TEORI PERKEMBANGAN DAN PROSES DALAM MANAJEMEN PRODUKSI
Manajemen Bisnis
Syariah B
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 6:
Lusi Rahma Dayanti
Nadia Elis
Natasa Tselisa Rosa Istifa’a
23403061 23403064 23403077
Perkembangan Manajemen Produksi A.
Sejarah manajemen produksi dimulai dari pandangan Adam Smith tentang pembagian kerja dalam "The Wealth of Nations" (1776), yang menyebutkan
bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan efisiensi dan menghasilkan nilai kerja. Charles Babbage mengembangkan metode pembagian keuntungan antara pemilik dan tenaga kerja serta prinsip spesialisasi.
Frederick Winslow Taylor memperkenalkan manajemen ilmiah pada tahun 1881, dengan fokus pada efisiensi produksi dan pengukuran produktivitas
karyawan. Henry L. Gantt mengusulkan penggunaan "Gantt chart" untuk mengatur aktivitas produksi. Lilian dan Frank Bunker Gilbert membahas
manajemen ilmiah, mengakui peran motivasi dan perhatian terhadap karyawan. Hawthorne menekankan pentingnya semangat kerja dan
perhatian terhadap pekerjaan dalam hasil kerja.
B. Pengertian Manajemen Produksi
Manajemen produksi (operations and production management) secara umum dapat diartikan sebagai pengelolaan dan pengendalian berbagai aktivitas yang
mengolah berbagai jenis sumber daya untuk menghasilkan barang atau jasa tertentu. Dalam arti luas, manajemen produksi mencakup segala bentuk
dan jenis manajemen, mulai dari penentuan jenis barang dan jasa yang akan diproduksi, sumber daya
yang dibutuhkan, pengolahannya, operasional dan teknik produksi yang akan digunakan, hingga barang
atau jasa tersebut berada di tangan pemakai atau pengguna.
C. Pengertian Produksi
Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output).
Dalam pengertian yang bersifat umum ini penggunaannya cukup luas, sehingga mencakup keluaran (output) yang berupa barang atau jasa.
Dalam arti sempit, pengertian produksi hanya
dimaksud sebagai kegiatan yang menghasilkan barang baik barang jadi maupun barang setengah jadi, bahan
industri dan suku cadang atau spareparts dan komponen. Hasil produksinya dapat berupa barang-
barang konsumsi maupun barang-barang industri.
D. Proses produksi
Proses produksi dibedakan menjadi dua macam, yakni:
1. Proses produksi yang kontinyu (continuous process of produc tion) dan 2. Proses produksi yang tidak kontinyu (intermitten process of production).
Perusahaan dengan produksi kontinyu membuat barang yang sama secara terus- menerus, seperti pabrik mobil atau sepeda motor. Sementara itu, perusahaan dengan produksi tidak kontinyu memproduksi barang sesuai pesanan, seperti pabrik mesin umum. Contohnya, pabrik gula bisa memproduksi jenis yang berbeda berdasarkan pesanan, seperti yang dipesan oleh Indonesia atau oleh negara beriklim dingin.
faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tersebut yaitu:
1 2 3
Faktor 4
Keahlian Tenaga
Kerja
Faktor Alam
Faktor
Modal
01 Jenis
Barang
03 Ketepatan
Waktu Jumlah Yang 04
Dihasilkan
faktor-faktor lain yang menjadi penentu keberhasilan produksi menurut Assauri yaitu:
02 Mutu
Barang
E. Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Produksi
Dalam mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber- sumber daya, manajer perlu membuat keputusan dalam mengatur sumber daya untuk mencapai tujuan produksi dengan tepat mutu, tepat jumlah, tepat waktu, dan biaya rendah.
Ditinjau dari kondisi keputusan yang harus di ambil, terdapat empat macam pengambilan keputusan, yaitu:
1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang perlu (certainty).
2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko.
3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti (uncertainly).
4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.
Bidang produksi memiliki 5 (lima) tanggung jawab keputusan utama, yaitu:
1 2
3
4
Kapasitas
Tenaga Kerja Proses
Persediaan
5 Mutu dan Kualitas
F. Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Manajemen produksi adalah proses mengubahsumber daya menjadi barang atau jasa yang dijual kepada konsumen. Ini melibatkan
kebijakan yang ditetapkan, dikendalikan, dan diulang. Ruang lingkupnya mencakup tiga aspek keterkaitan, yaitu:
1. Aspek Struktural 2. Aspek Fungsional 3. Aspek Lingkungan
Manajer operasi melaksanakan fungsi dasar manajemen, termasuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, dan pengambilan keputusan untuk mengelola operasi perusahaan. Ruang lingkup ini berkaitan dengan:
1. Lokasi Fasilitas Perusahaan
2. Tata Letak Pabrik dan Penanganan Material 3. Desain Produk
4. Proses Desain
5. Pengendalian Produksi dan Perencanaan 6. Kontrol Kualitas
7. Manajemen Material
8. Manajemen Pemeliharaan
G. Fungsi Dan Sistem Produksi Dan Operasi
1. Fungsi Produksi Dan Operasi
Fungsi Produksi adalah tanggung jawab utama dalam mengubah masukan menjadi keluaran, baik berupa barang maupun jasa, untuk mendapatkan pendapatan perusahaan. Ini melibatkan serangkaian
kegiatan yang terintegrasi sebagai suatu sistem, dilakukan oleh berbagai bagian dalam perusahaan. Fungsi utama dalam produksi dan operasi meliputi:
a. Proses pengolahan, b. Jasa-jasa penunjang.
c. Perencanaan,
d. Pengendaian atau pengawasan,
G. Fungsi Dan Sistem Produksi Dan Operasi
2. Sistem Produksi dan Operasi
Sistem merupakan kumpulan bagian yang saling terhubung dan bekerja bersama untuk menghasilkan output dari input.
