• Tidak ada hasil yang ditemukan

tesis - Universitas Bosowa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "tesis - Universitas Bosowa"

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN RADEC UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN

KONSEP DAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VI UPTD

SD NEGERI 93 BARRU

OLEH:

RESKY DEWI NENGSIH NIM. 4620106027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS BOSOWA

2023

(2)

(3)
(4)
(5)

PRAKATA

Syukur alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penelitian dan penyusunan tesis dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran RADEC Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Siswa Kelas VI UPTD SD Negeri 93 Barru” dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Proses penyelesaian tesis ini merupakan suatu perjuangan yang panjang bagi penulis. Selama proses penelitian dan penyusunan tesis ini, banyak kendala yang dihadapi. Namun, berkat keseriusan pembimbing dalam mengarahkan dan membimbing penulis sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.

Salawat dan salam tidak lupa dikirimkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW., yang telah menunjukkan cahaya bagi umatnya. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dr. Hj. Andi Hamsiah, M.Pd. sebagai pembimbing I dan Dr.

H. Mas‟ud Muhammadiyah, M.Si. sebagai pembimbing II. Ucapan Terimah kasih disampaikan kepada Dr. Sundari Hamid, M.Si. dan Prof. Dr. Muhammad Yunus, M.Pd. sebagai tim penguji yang banyak memberikan masukan yang sangat berarti dalam penyusunan laporan hasil penelitian ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Batara Surya, S.T., M.Si. selaku Rektor Universitas Bosowa atas segala fasilitas dan kesempatan untuk menjadi mahasiswa PPs Universitas Bosowa.

(6)

2. Bapak Prof. Dr. A. Muhibuddin, M.P. selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Bosowa, yang telah memberikan kemudahan kepada penulis, baik pada saat perkuliahan maupun pada saat penelitian.

3. Ibu Dr. Sundari Hamid, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dasar yang telah memberikan pelayanan yang baik kepada penulis, baik pada saat mengikuti perkuliahan, maupun pada saat pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan hasil penelitian ini.

4. Bapak/ Ibu Dosen serta Karyawan/Staf Universitas Bosowa atas kebijaksanaan dan pelayanan yang telah diberikan pada saat perkuliahan, penelitian dan penulisan laporan penelitian ini.

5. Ucapan terima kasih tak terhingga secara khusus disampaikan kedua orang tua tercinta, Ir. Musakkar Semauna dan Syamsiah Ontu yang telah mengasuh dan mendidik dengan penuh kasih sayang serta kepada kedua mertua tersayang H.

Mading dan Hj. Sitti Hasna.

6. Kepada suami Amiruddin, S.Pd. dan puteri tercinta Annasya Fauziah serta saudara – saudaraku yang telah banyak memberikan dukungan, dan seluruh keluarga yang telah membantu dan mendukung baik material maupun moril dalam menempuh studi.

7. Ibu Hj. Hasniah. AL, S.Pd.,M.Pd. selaku Kepala UPTD SD Negeri 93 Barru yang telah memberikan izin melaksanakan penelitian di UPTD SD Negeri 93 Barru.

8. Ibu Hj. Fatmawati, S.Pd. selaku guru kelas VI UPTD SD Negeri 93 Barru yang telah bersedia menjadi observer dalam penelitian di UPTD SD Negeri 93 Barru.

(7)

9. Bapak H. Musa Kedi, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala UPTD SD Negeri 163 Barru serta Bapak/Ibu Guru UPTD SD Negeri 163 Barru yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi kepada peneliti selama menempuh pendidikan di Universitas Bosowa.

10. Siswa – siswi kelas VI UPTD SD Negeri 93 Barru yang menjadi responden peneliti.

11. Teman – teman seperjuangan Prodi Magister Pendidikan Dasar angkatan 2021 Universitas Bosowa khususnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu.

Akhirnya, penulis berharap semoga segala bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak dapat bernilai ibadah dan mendapat pahala dari Tuhan YME.

Makassar, Februari 2023 Penulis

(8)

ABSTRAK

RESKY DEWI NENGSIH. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran RADEC Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Siswa Kelas VI UPTD SD Negeri 93 Barru. Dibimbing oleh Dr. Hj.

Andi Hamsiah, M.Pd. dan Dr. H. Mas‟ud Muhammadiyah, M.Si.

Penelitian ini membahas tentang Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran RADEC Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat penguasaan konsep dan kemampuan menulis teks eksplanasi siswa kelas VI UPTD SD Negeri 93 Barru sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran RADEC serta perbedaan penguasaan konsep dan kemampuan menulis teks eksplanasi siswa kelas VI UPTD SD Negeri 93 Barru dengan penggunaan model pembelajaran RADEC. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi-experimental design dengan desain penelitian non-equivalent pretest posttest control grup design pendekatan kuantitatif.

Sedangkan sampel penelitian ini adalah siswa kelas VI UPTD SD Negeri 93 Barru, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru dengan jumlah siswa 22 orang yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 9 orang perempuan.

Hasil penelitian menunjukkan penggunaan model pembelajaran RADEC berpengaruh terhadap penguasaan konsep dan kemampuan menulis teks eksplanasi siswa. Berdasarkan tabel multivariate test dalam uji manova diperoleh nilai Sig. 0,000 < 0,05 maka H0 di tolak dan Ha diterima. sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan konsep dan kemampuan menulis teks eksplanasi siswa kelas VI UPTD SD Negeri 93 Barru dengan penggunaan model pembelajaran RADEC.

Kata Kunci : Model Pembelajaran RADEC, Penguasaan Konsep, Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi.

(9)

ABSTRACT

RESKY DEWI NENGSIH. The Effect of Using the RADEC Learning Model to Improve Mastery of Concepts and Ability to Write Explanatory Texts for Grade VI UPTD SD Negeri 93 Barru Students. Supervised by Dr. Hj. Andi Hamsiah, M.Pd.

and Dr. H. Mas’ud Muhammadiyah, M.Si.

This study discusses the Effect of Using the RADEC Learning Model to Improve Mastery of Concepts and Ability to Write Explanatory Texts. This study aims to describe the level of mastery of concepts and the ability to write explanatory texts for class VI students of UPTD SD Negeri 93 Barru before and after using the RADEC learning model and the effectiveness of using the RADEC learning as well as difference in concept mastery and ability to write explanatory texts for class VI UPTD SD Negeri 93 Barru using the RADEC learning model. The type of research used is a quasy-experimental design with a non-equivalent pretest posttest control group design with a quantitative approach. while the sample of this study was students of class VI UPTD SD Negeri 93 Barru, Tanete Riaja District, Barru Regency with a total of 22 students consisting of 13 boys and 9 girls.

The results showed that the use of the RADEC learning model had an effect on students’ mastery of concepts and the ability to write explanatory texts. Based on the multivariate test table in the manova test, the value of Sig. 0.000 < 0,05 then H0 is rejected and Ha is accepted. So it can be concluded the mastery of concepts and the ability to write explanatory texts of class VI UPTD SD Negeri 93 Barru using the RADEC learning model.

Keywords: RADEC Learning Model, Concept Mastery, Ability to Write Explanatory Text.

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PENERIMAAN ... iii

PERNYATAAN KEORISINILAN ... iv

PRAKATA ... v

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ...xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR ... 7

A. Kajian Teori ... 7

1. Model Pembelajaran ... 7

2. Model Pembelajaran RADEC ... 9

3. Penguasaan Konsep ... 14

4. Kemampuan Menulis ... 17

5. Hakikat Teks Eksplanasi ... 25

B. Kerangka Pikir ... 32

C. Penelitian Terdahulu ... 34

D. Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Jenis dan Desain Penelitian ... 38

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

(11)

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

D. Definisi Operasional Variabel ... 40

E. Instrumen Penelitian ... 41

F. Jenis dan Sumber data ... 48

G. Teknik Pengumpulan Data ... 48

H. Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Hasil Penelitian ... 53

1. Hasil Analisis Deskriptif ... 53

2. Hasil Analisis Inferensial ... 62

B. Pembahasan ... 67

1. Penguasaan Konsep Teks Eksplanasi ... 70

2. Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi ... 72

3. Perbedaan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi dengan Model Pembelajaran RADEC ... 73

BAB V PENUTUP ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77

LAMPIRAN ... 81

RIWAYAT HIDUP ... 164

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

3.1 Skor Penilaian Tes Keterampilan Menyusun Teks Eksplanasi

43 3.2 Skala Penilaian Tes Menyusun Teks Eksplanasi Secara

Tertulis 45

3.3 Kategorisasi Hasil Penguasaan Konsep Siswa 46

3.4 Pedomana Observasi Proses Pembelajaran 46

4.1 Uji Beda Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep 57 4.2 Uji Beda Pretest dan Posttest Kemampuan Menulis Teks

