TERMINAL PENUMPANG TIPE B DI SOFIFI PROVINSI MALUKU UTARA
Diajukan Sebagai PenulisanTugas Akhir Untuk Memenuhi Syarat
Ujian Sarjana Teknik Arsitektur
Disusun Oleh:
MUHAMMAD RIZKI 4510 043 023
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR
2017
iii KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, salam dan shalawat kepada Nabiullah Muhammad SAW, atas Qur’an, Hadits, dan segenap ilmu yang tersebar di muka bumi. Acuan Perancangan ini disusun guna memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar, dengan judul
“TERMINAL PENUMPANG TIPE B DI SOFIFI PROVINSI MALUKU UTARA ”Acuan perancangan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, penulis sampaikan penghargaan, rasa hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr. Hamsinah, ST., MT., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar.
2. Bapak Ir. M. Awaluddin Hamdy, MS.i., Selaku Wakil Dekan II sekaligus Pembimbing I. yang telah meluangkan waktu, dan fikiran dalam proses bimbingan dan penyusunan acuan perancangan ini.
3. Bapak H. Syamsuddin Mustafa, ST., MT., Selaku Ketua Program Studi
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar.
iv 4. Ibu Hj. Satriani Latief, ST., MT., selaku Penasehat Akademik sekaligus dosen Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu, dan fikiran dalam proses bimbingan dan penyusunan acuan perancangan ini.
5. Segenap Dosen dan Staf Karyawan Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar.
6. Keluarga tercinta Ibu Jurani Harun dan Ayahanda Alm.Syaifuddin Arsyad, untuk semua kepercayaan, doa dan kasih sayang yang tak tergantikan, sampai kehidupan ini berakhir.
7. Kakak-kakakku tersayang Siti Rabiah Arsyad, Muh.Fitri Arsyad, Muh.Mufti Arsyad serta Adik-adikku Muh.Raswan Arsyad dan Muh.Atir Ramadan yang selalu memberikan motivasi dan semangat.
8. Terima kasih kepada Rosmiati Ibrahim dan teman-teman serta Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu.
Menyadari sepenuhnya akan keterbatasan acuan perancangan ini, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhir kata, bahwa segala apa yang di rencanakan dapat terlaksana hanya dengan usaha keras dan bertawakkal kepada Allah SWT, semoga acuan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, meskipun sangat sederhana, dan masih jauh dari kesempurnaan.
Wassalammualaikum Wr. Wb.
Makassar, 26 September 2017 Penulis
MUHAMMAD RIZKI
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ...iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ...xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Dan Manfaat Pembahasan ... 4
1. Tujuan pembahasan ... 4
2. Manfaat pembahasan ... 5
D. Batasan Pembahasan ... 5
E. Metode Dan SistematikaPembahasan ... 5
1. Metode pembahasan ... 5
2. Sistematika pembahasan ... 5
BAB II TINJAUAN UMUM TERMINAL PENUMPANG TIPE B . 7 A. Tinjauan Transportasi ... 7
1. Definisi transportasi ... 7
2. Sistem transportasi ... 8
3. Jenis transportasi ... 9
vi
B. Tinjauan Terminal ... 9
1. Definisi terminal ... 9
2. Fungsi terminal ... 10
3. Tipe terminal ... 11
4. Kriteria penentuan lokasi terminal ... 13
5. Kriteria perencanaan terminal ... 15
6. Alternatif standar terminal ... 18
7. Pengelolaan terminal ... 18
8. Hubungan terminal dengan pola sirkulasi ... 20
9. Analisa kapasitas parkir ... 23
C. Studi Banding Dan Studi Literatur ... 26
1. Studi banding ... 26
a. Struktur organisasi Terminal Regional Daya (TDR) Kota Makassar ... 27
b. Visi dan misi Terminal Regional Daya (TDR) Kota Makassar ... 27
c. Kondisi Terminal Regional Daya (TDR) Kota Makassar ... 28
d. Rekapitulasi jumlah kendaraan dan penumpang berangkat/tiba pada Terminal Regional Daya (TDR) Kota Makassr ... 35
2. Studi literatur ... 35
a. Aspek pengelolaan terminal ... 36
vii
b. Peran pemerintah terhadap Terminal Regional Daya
(TDR) ... 37
BAB III TINJAUAN KHUSUS TERMINAL PENUMPANG TIPE B DI SOFIFI PROVINSI MALUKU UTARA ... 40
A. Tinjauan Ibukota Provinsi Maluku Utara ... 40
1. Gambaran umum ... 40
a. Letak geografis ... 40
b. Topografi ... 42
c. Keadaan Iklim ... 42
d. Penduduk ... 43
e. Potensi daerah ... 45
B. Kondisi Kawasan Terminal Penumpang Tipe B Di Sofifi Kecamatan Oba Utara ... .46
1. Lokasi perencanaan terminal penumpang Tipe B ... 46
2. Kondisi kawasan terminal di sofifi berdasarkan sarana dan prasarasa ... 47
C. Tinjauan Lokasi Terminal Penumpang Tipe B Di Sofifi kecamatan Oba Utara ... 49
1. Kondisi topografi ... 49
2. Sumber daya alam ... 49
3. Sumber daya manusia ... 49
4. Aspek pendukung ... 54
viii
BAB IV KESIMPULAN ... 58
A. Kesimpulan Umum ... 58
B. Kesimpulan Khusus ... 58
BAB V PENDEKATAN ACUAN PERENCANAAN ... 60
A. Pendekatan Penentuan Tapak/site ... 60
B. Pendekatan Perencanaan Tapak ... 61
C. Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Tapak ... 63
D. Pendekatan Perwujudan Bangunan ... 67
1. Perwujudan bentuk dan ruang ... 67
2. Bentuk bangunan ... 68
3. Pengelompokan ruang ... 71
4. Tata ruang luar ... 73
BAB VI ACUAN PERANCANGAN ... 75
A. Acuan Perancangan Makro ... 75
B. Acuan Perancangan Mikro ... 78
1. Acuan besaran ruang ... 78
a. Fasilitas dalam bangunan terminal ... 80
b. Fasilitas administrasi ruang pengelola ... 85
c. Fasilitas ruang kontrol khusus ... 87
d. Fasilitas ruang utilitas ... 88
e. Fasilitas ruang yang disewakan ... 88
f. Fasilitas ruang pengusaha angkutan bus ... 90
g. Fasilitas luar bangunan terminal ... 91
ix
2. Pola hubungan ruang ... 95
3. Sistem pengkondisian bangunan ... 100
4. Sistem struktur dan material ... 102
5. Utilitas dan perlengkapan bangunan ... 104 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Terminal Giwangan – Yogyakarta ... 11
Gambar 2. Terminal Bayuangga – Probolinggo ... 12
Gambar 3. Terminal Benowo – Surabaya ... 12
Gambar 4. Pola Sirkulasi Tunggal ... 20
Gambar 5. Pola Sirkulasi Ganda ... 20
Gambar 6. Pola Sirkulasi Memutar ... 21
Gambar 7. Pola Sirkulasi Menyebar ... 21
Gambar 8. Pola Sirkulasi Memusat ... 22
Gambar 9. Parkir Maju, Parkir Mundur, Parkir Maju Dan Mundur ... 22
Gambar 10. Dimensi Bus Besar ... 24
Gambar 11. Dimensi Bus Sedang ... 24
Gambar 12. Dimensi Bus kecil ... 24
Gambar13.Papan Nama Terminal Regional Daya (TDR) Kota Makassar . 28 Gambar14.gerbangutamadanloket ... 29
Gambar15.parkiranpenumpangdanpengantar ... 29
Gambar16.Gedung Terminal Regional Daya (TDR) Kota Makassar ... 30
Gambar 17. Ruang Informasi Terminal Regional Daya ... 30
Gambar 18.lods untuk para pedagangdanwarung ... 31
Gambar 19.lods untuk loket pembelian tiket ... 31
Gambar 20.ruangtunggupenumpang ... 32
Gambar21.Mushollah terminal regional daya (TDR) Kota Makassar ... 32
xi
Gambar 22.toilet yang dilengkapidenganwestavel ... 33
Gambar23.pelataranparkiruntuk bus besardansedang ... 33
Gambar 24.pelataranparkiruntuk bus kecil (mobilpanter) ... 34
Gambar 25.pelataranparkiruntuk bus kecil (mobilpanter) ... 34
Gambar 26 : Peta Provinsi Maluku Utara ... 41
Gambar 27 : Piramida Penduduk Maluku Utara Menurut Jenis Kelamin . 44 Gambar 28 : Presentasi luas wilayah menurut desa/kelurahan di kecamatan Oba Utara ... 47
Gambar 29 : presentase jumlah penduduk di Kecamatan Oba Utara... 51
Gambar 30 : Banyaknya sekolah di Oba Utara tahun 2015 ... 53
Gambar 31 : fasilitas kesehatan di Oba Utara tahun 2015 ... 54
Gambar 32 : peta administratif perencanaan Kecamatan Oba Utara ... 56
Gambar35 :Skemaorganisasiruang ... 72
Gambar33 :alternatif 1 penenteanlokasi ... 78
