• Tidak ada hasil yang ditemukan

TPEMAHAMAN TENTANG PESERTA DIDIK DAN PEMBELAJARANNYA

N/A
N/A
Tiksna Apta Samoda

Academic year: 2024

Membagikan " TPEMAHAMAN TENTANG PESERTA DIDIK DAN PEMBELAJARANNYA "

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAHAMAN TENTANG PESERTA DIDIK DAN PEMBELAJARANNYA

Tugas 1.1 Memberikan Tanggapan Terhadap Kasus di Ruang Kelas Oleh: 1. Muhammad Iqbal Qauly (23102460587)

2. Najmatul Faradila (23102460680) 3. Rifqi Hanif ( 23102460695) KASUS I

Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?

Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.

Jawaban:

• Pada kasus tersebut guru memberikan bantuan kepada murid-murid pada tahap permulaan pembelajaran. Setelah itu, bantuan tersebut dikurangi sehingga memberi kesempatan peserta didik untuk mengerjakan sendiri tanpa bantuan. Peserta didik mampu menyelesaikan soal dengan baik pada percobaan kedua tanpa melihat panduan karena mereka sudah memahami konsep dasar cara mencari nilai rata-rata (mean) dengan baik. Ini terjadi melalui bimbingan awal dari guru yang membantu mereka memahami langkah-langkah dalam mencari nilai rata-rata. Dengan demikian, mereka bisa menerapkan konsep tersebut saat mengerjakan soal matematika pada percobaan kedua secara mandiri. Kasus ini bisa dikaji melalui pandangan teori belajar Kkonstruktivis yang menekankan bahwa peserta didik tidak hanya menerima informasi, tetapi mereka juga aktif dalam membangun dan menyusun pemahaman mereka sendiri. Hal ini dilakukan melalui refleksi, interaksi, dan pengalaman yang terlibat dalam proses pembelajaran.

• Melihat contoh kasus diatas peran seorang guru sangat penting dalam membangun proses belajar yang aktif. Peserta didik tidak hanya menerima informasi, tetapi mereka terlibat aktif dalam membangun pemahaman mereka sendiri melalui praktik dan pengalaman langsung. Metode yang isa digunakan dalam membangun pemahaman peserta didik yaitu scaffolding dimana Pendekatan ini memberikan dukungan awal kepada peserta didik untuk memahami konsep yang kompleks, dan kemudian secara bertahap mengurangi dukungan tersebut sehingga mereka bisa mandiri dalam penerapan konsep tersebut. Kemandirian belajar menjadi elemen yang paling penting dalam menggunakan pendekatan teori kontruktivisme. Dalam konstruktivisme, pembelajaran direpresentasikan sebagai proses konstruktif di mana peserta didk membangun ilustrasi internal pengetahuan, interpretasi pengalaman pribadi. Representasi ini selalu terbuka untuk modifikasi, strukturnya dan keterkaitannya membentuk dasar yang melekat pada struktur pengetahuan lainnya.

(2)

Sugrah, Nurfatimah. "Implementasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran sains." Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum 19.2 (2019): 121-138.

KASUS II

Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa berhitung dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap peserta didik menyelesaikan tantang belajarnya.

● Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai dengan tahapan perkembangan usia?

Jawaban:

Menurut kami, yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didik kelas 1 SD yang sebagian besar belum bisa berhitung dengan lancar memerlukan pendekatan yang kreatif dan sesuai dengan tahapan perkembangan usia peserta didik yaitu:

1. Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai

Ibu Rina dapat menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan usia peserta didiknya yaitu pada umur 7 tahun. Contohnya seperti penggunaan permainan, gambar atau alat peraga lain yang dapat membantu memperlancar perhitungan

2. Penyampaian materi pembalajaran

Peserta didik kelas 1 SD yang berarti murid dalam fase perkembangan yang sama tetapi bisa saja memiliki tingkat pemahaman dan kesiapan yang berbeda. Cara penyampaian materi pembelajaran perlu divariasikan sehingga dapat mencakup tingkat pemahaman dan kesiapan murid yang berbeda.

3. Pendampingan individu

Peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran perlu mendapat bimbingan agar tidak tertinggal dari siswa lainnya. Libatkan orang tua dalam pendidikan anak dengan memberikan informasi tentang perkembangan dalam sekolah dan beri saran untuk mendukung si anak dalam pembelajaran di rumah.

Dengan menggunakan berbagai cara ini, Rina diharapkan dapat membantu peserta didik kelas 1 SD yang belum bisa berhitung dengan lancar untuk bisa mengembangkan keterampilan matematika mereka dengan cara yang positif dan menyenangkan.

(3)

● Mengapa Anda menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.