Eksplanasi 62

4.3 Test Of Normality 63

4.4 Levene’s Test Of Equality Of Error Variancesa 64

4.5 Paired Sample Statistics 64

4.6 Test Of Between-Subjects Effects 65

4.7 Multivariate Test 66

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1 Kerangka Pikir 33

4.1 Hasil Pretest Penguasaan Konsep Siswa 54

4.2 Hasil Posttest Penguasaan Konsep Siswa 55

4.3 Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa 56

4.4 Hasil Pretest Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi

Siswa 59

4.5 Hasil Posttest Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi

Siswa 60

4.6 Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Siswa 61

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 1 82 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 2 86 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 3 90 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 4 95 5 Soal Pretest (Penguasaan Konsep Teks Eksplanasi) 100 6 Soal Pretest (Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi) 102 7 Soal Posttest (Penguasaan Konsep Teks Eksplanasi) 103 8 Soal Posttest (Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi) 105 9 Kunci Jawaban Soal Pretest (Penguasaan Konsep Teks

Eksplanasi) 106

10 Kunci Jawaban Soal Posttest (Penguasaan Konsep Teks

Eksplanasi) 107

11 Lembar Kerja Peserta Dididk (LKPD) Pertemuan 1 108 12 Lembar Kerja Peserta Dididk (LKPD) Pertemuan 2 112 13 Lembar Kerja Peserta Dididk (LKPD) Pertemuan 3 115 14 Lembar Kerja Peserta Dididk (LKPD) Pertemuan 4 117 15 Pretest Penguasaan Konsep Teks Eksplanasi Siswa 119 16 Pretest Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Siswa 123 17 Posttest Penguasaan Konsep Teks Eksplanasi Siswa 125 18 Posttest Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Siswa 129 19 Daftar Hasil Pretest Penguasaan Konsep Teks Eksplanasi

Siswa 131

20 Daftar Hasil Posttest Penguasaan Konsep Teks Eksplanasi

Siswa 132

21 Daftar Hasil Pretest Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi

Siswa 133

22 Daftar Hasil Posttest Kemampuan Menulis Teks

Eksplanasi Siswa 134

23 Data Hasil Rekap Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep

(15)

dan Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Siswa 135

24 Dokumentasi Penelitian 136

25 Dokumentasi Kegiatan Penelitian (Kegiatan Pretest) 137 26 Dokumentasi Kegiatan Penelitian (Pertemuan 1) 138 27 Dokumentasi Kegiatan Penelitian (Pertemuan 2) 142 28 Dokumentasi Kegiatan Penelitian (Pertemuan 3 dengan

Model Pembelajaran RADEC) 146

29 Dokumentasi Kegiatan Penelitian (Pertemuan 4 dengan

Model Pembelajaran RADEC) 149

30 Dokumentasi Kegiatan Penelitian (Kegiatan Posttest) 152

31 Hasil Observasi Aktivitas Siswa 153

32 Hasil Observasi Aktivitas Guru 154

33 Tabel Data Hasil Validasi RPP oleh Dua Ahli 155 34 Tabel Data Hasil Validasi LKPD oleh Dua Ahli 156 35 Tabel Data Hasil Validasi Soal Pretest Penguasaan Konsep

Teks Eksplanasi oleh Dua Ahli 157

36 Tabel Data Hasil Validasi Soal Posttest Penguasaan

Konsep Teks Eksplanasi oleh Dua Ahli 158

37 Tabel Data Hasil Validasi Soal Pretest Kemampuan

Menulis Teks Eksplanasi oleh Dua Ahli 159

38 Tabel Data Hasil Validasi Soal Posttest Kemampuan

Menulis Teks Eksplanasi oleh Dua Ahli 160

39 Surat Izin Penelitian dari Kampus 161

40 Surat Izin Penelitian dari DPMPTSP Kabupaten Barru 162 41 Surat Izin Penelitian dari UPTD SD Negeri 93 Barru 163

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kurikulum sekolah, Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran wajib. Bahasa dipandang sebagai salah satu alat untuk berkomunikasi. Melalui bahasa, manusia dapat berinteraksi satu sama lain untuk mengungkapkan dan menyampaikan isi pikiran. Pembelajaran Bahasa Indonesia dilaksanakan untuk mempersiapkan peserta didik agar terampil menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri dari empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.

Dalam kegiatan keterampilan menulis, peserta didik diarahkan untuk mengomunikasikan pesan dengan menggunakan bahasa tulisan. Dengan begitu peserta didik dapat menyampaikan pikiran, gagasan, perasaaan, dan pendapat melalui tulisan. Menurut Atmazaki (Khair, 2018: 89), tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia agar peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku baik secara lisan maupun tertulis.

Menulis merupakan kegiatan yang sangat penting karena dengan kegiatan menulis dapat membantu perkembangan sosial, mengembangkan kreativitas siswa, dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa (Bakry &

Alsamadani, 2015). Pada dasarnya, proses menulis memerlukan tingkat berpikir lebih tinggi dan memerlukan kreativitas agar tulisan-tulisan yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan menarik.

1

(17)

Terkait dengan hal tersebut Indihadi dalam Dian (2018: 18) menyebutkan bahwa keterampilan bahasa dipandang sebagai salah satu keterampilan penggunaan bahasa untuk mengomunikasikan pesan, selain keterampilan membaca, menyimak dan berbicara. Keterampilan menulis ditandai oleh penggunaan bahasa tulis bersifat produktif. Seseorang (penulis) dituntut untuk mengomunikasikan pesan kepada pembaca melalui tulisan sesuai tema, maksud, tujuan serta konteks. Yunus dan Suparno (2008: 14) mengemukakan manfaat menulis yaitu dapat meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, menumbuhkan keberanian, serta mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat menulis adalah mengembangkan kreativitas dengan mengungkapkan ide dan gagasan dalam mengumpulkan informasi-informasi faktual. Pembelajaran menulis di sekolah dasar memuat materi yang cukup beragam salah satunya adalah menulis teks eksplanasi. Dalam hal ini peserta didik dituntut untuk memiliki keterampilan menulis teks eksplanasi sesuai dengan salah satu kompetensi dasar kelas VI bahwa peserta didik dapat menggali dan menyajikan isi teks penjelasan (eksplanasi) ilmiah yang didengar dan dibaca.

Menurut Kosasih (2018: 114), teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan suatu peristiwa, baik itu berupa peristiwa alam, peristiwa sosial dan budaya, ataupun peristiwa pribadi. Priyatni (2014: 82) juga berpendapat bahwa teks eksplanasi adalah teks yang berisikan penjelasan tentang proses yang berhubungan dengan fenomena alam, sosial, pengetahuan, budaya dan lain.

(18)

Menulis teks eksplanasi merupakan salah satu materi baru yang diajarkan di sekolah dasar sejak kurikulum 2013 diberlakukan sehingga tidak jarang siswa merasa kesulitan dalam menulis teks eksplanasi. Oleh karena itu, keterampilan menulis teks eksplanasi siswa perlu ditingkatkan melalui tahapan belajar yang tepat (Emilia, 2012). Berkaitan dengan penjelasan tersebut agar siswa terampil dalam menulis, maka perlu didukung dengan penguasaan konsep yang baik tentang jenis teks yang akan ditulis. Dengan demikian, selain pentingnya kemampuan menulis, penguasaan konsep juga sangat penting dimiliki oleh siswa.

Penguasaan konsep pada hakikatnya merupakan upaya untuk mengatasi kesenjangan pengetahuan antara siswa yang memiliki prestasi tinggi secara akademik dan siswa yang rendah. Kemampuan menulis dan penguasaan konsep merupakan kemampuan esensial yang harus dikembangkan. Untuk mengembangkan penguasaan konsep dan kemampuan menulis siswa perlu dilakukan melalui tahapan belajar yang tepat yang mampu mendorong siswa untuk menguasai keterampilan tersebut.

Pada saat ini, menulis masih belum menjadi suatu hal yang digemari oleh siswa, bahkan kegiatan menulis masih dianggap menjadi kegiatan yang sukar.