Gambar34 :alternatif2 penenteanlokasi ... 79
GaGambar36 :MatriksRuangfasilitaspenumpang ... 97
Gambar37 :Skemapolahubunganruangfasilitas yang disewakan ... 98
Gambar38 :MatriksRuangfasilitasadministrasipengelola ... 98
Gambar39 :Skemapolahubunganruangfasilitasadministrasipengelola ... 99
Gambar40 :Matriksruangfasilitas yang disewakan ... 99
Gambar41 :Skemapolahubunganfasilitas yang disewakan ... 100
Gambar42 :Matriksfasilitasluarbangunan terminal ... 100
Gambar43 :Skemapolahubunganfasilitasluarbangunan terminal ... 101
xii
Gambar44 :Matriksruang service ringankendaraan ... 101
Gambar45 :Skemapolahubunganruang service ringankendaraan ... 102
Gambar46 :Skema jariangan air bersih ... 106
Gambar47 :Skemapembuangansampah... 107
Gambar48 :Skemajaringanlistrik ... 108
Gambar49 :Skemasistempenangkalpetir ... 109
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Penentuan Satuan Ruang Parkir (m2) ... 23 Tabel 2. Jumlah Penumpang Dan Armada Yang Tiba ... 35 Tabel 3. Jumlah Penumpang Dan Armada Yang Tiba ... 35 Tabel 4.Rata-Rata Suhu Udara, Kelembaban, Tekanan Udara, Kecepatan
Angin, Curah Hujan Dan Penyinaran Matahari ... 42 Tabel 5. Jumlah Penduduk Dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Menrut Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Utara ... 44 Tabel 6. banyaknya hotel, penginapan dan resto menurut Desa/Kelurahan
di Kecamatan Oba Utara ... 49 Tabel 7. jumlah penduduk menurut Desa/Kelutahan di Kecaamatan Oba
Utara ... 51 Tabel 9.BesaranRuang Terminal ... 91
1
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Terminal merupakan salah satu sarana fasilitas yang sangat di butuhkan transportasi baik itu transportasi darat, laut dan udara.Terminal adalah prasarana transportasi untuk memuat dan menurunan orang atau barang serta mengatur kedatangan dan keberangkatan. Kendaraan yang meruakanwujut simpul jaringan transportasi, dari dulu sampai sekarang fungsi dari terminal masih sangat di butuhkan untuk membantu mobilitas masyarakat, meningkatkan perekonomian dan peningkatan pariwisata di daerah setempat.
Sofifi sebagai Ibu Kota Provinsi Maluku Utara merupakan daerah yang cukup berkembang dari segi ekonomi dan pariwisata serta memiliki mobilitas manusia yang cukup tinggi, oleh karena itu sangatlah di butuhkan adanya suatu terminal angkutan yang memadai.
Sofifi sebagai pusat pemerintahan di Provinsi Maluku Utara, secara biografis
Sofifi letaknya sangat strategis memiliki akses jalan yang terhubung dengan beberapa
Kabupaten kota. Secara sosial Sofifi telah menjadi transit area bagi mobilitas manusia,
dan selanjutnya dari segi pemerintahan Sofifi merupakan pusat administrasi
pemerintahan, oleh karena itu sarana transportasi sangat penting sehingga untuk
menunjang hal itu maka perlu mengembangkan segala infrastruktur yang nantinya
berfungsi sebagai sarana untuk mendukung pengembangan, pembangunan dan
2
kelancaran transportasi yang dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional maupun daerah ke provinsi.
Secara geografis Provinsi Maluku Urata berada pada garis lintang 3
045’
LS – 3
00’ LU dan Garis bujur 123
050’ BT – 129
050’ BT, memiliki batas wilayah yaitu sebelah barat berbatasan dengan laut Maluku, sebelah timur berbatasan dengan laut Halmahera, sebelah utara berbatasan dengan laut Pasifik dan sebelah selatan berbatasan dengan laut Seram, serta memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.035.500 jiwa di tahun 2010 dan mengalami peningkatan jumlah penduduk di tahun 2013 sebanyak 1.339.677 jiwa.
Prasarana transportasi jalan, jumlah terminal di Provinsi Maluku Utara adalah sebanyak 17 lokasi dengan rincian untuk terminal tipe A sebanyak 0, trminal tipe B sebanyak 3 lokasi dan terminal tipe C sebanyak 14 lokasi dan Sarana transportasi, perkembangan jumlah kendaraan bermotor di Provinsi Maluku Utara mengalami peningkatan pada masing-masing moda transportasi dengan rata-rata presentasi peningkatan mencapai 24,37%. Untuk sarana (AKDP) terdapat 439 unit pada tahun 2014.
Meningkaatnya kegiatan transportasi, Sofifi sebagai Ibu Kota Provinsi Maluku
Utara memiliki 2 (dua) terminal penumpang pelabuhan yang berdekatan yaitu,
terminal pelabuhan speed dan terminal pelabuhan feri di Kecamatan Oba Utara yang
difungsikan untuk menampung seluruh aktifitas kegiatan penumpang dalam memenuhi
kebutuhan akan pergerakan dari satu tempat ke tempat lain dengan berbagai tujuan,
namun pada kenyataannya terminal tidak berfungsi secara optimal karena memiliki
lahan parkir yang kurang memadai, belum terpusat, memiliki jalan masuk terminal
3
yang kurang evisien serta kurangnya pengawasan dari pemerintah setempat dalam membuat aturan atau kebijakan untuk menjaga ketertiban operasional terminal sehingga sebagian supir angkutan umum juga membuat terminal mereka sendiri atau terminal bayangan di pusat kota.
Sulosi :
1. Pembangunan terminal penumpang di Sofifi diharapkan mampu memobilitasi aktifitas masyarakat dari dan antara kabupaten/kota.
2. Dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
3. Dapat menjadi konstribusi bagi pembangunan infrastruktur di Maluku Utara dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
4. Berdampak pada perkembangan pembangunan yang merata di Provinsi Maluku Utara.
Bedasarkan solusi tersebut diatas maka direncanakan suatu terminal penumpang tipe B diSofifi Provinsi Maluku Utara.
B. Rumusan Masalah
Merencanakan dan merancang suatu bangunan arsitektur yang representative sebagai perwujutan Provinsi Kepulawan, bagaimana menghadirkan atau merancang suatu bangunan terminal penumpang tipe B yang fungsional dan mampu mewadahi pergerakan mobilitas masyarakat.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperoleh beberapa pernyataan :
Arsitektural :1. Bagaimana menentukan bentuk dan konsep terminal tipe B berdasarkan budaya
dan estetika yang sesuai dengan kebutuhan.?
4
2. Bagaimana menentukan pola, ruang dan sirkulasi terminal yang dikaitkan dengan kebutuhan fasilitas terminal penumpang tipe B.?
3. Bagaimana menghitung kapasitas terminal penumpang tipe B yang sesuai dengan kebutuhan. ?
4. Bagaimana menentukan struktur, bahan dan utilitas bangunan terminal penumpang tipe B.?
Non Arsitektural :
1. Bagaimana menentukan fungsi dan tujuan terminal penumpang tipe B.?
2. Bagaimana menghasilkan solusi dari dampak yang tercipta dengan adanya terminal penumpang tipe B.?
C. Tujuan Dan Manfaat Pembahasan
1. Tujuan pembahasan
a. Perencanaan dan perancangan dapat menghasilkan objek desain terminal penumpang tipa B yang di harapkan dapat menunjang tuntutan aktifitas masyarakat, perekonomian dan pariwisata yang merata untuk seluruh daerah di Provinsi Maluku Utara dengan kelengkapan fasilitas penunjang dalam ruang lingkup perancanaan dan peancangan.
b. Dapat menentukan besaran jenis-jenis ruang berdasarkan standar dalam mendesain terminal penumpang tipe B yang sesuai dengan aktifitas.
c. Dapat menentukan bentuk, struktur bangunan yang mencermikan fungsi dalam bangunan.
d. Dapat menentukan sistim utilitas yang akan digunakan pada terminal
penumpang tipa B.
5
2. Manfaat pembahasan
Secara subjektif manfaaf yang akan di capai adalah sabagai berikut.?
a. Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti mata kuliah Tugas Akhir b. Sebagai sumber bagi pengembangan ilmu pengetahuan arsitektur pada
khususnya dan masyarat pada umumnya.
