarnya aturan esensial berfikir ini terdiri dari tiga komponen. Pertama adalah pengakuan bahwa masing masing lapisan realitas memiliki logika berfikir yang sesuai dengan kodrat sendiri. Kedua adalah pengakuan bahwa kebenaran dari lapisan lain dapat diterima melalui keyakinan atas dasar otoritas aturan berfikir dan unsur ketiga adalah pengakuan bahwa lapisan realitas tersebut merupakan kesatuan dasar Tuhan yang diterima dalam Islam. Jadi aliran ini tidak menetapkan hukum kafir bagi pelaku dosa besar.

D. AJARAN-AJARAN DALAM TEOLOGI ISLAM

Dalam teologi Islam, terdapat beberapa ajaran yang mendasar dan penting bagi umat Muslim. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Tauhid => Ajaran tauhid merupakan konsep keesaan Tuhan dalam Islam. Ini adalah ajaran paling fundamental yang menyatakan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, tidak ada Tuhan selain-Nya.

2. Nubuwwah => Ajaran tentang kenabian, yaitu keyakinan bahwa Allah mengutus para nabi untuk memberikan petunjuk dan ajaran-Nya kepada umat manusia. Nabi Muhammad dianggap sebagai nabi terakhir dalam Islam.

3. Ma'ad => Ajaran tentang kehidupan akhirat, termasuk kepercayaan pada hari kiamat, kehidupan setelah mati, dan perhitungan amal perbuatan di akhirat.

4. Kitabullah => Ajaran tentang kitab-kitab suci dalam Islam, seperti Al-Quran sebagai wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, serta kitab-kitab suci sebelumnya yang juga diakui, seperti Taurat, Zabur, dan Injil.

5. Qadar => Ajaran tentang takdir atau ketetapan Allah terhadap segala sesuatu yang terjadi di alam semesta. Ini mencakup konsep predestinasi, bahwa segala hal telah ditetapkan oleh

(11)

11 Allah sejak awal.

6. Akhlak => Ajaran tentang perilaku dan moralitas, termasuk pentingnya berbuat baik, jujur, adil, dan menjauhi perbuatan yang dilarang dalam agama, seperti dosa dan maksiat.

7. Ibadah => Ajaran tentang ibadah kepada Allah, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji, yang merupakan kewajiban dan bentuk pengabdian kepada-Nya.

8. Syariah => Ajaran tentang hukum Islam yang mengatur berbagai aspek kehidupan, mulai dari ibadah, muamalah (hubungan sosial dan ekonomi), hingga masalah-masalah kehidupan sehari-hari.

Ajaran-ajaran ini bersifat luas dan memiliki banyak sub- topik yang mendalam, yang sering dibahas dalam kajian teologi Islam dan pemahaman agama bagi umat Muslim.

(12)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Teologi Islam merupakan ilmu yang membahas tentang hubungan manusia dengan Tuhan serta ajaran-ajaran Islam yang harus dipahami dan diamalkan untuk kehidupan yang sejahtera, baik di dunia maupun akhirat. Konsep ini berakar dari pengertian tentang tauhid, yaitu keyakinan akan keesaan Tuhan, serta nubuwwah yang mengemukakan tentang kenabian dan wahyu yang diterima oleh para nabi. Sejarah teologi Islam tidak terlepas dari konteks politik pasca- wafatnya Rasulullah, yang melahirkan berbagai aliran pemikiran seperti Khawarij, Murjiah, dan Mu'tazilah dengan pandangan- pandangan yang berbeda terhadap konsep iman, dosa besar, dan hukum dalam Islam. Namun, dalam esensinya, ajaran-ajaran fundamental seperti ma'ad (kehidupan akhirat), kitabullah (kitab suci), qadar (takdir), akhlak (moralitas), ibadah (pengabdian), dan syariah (hukum Islam) tetap menjadi landasan penting dalam pemahaman dan praktik teologi Islam bagi umat Muslim.

Referensi

Dokumen terkait

Teologi sunnatullah dengan pemikiran rasional, filosofis dan ilmiahnya itu hilang dari dunia Islam dan digantikan oleh teologi kehendak mutlak Tuhan (Jabariyah

Ilmu kalam disebut juga dengan Teologi dalam Islam dikarenakan persoalan penting yang menjadi pembicaraan pada abad permulaan hijrah tentang firman Tuhan (kalam Allah),

Dengan kata lain, mengutip pendapat Amin Abdullah, bahwa literatur teologi Islam klasik masih belum beranjak dari rumusan persoalan teologi abad tengah seperti persoalan qadariah

Bedanya, istilah teologi adalah istilah yang lazim dipakai oleh literatur-literatur Barat, terutama bahasa Inggris, untuk menyebut Ilmu Kalam dalam Islam, sedangkan

Jurnal Theosofi dan Peradaban Islam merupakan jurnal yang membahas topik teologi, filsafat, dan tasawuf dalam

Makalah ini membahas tentang sistem politik Islam dan demokrasi dalam

Makalah ini membahas tentang filsafat pendidikan

Makalah ini membahas konsep Ketuhanan dalam