Kondisi seperti ini membuat bangsa Indonesia menjadi kurang produktif dalam hal menulis karena kemampuan yang dimiliki oleh siswa masih rendah (Abidin:

2012). Rendahnya keterampilan menulis disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ialah minimnya peran guru dalam membina siswa agar terampil dalam menulis (Abidin, 2012). Lebih lanjut, faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan menulis siswa di Indonesia adalah penerapan strategi atau model pembelajaran yang kurang tepat. Penerapan model atau strategi pembelajaran

(19)

yang kurang tepat dapat berdampak pada kemampuan dan prestasi belajar siswa.

Selain itu, faktor lain yang menyebabkan rendahnya kemampuan menulis siswa karena minimnya motivasi dan dorongan dari guru.

Berdasarkan permasalahan tersebut, rendahnya kemampuan menulis siswa khususnya di sekolah dasar harus segera diatasi. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran inovatif.

Salah satu model pembelajaran inovatif adalah model pembelajaran RADEC.

Model pembelajaran Read, Answer, Disscuss, Explain, and Create (RADEC) merupakan model pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21 dan menguasai konsep pembelajaran yang dipelajari.

Model RADEC memiliki beberapa keunggulan diantaranya yaitu mengembangkan keterampilan berkomunikasi, bekerjasama, dan membantu siswa memperoleh pemahaman konseptual. Pemahaman konseptual mengenai ilmu pengetahuan atau fenomena yang ingin dijelaskan merupakan salah satu hal penentu dalam menulis teks eksplanasi. Dengan keunggulan model RADEC tersebut, diharapkan model ini dapat mengembangkan penguasaan konsep dan kemampuan siswa dalam menulis teks eksplanasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi masalah dalam penelitian yaitu:

1. Bagaimanakah tingkat penguasaan konsep siswa kelas VI UPTD SD Negeri 93 Barru sebelum dan sesudah penggunaan model pembelajaran RADEC?

(20)

2. Bagaimanakah tingkat kemampuan menulis teks eksplanasi siswa kelas VI UPTD SD Negeri 93 Barru sebelum dan sesudah penggunaan model pembelajaran RADEC?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada penguasaan konsep dan kemampuan menulis teks eksplanasi siswa kelas VI UPTD SD Negeri 93 Barru dengan penggunaan model pembelajaran RADEC?

C. Tujuan Penelitian

Dari permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Mendeskripsikan perbedaan tingkat penguasaan konsep siswa kelas VI UPTD SD Negeri 93 Barru sebelum dan sesudah penggunaan model pembelajaran RADEC.

2. Mendeskripsikan perbedaan tingkat kemampuan menulis teks eksplanasi siswa kelas VI UPTD SD Negeri 93 Barru sebelum dan sesudah penggunaan model pembelajaran RADEC.

3. Mengetahui perbedaan yang signifikan pada penguasaan konsep dan kemampuan menulis teks eksplanasi siswa kelas VI UPTD SD Negeri 93 Barru dengan penggunaan model pembelajaran RADEC.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian diharapkan yaitu:

1. Manfaat Teoretis

a. Bagi akademisi, sebagai acuan teoretis tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran RADEC terhadap penguasaan konsep dan kemampuan menulis siswa.

(21)

b. Bagi peneliti, sebagai pengalaman yang bersifat ilmiah, dan sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, sebagai salah satu alternatif bagi guru untuk memilih strategi atau model pembelajaran yang inovatif dan variatif, sehingga siswa termotivasi dalam belajar. Dengan penggunaan model ini, diharapkan guru dapat mengetahui kemampuan ataupun keterampilan masing- masing peserta didik.

b. Bagi siswa, dapat mengembangkan penguasaan konsep pelajaran tentang teks eksplanasi, yang pada akhirnya akan memperoleh hasil belajar yang optimal.

c. Bagi sekolah, adalah penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya pada kemampuan menulis peserta didik.

(22)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Pengertian model pembelajaran menurut Helmiati (2012), model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran. Sedangkan menurut Joyce, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku- buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (Salamah Zainiyati, 2010).

Model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar-mengajar (Suyanto & Djihad, 2012).

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan oleh guru dalam suatu pembelajaran yang tergambar dari awal hingga akhir yang disajikan secara khas

7

(23)

oleh guru yang didalamnya terdapat pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran.

b. Pemilihan Model Pembelajaran

Pemilihan model pembelajaran perlu adanya pertimbangan sebagai berikut:

1) Tujuan Pembelajaran yang ingin dicapai 2) Materi yang akan diajarkan

3) Karakteristik peserta didik

4) Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis (Rusman, 2012).

Model Pembelajaran yang ingin dipilih oleh guru pada saat mengajar perlu mempertimbangkan bebapa hal tersebut karena tidak semua model pembelajaran cocok untuk diterapkan di semua muatan pelajaran.

c. Fungsi Model Pembelajaran

Fungsi model pembelajaran adalah pedoman dalam perancangan hingga pelaksanaan pembelajaran. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Trianto (2015: 53) yang mengemukakan bahwa fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Oleh karena itu, pemilihan model sangat dipengaruhi sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan (kompetensi) yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik. Ihwal sifat dan materi yang diajarkan tersebut, model pembelajaran juga dapat dikategorikan berdasarkan beberapa jenis yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

d. Peranan Model Pembelajaran

Model pembelajaran memiliki peran yang sangat besar dalam proses

(24)

pembelajaran diantaranya adalah mempermudah siswa dalam menerima materi yang diajarkan, pembelajaran menjadi lebih sistematis dan terarah. Oleh karena itu, menurut Yamin (2013) seyogianya setiap guru mampu memilih strategi dan model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik mempunyai keyakinan bahwa dirinya adalah orang yang mampu belajar.

2. Model Pembelajaran RADEC

a. Pengertian Model Pembelajaran RADEC

Kata model pembelajaran RADEC dikembangkan oleh Sopandi (2017) dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mendorong siswa untuk menguasai kompetensi dan keterampilan abad ke-21 yang dibutuhkan.

Model pembelajaran ini merupakan model yang sudah disesuaikan dengan konteks keindonesiaan. Model ini memiliki langkah-langkah pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk belajar secara aktif dan produktif.

Sopandi dalam Suryana (2017:407) model pembelajaran RADEC (Read, Answer, Discuss, Explain, Create) adalah salah satu model pembelajaran yang menuntut sumber daya manusia memiliki keterampilan tinggi. Sebagai model pembelajaran, RADEC memiliki langkah-langkah (sintaks) dalam proses pelaksanaanya.

Model RADEC dikembangkan atas dasar beberapa hal yaitu pertama, model ini didasarkan pada tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu insan yang beriman serta bertaqwa terhadap yang kuasa yang Maha Esa serta berbudi pekerti luhur, mempunyai pengetahuan serta keterampilan, kesehatan jasmani dan

(25)

rohani, kepribadian yang mantap serta berdikari, rasa tanggung jawab kemasyarakatan serta kebangsaan. (Pemerintah Republik Indonesia, 2016).

Kedua, model ini dikembangkan atas dasar teori konstruktivisme. Menurut Vygotski dalam Sopandi (2017) mengemukakan bahwa kemampuan kognitif pada anak-anak dapat berkembang melalui interaksi dengan lingkungan sosial. Pada teori ini, dikenal dengan istilah Zona Pengembangan Proksimal (ZPP). Jadi, dalam proses pembelajaran ada masa dimana siswa perlu belajar secara mandiri tentang suatu konsep materi pelajaran tanpa bantuan oleh orang lain. Hal ini bertujuan untuk melihat kemampuan sebenarnya siswa serta ada masa dimana siswa perlu bantuan orang lain untuk mengembangkan kemampuan potensialnya.

b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran RADEC

Langkah-langkah model RADEC dikemukakan oleh Sopandi (2017) yaitu Read, Answer, Disscuss, Explain and Create. Secara lebih rinci penjelasan dari setiap tahapan model RADEC adalah sebagai berikut.

1) Read (Baca)

Pada langkah ini, siswa membaca informasi dari berbagai sumber. Sumber yang dibaca siswa bisa berupa buku, sumber informasi cetak maupun dari internet.

Upaya mendorong siswa untuk memahami informasi, siswa diberikan pertanyaan prapembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa adalah pertanyaan yang berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari. Pertanyaan prapembelajaran yang diberikan tentu bukanlah pertanyaan yang hanya bersifat Low Order Thinking (LOT) akan tetapi pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan-pertanyaan yang menuntut siswa untuk berpikir tingkat tinggi.