D. Batasan Pembahasan
Batasan-batasan pembahasan yang akan di kaji dalam perencanaan dan perancangan terminal penumpang tipe B yaitu :
1. Pembahasan menyangkut disiplin ilmu Asitektur dengan pengertian ilmu lain sebagai pengarah dan asumsi ke sasaran fisik.
2. Materi meliputi lingkup pelayanan terminal penumpang angkutan darat di Sofifi Provinsi Maluku Utara.
E. Metode Dan Sistematika Pembahasan
1. Metode pembahasan
Metode yang di pakai adalah meode edukatif yaitu pembahasan meliputi aspek fasilitas terminal penumpang tipe B yaitu:
a. Data sekunder : Studi literatur bahan dan bacaan.
b. Data primer : Survei lapangan dan wawancara mengenai aspek yang behubungan dengan pembahasan.
2. Sistematika pembahasan
Untuk mencapai tujuan pembahasan terminal penumpang tipe B maka ditempati
tahapan pembahasan sebagiberikut :
6
BAB I : PENDAHULUAN
Merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat pembahasan, batasan pembahasan, metode dan sistemetika pembahasan.
BAB II : TINJAUAN UMUM TERMINAL PENUMPANG TIPE B
Merupakan tinjauan umum terminal penumpang tipe B sebagai sarana kegiatan usaha dan jasa di Sofifi Provinsi Maluku Utara serta mengintifikasi data-data masalah yang menjadi faktor penenti dan penunjang pengadaan fasilitas tersebut.
BAB III : ANALISA KEBUTUHAN TERMINAL PENUMPANG TIPE B DI PROVINSI MALUKU UTARA
Mengemukakan tinjauan analisis terhadap penerapan pembanguana terminal penumpang tipe B di Provinsi Maluku Utara.
BAB IV : PENUTUP
Mengemukakan saran dan kesimpulan yang berdasarkan pada tujuan sebelumnya.
BAB V : PENDEKATAN ACUAN PERENCANAAN
Pembahasan tentang metode pendekatan yang digunakan
BAB VI : ACUAN PERANCANGANMenguraikan tata ruang makro dan mikro terhadap bentuk dan
kelengkapan bangunan.
7 BAB II
TINJAUAN UMUM
TERMINAL PENUMPANG TIPE B A. Tinjauan Transportasi
1. Defenisi Transportasi
Pengertian transportasi yang dikemukakan oleh Nasution (1996) dartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan.
Sehingga dengan kegiatan tersebut maka terdapat tiga faktor yaitu adanya muatan yang di angkut, tersedianya kendaraan sebagai alat angkut dan terdapatnya jalan yang dapat di lalui. Untuk itu dengan adanya pemindahan barang dan manusia tersebut, maka transportasi merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang kegiatan ekonomi (thepromoting sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan ekonomi. Selain itu Tamin (1999) mengatakan bahwa prasarana transportasi mempunyai peran utama yaitu, sebagai alat bantu untuk menggerakkan pembangunan di daerah perkotaan dan prasarana bagi pergerakan manusia dan barang yang timbul akibat adanya krgiatan di daerah perkotaan tersebut.
Dengan melihat pengertian defenisi transportasi di atas, maka prasarana transportasi sangatlah penting untuk aksebilitas untuk menuju suatu wilayah dan akan berdampak positif begi kegiatan manusia dan ekonomi. Di dalam pengertian transportasi tersebut terdapat unsur-unsur yang terkait erat dalam perjalanan konsep transportasi itu sendiri. Unsur-unsur dalam transportasi tersebut adalah sebagai berikut:
8 a. Manusia yang membutuhkan b. Barang yang dibutuhkan c. Kendaraan sebagai alat sarana
d. Jalan dan terminal sebagai prasarana transportasi e. Organisasi (pengelola transportasi)
Pengertian transportasi sangatlah beragam berdasarkan para ahli namun yang Pengertian transportasi dimasa yang akan datang mungkin akan mengalami banyak perkembangan akibat kemajuan teknologi. tetapi konsep pengertian transportasi secara medasar diatas harus dipahami sebagai dasar dan perkembangan transportasi.
2. Sistem Transportasi
Sistem transportasi adalah suatu bentuk keterkaitan dan keterikatan antara penumpang, barang, prasarana dan sarana yang berinteraksi dalam rangka perpindahan orang atau barang yang tercakup dalam suatu tatanan baik secara alami maupun rekayasa. Sistem transportasi diselenggarakan dengan maksut untuk mengkordinasi proses pergerakan penumpang dan barang dengan mengatur komponen-komponennya dimana prasarana yang merupakan media untuk proses transportasi, sedangkan sarana merupakan alat yang di gunakan dalam proses transportasi.
Tujuan dari sistem transportasi adalah untuk mencapai proses transportasi penumpang dan barang secara optimun dalam ruang dan waktu tertentu, dengan menpertimbangkan faktor keamanan, kenyamanan dan kelancaran, serta efisiensi waktu dan biaya.
9 3. Jenis Transportasi
Transportasi adalah perpindahan barang dan manusia dari satu lokasi ke lokasi lain dengan menggunakan kendaraan yang di gerakkan olaeh manusia atau mesin. Perkembangan pembangunan menurut tempat bergeraknya, alat transportasi dibagi menjadi tiga yaitu, alat transportasi darat, laut dan udara.
a. Transportasi darat.
Alat transportasi darat dipilih berdasarkan faktor-faktor jenis dan spesifikasi kendaraan, jarak perjalanan, tujuan perjalanan, ketersediaan alat transportasi, ukuran kota dan kerapatan permukiman dan faktor sosial ekonomi. Contohnya moda transportasi darat adalah kendaraan bermotor, kereta api, gerobak yang ditarik oleh hewan (kuda, sapi, kerbau) atau manusia.
b. Transportasi air (sungai, danau dan laut).
Alat transportasi air Contohnya seperti kapal, tongkang, perahu dan rakit.
c. Transportasi udara
Alat transportasi udara dapat menjangkau tempat-tempat yamg tidak dapat ditempuh dengan alat transportasi darat dan alat tranportasi laut dalam waktu singkat, disamping itu alat transportasi darat mampu bergerak lebih cepat dan mempunyai lintasan yang lurus, serta praktis bebas hambatan.
Contohnya pesawat terbang, helicopter dan balon udara.
B. Tinjauan Terminal 1. Defenisi Terminal
Menurut Undang-Undang lalu lintas Nomor 22 tahun 2009 Tentang lalu lintas dan angkutan jalan, terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk
10
keperluan memuat dan menurunkan orang atau barang serta mengatur kedatangan dan keberangkatan yang merupakan wujud simpul transportasi.
Yang di maksud terminal bus sendiri adalah tempat dimana sekumpulan bus mengakhiri dan mengawali lintasan operasinya. Dengan mengacu kepada defenisi tersebut, maka pada bangunan terminal, penumpang dapat mengakhiri perjalananya dengan mengganti lintasan bus lainya. Di lain pihak, bagi pengemudi bus maka bangunan terminal adalah tempat dimana kendaraan dapat beristirahat sejenak, yang selanjutnya dapat digunakan juga kesempatan tersebut untuk perawatan ringan dan pengecekan kendaraan.
2. Fungsi Terminal
Fungsi utama terminal dapat ditinjau dari tiga unsur yang terkait yaitu, penumpang, pemerintah dan oprator angkutan umum. Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Fungsi terminal bagi penumpang adalah mempermudah perpindahan dari suatu moda ke moda lainnya atau dengan kata lain untuk mempercepat arus penumpang menuju daerah lain dengan memperhatikan segi keamanan dan kenyamanan, tersedianya fasilitas terminal dan informasi serta fasilitas parkir kendaraan pribadi.
b. Fungsi terminal bagi pemerintah adalah perencanaan dan manajemen lalu- lintas serta pengendalian arus kendaraan umum untuk menghindari kemacetan sekaligus sebagai sumber pendapatan daerah.
c. Fungsi terminal bagi oprator angkutan umum adalah untuk pengaturan operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus serta fasilitas pangkalan. Menurut Undang-undang Nomor 22 tahun 2009,
11
fungsi utama dari terminal adalah sebagai pelayanan umum antara lain berupa tempat untuk naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang, untuk pengendalian lalu lintas dan angkutan umum, serta sebagai tempat perpindahan dari dan antar moda.
3. Tipe Terminal.
Berdasarkan kaeasteristik dan fungsinya, menurut keputusan Mentri perhubungan Nomor. 31 tahun 1995, Tentang terminal dan transportasi jalan maka terminal dapat di uraikan sebagai berikut :
a. Terminal Tipe A, Terminal Tipe A berfungsi untuk melayani kendaraan umum untuk angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan atau Antar Lintas Batas Negara, angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), angkutan Kota dan angkutan pedesaan. Contoh Terminal tipe A yang terdapat di indonesia diantarnya, Terminal Giwangan–Yogyakarta, Terminal Rawamangun dan Terminal Parubaya–Surabaya.
