• Tidak ada hasil yang ditemukan

tt3 anak berkebutuhan khusus

N/A
N/A
Ahmad Regi

Academic year: 2024

Membagikan "tt3 anak berkebutuhan khusus"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

[‘

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Khusnul Chotimah

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 857124471

Kode/Nama Mata Kuliah : : PDGK4407/Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Kode/Nama UPBJJ : 21/Jakarta

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TERBUKA

(2)

1. A. Kemampuan seseorang untuk mengurus atau membantu diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari tanpa bergantung pada orang lain dikenal sebagai keterampilan memelihara diri.

B. Berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan keterampilan memelihara diri:

- Sepian dapat belajar mandi dan merawat kebersihan diri dengan benar, seperti menggosok gigi, memotong kuku, dan membersihkan tubuh.

- Sepian dapat belajar mengenakan pakaian yang sesuai dengan cuaca dan lingkungannya.

- Sepian dapat belajar memasak makanan yang sehat.

- Sepian dapat belajar menghindari bahaya, seperti menghindari tempat yang berbahaya dan berhubungan dengan orang asing yang mencurigakan.

- Sepian dapat belajar cara menangani situasi darurat, seperti memadamkan api, memberikan pertolongan pertama, dan menghubungi nomor darurat.

2. A. Faktor sosial yang mempengaruhi Andi adalah stigma yang ditimbulkan oleh guru dan teman-temannya di sekolah karena perilaku membolos dan prestasi akademik yang buruk. Ini membuat Andi merasa dijauhi dan tidak diterima di komunitas sekolahnya. Salah satu aspek emosional yang dialami Andi adalah kesepian karena dia merasa semua orang menjauhinya. dampak akademiknya adalah penurunan kinerja akademik. Meskipun demikian, Andi sering membolos sekolah dan tidak berpartisipasi dalam kegiatan belajar karena merasa tidak nyaman di lingkungan sekolahnya. Akibatnya, dia tertinggal dalam pelajaran dan mencapai hasil belajar yang jauh di bawah rata-rata.

B. Untuk membantu Andi mengatasi masalah sosial dan emosionalnya, orang tua dan pendidik dapat melakukan hal-hal berikut:

- Membantu Andi memahami betapa pentingnya untuk hadir di sekolah dan berpartisipasi dalam kelas.

- Membantu Andi menyelesaikan masalah perilaku membolosnya dan menemukan cara untuk meningkatkan hasil belajarnya.

- Membantu Andi memperbaiki hubungan sosialnya dengan teman sekolahnya.

- Memberikan dukungan emosional dan melibatkannya dalam kegiatan sosial yang positif membantu Andi mengatasi kesepiannya.

(3)

3. Ada mengalami kesulitan belajar matematika jenis visual perceptual/visual motor deficit, yang menyebabkan koordinasi tangan dan mata yang buruk. Ketika anak mengalami kesulitan membaca, menggunakan pensil, krayon, gunting, dan aktivitas motorik halus lainnya, masalah ini dapat terlihat.Anak-anak memiliki gangguan visual perceptual/visual motor, seperti kesulitan mengenali bentuk, ukuran, dan posisi objek;

kesulitan mengenali simbol matematika seperti +, -, x, dan :; kesulitan mengikuti arah dan urutan gerakan; dan kesulitan menulis dan menggambar.

4. Proses identifikasi dan evaluasi anak berkebutuhan khusus memiliki teknik dan tujuan yang berbeda. Identifikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti observasi, wawancara, dan tes sederhana. Teknik observasi melihat bagaimana anak berperilaku di lingkungan sekitarnya, sedangkan teknik wawancara melibatkan bertanya langsung kepada orang tua atau guru tentang perilaku anak. Tes sederhana melibatkan tes tertulis atau keterampilan yang diberikan kepada anak. Hasil dari aktivitas identifikasi adalah identifikasi anak berkebutuhan khusus di lingkungan

mereka dan pemahaman tentang kondisi dan kebutuhan belajar mereka. Proses asesmen dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan khusus anak, tingkat keparahan, dan

rekomendasi layanan pendidikan yang sesuai. Tes keterampilan, tes psikologis, dan observasi yang lebih terfokus adalah metode yang lebih khusus dan terstruktur yang digunakan untuk melakukan evaluasi.

5. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Minsih, Jatin Sri Nandang, dan Wahyu Kurniawan menemukan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar menghadapi tantangan khusus saat belajar secara online selama pandemi

COVID-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan masalah yang dihadapi anak berkebutuhan khusus terkait dengan pembelajaran online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran anak berkebutuhan khusus di era pandemi adalah masalah yang kompleks dan terdiri dari tiga faktor:

1. Faktor Sekolah: Guru kelas dan guru pendamping khusus menghadapi kesulitan dan ketidakmampuan untuk membantu anak menggunakan metode pembelajaran online yang inovatif.

2. Faktor Orang tua: Orang tua tidak memiliki pengetahuan tentang teknologi atau pemahaman tentang pendidikan anak. lebih baik lagi untuk menyediakan orang tua, guru pendamping khusus, dan layanan untuk anak berkebutuhan khusus.

3. Faktor Lingkungan: Penelitian ini berdampak pada keberlanjutan kualitas pembelajaran anak berkebutuhan khusus sehingga pihak terkait akan berusaha lebih baik lagi untuk menyediakan layanan anak berkebutuhan khusus,

pembelajaran online, guru pendamping khusus, orang tua.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika psychological well being pada anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif dan faktor-faktor yang mempengaruhi

Berdasarkan uraian terkait dengan penguatan karakter mandiri anak berkebutuhan khusus tunagrahita yang lakukan di Panti Asuhan Binasiwi, Bantul, DIY, dapat ditarik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) prevalensi anak berkebutuhan khusus di Kabupaten Wonogiri tahun 2012, (2) klasifikasi anak berkebutuhan khusus berdasarkan

Dengan menggunakan teknologi asistif yang sesuai dengan kebutuhan anak berkebutuhan khusus dapat meningkatkan kualitas kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik baik dalam

dalam diri anak berkebutuhan khusus agar menjadi mandiri nantinya pihak Yayasan. memberikan pelatihan kepada anak berkebutuhan khusus yang ada di

Berdasarkan hasil wawancara dari kelima subjek, mereka berusaha mengatasi masalah yang berhubungan dengan siswa berkebutuhan khusus yang klasifikasi gangguannya

Hal ini karena sebagian besar anak berkebutuhan khusus mengalami hambatan dalam merespon rangsangan yang diberikan lingkungan untuk melakukan gerak, meniru gerak

Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak, termasuk anak berkebutuhan