(26)

Kegiatan membaca ini dilakukan oleh siswa di luar kelas atau di rumah sebelum proses pembelajaran dilakukan. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya efektivitas proses belajar mengajar yang selama ini menjadi hambatan bagi guru dalam menerapkan model pembelajaran tertentu. Selain itu, kegiatan membaca prapembelajaran di luar waktu pembelajaran ini didasarkan pada siswa dapat memperoleh sendiri beberapa informasi yang dibutuhkan tanpa harus dijelaskan oleh guru atau bantuan dari orang lain.

2) Answer (Jawab)

Pada tahap ini, siswa menjawab pertanyaan prapembelajaran pada lembar kerja siswa. Melalui kegiatan ini siswa dapat membuktikan bahwa siswa mampu belajar secara mandiri dan dapat mengidentifikasi hal apa saja yang menjadi kesulitan siswa dalam menjawab pertanyaan prapembelajaran. Pertanyaan- pertanyaan prapembelajaran yang diberikan guru kepada siswa dapat mendorong siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih terhadap informasi yang dibacanya.

3) Disscuss (Diskusi)

Pada tahap diskusi, siswa belajar secara berkelompok untuk mendiskusikan jawaban siswa dari pertanyaan prapembelajaran. Pada kegiatan ini, guru mendorong siswa untuk berdiskusi secara aktif. Guru juga memberikan motivasi kepada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dan menjawabnya dengan baik. Pada siswa yang belum berhasil menyelesaikan tugasnya, guru memberikan motivasi dan kesempatan kepada siswa tersebut untuk bertanya kepada siswa yang sudah menguasai materi pelajaran.

4) Explain (Menjelaskan)

(27)

Pada tahap ini, siswa diminta untuk menjelaskan secara klasikal terkait materi yang telah didiskusikan. Dalam kegiatan ini, guru memastikan bahwa apa yang dijelaskan oleh penyaji secara ilmiah benar dan dapat dipahami oleh siswa lain. Selain itu, guru juga mendorong siswa lain untuk bertanya, menyanggah atau menambah apa yang telah disampaikan oleh temannya dari kelompok lain. Selain siswa yang melakukan presentasi. Pada tahap ini, guru juga dapat menjelaskan materi penting yang esensial.

5) Create (Mencipta)

Pada tahap ini, guru memberikan dorongan dan menginspirasi siswa agar menggunakan pengetahuan yang dikuasainya untuk menghasilkan ide penelitian dan pemecahan masalah yang kemudian hasil akhir dari pemecahan masalah tersebut dapat berupa produk. Produk yang dihasilkan bisa berbentuk karya tulis, poster, membuat teknologi sederhana dan lain sebagainya.

Sebagai upaya merangsang ide-ide kreatif siswa, guru dapat menginspirasi siswa dengan memberikan contoh rencana kreatif yang mungkin tidak terpikirkan oleh siswa padahal hal tersebut sangat dekat dengan lingkungannya. Dalam hal ini, karena penelitian ini berorientasi untuk melihat kemampuan menulis siswa, maka pada tahap mencipta ini siswa diorientasikan pada pembuatan karya tulis teks eksplanasi. Proses menulis yang dilakukan oleh siswa melalui tahapan dalam pembelajaran menulis yaitu tahap pramenulis, tahap menulis dan tahap pascamenulis (Dalman, 2014).

Ketika masing-masing step dari model RADEC diterapkan dengan baik, maka pengembangan karakter moral (jujur, amanah, kerja keras, berdaya saing tinggi) dapat terbentuk. Begitu juga empat keterampilan (4C) serta kemampuan

(28)

literasi peserta didik akan tercapai. RADEC dianggap sebagai model pembelajaran berpotensi yang dapat memberikan arah baru bagi pendidik dalam memecahkan masalah terkait skill peserta didik dalam keterampilan tingkat tinggi.

c. Karakteristik Model Pembelajaran RADEC

Model pembelajaran RADEC memiliki karakteristik dalam pembelajaran diantaranya adalah: (1) pembelajaran RADEC senantiasa mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran; (2) pembelajaran RADEC mendorong siswa untuk belajar secara mandiri; (3) pembelajaran RADEC senantiasa menghubungkan apa yang diketahui siswa dengan materi yang dipelajari; (4) pembelajaran RADEC menghubungkan materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata atau isu-isu kontemporer; (5) pembelajaran RADEC senantiasa memberikan peluang bagi siswa untuk aktif mengajukan pertanyaan, berdiskusi, mengajukan rencana penyelidikan, dan menyimpulkan materi yang dipelajari; (6) pembelajaran RADEC memberikan peluang kepada siswa untuk mempelajari materi secara mendalam melalui tugas prapembelajaran (Handayani, 2019).

d. Keunggulan Model Pembelajaran RADEC

Kaharuddin dan Nining Hajeniati (2020: 123) menjelaskan, kelebihan model pembelajaran RADEC sebagai berikut:

1) Mengembangkan keterampilan berkomunikasi, bekerjasama, dan membantu siswa memperoleh pemahaman konseptual.

2) Dapat mendorong siswa untuk memperoleh keterampilan abad ke-21. Pada abad ke-21 ini, ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh manusia

(29)

yaitu pemahaman konseptual, berpikir kritis, kolaborasi dan komunikasi, dan berpikir kreatif.

3) Tahapan dari model ini mudah untuk dipahami dan diingat oleh guru. Hal ini terbukti dari penelitian yang dilakukan oleh Handayani & Sopandi (2018) yang hasilnya adalah sebanyak 97,2% guru yang mengikuti pelatihan tertarik untuk mengimplementasikan model pembelajaran RADEC di sekolah.

4) Langkah-langkah model RADEC yang mudah untuk dihafal dan dipahami serta dapat membantu siswa untuk membangun budaya membaca, meningkatkan literasi siswa, meningkatkan pemahaman konseptual siswa dan mendorong siswa untuk mengembangkan kompetensi abad ke-21.

e. Kelemahan Model Pembelajaran RADEC

Kaharuddin dan Nining Hajeniati (2020: 123) juga menjelaskan beberapa kekurangan dari model pembelajaran RADEC sebagai berikut:

1) Penggunaan model pembelajaran RADEC umumnya hanya untuk bidang tertentu.

2) Siswa harus mampu melakukan berbagai aktifitas dalam pembelajaran seperti membaca, menjawab, berdiskusi, menjelaskan, serta membuat karya dalam waktu singkat.

3) Lebih spesifik ke dalam soal cerita.

3. Penguasaan Konsep a. Pengertian Konsep

Menurut Rosser dalam Sagala (2003: 73) konsep adalah abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan atau hubungan-hubungan yang mempunyai suatu atribut-atribut yang sama. Menurut

(30)

Sagala (2003: 71) konsep adalah suatu pemikiran seseorang atau kelompok orang yang dinyatakan pada definisi sehingga menjadi produk pengetahuan yang meliputi prinsip-prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Konsep menunjukkan suatu hubungan antar konsep-konsep yang lebih sederhana sebagai dasar perkiraan atau jawaban manusia terhadap pertanyaan yang bersifat asasi tentang mengapa suatu gejala itu bisa terjadi (Sagala, 2003).

Menurut Dahar (2006: 62) menyatkan konsep merupakan batu pembangun berpikir. Konsep merupakan dasar bagi proses mental yang mewakili satu stimulus. Dari beberapa penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan pembelajaran yang akan mendapat pengalaman dengan diawali dari proses pengamatan secara langsung terhadap suatu fakta yang dipecahkan kemudian diproses dengan tanggapan dari fakta yang sudah diamati, menjabarkan fakta-fakta pengamatan dan selanjutnya menemukan hal-hal yang terjadi pada proses pengamatan.

b. Penguasaan Konsep

Menurut Hamalik (2001: 45) menyatakan penguasaan pengetahuan adalah tujuan utama, anggapan yang mendasari perumusan tersebut ialah barang siapa menguasai pengetahuan maka dialah yang berkuasa. Menurut Dahar dalam Hariyadi (2016: 1567) penguasaan konsep merupakan suatu kemampuan siswa untuk memahami makna ilmiah, baik konsep secara teori maupun penerapan di dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Purwanto dalam Hariyadi (2016: 1567) menyatakan penguasaan konsep adalah suatu pemahaman yang bukan hanya untuk mengingat konsep yang

(31)

dipelajari, tetapi juga mampu untuk mengungkapkan kembali dalam bentuk kata- kata sendiri tanpa merubah maknanya. Menurut Djamarah & Zain dalam Trianto (2007: 158) menyatakan konsep merupakan suatu kondisi utama yang dibutuhkan dalam menguasai pengetahuan dan proses kognitif. Untuk dapat menguasai konsep seseorang harus mampu dalam membedakan antara benda yang satu dengan benda yang lain, dengan menguasai konsep siswa akan dapat menggolongkan dunia sekitarnya menurut konsep itu (Trianto, 2007: 158).

