• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS KELOMPOK SEJARAH INDONESIA

N/A
N/A
Farah hafidzah

Academic year: 2024

Membagikan "TUGAS KELOMPOK SEJARAH INDONESIA "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KELOMPOK SEJARAH INDONESIA

PERANG PADRI

&

PERLAWANAN RAKYAT BANTEN MELAWAN VOC

ANGGOTA :

1. Farah Hafidzah

2. Rizka Danuart

3. Reisya Nuriya A

(2)

Perang Padri

➢ Tokoh-tokoh dan Pemimpin : 1. Tuanku Imam Bonjol

2. Tuanku Pasamah 3. Tuanku Nan Renceh 4. Tuanku Pasaman 5. Tuanku Imam Bonjol 6. Tuanku Rao (Wafat) 7. Tuanku Tambusa

8. Kolonel de Strues (Belanda) 9. Mayor Jendral Cochius 10. Kolonel Stuers

11. Letnan Kolonel Raaff 12. Letnan Kolonel Michiels 13. Mayor du Bus

14. Kapten Poland

➢ Tempat Perlawanan :

Perang padri terjadi di Minangkabau, Sumatra Barat pada 1821-1837

➢ Pihak terlibat :

Perang 1803-1821 Perang 1803-1821

Kaum Adat

Kaum Padri

Perang 1821-1833 Perang 1821-1833:

Kaum Adat

Kaum Padri

Belanda Perang 1833-1838:

Perang 1833- 1838

Kaum Padri

Belanda

Kaum Adat

(3)

➢ Bagan alur Peristiwa Perang padri :

Tuanku Iman Bonjol

Perlawanan kaum padri dan kaum adat melawan Belanda

Perang Padri bermula dari

pertentangan antara kaum ulama dan kaum adat dalam masalah praktik keagamaan. Selanjutnya, kaum adat meminta bantuan kepada Belanda pada 1821.

Masa – masa awal Belanda ikut campur dalam urusan kaum adat. Diawali dengan penyerangan kaum padri terhadap pos – pos dan pencegatan patrol Belanda. Pasukan padri ini dipimpin oleh Tuanku Pasamah dan Tuanku Nan Renceh. Kaum padri menang telak atas Belanda dan kaum adat.

Belanda mengambil strategi damai Pada 26 Januari 1824, kaum padri menyetujui kesepakatan ini. Akan tetapi, pada masa damai ini Belanda justru

memanfaatkan perdamaian tersebut untuk menguasai kembali wilayah yang dikuasai oleh kaum padri. Akibatnya kaum padri membatalkan perjanjian damai tersebut. Pasukan padri dipimpin langsung oleh Tuanku Imam Bonjol dalam

perlawanan terhadap Belanda.

Pada 1825-1830 Perang padri terjadi bersamaan dengan Perang Diponegoro di Jawa. Hal tersebut membuat Belanda menarik pasukannya di berbagai wilayah untuk

membantu perlawanan pasukan Diponegoro.

Karena itu, Kolonel de Strues berusaha mengadakan mengadakan perundingan damai. Akan tetapi kaum padri mengabaikan ajakan tersebut karena belanda sering

bertindak licik.

Untuk mengehentikan perlawanan kaum Padri, Belanda meminta bantuan kepada saudagar Arab untuk mendekati dan membujuk para pemuka kaum padri. Akan tetapi, Tuanku Imam Bonjol menolak ajakan tersebut. Karena penolakannya saudagar Arab itu menemui Tuanku Lintau. Tuanku Lintau merespond ajakn damai tersebut dan didukung juga oleh Tuanku Nan Renceh.

Setelah Belanda memenangi Perang Diponegoro pada 1830, semua kekuatan Belanda difokuskan ke Sumatra Barat untuk menghadapi kaum padri. Kaum Padri mendapat dukungan dari kaum adat yang merasa dirugikan oleh Belanda. Selain mendatangkan pasukan dari Jawa, Belanda menerapkan strategi benteng stelsel yang dapat mempersempit pergerakan kaum padri.

Pada 1834 strategi benteng stelsel menyebabkan kaum padri dan kaum adat terdesak. Bahkan beberapa pemimpin pasujan padri telah menyerah.

(4)

➢ Dampak Positif Perang Padri :

Perang Padri adalah bagian dari sejarah bangsa Indonesia yang perlu dikenalkan. Perang ini mengajarkan kepada kita bahwa dua kelompok masyarakat yang bertikai dapat bekerjasama untuk mempertahankan tanah air mereka dari penjajah.

Perang Padri juga menciptakan persatuan para pemimpin tradisional dan agama setempat. Konflik ini memperkuat solidaritas dan koordinasi antara kelompok-kelompok tersebut dalam menghadapi penjajah Belanda serta mempertahankan identitas budaya mereka.