Gambar 1 : Terminal Giwangan – Yogyakarta Sumber : Ensiklopedia 2017
12
b. Terminal Tipa B, Terminal Tipe B mempunyai fungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan Antar Kota Dalam Provinsi, Angkutan Kota dan atau angkutan pedesaan. Contoh Terminal tipe B yang terdapat di Indonesia diantaranya, Terminal Bayuangga–Probolinggo, Terminal Tawang Alun–Jember dan lainnya yang sepadan.
Gambar 2 : Terminal Bayuangga–Probolinggo Sumber : Ensiklopedia 2017
c. Trminal Tipe C, Terminal Tipe C mempunyai fungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan. Contoh Terminal tipe C yang terdapat di Indonesia diantaranya, Terminal Benowo–Surabaya dan lainnya yang sepadan.
Gambar 2 : Terminal Benowo – Surabaya Sumber : Ensiklopedia 2017
13
Berdasarkan tingkat pelayanannya, terminal dibagi menjadi tiga yaitu : a. Terminal induk
Terminal Induk adalah Terminal utama yang berfungsi sebagai pusat dari terminal-terrminal pembantu dengan tingkat pelayanan yang berjangkauan regional atau antar kota dan lokal atau dalam kota serta mempunyai kapasitas angkut dan volume penumpang yang tinggi.
b. Terminal pembantu
Terminal Pembantu adalah Sub Teminal pelengkap yang menunjang keberadaan terminal induk dengan tingkat pelayanan lokal dalam kota serta mempunyai kapasitas angkut dan volume penumpang yang lebih sedikit.
c. Terminal transit
Terminal Transit adalah terminal yang mampunyai aktifitas transit penumpang dari satu tujuan ke tujuan lain serta berfungsi sebagai kendaraan umum yang menaikkan dan menurunkan penumpang.
4. Kriteria Penentuan Lokasi Terminal
Terminal merupakan salah satu komponen penting dalam suatu sistim transportasi dimana terminal adalah merupakan titik simpul dan suatu kegiatan.
Oleh karena itu dalam penentuan lokasi terminal diperlukan suatu kajian yang mendalam baik dari sisi lingkungan sekitar maupun dari sisi kota secara keseluruhan, efektifitas dan efesiensi sistim transportasi dalam suatu lintasan sangat dipengaruhi oleh kinerja terminal. Selain itu keberadaan terminal diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomin sehingga kawasan disekitarnya lebih cepat mengalami perubahan (perkembangan), sehingga
14
banyak terminal-terminal yang ada didalam kota dialihkan ke daerah pinggiran dengan harapan dapat memacu pekembangan kawasan tersebut.
Lokasi terminal sangat ditentukan oleh konsep pelayanan angkutan umum disuatu kota. Berdasarkan studi Dirjen Perhubbungan Darat tahun 1994 terdapat dua model yang menjadi pertimbangan lokasi terminal :
a. Model nearside terminating
Model ini mengembangkan sejumlah terminal di tepi kota. Angkutan antar kota berakhir di terminal-terminal tepi kota, sedangkan pergerakan didalam kota di layani dengan angkutan kota yang berasal dan berakhir di terminal-terminal yang ada di dalam kota.
b. Model central terminating
Model ini menguasai satu terminal terpadu di tengah kota yang melayani semua jenis angkutan di kota tersebut.
Mengacu pada konsep terminal itu sendiri, maka model kedua lebih menguntungkan karena tingkat aksebilitasnya yang lebih baik, yaitu dekat dengan tempat aktifitas, mengurangi transfer dan kemudahan pencapaian penumpang.
Model kedua ini disarankan untuk dikembangkan di “kota baru” (sub urban). Di kota-kota yang sudah lama yang umumnya pada saat terciptanya titik dibarengi dengan konsep pengembangan angkutan umum yang lebih baik, pada umumnya memilh model pertama karena adanya keterbatasan lahan.
15
Berdasarkan sudut pandang letak lokasi, terminal dapat di kelompokkan menjadi dua bagian :
a. Letak terminal bersinggungan dengan ruas jalan untuk lalu lintas umum (tidak hanya diperuntukkan bagi yang berkepentingan menuu terminal).
b. Letak terminal agak berjauhan dengan ruas jalan untuk lalu lintas umum, sehingga memerlukan ruas jalan akses. Pada prinsipnya lokasi terminal di tentukan oleh empat hal pokok (Dirjen perhubungan darat, 1994) :
c. Lokasi terminal sesuai dengan tata ruang, dalam hal ini rencana tataruang kota.
d. Kegiatan terminal tidak mengganggu lingkungan hidup sekitarnya.
e. Kegiatan terminal dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
f. Kegiatan terminal tidak mengakibatkan gangguan pada kelancaran dan keselamatan arus lalu lintas sekitarnya.
5. Kriteria Perencanaan Terminal a. Sirkulasi lalu lintas
Jalan masuk dan keluar kendaraan harus lancar, dapat bergerak dengan mudah untuk jalan masuk dan keluar calon penumpang, kendaraan dalam terminal harus dapat bergerak tanpa adanya halangan dan sistim sirkulasi kendaraan. Dalam terminal ditentukan berdasarkan jumlah arah, frekueensi perjalanan dan waktu yang diperlukan untuk turun/naik penumpang. Sistim sirkulasi ini juga harus ditata dengan memisahkan jalur bus/kendaraan dalam kota dengan jalur bus angkutan antar kota.
16
Ada beberapa fasilitas penunjang sebagai fasilitas pelengkap dalam pengoperasian terminal yaitu :
a) Turun naik penumpang dan parkir bus harus tidak mengganggu kelancaran sirkulasi bus dan dengan memperhatikan keamanan penumpang.
b) Luas bangunan ditentukan menurut kebutuhan pada jam puncak berdasarkan kegiatan.
c) Tata ruang dalam dan luar bangunan terminal harus memberikan kesan yang nyaman dan akrab.
b. Satuan dimensi pelaku
a) Angkutan Antar Kota dan Antar Provinsi, lebar jalan 3 m, panjang bus 11 m, lebar 2,5 m dan tinggi 3 m. Jarak antar bus 1 m, radius putar 12 m, tinggi lantai 60 cm, pada kecepatan 20 km/jam ruang yang di butuhkan 45 m.
b) Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi, lebar jalan 2,5 m, panjang bus 7,5 m, lebar 2,2 m, dan tinggi 2,4 m, jarak antar bus minimal 1 m, radius putar 8 m, tinggi lantai 60 cm.
c) Angkutan Umum, lebar jalan 2,5 m, panjang kendaraan 4 m, lebar 1,55 m, dan tinggi 1,6 m. Jarak antar kendaraan minial 1 m, radius putar 6 m, tinggi lantai 60 cm.
c. Jenis fasilitas terminal
Berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan NO. 31 Taun 1995 tentang terminal transportasi jalan (bagian kedua pasal 3,4,5), tercantum jenis-jenis fasilitas umum yang ada pada terminal. Fasilitas terminal terdiri
17
dari fasilitas utama dan fasilitas penunjang. Jenis fasilitas utama terminal yaitu :
a) Jalur pemberangkatan kendaraan umum.
b) Jalur kedatangan kendaraan umm.
c) Tempat parkir kendaraan umum selema menunggu keberangkatan.
d) Termasuk di dalamnya tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan.
e) Bangunan Kantor terminal.
f) Tempat tunggu penumpang dan atau pengantar.
g) Menara pengawas.
h) Loket penjualan karcis.
i) Rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurang-kurangnya memuat petunjuk jurusan, tarif dan jadwal perjalanan.
j) Penataan parkir kendaraan pengantar dan atau taksi.
Fasilitas-fasilitas yang terdapat di dalam terminal yaitu : a) Kamar kecil/toilet
b) Musholla c) Kios/kantin d) Ruang pengobatan
e) Ruang informasi dan pengaduan f) Telepon umum
g) Tempat penitipan barang dan h) Taman
18 6. Alternatif Standar Terminal
a. Terminal penumpang berdasarkan tingkat pelayanan yang dinyatakan dalam jumlah arus mempunyai ciri-ciri sabagai berikut :
a) Terminal tipe A 50-100 kendaraan/jam b) Terminal tipe B 25-50 kendaraan/jam c) Terminal tipe C 25 kendaraan/jam
b. Syarat teknis, luas dan akses penentu lokasi terminal
Keputusan Mentri perhubungan Nomor. 31 tahun 1995, Tentang terminal dan transportasi jalan. Untuk masing-masing tipe terminal memiliki luas berbeda, tergantung wilayah dan tipenya dengan ketentuan ukuran minimal ;
a) Untuk terminal tipe A di Pulau Jawa dan Sumatra seluas 5 Ha dan di Pulau lainnya seluas 3 Ha.
b) Untuk terminal tipe B di Pulau Jawa dan Sumatra seluas 3 Ha dan di Pulau lainnya seluas 2 Ha.
c) Untuk terminal tipe C tergantung kebutuhan.