Berdasarkan beberapa penjelasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep adalah suatu pemahaman siswa dalam menghayati kemampuan terhadap pembelajaran yang dipelajari dengan proses penemuan atau penyusunan konsep. Penguasaan konsep ini sangat diperlukan oleh para siswa karena dengan penguasaan konsep dapat menjadikan siswa mengerti konsep materi yang diajarkan dan dapat memudahkan para siswa untuk memahami materi yang diajarkan oleh guru, mengukur tingkatan penguasaan konsep siswa ini dapat dilakukan dengan melihat poin-poin indikator penguasaan konsep yang telah disusun.

c. Indikator Penguasaan Konsep

Menurut Sanjaya dalam Silviana (2011: 50) menyatakan indikator penguasaan konsep terdiri dari:

1) mampu menyajikan situasi kedalam berbagai cara serta mengetahui perbedaan;

2) mampu mengklasifikasikan objek-objek bedasarkan terpenuhi atau tidaknya persyaratan yang membentuk konsep;

3) mampu menghubungkan antara konsep dan prosedur;

(32)

4) mampu memberikan contoh konsep yang dipelajari.

Sedangkan menurut Wirasito dalam Silviana (2011: 50) menyatakan indikator penguasaan konsep sebagai berikut:

1) mengetahui ciri-ciri suatu konsep;

2) dapat menghubungkan antar konsep;

3) dapat kembali di konsep itu dalam berbagai situasi;

4) dapat menggunakan konsep dalam menyelesaikan suatu masalah.

4. Kemampuan Menulis a. Pengertian Menulis

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut jika mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan, 2008: 22). Jadi, menulis adalah aktivitas mengungkapkan ide, gagasan, dan perasaan dalam bahasa tulis dengan menggunakan lambang-lambang.

Sedangkan menurut Dalman (2015: 3) menulis adalah suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Dalam hal ini, menulis memiliki tujuan untuk memberitahu, meyakinkan atau menghibur.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan menuangkan ide atau gagasan dan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang dimaksudkan untuk dibaca dan memiliki berbagai fungsi. Oleh karena itu keterampilan menulis sangat penting bagi peserta didik.

(33)

b. Tujuan Menulis

Maksud atau tujuan penulis (the writer’s intention) adalah responsi atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari pembaca.

Berdasarkan batasan ini, Tarigan (2008: 24) mengemukakan bahwa menulis memiliki empat tujuan yaitu : (1) tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajarkan disebut wacana informatif, (2) tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif, (3) tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer, dan (4) tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut wacana ekspresif.

Sementara itu, Dalman (2015: 13) menyatakan bahwa ada enam tujuan menulis yaitu (1) penugasan, (2) estetis, (3) penerangan, (4) pernyataan diri, (5) kreatif, (6) konsumtif. Menulis untuk tujuan penugasan pada umumnya sering digunakan oleh para pelajar dalam menulis sebuah karangan dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru atau sebuah lembaga, bentuk tulisan ini biasanya berupa makalah, laporan ataupun karangan bebas. Menulis dengan menggunakan tujuan estetis pada umumnya digunakan oleh para sastrawan untuk menciptakan sebuah keindahan dalam sebuah puisi, cerpen maupun novel.

Menulis dengan tujuan penerangan biasanya digunakan oleh seseorang jika ingin memberikan informasi kepada pembaca dalam sebuah surat kabar maupun majalah berupa permasalahan politik, ekonomi, pendidikan, agama, sosial, maupun budaya. Menulis dengan tujuan pernyataan diri biasa digunakan ketika seseorang membuat surat perjanjian. Tujuan kreatif digunakan untuk proses imajinasi terutama dalam menulis karya sastra, baik itu berbentuk puisi maupun

(34)

prosa. Menulis dengan tujuan konsumtif ada kalanya sebuah tulisan diselesaikan untuk dijual dan dikonsumsi oleh para pembaca. Dalam hal ini, penulis lebih mementingkan kepuasan pada diri pembaca. Penulis lebih berorientasi pada bisnis (Dalman, 2015: 13-14).

Berdasarkan beberapa pendapat sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah sebagai sarana untuk mengajar atau memberitahukan sesuatu hal ke khalayak dan dapat meyakinkan pembaca atau mendesak pembaca untuk melakukan sesuatu hal yang dituliskan oleh penulis. Tulisan ini juga bisa bertujuan untuk menghibur pembaca, dan umumnya tulisan merupakan sarana untuk mengekspresikan perasaan dan emosi penulis. Selain itu, menulis juga dapat dijadikan sebagai lahan bisnis untuk mendapatkan uang. Maka tidak heran jika banyak orang yang termotivasi untuk menulis. Sebelum membuat suatu tulisan, hendaknya harus terlebih dahulu memikirkan apa yang akan ditulis dan diberikan kepada pembaca agar pembaca merasa lebih tertarik dan terhibur dengan tulisan yang dihasilkan.

c. Manfaat Menulis

Pada prinsipnya manfaat utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena dapat memudahkan para pelajar berpikir. Menulis dapat menolong manusia berpikir secara kritis, serta dapat memudahkan kita dalam merasakan dan menikmati hubungan-hubungan mendalam, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman (Tarigan, 2008: 22).

(35)

Sehubungan dengan hal tersebut, manfaat menulis adalah dapat membantu penulis dalam mengembangkan berbagai gagasan dan potensi dirinya serta dapat meninjau dan menilai gagasannya sendiri secara objektif, sehingga terbiasa berpikir serta berbahasa secara tertib dan teratur, serta penggunaan kegiatan menulis secara bijaksana dan dapat memperbaiki kualitas kehidupan.

Sukirno (2010: 5-6) menjelaskan bahwa menulis itu bermanfaat bagi kehidupan manusia. Antara lain meningkatkan keterampilan mengungkapkan sesuatu dengan bahasa yang tepat, meningkatkan kebiasaan pemakaian diksi atau pilihan kata yang tepat, meningkatkan ketajaman keruntutan berpikir, menghidupkan imajinasi atau citraan yang tepat. Menulis bermanfaat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan tertulis sehingga diketahui oleh orang lain, dapat bekerja sama dalam segala hal yang bermanfaat bagi kehidupan yang berkualitas, dapat mengenal adat dan tata krama dalam bermasyarakat.

Selanjutnya, Suparno dan Yunus (2009: 14) mengungkapkan manfaat menulis sebagai berikut.

1) Peningkatan kecerdasan

2) Pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas 3) Penumbuhan keberanian; dan

4) Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

Tercapainya tujuan belajar menulis sangat bermanfaat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan secara tertulis sehingga diketahui orang lain, dapat bekerja sama dalam segala hal yang bermanfaat bagi kehidupan yang berkualitas, dapat belajar mengenal adat istiadat, dan tata krama masyarakat.

Keberhasilan itu juga berimplikasi terhadap keterampilan berbahasa secara umum

(36)

seperti membaca, menyimak, dan berbicara karena sesuai dengan konsep belajar terkini, proses belajar menulis dilakukan secara terpadu. Membiasakan diri untuk menulis secara tidak langsung melatih otak kita untuk berpikir dan inovatif. Selain itu, kita juga dapat menghasilkan suatu karya baru yaitu berupa tulisan.

d. Tahapan Menulis

Donald Murray telah menulis sebuah deskripsi tentang proses menulis yang deskripsinya membangkitkan semangat menulis siswa di sekolah. Menulis diberikan sebagai proses berpikir yang terus menerus, proses eksperimentasi, dan proses review. Aktivitas menulis karya tulis berkembang dalam tiga tahap:

perencanaan (rehearsing), penyusunan konsep (drafting), dan perbaikan (revising).

