TUGAS TUTORIAL WEBINAR KE-3
KODE/NAMA/SKS MATA KULIAH: PDGK4202/PEMBELAJARAN IPA DI SD/3 SKS PROGRAM STUDI : S1 PGSD
Nama Penulis : Maria Yekiana Mulyahati, M.Pd.
Nama Penelaah : - Status Pengembangan : Baru
Tahun Pengembangan : 2023 (Ganjil)
No Uraian Tugas Tutorial Skor
Maksimal
Sumber Tugas Tutorial 1. Buatlah gambar atau foto alat peraga pembelajaran (APP)
yang dapat digunakan pada pembelajaran IPA di SD dengan diberi penjelasan:
a. Nama APP b. Materi
c. Alat dan Bahan d. Cara penggunaan
e. Harapan yang diinginkan
40 Sapriati, Amalia.2014.
Pembelajaran IPA di SD. Universitas Terbuka. Jakarta.
2. Pembelajaran terpadu diharapkan sebagai salah satu mata rantai holistic education. Mengapa begitu? Jelaskan.
20 Sapriati, Amalia.2014.
Pembelajaran IPA di SD. Universitas Terbuka. Jakarta.
3. Evaluasi hasil belajar tertuang dalam ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Jelaskan maksud ketiga ranah tersebut dan bagaimana cara mendapatkan penilaian ketiga ranah tersebut dalam kegiatan pembelajaran.
20 Sapriati, Amalia.2014.
Pembelajaran IPA di SD. Universitas Terbuka. Jakarta.
4. Jelaskan 3 kelebihan dan 3 kelemahan masing-masing yang bisa anda ukur saat penggunaan KTSP 2006 dan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran.
20 Sapriati, Amalia.2014.
Pembelajaran IPA di SD. Universitas Terbuka. Jakarta.
Keterangan:
1. Soal dikerjakan cara ditulis tangan atau diketik.
2. Jawaban dikirim melalui Silayar sesi 7 dan google drive dengan alamat link:
https://drive.google.com/drive/folders/1Mhe_PzEZI1ipvKSTCDwUS7qXEBbeOi1Y?usp=sharing 3. Jawaban diterima paling lambat hari Kamis, 23 November pukul 23.59 wib.
4. Akan menjadi pertimbangan bagi mahasiswa dengan jawaban sama dan pengumpulan tidak sesuai batas waktu.
JAWABAN : 1. Alat Peraga
a) Nama APP
Menyusun Sistem Tata Surya b) Materi
Sistem Tata Surya c) Alat dan Bahan
Kardus, kertas, gunting, lem d) Cara Penggunaan
Pertama kosongkan semua planet yang ada beserta namanya.
Susun planet dan namanya diurutkan dari planet yang terdekat dengan matahari sampai yang terjauh.
Tentukan planet terbesar dan terkecil e) Harapan yang diinginkan
Agar siswa dapat mudah menyusun sistem tata surya sesuai urutan yang benar dan siswa akan lebih senang jika mempraktikkan langsung.
2. Pembelajaran terpadu seharusnya dapat menyeluruh (holistik) mempertimbangkan karakteristik anak dalam menuntut ilmu dalam berbagai bidang. Pembelajaran terpadu juga dapat menciptakan pembelajaran menjadi lebih bermakna, menyenangkan, aktif, efisien, efektif, inovatif, kreatif, dan mampu mengembangkan IPTEK.
Contoh Holistik :
Contoh penerapan konsep holistik dalam pendidikan atau yang disebut dengan pendidikan holistik merupakan metodologi yang berfokus pada persiapan siswa untuk menghadapi tantangan apa pun yang mungkin mereka hadapi dalam kehidupan dan karier akademik mereka.
Alasan Pembelajaran Terpadu Cocok Diterapkan di SD Dilihat Dari Dampak Positif.
Selain itu, alasan mengapa pembelajaran terpadu sangat cocok diterapkan di Sekolah Dasar adalah dilihat dari dampak positif yang dihasilkan kepada siswa. Diantaranya
Pembelajaran terpadu dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
Pembelajaran terpadu menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada.
Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Dengan demikian, siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
3. Pengertian ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif.
a) Ranah Kognitif
Ranah kognitf adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Kawasan kognitif berkenaan dengan ingatan atau pengetahuan dan kemampuan intelektual serta keterampilan- keterampilan. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang peroses berpikir, mulai dari ranah terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang yang dimaksud adalah pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation).
b) Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tinggkah laku. Ranah afektif ini terbagi kedalam lima jenjang, yaitu : receiving, responding, valuing, organization, dan characterization by a value or value complex.
c) Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemapuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku). Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektifnya.
Penilaian ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif.
a) Tes Pengetahuan (Kognitif)
Format penilaian pembelajaran pemahaman dasar sifat-sifat cahaya (merambat lurus, dapat dipantulkan, dapat dibiaskan, dan dapat diuraikan) dengan metode eksperimen.
b) Tes Sikap (Afektif)
Penilaian afektif (Affective Behaviors) Tes sikap (Afektif) dapat dilakukan selama siswa melakukan pembelajaran IPA di sekolah. Unsur-unsur yang dinilai: kerjasama, kejujuran, menghargai, disiplin, dan toleransi.
c) Tes Keterampilan (Psikomotor)
Lakukan percobaan menggunakan cermin serta senter, unsur-unsur yang dinilai adalah kesempurnaan melakukan gerakan (penilaian proses) dan ketepatan dalam menganalisis sifat cahaya (penilaian produk/prestasi).
4. Kelebihan dan kelemahan penggunaan KTSP 2006 dan Kurikulum 2013
KTSP 2006
KTSP yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan/sekolah.
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Kelebihan KTSP :
o Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.
o Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
o KTSP memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang aspektabel bagi kebutuhan siswa..
o KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih 20%.
o KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
Kekurangan KTSP :
o Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada.
o Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendikung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP.
o Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara Komprehensif baik konsepnya, penyusunanya maupun prakteknya di lapangan.
o Penerapan KTSP yang merokomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak berkurangnya pendapatan guru.
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan dan saat ini sedang dalam proses pelaksanaan oleh pemerintah, karena ini merupakan perubahan dari struktur kurikulum KTSP. Perubahan ini dilakukan karena banyaknnya masalah dan salah satu upaya untuk memperbaiki kurikulum yang kurang tepat. Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.
Kelebihan Kurikulum 2013 :
o Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota.
Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.
o Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak usia dini.
o Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus.
Kekurangan Kurikulum 2013 :
o Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
o Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.
o Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.