7. Pengelolaan Terminal
Dalam keputusan Menteri Perhubungan NO. 40 Tahun 2016 tentang terminal dan transportasi jalan. Pengelolaan terminal meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan operasional terminal.
a. Kegiatan perencanaan operasional terminal meliputi : a) Penataan pelataran terminal menurut rute atau jurusan.
b) Penataan fasilitas penumpang.
c) Penataan arus lalu lintas di daerah pengawasan terminal.
19
d) Penataan fasilitas penunjang terminal.
e) Penyajian daftar rute perjalanan dan tarif terminal.
f) Penyusunan jadwal perjalanan berdasarkan kartu pengawas.
g) Pengaturan jadwal petugas terminal.
h) Evaluasi sistim operasian terminal.
b. Kegiatan pelaksanaan operasi terminal meliputi :
a) Pengaturan tempat tunggu dan arus kendaraan umum di dalam terminal.
b) Pemeriksaan kartu pengawasan dan jadwal perjalanan.
c) Pengaturan kedatangan dan pemberangkatan menurut jadwal yang telah ditetapkan.
d) Pungutan jasa pelayanan terminal.
e) Pemberitahuan kedatangan dan keberangkatan kendaraan (jadwal kedatangan dan keberangkaan)
f) Pengaturan arus lalu lintas di daerah pengawasan terminal.
g) Pencatatan dan pelaporan pelanggaran.
h) Pencatatan jumlah penumpang yang datang dan berangkat.
c. Kegiatan pengawasan operasional terminal meliputi pengawasan tewrhadap :
a) Tarif angkutan.
b) Kelayakan jalan kendaraan.
c) Kapasitas muatan yang diizinkan.
d) Pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa angkutan.
e) Pemanfaatan terminal serta fasilitas penunjang yang sesuai dengan peruntukannya.
20
8. Hubungan Terminal Dengan Pola Sirkulasi: (Alfred J. Rowe 1976) a. Pola sirkulasi bus terhadap terminal
Gambar 4 : Pola Sirkulasi Tunggal
Sumber : Alfred J. Rowe, Planning Building For Habitation Commerce And Industry, (1976).
21
Gambar 5 : Pola Sirkulasi Ganda
Sumber : Alfred J. Rowe, Planning Building For Habitation Commerce And Industry, (1976).
Gambar 6 : Pola Sirkulasi Memutar
Sumber : Alfred J. Rowe, Planning Building For Habitation Commerce And Industry, (1976).
Gambar 7 : Pola Sirkulasi Menyebar
Sumber : Alfred J. Rowe, Planning Building For Habitation Commerce And Industry, (1976).
22
Gambar 8 : Pola Sirkulasi Memusat
Sumber : Alfred J. Rowe, Planning Building For Habitation Commerce And Industry, (1976).
Gambar 1-5 pola sirkulasi bus terhadap terminal.
b. Pola sirkulasi bus terhadap terminal berdasarkan cara parkir bus
Gambar 9 : Pola Sirkulasi Parkir Maju,Parkir Mundur, Parkir Maju Dan Parkir Mundur
Sumber : Alfred J. Rowe, Planning Building For Habitation Commerce And Industry, (1976).
23 9. Analisis Kapasitas Parkir
Satuan ruang parkir (SRP) adalah tempat untuk satu kendaraan.
Dimensi ruangan parkir menurut Ditjen perhubungan darat dipengaruhi oleh :
a. Lebar total kendaraan b. Panjang total kendaraan c. Jarak bebas arah
Penentuan SRP untuk mobil penumpang diklasifikan menjadi tiga golongan, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Penentuan Satuan Ruang Parkir (m2).
Jenis kendaraan Satuan ruang parkir (m2)
1. Menurut golongan
a. Mobil penumpang untuk golongan I b. Mobil penumpang untuk golongan II c. Mobil penumpang untuk golongan III 2. Bus/truk
3. Bus sedang 4. Sepeda motor
2,30 x 5,00 2,50 x 5,00 3,00 x 5,00 3,40 x 5,00 3,5 x 6,00 0,75 x 2,00 Sumber : Pedoman Parkir, 1998.
24
Untuk ukuran masing-masing kendaraan dapat dilihat dibawah ini : a. Bus Besar
Gambar 10 : Dimensi Bus Besar Sumber : Wikipedia b. BusSedang
Gambar 11 : Dimensi Bus Sedang Sumber : Wikipedia
c. Bus Kecil
Gambar 12 : Dimensi Bus kecil Sumber : Wikipedia
25
Menurut Hoobs 1995 ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis karasteristik parkir, antara lain :
a. Akumulasi parkir
Merupakan jumlah kendaraan yang diparkir disuatu tempat pada waktu tertentu, dan dapat dibagi sesuai dengan kategori jenis dan maksut perjalanan, Akumulasi parkir ini akan berkaitan erat dengan lahan parkir (jumlah kendaraan parkir) dalam satuan jam kendaraan per periode waktu tertentu.
b. Volune parkir
Menyatakan jumlah kendaraan yang termasuk dalam beban parkir yaitu (jumlah kendaraan per periode waktu tertentu, biasanya per hari). Waktu yang digunakan kendaraan untuk parkir, dalam menitan atau jam-jaman, menyatakan lama parkir.
c. Pergantian parkir (parking turn over)
Menunjukan tingkat penggunaan ruang parkir dan diperoleh dengan berbagi volume parkir dengan ruang parkir untuk periode waktu tertentu.
d. Durasi parkir
Durasi parkir merupakan rentang waktu (lama waktu) kendaraan yang parkir.
e. Indeks parkir
Indeks parkir adalah prensentase jumlah kendaraan parkir yang menempati area parkir dengan jumlah ruang parkir yang tersedia pada area parkir tersebut.
26 f. Rumus dasar analisis parkir
Dalam menghitung ruang parkir yang dibutuhkan, rumus pendekatan.
(Pignataro, 1973) yang digunakan :
𝑍
(Pignataro, 1973) yang digunakan :Dengan Z = Ruang parker yang dibutuhkan
y = Jumlah kendaraan yang diparkir dalam satu waktu D = Rata-rata durasi parker (jam)
T = Lama survei (jam) C. Studi Banding Dan Studi Literatur
1. Studi Banding
Studi banding di lakukan di Terminal Regional Daya yang berada di Jalan Perintis kemerdekaan Kecamatan Biringkanaya tepatnya di sebelah timur Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
Terminal Regional Daya (TDR) merupakan relokasi dari Terminal Kota Panaikang yang terletak di tengah kota yang sebelumnya telah dibangun pada tahun 1992. Dan karena hambatan dalam proses pembangunannya, maka pembangunan Terminal Regional Daya (TDR) ini sampat tersendat hingga akhirnya diresmikan pada tahun 2003. Terminal ini berjarak kurang lebih 500 m dari jalan Perintis Kemerdekaan yang merupakan jalan arteri Kota. Terminal Regional Daya (TDR) memiliki luas 12 hektar dengan jarak 23 kilometer dengan pusat kota. Pelayanan Terminal Regional (TDR) memfasilitasi penumpang yang akan bepergian ke utara Kota Makassar untuk AKAP dan AKDP, sedangkan bagi arah penumpang ke selatan Kota Makassar di fasilitasi oleh Terminal Malengkeri.
27
a. Struktur organisasi Terminal Regional Daya (TDR) Kota Makassar Secara organisasi Terminal Regional Daya (TDR) Kota Makassar didasarkan pada surat keputusan Walikota Makassar Nomor 7039 tanggal 27 Oktober 1999. Dalam keputusan Walikota Makassar tersebut Terminal Regional Daya (TDR) Kota Maakassar dipimpin oleh seorang Direktur Utama, dibantu oleh Direktur Umum dan Direktur Operasional.
a) Direktur Umum
Direktur Umum membawahi Bagian Umum di bantu beberapa seksi yang terdiri dari seksi Administrative dan kepegawayan, seksi perlengkapan, seksi hokum dan humas, sedangkan bagian keuangan dibantu oleh seksi anggaran, seksi pembukuan dan seksi kas.
b) Direktur Oprasional
Direktur Operasional membawahi bagian operasional dan produksi, dalam menjalankan tugasnya. Bagian pengelolaan dibantu oleh seksi pengatur parkir, seksi pemeliharaan, seksi kebersihan, seksi keamanan dan seksi ketertiban. Sedangkan bagian produksi dibantu olah seksi pendataan, seksi penagihan unit pengawasan.
b. Visi dan misi Trerminal Regional Daya (TDR) Kota Makassar
a) Visi PD. Terminal Metro Kota Makassar dalam menghadapi masa depan untuk tuntutan peningkatan pelayanan masyarakat dirumuskan sebagai berikut:
Menjadi Pusat Pelayanan Jasa Terminal Angkutan Darat Yang Profesional Di Kawasan Timur Indonesia.