Tahap perencanaan (rehearsing), adalah tahap penulis berusaha menemukan apa yang akan mereka tulis. Guru dapat mendorong penemuan topik ini dengan cara ramu pendapat (brainstorming) yang memungkinkan anak berpikir dan menulis berbagai rincian tentang orang, tempat, atau peristiwa yang bermakna bagi mereka. Kadang-kadang guru memperkenalkan menulis bebas selama tahapan ini.

Tahap selanjutnya, yaitu penyusunan konsep (drafting). Istilah draf dipilih karena aktivitas menulis dalam tahap ini bersifat sementara. Ketika kita menyebut draf pertama, kedua, maka secara tidak langsung potongan kerja tersebut akan berubah, draf lain akan menyusul. Penulis perlu menuangkan pikiran-pikirannya dan mempertimbangkannya untuk disampaikan kepada orang lain. Penulis perlu berdialog dengan dirinya selama proses penyusunan konsep.

(37)

Tahap ketiga (revising) yaitu tahap perbaikan merupakan tahap akhir.

Sekalipun demikian perlu diingat bahwa perbaikan dapat berlajut pada perencanaan dan penyusunan konsep lebih lanjut. Berikut ini tahap-tahap menulis yang dirangkum dari Tompkins (1994). Tompkins menguraikan proses menulis menjadi lima tahap yang diidentifikasi melalui serangkaian penelitian tentang proses menulis. Lima tahap proses menulis yang teridentifikasi melalui penelitian yang dimaksud meliputi: pramenulis, penyusunan konsep, perbaikan, penyutingan, dan penerbitan.

1) Tahap 1: Pramenulis (prewriting)

Pada tahap pramenulis siswa berusaha mengemukakan apa yang akan mereka tulis. Dalam hal ini guru bisa menggunakan berbagai srategi pramenulis yang diimplementasikan di kelas untuk membantu siswa memilih tema dan menentukan lancarnya proses menulis. Pada tahap ini siswa mengumpulkan gagasan dan informasi serta mencoba membuat kerangka atau garis besar yang akan ditulis. Di sini guru dapat melakukan kolaborasi melalui ramu pendapat (brainstorming), membuat klaster (clustering), atau menyusun daftar ide (listing) sehingga melahirkan tema dan topik tulisan yang sesuai dengan minat dan keinginan mereka.

2) Tahap 2: Penyusunan Draf Tulisan (Drafting)

Tahap kedua dalam proses menulis adalah menulis draf. Dalam proses menulis, siswa menulis dan menyaring tulisan mereka melalui sejumlah konsep.

Selama tahap penyusunan konsep, siswa terfokus dalam pengumpulan gagasan.

Perlu disampaikan kepada siswa bahwa pada tahap ini mereka tidak perlu merasa takut melakukan kesalahan. Kesempatan dalam menuangkan ide-ide dilakukan

(38)

dengan sedikit memperhatikan ejaan, tanda baca, dan kesalahan mekanikal yang lain. Aktivitas dalam tahap ini meliputi menulis draf kasar, menulis konsep utama, dan menekankan pada pengembangan isi. Penyusunan konsep merupakan tahap saat siswa mengorganisasikan dan mengembangkan ide yang telah dikumpulkannya lewat kegiatan brainstorming dalam bentuk draf kasar.

3) Tahap 3: Perbaikan (Revising)

Selama tahap perbaikan, penulis menyaring ide-ide dalam tulisan mereka.

Siswa biasanya mengakhiri proses menulis. Revisi bukan penyempurnaan tulisan, revisi adalah mempertemukan kebutuhan pembaca dengan menambah, mengganti, menghilangkan, dan menyusun kembali bahan tulisan. Pada tahap perbaikan ini siswa melihat kembali tulisannya untuk selanjutnya menambah, mengganti, atau menghilangkan sebagian ide dalam tulisannya. Misalnya, dalam menulis cerita yang berkaitan dengan penggarapan struktur cerita yang telah disusun. Siswa dapat mengubah watak pelaku yang semula jahat menjadi baik atau siswa dapat juga menyelipkan peristiwa lain dalam rangkaian cerita yang disusunnya.

4) Tahap 4: Penyutingan (Editing)

Penyutingan merupakan penyempunaan tulisan sanpai pada bentuk akhir.

Sampai tahap ini, fokus utama proses menulis adalah pada isi tulisan siswa dengan fokus berganti pada kesalahan mekanik. Siswa menyempurnakan tulisan mereka dengan mengoreksi ejaan dan kesalahan mekanikal yang lain. Tujuannya membuat tulisan menjadi “siap baca secara optimal” (optimally readable). Cara paling efektif untuk mengajarkan keterampilan mekanikal adalah pada saat penyuntingan. Ketika penyuntingan tulisan disempurnakan melalui kegiatan membaca, siswa lebih tertarik pada pemakaian keterampilan mekanikal secara

(39)

benar karena mereka dapat berkomunikasi secara efektif. Para peneliti menyarankan bahwa pendekatan fungsional dalam pengajaran mekanikal tulisan lebih efektif dari pada latihan praktis. Aktivitas dalam tahap ini meliputi mengambil jarak dari tulisan, mengoreksi awal dengan menandai kesalahan, dan mengoreksi kesalahan.

5) Tahap 5: Pemublikasian (publishing)

Pada tahap akhir proses penulisan, siswa mempublikasikan tulisan mereka dan menyempurnakannya dengan membaca pendapat dan komentar yang diberikan teman atau siswa lain, orang tua dan komunitas mereka sebagai penulis.

Pada tahap publikasi siswa mempublikasikan hasil penulisannya melalui kegiatan berbagi hasil tulisan (sharing). Kegiatan berbagi hasil ini dapat dilakukan diantaranya melalui kegiatan penugasan siswa untuk membacakan hasil karangan di depan kelas. Sebagai contoh dalam pembelajaran menulis cerita, kegiatan publikasi dapat dilakukan dengan menugaskan siswa membacakan hasil cerita yang telah ditulisnya, sementara siswa lain memberikan pendapat berkaitan dengan cerita tersebut. Kegiatan sharing lainnya dapat dilakukan dengan meminta orang tua siswa membaca dan memberi komentar terhadap cerita yang telah ditulis siswa. Dengan demikian, dalam kegiatan publikasi siswa mendapat beragam penguatan.

Mengajarkan keterampilan menulis di sekolah dasar bukanlah suatu hal yang mudah. Untuk melatih siswa agar terampil dalam menulis membutuhkan strategi yang tepat dan membutuhkan kesabaran dalam membimbing siswa ketika proses menulis. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Pardo (2006) yang mengemukakan bahwa pengajaran menulis tidaklah mudah karena

(40)

membutuhkan proses dan waktu yang cukup. Dalam praktiknya, karena menulis bukanlah sesuatu yang sekali jadi, maka guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tahap pengecekan kembali dan mengeditnya jika terdapat kesalahan. Tahap tersebut penting dilakukan untuk meminimalisir kesalahan yang dilakukan oleh penulis (Hartati & Cuhariah, 2015).

5. Hakikat Teks Eksplanasi a. Pengertian Teks Eksplanasi

Teks ekplanasi merupakan salah satu teks baru yang diajarkan dalam Kurikulum 2013. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.

24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013, salah satu jenis teks yang diajarkan di sekolah dasar adalah teks eksplanasi.

Teks eksplanasi merupakan teks yang termasuk dalam genre teks tanggapan. Genre teks tanggapan, secara umum terdiri dari dua jenis yaitu teks transaksional dan teks ekspositori. Dilihat dari kedua jenis teks tanggapan ini, teks eksplanasi termasuk dalam jenis teks ekspositori (Kemendikbud, 2014). Teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan tentang terjadinya suatu kejadian.

Di dalamnya ada berbagai macam topik yang dijelaskan seperti sosial, budaya maupun hal-hal yang bersifat ilmiah.

Banyak ahli yang berpendapat tentang definisi dari teks eksplanasi.

Menurut Priyatni (2014: 82) mengemukakan bahwa teks eksplanasi merupakan teks yang berisi penjelasan tentang proses terjadinya fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan dan budaya. Sejalan dengan pendapat tersebut terdapat pula ahli

(41)

yang mendefinisikan teks eksplanasi sebagai teks yang menjelaskan tentang proses terjadinya sesuatu dan mengapa sesuatu tersebut terjadi (Mahsun, 2014).

