• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Universitas Muhammadiyah Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Universitas Muhammadiyah Makassar"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dengan kata lain, mereka akan berjuang untuk mempertahankan harga diri mereka daripada merasa malu karena nilai Siri dan Pace yang mereka miliki. Dari segi aktualisasinya, Siri' na Pacce saat ini cenderung mengalami pergeseran makna dari hakikat aslinya, terutama di kalangan generasi muda.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Pustaka

  • Pendidikan Karakter
  • Model Pembelajaran Kontekstual
  • Hasil Belajar PKn
  • Kearifan Lokal
  • Konsep Nilai Budaya Siri’ na Pacce

Penguatan pendidikan karakter pada satuan pendidikan formal dilaksanakan 6 (enam) atau 5 (lima) hari sekolah dalam 1 (satu) minggu. Masyarakat Makassar dan Bugis mempunyai filosofi atau prinsip berikut dalam menjelaskan jalan hidupnya: “Siri’ na Pacce”.

Tabel 2.1. Fase-Fase Model Pembelajaran Kontekstual
Tabel 2.1. Fase-Fase Model Pembelajaran Kontekstual

Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian Nan Setian (2013) berjudul “Menggunakan Model”. Pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa IV. kelas sekolah dasar Hasil penelitian menunjukkan bahwa. 1) model pembelajaran kontekstual dapat digunakan dalam pembelajaran IPS tentang perkembangan teknologi transportasi, karena guru dapat secara efektif menerapkan langkah-langkah model ini, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih merangsang dan siswa menjadi lebih aktif dan kreatif; dan (2) model pembelajaran kontekstual dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi perkembangan teknologi transportasi.

Kerangka Pikir

Berdasarkan nilai-nilai dalam budaya Siri’ na Pacce dibedakan menjadi 3 yaitu: nilai filosofis, nilai etika, nilai estetika.

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir Model Pembelajaran
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir Model Pembelajaran

Hipotesis Penelitian

Desain ini menggunakan dua kelompok kelas yang ditetapkan sebagai subjek penelitian, yaitu kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design seperti pada tabel dibawah ini (Sugiyono. Kedua kelas diberikan materi dan waktu yang sama dan dalam proses pembelajarannya kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretest dan posttest untuk melihat keterlaksanaannya. penanaman nilai-nilai karakter berbasis kearifan lokal Siri'na Pacce dan hasil pembelajaran PPKn.

Variabel Penelitian

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh hasil analisis statistik deskriptif hasil belajar siswa kelas kontrol setelah diberikan perlakuan (posttest). Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap nilai-nilai karakter dan hasil belajar PPKn siswa kelas V SD Gugus 33 Kecamatan Ganra Kabupaten Soppeng digunakan teknik analisis: Hipotesis nol (Ho): penerapan model pembelajaran kontekstual pada siswa kelas V SD Gugus 33 Kecamatan Ganra Kabupaten Soppeng. Penanaman Nilai Karakter Berbasis Kearifan Lokal Siri'َnaَPacca dan Hasil Belajar Kewarganegaraan Siswa Kelas V SD Gugus 33 Kecamatan Ganra tidak berpengaruh signifikan. , Kabupaten Soppeng.

Hipotesis Alternatif (Ha): Terdapat pengaruh positif yang signifikan penggunaan model pembelajaran kontekstual terhadap penanaman nilai-nilai karakter berbasis kearifan lokal Siri'َnaَPacca dan hasil belajar kewarganegaraan siswa kelas V SD Gugus 33 Ganra Kecamatan, Kabupaten Soppeng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar post test siswa pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual mencapai 54,55% (6 dari 11 siswa) yang memperoleh nilai ≥َ. Perbandingan dampak pencapaian hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol sangat besar.

Ketuntasan hasil belajar post test siswa pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual mencapai 54,55% (6 dari 11 siswa) yang memperoleh nilai ≥75 berada pada kriteria sedang, sedangkan ketuntasan hasil belajar pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran direct teaching tercapai. Dari 9 siswa yang mendapat nilai ≥ 75 termasuk dalam kriteria rendah.

Tabel 3.2 Jumlah Anggota Populasi  No.  Nama Sekolah  Jumlah Murid
Tabel 3.2 Jumlah Anggota Populasi No. Nama Sekolah Jumlah Murid

Defenisi Operasional Variabel

Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa Kelas V SD Gugus 33 Kecamatan Ganra Kabupaten Soppeng yang berjumlah 81 siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V 7 (tujuh) SD Gugus 33 Kecamatan Ganra Kabupaten Soppeng. Dikatakan teknik Simple Random Sampling sederhana karena pengambilan sampel anggota sampel dari suatu populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2019).

Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 80 Paomallimpoe sebagai kelas kontrol yang berjumlah 9 siswa dan siswa kelas V SD Negeri 81 Belo sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 12 siswa.