28 b) Misi
Misi PD. . Terminal Metro Kota Makassar adalah sebagai berikut:
a) Senantiasa memperhatikan pelayanan jasa terminal bagi penumpang- dan penguasa angkutan darat secara profesional.
b) Mengembangkan sistim informasi mengenai pelayanan jasa terminal angkutan darat antara termnal.
c) Membangun jaringan kerjasama peningkatan pelayanan jasa antar angkutan darat, antar angkutan Provins, antar Kabupaten dan antar Kota.
d) Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Makassar.
c. Kondisi Terminal Regional Daya (TDR) Kota Makassar
Luas Terminal Regional Daya (TDR) Kota Makassar adalah 12.000 M2 (12 hektar) dalam komleks tersebut, prasarana yang tersedia adalah.
1) Papan nama Terminal Regional Daya (TDR) Kota Makassar Sebagai tanda keberadaan Terminal Regional Daya.
Gambar 13 : Papan Nama Terminal Regional Daya (TDR) Kota Makassar
Sumber : Dokumentasi Pribadi Bulan Mei Tahun 2017
29 2) Loket karcis (gerbang utama)
Di loket sinilah tempat pengambilan karcis biaya parkir kendaraan yang di kenakan tarif rp.5000 untuk kendaraan roda empat dan rp.2000 untuk kendaraan roda dua.
Gambar 14 : Gerbang Utama Dan Loket
Sumber : Dokumentasi Pribadi Bulan Mei Tahun 2017
3) Parkiran kendaraan untuk penumpang dan kendaraan baik roda empat maupun roda dua
Gambar 15 : Parkiran Penumpang Dan Pengantar Sumber : Dokumentasi Pribadi Bulan Mei Tahun 2017
30
4) Gedung Kantor Terminal Regional Daya (TDR) Kota Makassar Sebagai gedung pengelola
Gambar 16 : Gedung Terminal Regional Daya (TDR) Kota Makassar Sumber : Dokumentasi Pribadi Bulan Mei Tahun 2017
5) Ruang informasi sebanyak 1 unit yang di gunakan pengelola untuk memberitahukan keberangkatan dan kedatangan bus di Terminal Regional Daya (TDR) Kpota Makassar.
Gambar 17 : Ruang Informasi Terminal Regional Daya Sumber : Dokumentasi Pribadi Bulan Mei Tahun 2017
31
6) Terdapat lods yang disediakan pengelola untuk para pedagang dan warung.
Gambar 18 : Lods untuk para pedagang dan warung Sumber : Dokumentasi Pribadi Bulan Mei Tahun 2017
7) Lods untuk loket pembelian tiket
Disinilah tempat pembelian tiket para calon penumpang Terminal Regional Daya (TDR) Kta Makassar
Gambar 19 : Lods untuk loket pembelian tiket Sumber : Dokumentasi Pribadi Bulan Mei Tahun 2017
32
8) Ruang tunggu penumpang Terminal Regional Daya (TDR) Kota Makassar sebvagai tempat untuk menunggu keberangkatan.
Gambar 20 : Ruang Tunggu Penumpang
Sumber : Dokumentasi Pribadi Bulan Mei Tahun 2017
9) Masjid Terminal Regional Daya (TDR) Kota Makassar merupakan tempat peribadatan dibuat untuk pengelola, penumpang dan pengantar
Gambar 21 : Mushollah Terminal Regional Daya (TDR) Kota Makassar
Sumber : Dokumentasi Pribadi Bulan Mei Tahun 2017
33
10) MCK (Mandi, cuci dan kakus) yang di sediakan pihak pengelola untuk penumpang dan pengantar
Gambar 22 : Toilet Yang Dilengkapi Dengan Westavel Sumber : Dokumentasi Pribadi Bulan Mei Tahun 2017
11) Pelataran parkir Terminal Regional Daya (TDR) Kota Makassar Terdiri dari pelataran \parkir bus besar, sedang dan kecil.
Gambar 23 : Pelataran Parkir Untuk Bus Besar Dan Sedang Sumber : Dokumentasi Pribadi Bulan Mei Tahun 2017
34
Gambar 24 : Pelataran Parkir Untuk Bus Kecil (Mobil Panter) Sumber : Dokumentasi Pribadi Bulan Mei Tahun 2017
12) Pelataran parkir Terminal Regional Daya (TDR) Kota Makassar Untuk keberangkatan bus besar, sedang dan kecil
Gambar 25 : Pelataran Parkir Untuk Bus Besar, Sedang dan Kecil Sumber : Dokumentasi Pribadi Bulan Mei Tahun 2017
35
d. Rekapitulasi jumlah kendaraan dan penumpang berangkat/tiba pada Terminal Regional Daya (TDR) Kota Makassar
Rekapitulasi jumlah armada AKAP, AKDP berdasarkan jenis kendaraan yang barangkat dan tiba di Terminal Regional Daya (TDR) Kota Makassar dalam satu hari, satu minggu dan satu bulan dapat dilihat pada tabel dib awa ini.
Tabel 2. jumlah penumpang dan armada yang tiba
NAMA TIBA
AKAP AKADP PANTH
ER PENUMPANG
Satu hari
32 138 102 1.124
Satu minggu
213 982 816 8.743
Satu
bulan 834 4.075 3.436 39.929
Sumber Terminal Regional Daya (TDR) Kota Makassar Mei 2017
Tabel 3. jumlah penumpang dan armada yang tiba
NAMA BERANGKAT
AKAP AKADP PANTH
ER
PENUMPANG Satu
hari 38 146 163 1.793
Satu minggu
248 1.032 940 12.449
Satu bulan
1.050 4.565 4.086 48.194
Sumber Terminal Regional Daya (TDR) Kota Makassar Mei 2017
2. Studi Literatur
a. Aspek pengelolaan terminal
Pengelolaal terminal penumpang yang harus di lakukan adalah meliputi kegiatan perencanaan, perencanaan dan pengawasan
36
pengoperasian terminal yang masing-masing dapat dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan operasional terminal
Kegiatan perencanaan operasional terminal penumpang meliputi beberapa faktor yaitu:
a) Penataan pelataran terminal menurut rute atau jurusan b) Penataan fasilitas penumpang
c) Penataan fasilitas penunjang terminal
d) Penataan arus lalu lintas di daerah pengawasan terminal e) Penyajian daftar rute perjalanan dan tarif angkutan
f) Penyusunan jadwal perjalanan berdasarkan kartu pengawasan g) Pengaturan jadwal petugas di terminal dan
h) Evaluasi sistim pengoperasian terminal 2. Pelaksanaan operasional terminal
Kegiatan pelaksanaan pengoperasian terminal meliputi beberapa faktor yaitu:
a) Pengaturan tempat tunggu dan arus kendaraan didalam terminal b) Pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan menurut
jadwal yang telah ditetapkan
c) Pengumuman jasa pelayanan terminal penumpang
d) Pemberitahuan tentang pemberangkatan dan kedatangan kendaraan kepada penumpang dan
e) Pengaturan arus lalu lintas didaerah pengawasan terminal
37 3. Pengawasan operasional terminal
Kegiatan pengawasan terminal penumpang meliputi beberapa faktor yaitu:
b) Pemantauan tarif
c) Pemeriksaan kartu pengawasan dan jadwal perjalanan d) Pemeriksaan kendaraan secara jelas
e) Pemeriksaan batas kapasitas muatan yang diizinkan
f) Pemeriksaan pelayanan yang di berikan oleh penyedia jasa angkutan
g) Pencatatan dan pelaporan pelanggaran yang terjadi
h) Pemeriksaan kewajiban pengusaha angkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
i) Pemantauan pemanfaatan terminal serta fasilitas penunjang sesuai dengan peruntukannya
j) Pencatatan jumlah kendaraan dan jumlah penumpang yang datang dan berangkat
b. Peran pemerintah terhadap Terminal Regional Daya (TDR)
Pelaksanaan otonomi daerah yang dititipberatkan kepada daerah kabupaten dan daerah kota mulai dengan adanya penyerahan kewenangan (urusan) dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah yang bersangkutan.
Penyerahan berbagai kewenangan dalam rangka desentralisasi ini tentunya disertai dengan penyerahan dan pengalihan pembiayaan.