Pendapat yang hampir sama juga disampaikan oleh Derewianka dalam Josua (2009: 33), teks eksplanasi adalah untuk memberi sebuah penjelasan dari bagaimana sesuatu itu terjadi atau memberi beberapa alasan dari fenomena yang terjadi. Mereka memberikan penjelasan yang lebih umum dari perilaku atau fenomena. Penjelasan yang dimaksud adalah menggambarkan urutan yang diamati dari kegiatan yang berlangsung secara teratur dan alami dari suatu fenomena Veel dalam Josua (2009: 33).

Teks Eksplanasi pada hakikatnya merupakan teks yang menjelaskan proses. Proses tersebut dapat terjadi secara alamiah, baik yang berkaitan dengan fenomena (gejala) alam maupun fenomena sosial budaya. Pada umunya, teks eksplanasi dibentuk dengan struktur (susunan), yaitu pernyataan umum, penjelasan, dan penutup atau simpulan (Wahono, 2013: 107). Menurut Pardiyono dalam Gultom (2013: 5), teks eksplanasi adalah sebuah teks yang menjelaskan proses terjadinya suatu fenomena alam atau sosial.

Selanjutnya, Hammoond dalam Gultom (2013: 5), mengatakan teks eksplanasi merupakan jenis teks yang mampu menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa fenomena alam itu terjadi. Menurut Mulyadi (2014: 176), hal yang harus diingat dalam isi teks eksplanasi adalah menjelaskan sesuatu hal yang berangkat dari fakta untuk kemudian menghasilkan kesimpulan umum agar pembaca menyetujui pendapat dan sikapnya. Teks eksplanasi merupakan suatu karangan yang berisi penjelasan-penjelasan lengkap mengenai suatu topik yang

(42)

berhubungan dengan berbagai fenomena, baik fenomena alam maupun fenomena sosial yang terjadi di kehidupan sehari-hari (Suherli, dkk: 2017).

Berdasarkan pendapat dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang penjelasan atas suatu proses yang berkaitan dengan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa itu terjadi, baik dari peristiwa alam maupun dari peristiwa sosial budaya serta hal-hal lain yang bersifat ilmiah.

b. Ciri-Ciri Teks Eksplanasi

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri teks eksplanasi, diantaranya yaitu:

1) Informasi dalam teks eksplanasi dibuat berdasarkan fakta atau kejadian yang sebenarnya.

2) Pembahasan dalam teks eksplanasi adalah tentang suatu fenomena yang bersifat keilmuan atau memiliki keterkaitan dengan suatu ilmu pengetahuan.

3) Penjelasan yang disajikan dalam teks eksplanasi bersifat informatif, sehingga tidak ada maksud untuk memengaruhi pembaca untuk percaya terhadap hal yang dibahas.

4) Penjelasan pada teks eksplanasi juga berfokus pada hal umum atau generik dan tidak ada partisipasi dari manusia. Misalnya saja, seperti tsunami, banjir, gempa bumi, hujan, tanah longsor, angin puting beliung, dan lain sebagainya.

c. Fungsi Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi memiliki fungsi untuk menjelaskan proses terjadinya suatu gejala atau fenomena yang terjadi. Selain itu, teks eksplanasi juga berfungsi sebagai sarana untuk memahami dunia dan cara kerjanya (Knapp & Watkins, 2005).

(43)

d. Tujuan Teks Eksplanasi

Tujuan dari teks eksplanasi sendiri adalah untuk mengungkapkan secara jelas bagaimana proses terjadinya sesuatu, bagaimana cara kerja sesuatu, dan mengungkapkan bagaimana suatu fenomena itu bisa terjadi (Emilia, 2012). Secara umum, teks eksplanasi terbagi dalam beberapa bagian yakni: (a) judul; (b) pernyataan umum; (c) bagian inti dari teks eksplanasi yang merupakan penjelasan tentang kejadian atau tahapan dari suatu proses; dan (d) penutup (Mahsun, 2014;

Emilia, 2012; & Anderson, 1997).

Senada dengan hal tersebut, Priyatni (2014: 82) juga mengemukakan bahwa struktur teks eksplanasi terbagi dalam empat bagian yaitu: (a) judul; (b) bagian pembuka yang berisi tentang pernyataan umum; (c) bagian inti yang menjelaskan tentang bagaimana cara kerja suatu alat atau bagaimana suatu fenomena terjadi dan mengapa fenomena tersebut terjadi; dan (d) bagian penutup yang berisi kesimpulan dan atau hasil interpretasi penulis.

e. Struktur Teks Eksplanasi

Mahsun (2014: 33) menjelaskan bahwa struktur teks eksplanasi terdiri atas tiga bagian yang berupa pernyataan umum (pembukaan), deretan penjelasan (isi), dan interpretasi/penutup (tidak harus ada). Selaras dengan pendapat Mahsun, Sobandi (2014: 137) juga menyatakan bahwa terdapat tiga bagian dalam struktur teks eksplanasi, yaitu sebagai berikut:

1) Pernyataan Umum

Pernyataan umum berisikan tentang fenomena umum yang akan dibahas.

Penjelasan ini meliputi tentang proses keberadaannya hingga proses terjadinya

(44)

suatu fenomena. Pernyataan umum bersifat ringkas, menarik dan jelas untuk menarik para pembacanya.

2) Deret Penjelas

Deret penjelas adalah jawaban dari pernyataan 'bagaimana' dan isinya tentang penjelasan yang detail mengenai proses terjadinya suatu fenomena yang jadi topik utama dalam teks. deretan penjelas dituliskan agar pembaca mengetahui apa saja yang terjadi pada fenomena alam maupun sosial yang terjadi. Bagian ini berisi suatu penjelasan sebab akibat yang ditimbulkan dari fenomena yang dibahas.

3) Penutup/Interpretasi

Penutup atau interpretasi berisikan tentang kesimpulan atau pendapat singkat penulis mengenai topik yang sudah dijelaskan. Interpretasi merupakan teks penutup yang bersifat opsional atau bukan keharusan. Menuliskan interpretasi atau penutup dari suatu teks tersebut tidak diharuskan. Dalam interpretasi boleh dituliskan boleh juga tidak.

Menurut Seherli, dkk (2017), teks eksplanasi memiliki struktur baku sebagaimana halnya jenis teks yang lainnya. Sesuai dengan karakteristik umum dari isinya, teks ekplanasi dibentuk oleh bagian-bagian berikut:

1) Identifikasi fenomena (phenomenon identification), mengidentifikasi sesuatu yang akan diterangkan. Hal itu bisa terkait dengan fenomena alam, sosial, budaya, dan fenomena-fenomena lainnya.

2) Penggambaran rangkaian kejadian (explanation sequence), merinci proses kejadian yang relevan dan fenomena yang diterangkan sebagai pertanyaan atas bagaimana dan mengapa.

(45)

3) Ulasan (review), berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas kejadian yang dipaparkan sebelumnya.

f. Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

Berdasarkan kaidah kebahasaan secara umum, teks eksplanasi sama dengan kaidah pada teks prosedur. Sebagai teks yang berkategori faktual (non sastra), teks eksplanasi menggunakan banyak kata yang bermakna denotatif.

Sebagai teks yang berisi paparan proses, baik itu secara kausalitas maupun kronologis, teks tersebut menggunakan banyak konjungsi kausalitas ataupun kronologis (Suherli, dkk: 2017).

1) Konjungsi kausalitas antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga.

2) Konjungsi kronologis (hubungan waktu) seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya.

g. Langkah-Langkah Meyusun Teks Eksplanasi

Langkah menyusun teks eksplanasi kompleks sama dengan langkah menulis karangan pada umumnya. Menurut Sopandi (2014: 137), langkah menyusun teks eksplanasi kompleks yaitu: (1) menentukan topik atau tema dari teks eksplanasi; (2) mengumpulkan bahan; (3) menyusun kerangka karangan; dan (4) mengembangkan kerangka menjadi sebuah teks utuh.

1) Menentukan topik atau tema dari teks eksplanasi

Tahap awal dari penulisan teks eksplanasi adalah menentukan tema atau topik dari teks eksplanasi yang akan disusun. Topik atau tema dapat ditemukan dengan berbagai cara misalnya melalui sebuah pengamatan objek secara langsung.

(46)

2) Mengumpulkan bahan

Pada tahap ini, peserta didik mengumpulkan informasi/data yang berkaitan dengan peristiwa/fenomena yang akan ditulis. Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan sehingga dapat memunculkan ide dan inovasi dalam penulisan. Data dapat dicari dari berbagai sumber misalnya dari buku-buku, surat kabar, majalah, internet, dan dari penelitian langsung.