Metode Pengumpulan Data

Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah hasil membaca buku, majalah, surat kabar dan literatur lain yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes hasil belajar, angket dan dokumentasi. A. Peneliti akan memberikan dua jenis tes yaitu pretest dan posttest mengenai pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang dipelajari sebelum dan sesudah penggunaan pembelajaran kontekstual dalam proses pembelajaran, dengan tujuan untuk menilai sejauh mana pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap menemukan keluar tentang siswa itu. hasil belajar ketika menguasai materi pembelajaran PPKn.

Sebelum tes hasil belajar digunakan, terlebih dahulu diuji validitasnya oleh tim validator untuk menguji kelayakan instrumen. Kegiatan pretest ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan belajar awal siswa sehubungan dengan pembelajaran yang telah diajarkan. Kegiatan posttest ini bertujuan untuk mengetahui apakah siswa memahami dan memahami materi yang telah diajarkan melalui pembelajaran kontekstual.

Dalam pengembangan angket ini peneliti mengembangkannya berdasarkan indikator sikap malempu dan sipakatau dan diukur dengan menggunakan skala likert, dimana skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok yang akan diukur.

Tabel 3.3 Indikator Karakter Malempu dan Sipakatau
Tabel 3.3 Indikator Karakter Malempu dan Sipakatau

Teknik Analisis Data

Analisis statistik ini menggunakan software analisis statistik SPSS for Windows, dilakukan dengan tingkat signifikan a) Uji normalitas. > 0,05, maka kedua varian yang diuji adalah sama atau homogen, sedangkan jika nilai signifikansi pada Sig. Jika uji yang dipersyaratkan terpenuhi maka dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t (paired sample t-test) dan analisis menggunakan One-Way Multivariate of Variance (MANOVA) melalui SPSS 21 untuk melihatnya.

Tabel 3.5 Kategorisasi Hasil Belajar Murid
Tabel 3.5 Kategorisasi Hasil Belajar Murid

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
  • Deskripsi Data Hasil Penelitian

Kemudian diperoleh nilai standar deviasi sebesar 10,10 yang berarti skor yang diperoleh siswa secara umum sama. Untuk mendapatkan gambaran hasil belajar siswa digunakan rumus kategorisasi yang telah ditentukan dan digunakan analisis statistik deskriptif dengan menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS for window yang disajikan pada Lampiran 2. Berdasarkan tabel hasil analisis statistik deskriptif mengenai Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan (pre-test) menunjukkan bahwa dari 11 siswa yang diperiksa diperoleh data bahwa nilai maksimal yang diperoleh siswa adalah 80 adalah dan nilai minimal yang diperoleh siswa adalah 40 dan nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 56,36.

Berdasarkan tabel hasil analisis statistik deskriptif hasil belajar siswa pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan (post-test), diperoleh hasil bahwa dari 11 siswa yang diteliti diperoleh data bahwa nilai maksimal yang diperoleh siswa adalah 100 dan nilai minimal yang diperoleh siswa adalah 80 dan nilai Rata-rata yang diperoleh siswa adalah 84,84. Berdasarkan tabel hasil analisis statistik deskriptif hasil belajar siswa pada kelas kontrol sebelum perlakuan (pre-test), diperoleh hasil bahwa dari 9 siswa yang diteliti diperoleh data bahwa nilai maksimal yang diperoleh siswa adalah 80 dan nilai minimal yang diperoleh siswa adalah 40 dan nilai Rata-rata yang diperoleh siswa adalah 60,74. Kemudian diperoleh nilai median sebesar 60 yang berarti 50% siswa mendapat nilai di atas 60 dan 50% siswa mendapat nilai di bawah 60. Kemudian diperoleh nilai standar deviasi sebesar 15,07 yang mengartikan bahwa nilai yang diperoleh siswa cenderung menyebar antara skor maksimal 80 dan skor minimal 40.

Kemudian pada tabel di atas juga terdapat nilai mean sebesar -28,48 yang merupakan selisih antara rata-rata hasil belajar sebelum dan sesudah tes, dengan selisih antara -37,23665 dan selang kepercayaan selisih di bawah dan di atas).

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Gambaran Karakter Murid  Statististik deskriptif  Nilai
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Gambaran Karakter Murid Statististik deskriptif Nilai

Pembahasan

  • Gambaran Karakter Murid SDN 81 Belo
  • Hasil Belajar Murid Kelas V SD Gugus 33 Kecamatan

Nilai-nilai karakter dalam penelitian ini didasarkan pada pendekatan filosofis pembelajaran kontekstual yaitu konstruktivis. Pembelajaran kontekstual merupakan suatu pendekatan belajar dan mengajar yang menghubungkan materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata siswa untuk mendorong siswa menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat dengan memasukkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yaitu; (1) konstruktivis; (2) Penyelidikan; (3) Menanyakan; (4) komunitas belajar; (5) pemodelan; (6) refleksi dan (7) penilaian autentik. Pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru menghubungkan materi yang diajarkannya dengan situasi kehidupan nyata bagi siswa dan mendorong siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan pembelajaran kontekstual, siswa menjadi termotivasi dan antusias mengikuti pembelajaran karena adanya interaksi, komunikasi dan partisipasi setiap siswa dalam kelompok.

