MAKALAH KEBHINEKAAN DI INDONESIA
"Kekayaan, Tantangan, dan Peran Media dalam Merawat Kebhinekaan"
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara kesatuan yang penuh dengan keragaman. Indonesia terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan, dll.
Namun Indonesia mampu mepersatukan bebragai keragaman itu sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia “Bhineka Tunggal Ika” , yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah kepercayaan yang ada di bumi Indonesia.
Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya.
Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda.
1.2 Rumusan Masalah
Makalah ini akan membahas beberapa pokok permasalahan, yaitu:
1. Bagaimana kebhinekaan dapat memperkaya kehidupan sosial?
2. Apa saja tantangan dalam mewujudkan kebhinekaan?
3. Bagaimana peran media dalam membangun atau merusak kebhinekaan?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya kebhinekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menggambarkan peran
strategis media dan tantangan yang dihadapi.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kebhinekaan Memperkaya Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Indonesia menjadi lebih dinamis dan berwarna karena
kebhinekaan. Ragam budaya, tradisi, bahasa, dan agama menjadikan masyarakat Indonesia terbuka terhadap perbedaan. Kegiatan gotong royong, toleransi antarumat beragama, serta perayaan tradisi lokal yang saling dihadiri oleh lintas komunitas menunjukkan kuatnya kohesi sosial karena keberagaman.
Menurut Koentjaraningrat (2009), keragaman budaya adalah fondasi yang bisa memperkuat persatuan jika diiringi dengan sikap saling menghargai. Anak muda Indonesia kini bisa saling mengenal budaya dari daerah lain berkat interaksi sosial yang lebih terbuka, termasuk lewat pendidikan dan teknologi.
2.2 Tantangan dalam Mewujudkan Kebhinekaan
Meski menjadi kekuatan, kebhinekaan juga menghadapi tantangan serius. Masalah intoleransi dan diskriminasi masih sering muncul di berbagai daerah. Beberapa kelompok masyarakat minoritas masih mengalami perlakuan yang tidak adil atau bahkan mengalami kekerasan atas nama perbedaan agama, suku, atau pandangan politik.
Selain itu, politik identitas yang memecah belah masyarakat sering digunakan oleh aktor- aktor tertentu demi kepentingan elektoral. Ketimpangan sosial dan ekonomi pun turut memperbesar potensi konflik horizontal.
2.3 Peran Media dalam Kebhinekaan
Media memiliki peran ganda dalam isu kebhinekaan. Di satu sisi, media bisa menjadi alat pemersatu bangsa. Tayangan televisi yang menampilkan keragaman budaya atau liputan positif tentang toleransi bisa membentuk opini publik yang mendukung keberagaman. Di sisi lain, media juga bisa menjadi sumber perpecahan jika menyebarkan hoaks atau konten yang memprovokasi.
Terlebih lagi, di era media sosial saat ini, informasi menyebar sangat cepat. Ketika
masyarakat kurang memiliki literasi digital, mereka bisa terpengaruh oleh berita palsu yang memicu kebencian terhadap kelompok tertentu. Menurut McQuail (2011), media bukan hanya saluran informasi, tapi juga pembentuk nilai dan sikap publik.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Kebhinekaan merupakan kekuatan sosial dan budaya yang memperkaya kehidupan bangsa Indonesia. Namun, tantangan seperti intoleransi, diskriminasi, dan penyalahgunaan media perlu dihadapi dengan serius. Peran media sangat vital—dapat menjadi perekat atau perusak kebhinekaan, tergantung bagaimana ia dikelola dan dikonsumsi oleh masyarakat.
3.2 Saran
Pemerintah, media, dan masyarakat harus bekerja sama menjaga nilai-nilai kebhinekaan.
Pendidikan karakter dan literasi digital harus diperkuat, agar generasi muda mampu menjadi penjaga persatuan dalam perbedaan.
DAFTAR PUSTAKA
● Koentjaraningrat. (2009). Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta:
Gramedia.
● McQuail, Denis. (2011). McQuail's Mass Communication Theory (6th ed.). London:
Sage Publications.
● Kominfo RI. (2022). Literasi Digital dan Tantangan Hoaks. www.kominfo.go.id