38
Pelaksanaan otonomi ini berlaku sejak 1 januari 2001 yang mana menghendaki pemerintah daerah berkreasi dalam mencari sumber penerimaan pembiayaan pemerintah daerah serta diberi hak untuk mengatur rumah tangganya sendiri untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintah terutama pelayanan kepada masyarakat.
Transportasi memiliki peran yang penting dan strategis dalam pembangunan. Oleh karena itu, perencanaan dan pembangunannya harus ditata dalam satu kesatuan sistem yang terpadu. Untuk mewujudkan keterpaduan intra dan antar moda yang lancar dan tertib, maka diperlukan sebuah terminal dengan dukungan aksebilitas dan sistim sirkulasi yang baik serta peran pemerintah untuk mempromosikan terminal (perusahaan daerah).
Disentralisasi daerah merupakan landasan terhadap perngelolaan terminal contohnya seperti pengelola Terminal Regional Daya oleh perusahaan daerah. Perusahaan tersebut adalah PD. Terminal Makassar Metro yang kedudukannya didasarkan pada Perda Kota Makassar No. 16 Tahun 1999 tentang pendirian PD. Terminal Makassar Metro sebagaimana telah diubah dengan peraturan Daerah Kota Makassar No. 14 Tahun 2006. Di samping itu pengelolaan didasarkan pada peraturan Daerah Kota Makassar No. 15 Tahun 2006 tentang pengelolaan terminal penumpang yang secara organisasi didasarkan pada surat keputusan (SK) Wali Kota Makassar No. 7039 tahun 1999 Tanggal 27 Oktober 1999.
Pelimpahan pengelolaan tersebut kepada pihak perusahaan daerah adalah
39
sebagai upaya dalam peningkatan profesionalisme manajemen pengelolaan terminal. Ada dua hal yang di utamakan dalam penyelenggaraan terminal yaitu pelayanan kepada masyarakat dalam rangka menunjang kelancaran mobilitas orang dan barang serta menjamin koterpaduan intra dan antar moda selain itu sebagai salah satu pendapatan asli daerah (PAD).
40 BAB III
TINJAUAN KHUSUS TERMINAL PENUMPANG TIPE B DI SOFIFI PROVINSI MALUKU UTARA
A. Tinjauan Ibukota Provinsi Maluku Utara 1. Gambaran Umum
Sebagai salah satu provinsi termuda dari 33 provinsi di Indonesia, Provinsi Maluku Utara resmi terbentuk pada tanggal 4 Oktober 1999, melalui UU RI No.46 tahun 1999 dan UU RI No. 6 Tahun 2003. Sebelum resmi menjadi sebuah provinsi, maluku utara merupakan bagian dari Provinsi Maluku yaitu Kabupaten Maluku Utara. Pada awal berdirinya, provinsi Maluku Utara beribukota di Ternate yang berlokasi di kaki gunung gamalama,selama 11 tahun. Tepatnya sampai dengan 4 agustus 2010, setelah 11 tahun masa transisi dan persiapan ifrastuktur, ibukota provinsi Maluku Utara dipindahkan ke kota Sofifi yang terletak di pulau Halmahera yang merupakan pulau terbesarnya.
Provinsi Maluku Utara terkenal juga dengan sebutan Moloku Kie Raha atau Kesultanan Empat Gunung di Maluku, karena pada mulanya daerah ini merupakan wilayah 4 kerajaan besar Islam Timur Nusantara yaitu Kesultanan Bacan, Kesultanan Joilolo, Kesultanan Tidore, dan Kesultanan Ternate.
a. Letak Geografis
Provinsi Maluku Utara yang terletak pada koordinat 3o 40’ LS- 3o 0’
LU dan 123o 50’ – 129o 50’ BT serta terbentang dari utara keselatan sepanjang 770 Km dan dari barat ke timur sepanjang 660 Km. batas-batas wilayah Provinsi Maluku Utara yaitu: sebelah utara berbatasan langsung dengan Samudra Pasifik, sebelah timur berbatasan dengan Laut
41
Halmahera, sebelah barat berbatasan dengan Laut Maluku dan sebelah selatan berbatasan dengan Laut Seram.
Luas wilayah Provinsi Maluku Utara secara keseluruhan sebesar 145.801.1 Km2 meliputi luas wilayah daratan 45.069,66 Km2 (23,72 %) dan wilayah perairan seluas 100.731.44 Km2 (76,28%) dengan panjang garis pantai sepanajng 3.104 Km2. Secara administrasi dengan adanya pemekaran wilayah Provinsi Maluku Utara terbagi menjadi 8 Kabupaten dan 2 Kota. Kedelapan kabupaten dan dua kota tersebut adalah Kab.
Halmahera Tengah, Kab. Kepulaan Sula, Kab. Halmahera Selatan, Kab.
Halmahera Utara, Kab. Halmahera Timur, Kab. Pulau Morotai, Kab Pulau Taliabu, Kota Ternate dan Kota Ridore Kepulauan.
Gambar 26 : Peta Provinsi Maluku Utara Sumber : Pemerintah Provinsi Maluku Utara
42 b. Topografi
Topografi di Provinsi Maluku Utara sebagian besar pegunungan dan berbukit-bukit yang merapat mulai dari teluk kao, teluk buli, teluk weda, teluk payahe dan teluk dodinga. Dengan karakteristik daratan dan dan perairan yang memiliki potensi sumber daya alam yang cukup menjanjikan seperti perikanan, pertambangan, perkebunan dan pariwisata maupun potensi lainya dengan arah kebijakan strategi pengembangan yang tepat untuk kesejahteraan masyarakat di Provinsi Maluku Utara.
c. Keadaan Iklim
Wilayah Kepulauan Maluku Utara dipengaruhi oleh iklim laut tropis hal ini disebabkan karena provinsi maluku utara dikelilingi oleh laut luas sehingga curah hujan yang cukup tinggi dengana penyebaran tidak merata pada tiap tahunya.
Data Klimatologi hasil pencatatan Meteorologi dan Geofisika di Provinsi Maluku Utara mengenai rata-rata suhu udara, kelembaban, tekanan udara, kecepatan angin, curah hujan dan penyinaran matahari terdapat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Rata-Rata Suhu Udara, Kelembaban, Tekanan Udara, Kecepatan Angin, Curah Hujan Dan Penyinaran Matahari
Uraian Tahun
2013 2014 2015
Suhu 0C
Maksimum 31 31 31
Minimum 24 25 25
Rata-rata 27 27 27
43
Kelambaban Udara
Maksimum 92 90 95
Minimum 76 73 54
Rata-rata 84 82 78
Tekanan udara 1011,6 1012 1015
Kecepatan angin 5 5 5
Curah hujan 226 151 85
Penyinaran matahari
57 72 69
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, Tahun 2017 d. Penduduk
Berdasarkan rasio banyaknya penduduk per kilometer persegi penduduk maluku utara pada tahun 2015 adalah sebesar 1.162.345 yang tersebar di 10 kabupaten/kota. Jumlah penduduk terbesar 219.836 mendiami kabupaten di halmahera selatan.
Secara keseluruhan jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada jumlah penduduk perempuan, hal ini dapat di lihat dari jumlah rasio yang berarti terdapat 104,23 yang berarti terdapat 104 laki-laki pada setiap 100 perempuan.
44
Gambar 27 : Piramida Penduduk Maluku Utara Menurut Jenis Kelamin Sumber : PBS Provinsi Maluku Utara
Tabel 5. Jumlah Penduduk Dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Utara.
No Kabupaten/
kota Jumlah pnduduk
per tahun Laju pertumbuhan
penduduk per tahun
Kabupaten 2010 2014 2015 2010-2015 2014-2015
1 Halmahera barat 100 887 108 789 110 717 1,86 1,78
2 Halmahera tengah 42 980 48 141 49 807 2,94 2,95
3 Kepulauan sula 85 586 93 435 95 285 2,15 1,96
4 Halmahera selatan 199 629 215 791 219 836 1,93 1,86
5 Halmahera utara 162 585 176 573 180 100 2,05 1.98
6 Halmahera timur 73 411 82 914 85 188 2,98 2,71
7 Pulau morotai 52 915 59 102 60 727 2,75 2,71
8 Pulau taliabu 47 491 50 067 50 709 1,31 1,27
Kota
1 Ternate 187 322 207 789 212 997 2,57 2,48
2 Tidore 90 530 95 813 96 979 1,38 1,21
45
Maluku Utara 1 043 336 1 138 336 1 162 345 2,16 2,06 Sumber : BPS Proyeksi Indonesia 2010-2035
e. Potensi Daerah
Kekayaan alam yang sayngat melimpah di Provinsi Maluku Utara baik sektor pertanian (36%), perdagangan (25%) dan industri pengolahan (13%). Untuk sektor pertanian kontribusi terbesar datang dari sub sektor tanaman perkebunan dengan persentase sebesar 50%, kemudian diikuti oleh sub sektor tanaman bahan makanan dengan 28%, dan sub sektor perikanan dengan 13%. Sedangkan sektor perdagangan peranan sub sektor perdagangan besar dan eceran memberi andil terbesar dengan 98%, kemudian sub sektor hotel dan restoran sama sama menyumbang 1%.
