TUGAS
KEMANUSIAAN DAN KEIMANAN
Oleh :
SYAIFUL ROHMAN (241335300036)
Dosen Pebimbing :
PUSPITA HANDAYANI, S.Ag., M.Pd.I
PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO TAHUN AJARAN 2024/2025
1. Iman dan Ilmu, bagaimana jika sesorang beriman tetapi tidak berilmu atau sebaliknya ?
Hubungan Iman dan Ilmu 1. Iman sebagai Landasan Ilmu
o Iman memberikan arah, moral, dan tujuan yang benar dalam penggunaan ilmu. Dengan iman, ilmu diarahkan untuk kebaikan, bukan keburukan.
Dalil:
o "Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." (QS. Al-
Mujadilah: 11)
Ayat ini menunjukkan bahwa iman dan ilmu sama-sama menjadi kriteria dalam meraih derajat tinggi di sisi Allah.
2. Ilmu Memperkuat Iman
o Pengetahuan yang benar (ilmu) dapat memperkuat keyakinan seseorang kepada Allah. Ketika seseorang memahami tanda-tanda kebesaran Allah melalui ilmu, imannya semakin kokoh.
Dalil:
o "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba- Nya hanyalah orang-orang yang berilmu." (QS. Fathir: 28)
Ayat ini menegaskan bahwa ilmu membawa seseorang pada rasa takut dan takwa kepada Allah, yang merupakan inti dari iman.
3. Keseimbangan Iman dan Ilmu
o Islam menekankan perlunya keseimbangan antara iman dan ilmu.
Keduanya tidak dapat dipisahkan karena ilmu tanpa iman akan kehilangan nilai, dan iman tanpa ilmu berisiko mengarah pada kebodohan atau penyimpangan.
Dalil:
o "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak memiliki ilmu tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban." (QS. Al- Isra: 36)
Ayat ini mengajarkan pentingnya ilmu untuk mendasari keyakinan dan perbuatan agar tidak menjadi buta secara spiritual.
Ketika Seseorang Beriman Tanpa Berilmu 1. Risiko Penyimpangan
o Iman tanpa ilmu dapat menjadikan seseorang mudah salah paham terhadap ajaran agama atau melakukan ibadah secara keliru (bid'ah).
Dalil:
o Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa beramal tanpa ilmu maka amalnya tertolak." (HR.
Ahmad)
Ini menunjukkan bahwa ilmu adalah syarat agar iman dan amal diterima dengan benar.
2. Kurangnya Pemahaman yang Mendalam
o Tanpa ilmu, iman bisa menjadi dangkal dan hanya berdasarkan tradisi, bukan keyakinan yang kuat. Ini rentan terhadap keraguan atau penyesatan.
Ketika Seseorang Berilmu Tanpa Beriman 1. Risiko Kesombongan
o Ilmu tanpa iman dapat menjadikan seseorang sombong dan merasa tidak membutuhkan Tuhan.
Dalil:
o "Mereka mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, tetapi mereka lalai terhadap kehidupan akhirat." (QS. Ar-Rum: 7)
Ayat ini menggambarkan orang yang berilmu tentang dunia tetapi lalai terhadap iman dan akhirat.
2. Penyalahgunaan Ilmu
o Ilmu tanpa iman dapat disalahgunakan untuk hal-hal yang merugikan manusia dan melanggar etika.
Dalil:
o "Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaikinya." (QS. Al-A'raf: 56)
Ayat ini memperingatkan bahwa ilmu harus digunakan untuk kemaslahatan, bukan kerusakan.
Kesimpulan
Iman tanpa ilmu: Risiko menjadi buta dalam menjalankan keyakinan dan ibadah.
Ilmu tanpa iman: Risiko menjadikan ilmu tidak bermoral dan merusak.
Keseimbangan iman dan ilmu adalah ideal yang diajarkan Islam, sebagaimana dalam firman Allah:
"Dan katakanlah: Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."
(QS. Taha: 114)
Doa ini menunjukkan bahwa Islam memerintahkan umatnya untuk terus belajar agar imannya semakin sempurna.