Jawaban:

Peserta didik kelas 1 SD berada pada masa transisi karena menurut Piaget (1954) perkembangan kognitif anak berumur 7 tahun berada diantara masa akhir tahap praoperasional dan awal operasional konkrit, yaitu masa di mana anak- anak sudah memiliki kemampuan berpikir namun belum terorganisir dengan baik dan masih membutuhkan benda- benda konkrit untuk memahami konsep- konsep abstrak. Oleh karena itu, Rina dapat membantu peserta didik yang belum lancar berhitung dengan menggunakan metode pembelajaran yang berorientasi pada benda- benda konkrit. Misalnya, dalam mengajarkan penambahan pengurangan dapat menggunakan benda seperti kelereng, kartu angka maupun blok bangunan. Lalu, menyajikan konsep matematika melalui situasi sehari- hari. misalnya meminta peserta didik untuk menghitung jumlah apel yang ada dalam keranjang lalu apabila dimakan oleh Ayah maka berapa jumlah apel yang tersisa. Berikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih secara berulang- ulang yang akan membantu siswa memahami konsep matematika dan mengembangkan keterampilan berhitung mereka. Dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat, peserta didik kelas 1 SD yang belum lancar berhitung dapat dibantu untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

KASUS III

Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks deskripsi pada peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat beberapa contoh teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit yang ada di Ibu Kota. Dengan memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya, Made pun mencoba untuk memberikan contoh berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas di Bali.

a. Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai? Mengapa demikian?

Menurut kami keputusan Ade sudah tepat dilakukan, hal ini dilihat dari materi yang diajarkan adalah tentang teks deskriptif. Dan di dalam modul ajarnya juga sudah disiapkan beberapa contoh teks deskriptif dengan variasi teks yang beragam. Hal ini memungkinkan untuk peserta didik dapat memahami tentang teks deskriptif menurut nalarnya masing-masing.

(4)

Dalam kasus tersebut, Ade menginginkan peserta didik untuk mempunyai kemampuan dalam mengarahkan sendiri perilakunya dalam belajar (self-regulated learning), apa yang akan dipelajari dan sampai tingkatan mana, kapan, dan bagaimana mereka akan belajar. Inti dari pendekatan ini adalah bagaimana peserta didik belajar mengarahkan diri sendiri, sekaligus memotivasi diri sendiri dalam belajar daripada sekedar menjadi penerima pasif dalam proses belajar.

b. Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.

Dalam proses pembelajarannya, made menggunakan prinsip pengajaran sebagai berikut:

1. Membangun nalar belajar secara alamiah.

2. Belajar terasa sangat bermanfaat jika memiliki relevansi dengan maksud tertentu.

3. Proses belajar bisa mengubah persepsi seseorang akan dirinya.

4. Makna belajar akan terasa jika dilakukan oleh diri sendiri.

5. Setiap pembelajar harus mampu menumbuhkan kepercayaan dirinya.

6. Belajar sosial tentang proses belajar itu sendiri.

Adapun teori yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut adalah menggunakan teori humanistik, karena dalam proses pembelajaran yang diterapkan Made tidak hanya pengembangan kualitas kognitif saja, melainkan juga sebuah proses yang terjadi dalam diri individu yang melibatkan seluruh bagian atau domain yang ada. Domain-domain tersebut meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotorik.

Pada prinsipnya, tujuan teori belajar humanistik adalah memanusiakan manusia, sehingga seorang individu bisa lebih mudah dalam memahami diri dan lingkungannya untuk mencapai aktualisasi diri. Berdasarkan teori ini, seorang pendidik harus mampu mengarahkan (menjadi fasilitator) tanpa ikut campur terlalu mendalam pada proses pengendalian diri peserta didik, sehingga diharapkan bisa tercapai tujuan pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

Winarsih, Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca, Menulis dan Berhitung (Calistung) pada Peserta didik kelas I SD Negeri Jatiroto, Wonosari,

Layak maksudnya model perangkat pembelajaran Matematika terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar diharapkan mampu membantu peserta didik untuk teliti mengerjakan

Layak maksudnya model perangkat pembelajaran Matematika terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar diharapkan mampu membantu peserta didik untuk teliti mengerjakan

Kedua, Mengembangkan proses dalam pembelajaran, dalam membantu pengembangaan karakter peserta didik dalam pembelajaran khususnya pada pembelajaran ekonomi beberapa

Kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam belajar keterampilan matematika pada materi pokok fungsi kuadrat meliputi: kesulitan memfaktorkan bentuk persamaan

Modul Ajar PEserta didik

 Guru sudah mempersiapkan rancangan pembelajaran sesuai dengan kemampuan peserta didik ● Apakah guru memastkan peserta didik paham terkait materi yang disampaikan sebelum lanjut

Menurut saya peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik pada percobaan kedua tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal karena peserta didik sudah diberikan contoh atau