Sementara itu di sektor industri pengolahan, kontribusi sub sektor pengolahan non migas menjadi penyumbang satu satunya di sektor ini.
Komoditi unggulan Provinsi Maluku Utara terdapat di sektor pertanian dan sektor jasa. Sektor pertanian komoditi yang diunggulkan yaitu sub sektor tanaman perkebunan dengan komoditi berupa kelapa, kakao, gula aren dan pala. Kemudian sub sektor perikanan dengan komoditi berupa perikanan tangkap, dengan hasil tangkapan seperti ikan tuna, cakalang, tongkol, kakap dan tenggiri. Sedangkan komoditi penunjang pada sektor pertanian yaitu sub sektor tanaman bahan makanan dengan komoditinya yaitu kedelai, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar dan jagung. Sub sektor tanaman perkebunan dengan komoditi berupa kopi, jambu mete, cengkeh dan lada. Sub sektor perikanan komoditinya adalah
46
kepiting, lobster, rumput laut dan budidaya tambak. Sementara untuk sektor jasa komoditi yang diunggulkan adalah bidang pariwisata.
B. Kondisi kawasan Terminal Penumpang Tipe B Di Sofifi kecamatan Oba Utara 1. Lokasi Perencanaan Terminal Penumpang Tipe B
Wilayah Kecamatan Oba Utara terletak diantara 0°28' - 00 43' Lintang Utara dan 1270 34' - 127°50' Bujur Timur. Luas daratan Kecamatan Oba Utara sebesar 376 km². Wilayah ini dibatasi oleh laut , Kabupaten dan Kecamatan lainya mempunyai batas-batas sebagai beriku:
a. Sebelah Utara dengan Kabupaten Halmahera Barat b. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Oba Tengah c. Sebelah Timur Kabupaten Halmahera Timur d. Sebelah Barat dengan Laut Halmahera
Kecamatan Oba Utara merupakan salah satu kecamatan yang terletak di pulau Halmahera.
Gambar 28 : Presentasi Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Oba Utara
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara, 2017
47
2. Kondisi Kawasan Terminal Di Sofifi Berdasarkan Sarana Dan Prasarana.
a. Prasarana yang terdapat di Sofifi yaitu:
1) Prasarana Jalan
Jalan aspal yang disertai drainase telah ada sehingga mudah untuk mencapai akses. Lebar jalan yaitu 5-12m yang terhubun langsung dengan beberapa Kabupaten di Provinsi Maluku Utara
2) Prasarana Air
Masyarakat menggunakan iar sumur, air hujan, air sungai sebagai sumber air bersih. Sebagai Ibu Kota Provinsi pelayanan air minum/air bersih di Sofifi dilakukan secara swadaya oleh masyarakat dengan menggunakan pompa. Terdapat 2 buah sumber air atau pusat operasi (PO), PO 1 yang berada di Desa Gosale Puncak yang merupakan instalasi pengelolaan air (IPA) yang memiliki kapasitas 10 L/detik.
Sementara itu PO 2 yang berlokasi di Desa Durian yang terdiri dari 3 sumur dengan total kapasitas 15 L/detik.
3) Prasarana Listrik
Kebutuhan akan energi listrik di Provinsi Maluku Utara, bertumpu pada sumber PLTD yang mrmpunyai kapasitas 55.772 KW sementara itu kebutuhan listrik pada beban puncak adalah 18.989 KW.
Di Sofifi juga telah di bangun PLTU reguler kontrak tahun 2012 ini 2x3 (MW) di tambah gengset yang berkapasitas 2,6 MW.
48 b. Sarana
1) Akomodsi
Akomodasi penunjang pariwisata di Sofifi Kecamatan Oba Utara, maka yang sangat dibutuhkan akomodasi hoel dan penginapan. Pada tahun 2015 terdapat 1 hotel dan 11 penginapan.
Tabel 6. Banyaknya hotel, penginapan dan resto menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Oba Utara
No Desa/Kelurahan Hotel Penginapan Resor wisata
1 Shamadhoe - - -
2 Akekolano - - -
3 Sofifi - 3 -
4 Oba - - -
5 Guraping 1 1 -
6 Kaiyasa - - -
7 Garojou - - -
8 Kusu - - -
9 Ampera - - -
10 Bukit Durian - - -
1 Galala - - -
12 Balbar - 4 -
13 Gosale - 3 -
Oba utara 1 11 -
Sumber : Kantor Kecamatan Oba Utara Tahun 2017
2) Transportasi
Sarana transportasi yang ada di Sofifi adalah transportasi darat dan transportasi laut. Adapun transportasi darat berupa mobil pribadi, mobil sewa, ojek motor, ojek bentor dan bus. Transportasi laut berupa
49
kapal fery, sped dan ketinting sebagai transportasi untuk menjangkat daerah kepulawan.
C. Tinjauan Lokasi Terminal Penumpang Tipe B Di Sofifi kecamatan Oba Utara 1. Kondisi Topografi
Kondisi topografi Kecamatan Oba Utara ditandai dengan tingkat ketinggian dari permukaan laut yang seragam, yaitu sekitar 0 - 499 M (Rendah) sebanyak tiga belas desa/kelurahan.
2. Sumber Daya Alam
Kekayaan sumber daya alam (SDA) yang sangat melimpah di Provinsi Maluku Utara yang merupakan wilayah penghasil cengkeh, pala, kopra serta kekayaan lainya kehutanan, pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan.
3. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (SDM) harus diimbangi dengan kualitas SDA yang unggul, maka dengan sendirinya akan menjadi daerah yang memiliki SDM yang kompetitif. Pengembangan SDM yang berkualitas kuncinya terletak pada faktor pendidikan. Jika pendidikan di suatu daerah tidak di berjalan atau terencna dengan baik, maka akan mengalami hambatan dalam pengembangan pada sektor pendidikan.
Melalui Bappeda, pemerintah akan membangun sistim informasi yang dapat menghubungkan seluruh wilayah di suatu daerah yang dapat di manfaatkan dalam rangka memperkuat basis data pengelolaan (manajemen) Sumber daya pendidikan dan sistem informasi perencanaan sumber daya pendidikan (ERPIS). ERPIS adalah suatu perangkat yang telah dibangun untuk mendukung pengelolaan sumber daya pendidikan, dengan mengintegrasikan
50
berbagaai aspek, mulai dari perencanaan, pemantauan dan evaluasi yang berbasis internet dengan teknologi.
a. Penduduk
Jumlah penduduk Kecamatan Oba Utara sebanyak 14.032 jiwa, tersebar di tiga belas Desa/Kelurahan.
Gambar 29 : Presentase Jumlah Penduduk di Kecamatan Oba Utara Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara
Perbandingan antara luas wilayah dan jumlah penduduk di kecamatan Oba Utara.
Tabel 7. Jumlah penduduk menurut Desa/Kelurahan di Kecaamatan Oba Utara.
No Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk
Jiwa
Luas Wilayah (Km2)
Kepadatan Penduduk (Km2)
1 Samahode 538 9,5 56,63
2 Akekolano 842 18 46,78
3 Oba 623 6 103,83
51
4 Sofifi 1783 85 20,98
5 Guraping 2582 64 40,34
6 Kaiyasa 575 37,5 15,33
7 Garojou 743 46 16,15
8 Kusu 1070 34 31,47
9 Ampera 578 18 32,11
10 Bukit Durian 1385 30 46,17
11 Galala 1819 9 202,11
12 Balbar 1031 17 60,65
13 Gosale 462 2 231,00
Oba Utara 14031 376 37,32
Sumber : badan pusat statistik Provinsi Maluku Utara, 2017
b. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator untuk mengetau berkembang atau tidaknya tingkat kemajuan suatu daerah. Pendidikan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sangat berperan penting dalam pembangunan. Program wajib belajar 12 tahun seperti yang dicantumkan oleh pemerintah, kini telah dibangun fasilitas pendidikan dari tingkat sekolah dasar sampai sampai tingkat menengah atas. Sarana pendidikan yang hampir sudah menjangkau Desa/Kelurahan Disofifi Kecamatan Oba Utara. Sarana pendidikan di Sofifi Kecamatan Oba Utara relatif memadai demikian juga tenaga pengajarnya. Dengan jumlah SD baik Negeri