Sistem produksi terdiri dari subsistem pengambilan keputusan, kegiatan, pembatasan, pengendalian, dan perencanaan yang mengubah input menjadi output. Ini
tidak hanya berlaku di industri manufaktur, tetapi juga dalam layanan seperti perbankan dan rumah sakit.
Contohnya, input bisa berupa bahan baku atau pelanggan, sedangkan outputnya adalah barang jadi atau setengah jadi. Sistem produksi dan operasi mencakup unsur-unsur yang berbeda namun terintegrasi dalam mentransformasi
input menjadi output secara menyeluruh.
H. Lokasi dan Lay Out Pabrik
1. Lokasi PabrikPemilihan lokasi pabrik bergantung pada pertimbangan ekonomi seperti biaya bahan, produksi, dan distribusi. Biaya bahan mencakup harga dan pengangkutan, sementara biaya
produksi termasuk tenaga kerja, energi, tanah, penyusutan, dan pajak. Penentuan biaya tenaga kerja memperhatikan pasokan, kualitas, dan produktivitas. Utilitas seperti tenaga
dan bahan bakar juga penting. Faktor lainnya adalah biaya tanah, sewa bangunan, pajak, serta distribusi seperti pengepakan dan transportasi ke pasar. Stabilitas politik dan kondisi sosial juga dipertimbangkan. Pemerintah cenderung
menetapkan konsentrasi industri di luar kota untuk
mendukung tenaga kerja lokal, akses pasar, dan mengurangi polusi.
H. Lokasi dan Lay Out Pabrik
Masalah-masalah yang dihadapi industri dalam memilih lokasi ialah:a. Dekat dengan sumber material.
b. Dekat dengan pasar.
c. Mudah mendapat tenaga kerja, d. Mudah fasilitas transportasi,
e. Mudah memperoleh bahan bakar, f. Mudah memperoleh air, dan
g. Sikap pemerintah setempat serta masyarakatnya.
Mengenai sumber bahan baku, ada 3 bentuk bahan baku yang dipakai, yaitu:
h. Yang cepat rusak, seperti sayur, buah-buahan,
i. Material yang tidak di proses seperti batu bara, tanah liat, dan
j. barang setengah jadi seperti plat besi, kulit, bahan kimia.
H. Lokasi dan Lay Out Pabrik
2. Lay Out PabrikSetelah mempertimbangkan segala hal untuk mendirikan pabrik, langkah selanjutnya adalah membuat rencana
layoutnya. Rencana ini menentukan jumlah ruangan,
peralatan, dan penempatannya yang sangat mempengaruhi bentuk dan lokasi bangunan. Tujuannya adalah untuk
menghemat biaya dengan mengatur layout agar
memudahkan aliran kerja dan menciptakan kondisi kerja yang optimal.
Beberapa faktor pertimbangan untuk rencana lay out ialah:
Keadaan Proses Produksi
Tipe Produk
Kemungkinan Ekspansi
Persyaratan Penerangan dan Tenaga
Listrik
Bentuk
Mesin yang
di Gunakan
Di dalam lay out terdapat beberapa pola, Ada 3 pola layout yaitu:
Lay Out Fungsiona
l
Lay Out Produk
Lay Out Kelompok
01 02 03
Kesimpulan
1. Manajemen produksi terus berkembang seiring perkembangan teknologi, metodologi, dan kebutuhan pasar, dari pendekatan tradisional ke pendekatan terintegrasi seperti lean manufacturing dan total quality management,
memungkinkan perusahaan untuk memperoleh keunggulan kompetitif.
2. Manajemen produksi melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya untuk mencapai tujuan produksi secara efisien dan efektif, termasuk perencanaan kapasitas, pengelolaan persediaan, pengaturan
proses produksi, dan kontrol kualitas.
3. Produksi adalah proses mengubah input menjadi output yang bernilai bagi
konsumen, melibatkan berbagai sumber daya untuk menghasilkan barang atau jasa yang memenuhi kebutuhan pasar dan mencapai keuntungan.
4. Proses produksi melibatkan langkah-langkah seperti perencanaan, pengadaan bahan baku, pengolahan, perakitan, dan distribusi produk akhir, penting untuk dioptimalkan guna meningkatkan efisiensi, kualitas, dan produktivitas.
Kesimpulan
5. Pengambilan keputusan dalam manajemen produksi melibatkan evaluasi alternatif untuk memilih
tindakan yang sesuai dengan tujuan produksi perusahaan, dengan fokus pada efisiensi, biaya, kualitas,
dan kepuasan pelanggan.
6. Ruang lingkup manajemen produksi mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan
koordinasi berbagai kegiatan produksi, termasuk manajemen kapasitas, persediaan, produksi,
operasional, kualitas, dan perbaikan proses.
7. Sistem produksi dan operasi bertujuan untuk mengelola produksi secara efisien dan efektif, meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan peningkatan proses produksi, dengan fokus pada
integrasi elemen input, proses, output, serta kontrol dan evaluasi.
8. Pemilihan lokasi pabrik dan layout yang efisien mempengaruhi kinerja operasional dan produktivitas
perusahaan, memerlukan analisis dan pemikiran strategis untuk mendukung operasi produksi yang
efisien dan efektif.
APAKAH ADA
PERTANYAAN?
THANKS!