Pemahaman peserta didik dan pembelajarannya
Menurut teori belajar behavioristik, proses belajar terjadi karena adanya hubungan dari rangsangan dan tanggapan.
Penerapan Teori Belajar Behavioristik dalam Pembelajaran
Cara yang paling sederhana untuk membentuk perilaku siswa adalah dengan memberikan umpan balik pada hasil kerja siswa, yang bisa berupa pujian, persetujuan, pemahaman, atau motivasi. Dengan adanya penguatan-penguatan ini, prestasi siswa dalam belajar semakin meningkat.
Teori belajar behavioristik ini digunakan untuk
menunjukkan kepada siswa bagaimana mereka harus bereaksi dan menanggapi rangsangan tertentu.
Penguatan yang kita berikan juga harus dilakukan secara berulang-ulang dan teratur untuk
mengingatkan siswa tentang perilaku apa yang menjadi tujuan pembelajaran.
Penerapan teori kognitif sosial
Dalam pembelajaran dalam kelas, yaitu seorang guru harus dapat menciptakan kondisi suasana yang riang dan menarik dengan cara memberikan materi dengan model pembelajaran yang bervariasi agar seorang siswa tidak jenuh saat pembelajaran. Belajar memberikan ruang bagi siswa untuk terjadi proses berpikir, emosional dan fisik. Contoh aktivitas berpikir misalnya mengidentifikasi, membandingkan,
menganalisis, dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk aktivitas emosional misalnya semangat,
sikap, positif terhadap belajar, motivasi, keriangan, dan lain-lain.
Cara-cara yang digunakan antara lain:
Memberikan pertanyaan – pertanyaan ketika proses pembelajaran langsung.
Mengerjakan latihan pada setiap akhir suatu bahasan.
Membentuk kelompok belajar.
Menerapkan pembelajaran konstektual, kooperatif, dan kolaboratif.
Penerapan teori Belajar Konstruktivisme
Dalam teori Belajar Konstruktivisme, belajar adalah kegiatan aktif di mana siswa membangun
pengetahuan dan pemahaman baru, mencari maknanya berdasarkan apa yang dipelajari atau sesuai pengalaman yang nyata.
Contoh kegiatan pembelajarannya seperti siswa mengajukan pertanyaan mereka sendiri dan mencari jawaban atas pertanyaannya lewat penelitian dan pengamatan langsung.
Dari kegiatan ini, siswa akan menarik hubungan antara pengetahuan yang sudah ada sebelumnya dengan pengetahuan baru yang diperoleh. Akhirnya, mereka bisa menarik kesimpulan, mendapatkan informasi baru, dan mengembangkan rencana untuk penyelidikan selanjutnya.
Pembelajaran konstruktif memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyampaikan gagasan dan
menjelaskannya menggunakan bahasanya sendiri.
Jadi, siswa bisa lebih berani untuk membagikan apa yang ada dipikirannya.
Perspektif Sosial
Motivasi belajar adalah kesadaran atau dorongan dalam diri siswa itu sendiri untuk mencapai tujuan pembelajaran sehingga ia mampu menjalankan aktivitas pembelajaran dengan aktif.
Motivasi terbagi menjadi dua bentuk, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik salah satunya adalah perspektif sosial.
Perspektif sosial adalah motivasi yang didapat dari kemampuan seseorang melalui interaksinya dengan lingkungan dan sesama. Jadi, motivasi dari segi perspektif sosial diperoleh dari dorongan individu untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang bertujuan memperoleh nilai sosial, mendapatkan penghargaan atau pengakuan dari lingkungan tempat individu tersebut berada.
Salah satu contoh penerapannya adalah ketika siswa diberikan tugas untuk mempresentasikan suatu materi dan diunggah di sosial media, kemudian siswa lain memberikan pendapat atau tanggapan di kolom komentar, komentar tersebut lah yang
mempengaruhi terbentuknya motivasi siswa tersebut.
Contoh kasus
Tania, 7 tahun, memiliki kemampuan rendah dan keinginan yang rendah untuk sukses (belajar) Menurut riset yang dilakukan oleh Rita Eka Izzaty, M.Si, Psi, anak berusia 7 tahun masih dalam tahap mengembangkan berbagai macam kemampuan dan bakat atau potensi dirinya. Oleh karena itu, anak pada usia ini umumnya belum memiliki keinginan yang besar untuk belajar, mereka cenderung tertarik untuk bermain dan bersekolah mereka anggap
sebagai suatu kewajiban atau keharusan dari orang tua. Disini lah tugas guru untuk mendorong
terbentuknya motivasi anak tersebut.
Dalam meningkatkan motivasi belajar siswa ini, guru dapat menggunakan rancangan motivasi belajar dari segi perspektif perilaku dan perspektif sosial.
Perspektif perilaku dapat dilakukan dengan cara memberikan imbalan atau reward setiap kali siswa tersebut berhasil dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Sementara itu dari perspektif sosial, guru harus menjaling kerja sama dengan orang tua siswa
untuk selalu memberikan pujian dan tanggapan yang baik kepada anak tersebut ketika sampai di rumah agar rasa percaya diri dan semangat belajarnya berkembang. Dengan demikian, siswa akan termotivasi untuk meningkatkan kemampuan belajarnya di dalam kelas maupun di luar kelas.