2. lmu dan Amal, bagaimana jika berilmu tapi tidak beramal, dan sebaliknya ? Hubungan Ilmu dan Amal
Dalam Islam, ilmu dan amal adalah dua aspek yang tidak terpisahkan. Ilmu menjadi dasar amal yang benar, sementara amal menjadi bukti dari ilmu yang dimiliki. Ilmu tanpa amal akan sia-sia, sedangkan amal tanpa ilmu berpotensi salah arah.
Jika Seseorang Berilmu Tapi Tidak Beramal 1. Ilmu yang Tidak Membawa Manfaat
o Ilmu yang tidak diamalkan akan menjadi beban bagi pemiliknya. Allah mencela mereka yang memiliki ilmu tetapi tidak mengamalkannya.
Dalil Naqli:
o "Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tidak mengamalkannya, adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal." (QS. Al-Jumu'ah: 5) Ayat ini menggambarkan bahwa ilmu tanpa amal hanya seperti beban yang tidak berguna.
2. Ancaman bagi Pemilik Ilmu yang Tidak Diamalkan
o Rasulullah ﷺ memperingatkan bahwa ilmu yang tidak diamalkan bisa
menjadi alasan seseorang dihukum.
Hadis:
o "Pada hari kiamat nanti, seseorang tidak akan melangkah sebelum ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya, untuk apa ia habiskan;
tentang ilmunya, bagaimana ia amalkan; tentang hartanya, dari mana ia
dapatkan dan untuk apa ia belanjakan; dan tentang tubuhnya, untuk apa ia gunakan." (HR. Tirmidzi)
3. Kemunafikan dalam Perbuatan
o Ilmu tanpa amal dapat menjadi sifat orang munafik, yang mengetahui
kebenaran tetapi tidak melakukannya.
Dalil:
o "Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?" (QS. Al-Baqarah: 44)
Jika Seseorang Beramal Tanpa Ilmu 1. Amal yang Ditolak
o Amal tanpa ilmu berisiko tidak diterima karena tidak sesuai dengan
tuntunan syariat.
Dalil:
o "Barang siapa beramal tanpa dasar ilmu, maka amalnya tertolak." (HR.
Ahmad dan Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad) 2. Kesesatan dalam Ibadah
o Amal tanpa ilmu bisa mengarah pada bid'ah (inovasi dalam agama) atau kesalahan fatal dalam pelaksanaan ibadah.
Dalil:
o "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai ilmu
tentangnya." (QS. Al-Isra: 36)
Ayat ini menegaskan bahwa perbuatan harus didasari ilmu agar sesuai dengan jalan yang benar.
3. Kerugian di Akhirat
o Amal tanpa ilmu berisiko menjadi sia-sia karena tidak didasarkan
pada petunjuk Allah dan Rasul-Nya.
Dalil:
o "Katakanlah, apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang- orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya." (QS. Al-Kahfi: 103-104) Keseimbangan Ilmu dan Amal
Islam mengajarkan pentingnya ilmu dan amal yang berjalan seiring. Amal yang benar harus berdasarkan ilmu, dan ilmu harus diwujudkan dalam amal.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia
lainnya.” (HR. Ahmad)
Manfaat ini tidak bisa diwujudkan tanpa ilmu yang diamalkan.
Kesimpulan
Ilmu tanpa amal: Hanya menjadi beban dan bisa membawa murka Allah.
Amal tanpa ilmu: Berisiko salah arah dan tidak diterima di sisi Allah.
Idealnya, ilmu dan amal harus berjalan beriringan, sebagaimana disebutkan
dalam firman Allah:
"Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-Baqarah: 82) Ayat ini menunjukkan pentingnya keimanan (berbasis ilmu) dan amal sebagai syarat utama menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
3. Iman dan Amal, beriman tapi tidak beramal dan sebalinya? Hubungan Iman dan Amal
Dalam Islam, iman (keyakinan) dan amal (perbuatan) adalah dua aspek yang saling terkait. Iman menjadi dasar amal, dan amal menjadi wujud nyata dari iman. Keduanya berjalan beriringan untuk mencerminkan keislaman seseorang secara utuh.