Hal ini terbukti dengan hasil belajar yang diperoleh pada kelas eksperimen setelah diberi perlakuan dengan pembelajaran kontekstual perbedaannya sangat nyata. Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nana Setiana (2013) yang menyatakan bahwa model pembelajaran kontekstual dapat diterapkan dalam pembelajaran karena guru dapat secara efektif menerapkan langkah-langkah model ini sehingga proses pembelajaran menjadi lebih merangsang. dan siswa menjadi semakin aktif dan kreatif; dan model pembelajaran kontekstual dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi, yang tercermin dari peningkatan pemahaman siswa terhadap materi. Berdasarkan hasil uji t berpasangan diperoleh nilai signifikansi 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif signifikan penggunaan model pembelajaran kontekstual terhadap penanaman nilai-nilai kearifan lokal. dan hasil.

Model Pembelajaran Kontekstual dapat dijadikan alternatif pembelajaran di kelas untuk meningkatkan karakter kearifan lokal.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan data hasil penelitian yang diperoleh dengan melihat karakter malempu dan sipakatau yang terdapat pada aktivitas pembelajaran siswa, secara umum karakter malempu dan sipakatau siswa kelas V SDN 81 Belo sebagai kelas eksperimen yang ditunjukkan dari 11 siswa memperoleh nilai 72,73 % (8 dari 11 siswa) berada pada kategori tinggi.

Saran

2003, Nilai Budaya Siri', Pesse, Were, dan Konsep Demokrasi Kerajaan Wajo Sebagai Masukan Penyelenggaraan Perekonomian, Makalah, Arsip Pemerintah Kabupaten Wajo. Potensi Kearifan Lokal Dalam Membentuk Jati Diri dan Karakter Bangsa.” Prosiding ICSSIS Tahun ke 5 “Etnis dan Globalisasi”. Transformasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Penguatan Karakter Bangsa: Studi Kasus Budaya Siri’na Pacce di Universitas Negeri Makassar ( disertasi doktoral, Universitas Pendidikan Indonesia).

Haryanto, َ Triu َ Joko Kearifan Lokal Penunjang Kerukunan Umat Beragama Pada Masyarakat Tengger, Malang, Jawa Timur." َ Jurnal َ Analisis, َ. Mattulada.َ1991.َ“Manusia dan Kebudayaan Makasar serta Bugis dan Kaili di Sulawesi" .َ Inَ Antropologiَ Indonesia:َ Majalahَ Antropologiَ.Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 1994 di SD Inpres Cambaya 3 Makassar hingga duduk di kelas 4, kemudian pindah ke SD Inpres Tangkala 2 Makassar dan tamat pada tahun 1999, pada tahun yang sama (1999) penulis melanjutkan menempuh pendidikan di SMP Negeri 36 Makassar dan lulus pada tahun 2002.

Pada tahun yang sama (2002), penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 6 Makassar dan tamat pada tahun 2005. Pada tahun yang sama (2005), penulis melanjutkan pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Diploma Dua (D2), Fakultas. Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai pada tahun 2007. Selanjutnya pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikannya di Program Universitas (S1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai pada tahun 2011.

Gambar

Tabel 4.11. Rangkuman ouput Tests of Normality  ...............................   89  Tabel 4.12
Gambar 4.1. Histogram Karakter Murid  ...............................................   81  Gambar 4.2
Tabel 2.1. Fase-Fase Model Pembelajaran Kontekstual
Tabel 2.2. Implementasi Kegiatan Model Pembelajaran  Kontekstual
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Diangkat sebuah aspek budaya Bugis Makassar yaitu mengenai Siri’ na Pacce’ dan hukum adat Silariang ke dalam Film ini.. • FTV Badik Titipan Ayah bagi saya dapat menjadi

Strategi Yang Digunakan Dalam Menerapkan Kearifan Lokal Pada Pembelajaran PPKn Guna Meneguhkan Karakter Nasionalisme Siswa di SMPN 2 Raas.... Nilai-Nilai Kearifan lokal

Berdasarkan pembahasan terkait dengan penguatan karakter remaja berbasis nilai kearifan lokal untuk mencegah dampak negatif globalisasi pada diri remaja melalui

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Penanam sikap moral Siri‟ na Pacce pada anak usia remaja di dalam keluarga masih dilakukan dan diberikan contoh oleh orang tua yang menitik

Berdasarkan hasil penelitian melalui observasi, wawancara dan dokumentasi di atas maka diperoleh hasil bahwa pengaruh lingkungan sekolah terhadap pembentukan karakter murid pada mata

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pembentukan karakter berbasis keteladanan pada murid kelas V SD Islam Athirah 2 Makassar terbagi menjadi dua, yaitu : Keteladanan secara sengaja,

Adapun solusi pemecahan yang digunakan untuk membantu murid kelas IV SD Inpres Tala‟borong Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

Masalah Utama dalam Penelitian ini adalah Pembentukan Karakter murid melalui proses Pembelajaran yang ada di sekolah alam dan pandangan masyarakat sekitar tentang sekolah alam itu