➢ Dampak Negatif Perang Padri :

Dampak yang langsung dirasakan setelah Perang Padri adalah jatuhnya

Kerajaan Pagaruyung atau wilayah Sumatera Barat ke tangan Kolonial

Belanda. Selain itu, Tuanku Imam Bonjol yang tak sudi untuk menyerah

kepada Belanda harus ditangkap dan dibuang ke Cianjur, Jawa Barat

(5)

PERLAWANAN RAKYAT BANTEN TERHADAP VOC

➢ Tokoh-tokoh dan Pemimpin : 1. Sultan Ageng Tirtayasa 2. Sultan Haji

3. VOC (kongsi dagang Belanda)

➢ Tempat Perlawanan :

Perlawanan terhadap VOC terjadi di Provinsi Banten, Jawa.

➢ Dampak Positif :

1. Banten menjadi kota pelabuhan yang penting dan perdagangan menjadi sangat maju.

2. Banten dapat menjalin kerja sama dengan kerajaan2 lain, seperti Makassa, Cirebon dan Bangka.

3. Dalam bidang pendidikan, Banten adalah kota yang sangat pesat dalam bidang pendidikan terutama pendidikan Agama Islam.

➢ Dampak Negatif :

1. Munculnya pemberontakan yang diakibatkan dari kekalahan atas VOC.

2. Pertempuran antara banten dan voc ini sangat merugikan kedua belah pihak.

3. Rasa iri dan kekhawatirkan Sultan Haji akan berkuasanya melahirkan

persekongkolan dengan VOC untuk merebut tahta kesultanan Banten.

(6)

➢ Bagan alur peristiwa Perlawanan Rakyat Banten terhadap VOC:

Sultan Ageng Tirtayasa

Perlawanan Rakyat Banten terhadap VOC

Kerajaan Banten pernah di pimpin oleh raja yang bergelar Sultan Ageng Tirtayasa dari tahun 1651 – 1683 M. Pada masa kepemimpinannya pangeran Surya ini melakukan perlawanan terhadap VOC, Kongsi dagang Belanda. Pada saat itu VOC tertarik untuk menguasai Banten.

Pada 1619 VOC berhasil menguasai dan membangun benteng pertahanan di

Batavia(sekarang Jakarta). Pada akhirnya, membuat kedua belah pihak bertikai antara Banten dan VOC.

Dan konflik pun makin memanas karena adanya perlawanan oleh sultan Ageng Tirtayasa. Saat menjadi raja Banten Sultan Ageng Tirtayasa telah melakukan beberapa strategi untuk memulihkan kembali banten sebagai bandar perdagangan internasional.

Di tengah situasi konflik pada tahun 1671, Sultan Ageng menitahkan Sultan Haji untuk mengurus masalah dalam negri. Akan tetapi pengangkatan Sultan Haji malah membawa keberuntungan bagi VOC. Berkat dukungan VOC pun. Sultan Haji justru merebut kekuasaan Banten dan menjadi raja di Istana Surosowan pada 1681.

Sultan Haji membuat perjanjian dengan VOC untum memonopoli perdagangan.

Kelakuan Sultan Haji membuat rakyat tidak mengakuinya sebagai raja. Sultan Ageng Tirtayasa dan rakyat berniat mengambil kembali kesultanan.

Sultan Ageng di jadikan sebagai buronan dan dia bersama pengikutnya melarikan diri ke

Rangkasbitung dan melakukan perlawanan kurang lebih selama setahun. Sultan Ageng

pun tertangkap dan di tahan oleh VOC di penjara daerah Batavia pada tahun 1683 sampai menutup usia pada tahun 1692.

(7)

❖ Daftar Sumber

• https://id.wikipedia.org

• https://www.kompas.com

• https://bantenprov.go.id

• https://kumparan.com

Referensi

Dokumen terkait

Namun pada tahun 1878 Teuku Ibrahim Lamnga suami dari Cut Nyak Dhien tewas karena telah gugur dalam perang melawan Belanda di Gle Tarum pada tanggal 29 Juni 1878..

Oto Iskandar Dinata adalah pernah menjabat sebagai Ketua Organisasi Paguyuban Pasundan, Anggota Volksraad (DPR pada masa Hindia Belanda), Ketua Umum Persib Bandung, dan

Hal itu disebabkan Islam yang dibawa oleh kaum pedagang maupun para da’i dan ulama’, mereka semua menyiarkan suatu rangkaian ajaran dan cara serta gaya hidup yang lebih

Marilah kita bersama-sama sedikit demi sedikit belajar meniru Marilah kita bersama-sama sedikit demi sedikit belajar meniru sikap para wali dan ulama yang pastinya

Setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda kepada Republik Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949, Kesultanan Sambas menjadi bagian dari Negara

4.2 Mengolah informasi tentang strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) sampai dengan abad ke-20

Dalam perjuangan melawan penjajah pada Agresi Militer Belanda yang ke II Zainutir ini sering terlibat langsung dengan para sekutu, dan setiap adanya penyusunan

Dalam buku Hindia- Belanda dan Perang Dunia I: 1914-1918 2013 karya Kees Van Dijk, blokade yang dilakukan pasukan S ekutu terhadap pelabuhan-pelabuhan Belanda berdampak pada putusnya