Jika Seseorang Beriman Tapi Tidak Beramal 1. Iman yang Lemah atau Tidak Sempurna
o Orang yang beriman tetapi tidak beramal mencerminkan iman yang lemah. Amal adalah bukti dari keberadaan dan kesungguhan iman.
Dalil Naqli:
o "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itulah penghuni surga; mereka kekal di dalamnya." (QS.
Al-Baqarah: 82)
Ayat ini menunjukkan bahwa amal saleh adalah konsekuensi langsung dari iman.
2. Ancaman bagi yang Tidak Beramal
o Allah mencela mereka yang hanya mengandalkan iman tanpa melaksanakan perintah-Nya atau menjauhi larangan-Nya.
Dalil:
o "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya." (QS. Al-Ma'un: 4-5) Ayat ini menegaskan pentingnya amal sebagai bukti nyata dari iman, sebab tanpa amal, iman itu tidak memiliki daya atau makna.
3. Iman yang Tidak Berdampak pada Kehidupan
o Rasulullah ﷺ bersabda:
"Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kalian hingga dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari
dan Muslim)
Ini menunjukkan bahwa iman harus diwujudkan dalam amal seperti cinta, kepedulian, dan kebaikan terhadap sesama.
Jika Seseorang Beramal Tapi Tidak Beriman 1. Amal yang Tidak Diterima
o Amal yang tidak didasarkan pada iman tidak akan diterima oleh Allah di akhirat. Iman adalah syarat utama agar amal memiliki nilai di sisi- Nya.
Dalil Naqli:
o "Dan Kami datang kepada apa yang telah mereka kerjakan (amal), lalu Kami jadikan amal itu bagaikan debu yang berterbangan." (QS. Al-
Furqan: 23)
Ayat ini menggambarkan amal orang yang tidak beriman sebagai sia- sia dan tidak memiliki bobot di akhirat.
2. Amal Duniawi Tanpa Keutamaan Akhirat
o Orang yang tidak beriman bisa melakukan amal baik di dunia, tetapi amal itu hanya dibalas di dunia tanpa keutamaan akhirat.
Dalil:
o "Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh apa-apa di akhirat kecuali neraka." (QS. Hud:
15-16)
Amal tanpa iman hanya dihargai secara duniawi dan tidak memberi keselamatan di akhirat.
3. Contoh Amal Tanpa Iman
o Rasulullah ﷺ bersabda:
"Allah tidak menerima amal orang musyrik yang berbuat syirik meskipun amalnya banyak seperti gunung." (HR. Muslim) Ini menunjukkan bahwa iman adalah syarat utama agar amal memiliki nilai di sisi Allah.
Kesimpulan: Iman dan Amal Tidak Dapat Dipisahkan 1. Iman Tanpa Amal:
o Iman tanpa amal menunjukkan kelemahan iman dan ketidaksempurnaan keislaman. Orang beriman yang tidak beramal akan dihisab, bahkan bisa dihukum jika mengabaikan kewajiban.
Dalil:
o "Dan katakanlah, 'Beramallah kamu, maka Allah akan melihat amalanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin.'" (QS. At- Taubah: 105)
2. Amal Tanpa Iman:
o Amal tanpa iman tidak memiliki nilai di sisi Allah dan tidak dapat menyelamatkan seseorang di akhirat.
3. Iman yang Sempurna:
o Iman yang sempurna ditandai dengan amal saleh yang mengikuti iman
tersebut. Firman Allah:
"Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran." (QS. Al-
Asr: 1-3)
Ayat ini mengajarkan bahwa keselamatan hanya diraih dengan kombinasi iman, amal saleh, dan komitmen terhadap kebenaran.
Iman dan amal harus bersatu untuk membentuk kepribadian seorang Muslim yang benar, kokoh di dunia, dan selamat di akhirat.