3) Menyusun kerangka karangan

Pada tahap ini, peserta didik membuat kerangka karangan berdasar pada struktur teks yaitu pernyataan umum, deretan penjelas, dan interpretasi. Kerangka adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju.

4) Mengembangkan karangan menjadi sebuah teks utuh

Pada tahap ini, peserta didik mengembangkan kerangka teks eksplanasi yang telah dibuatnya menjadi sebuah paragraf utuh dengan bekal informasi/data yang sudah dikumpulkan sebelumnya. Pengembangan paragraf juga harus memperhatikan pilihan kata, kelogisan kalimat serta kohesi sehingga sesuai dengan kaidah bahasa dari teks eksplanasi.

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat dipahami bahwa dalam pembelajaran keterampilan menulis teks eksplanasi, peserta didik harus memahami hakikat dari teks eksplanasi itu sendiri. Baik berupa pengertian,

(47)

struktur, dan kaidah dari teks eksplanasi kompleks. Selain itu, perlu juga adanya pengetahuan bagi peserta didik mengenai ciri-ciri, fungsi, tujuan maupun langkah- langkah dalam menyusun teks eksplanasi sehingga dapat menunjang kemampuan peserta didik agar dapat menghasilkan teks eksplanasi yang baik dan benar sesuai dengan karakteristik teks.

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan hasil pra penelitian di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru tepatnya di UPTD SD Negeri 93 Barru, menunjukkan bahwa sebagian besar masih terdapat siswa memiliki keterampilan menulis yang masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan (1) siswa masih kesulitan dalam mengidentifikasi sebuah fenomena untuk dijadikan sebuah tulisan teks eksplanasi, maksudnya siswa belum memahami sepenuhnya tentang kaidah teks eksplanasi sehingga siswa merasa kesulitan dalam mengembangkan sebuah fenomena menjadi sebuah teks eksplanasi yang tepat; (2) kurangnya variasi model pembelajaran dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi sehingga siswa merasa bosan dengan pembelajaran; (3) kurangnya minat belajar siswa karena belum adanya media pembelajaran yang dapat merangsang ide dan kreativitas siswa dalam menulis teks eksplanasi. Sehingga siswa kurang mendapatkan ide mengenai fenomena yang akan mereka tuliskan menjadi sebuah teks eksplanasi.

Adapun kerangka pikir peningkatan penguasaan konsep dan kemampuan menulis teks eksplanasi siswa kelas VI UPTD SD Negeri 93 Barru di Kabupaten Barru melalui penggunaan model pembelajaran RADEC (Read, Answer, Disscuss, Explain, and Create) dapat digambarkan sebagai berikut:

(48)

Pembelajaran yang dilakukan oleh guru Pretest

Penguasaan Konsep Kemampuan menulis teks eksplanasi

Faktor

Guru: Siswa:

- model pembelajaran yang - kurang memahami kaidah digunakan kurang variatif penulisan teks eksplanasi - pendekatan pembelajaran yang - kurang menguasai konsep

masih konvensional materi

- kurang kreatif dan inovatif - minat belajar kurang - minimnya motivasi dari guru - semangat belajar rendah

Solusi

Penggunaan Model Pembelajaran RADEC Sintaks:

1. Read (Membaca) 2. Answer (Menjawab

3. Discuss (Diskusi) 4. Explain (Menjelaskan)

5. Create (Membuat) Posttest

Analisis

Ada Pengaruh Tidak ada pengaruh Gambar 2.1 Kerangka Pikir

(49)

C. Penelitian Terdahulu

Penulis mengacu pada penelitian-penelitian yang relevan dengan beberapa penelitian yang dijadikan sebagai sumber rujukan dalam penelitian ini karena membahas tentang peningkatan menulis teks eksplanasi. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu:

1. Penelitian dengan judul “Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar Melalui Model Read, Answer, Disscuss, Explain, And Create” Oleh Dadan Setiawan, Tatat Hartati, Wahyu Sopandi (2019). Dari penelitian ini diperoleh bahwa kemampuan menulis teks eksplanasi siswa mengalami peningkatan dalam kategori cukup melalui model RADEC.

2. Handayani, dkk (2019) “Dampak perlakuan model pembelajaran RADEC bagi calon guru terhadap keterampilan merencanakan pembelajaran di sekolah dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dampak penerapan model pembelajaran RADEC terhadap keterampilan calon guru dalam merencanakan pembelajaran di sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan desain one shot case study. Populasi dalam penelitian berjumlah 40 orang.

Adapun jumlah sampel penelitian ini berjumlah 9 orang calon guru. Data diperoleh melalui observasi, dan studi dokumentasi hasil rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh calon guru. Hasil tersebut dianalisis dan dinilai berdasarkan instrument penilaian keterampilan merencanakan pembelajaran yang sudah dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa skor rata-rata keterampilan calon guru dalam merencanakan pembelajaran sebesar 95,39. Hal tersebut menunjukkan bahwa

(50)

model pembelajaran RADEC memiliki dampak yang baik terhadap keterampilan calon guru dalam merencanakan pembelajaran.

3. Tesis dengan judul “Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Melalui Model Pembelajaran Read-Answer-Discuss- Explain-And-Create (Radec) Pada Materi Pemanasan Global” Oleh Nina Pratiwi Susanti (2019).

4. Tesis dengan judul “Perbandingan Model Pembelajaran Radec Dengan Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI SDN Kalukuang 1 Makassar " Oleh Muhammad Ilham (2020). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa (1) rata-rata keterampilan berpikir kritis model pembelajaran RADEC adalah 87,14 dan model pembelajaran discovery learning mencapai 80,21. Artinya model pembelajaran RADEC lebih baik dibandingkan model pembelajaran discovery learning, (2) Rata-rata Hasil belajar IPA model pembelajaran RADEC adalah 84,64 dan model pembelajaran discovery learning mencapai 79,29. Artinya model pembelajaran RADEC lebih baik dibandingkan model pembelajaran discovery learning. Sedangkan hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa model pembelajaran RADEC berpengaruh lebih signifikan dibandingan dengan model pembelajaran discovery learning terhadap keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN Kalukuang 1 Makassar.

5. Penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran RADEC Terhadap Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Dasar” olehYoga Adi Pratama, Wahyu Sopandi, Yayuk Hidayah, Meiwatizal Trihastuti (2020).

(51)

Hasil penelitian menunjukkan model pembelajaran RADEC memiliki pengaruh positif terhadap berpikir tingkat tinggi siswa dibandingkan dengan model pembelajaran inkuiri. Sintaks pembelajaran RADEC sesuai dengan konteks keindonesiaan, khususnya pada tahap read dan answer yang membuat siswa lebih siap untuk belajar. Selanjutnya discuss, explain and create yang lebih efektif dan memudahkan proses pembelajaran.

6. Penelitian dengan judul “Model Pembelajaran RADEC sebagai Alternatif dalam Meningkatkan Higher Order Thinking Skill pada Pembela

Gambar

33  Tabel Data Hasil Validasi RPP oleh Dua Ahli  155  34  Tabel Data Hasil Validasi LKPD oleh Dua Ahli  156  35  Tabel Data Hasil Validasi Soal Pretest Penguasaan Konsep
Tabel 3.1 Skor Penilaian Tes Keterampilan Menyusun Teks Eksplanasi
Tabel 3.2 Skala Penilaian Tes Menyusun Teks Eksplanasi secara Tertulis
Tabel 3.3 Kategorisasi Hasil Penguasaan Konsep Siswa  Interval Nilai  Kategori
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya yang tak terhingga, sehingga Penulis dapat menyelesaikan

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat, nikmat, dan hidayah-Nya sehingga penyusunan tesis yang berjudul Strategi

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat, nikmat, dan hidayah-Nya sehingga penyusunan tesis yang berjudul Strategi

Puji syukur Alhamdulillahirabbil'alamin penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan kasih sayang, rahmat dan hidayahNya sehingga penyusunan tesis

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis dengan judul „Perbandingan Efek Antifertilitas Ekstrak Kulit

Puji syukur Alhamdulillahirabbil’alamin penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan kasih sayang, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan usulan tesis

Puji syukur Alhamdulillaahirabbil’aalamin penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan kasih sayang, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan tesis yang

Alhamdulillah Wasyukurillah, segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis dengan