• Tidak ada hasil yang ditemukan

upaya guru dalam meningkatkan mutu - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "upaya guru dalam meningkatkan mutu - etheses UIN Mataram"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KECAKAPAN ABAD-21

DI KELAS VI MI DARUL ULUM NGOROK KOPANG TAHUN PELAJARAN 2021-2022.

oleh:

ERMA RAHAYU SAFITRI NIM 180106127

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM

2022

(2)

ii

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KECAKAPAN ABAD-21 DI KELAS 6 MI DARUL ULUM

NGOROK KOPANG TAHUN PELAJARAN 2021-2022.

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar (SI) Sarjana Pendidikan Guru

oleh:

ERMA RAHAYU SAFITRI NIM 180106127

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM

2022

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii

(8)

viii MOTTO

اَذ ْنَمَف ْمُكْلُذْخَّي ْنِا َو ۚ ْمُكَل َبِلاَغ َلََف ُ هاللّٰ ُمُك ْرُصْنَّي ْنِا ا

ِذَّل ُصْنَي ْي ُر ْمُك َب ْْۢنِ م َتَيْلَف ِ هاللّٰ ىَلَع َو ۗ ٖهِدْع َن ْوُنِمْؤُمْلا ِلَّكَو

Artinya

Jika Allah menolong kamu, maka tak ada lah orang yang dapat mengalahkan kamu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan),

maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu?

Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.1

~QS Ali’Imran: 160~

1 Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Al-Karim Tajwid dan Terjemahnya Edisi Wanita, (Surabaya: Halim Publishing & Distributing), Ayat 160, hlm. 71.

(9)

ix

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini Aku persembahkan untuk Bapakku Maharudin dan Ibunda Muhimah, Keluarga Besarku, Semua Guru dan Dosenku serta Teman-teman Almamaterku.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah Swt. Tuhan semesta alam atas segala taufik dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran IPA Berbasis Kecakapan Abad-21 Di Kelas 6 MI Darul Ulum Ngorok Kopang Tahun Ajaran 2021-2022”. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-sahabat dan seluruh umat Islam semoga diberikan teempat terbaik di akhirat.

Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi persyaratan untuk mencapai gelar sarjana S1 di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Mataram Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Dalam menyusun skripsi ini peneliti banyak mendapat bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada yang terhormat:

1. Dr. Ahmad Sulhan S.Ag., M.Pd.I sebagai pembimbing I dan Hamzan, M.Pd sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan motivasi dan koreksi secara detail dengan terus menerus sampai bosan.

2. Bapak Dr. Muammar, M.Pd selaku ketua Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan Ibu Ramdhani Sucilestari, M.Pd selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) yang telah memberikan pelayanan akademik selama penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Jumarim, M. H I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) yang telah melakukan pembinaan di akademik selama penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Prof Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag selaku Rektor UIN MATARAM yang selalu berusaha meningkatkan mutu untuk mencapai misi yang telah di tetapkan.

5. Bapak ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN MATARAM yang telah memberi peneliti motivasi dan bimbingan selama saya melaksanakan studi di UIN MATARAM.

6. Para guru di MI Darul Ulum Ngorok Kopang yang telah memberikan informasi terkait pelaksanaan menyusun skripsi ini.

7. Kakak Silvi selaku staf jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidiyah (PGMI) yang telah banyak membantu saya dalam memberikan informasi serta membantu dalam pelayanan akademik selama penyusunan skripsi.

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LOGO... Error! Bookmark not defined. PERSETUJUAN PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined. NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi

PENGESAHAN ... vii

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Manfaat Penelitian ... 7

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 8

1. Ruang Lingkup... 8

2. Setting Penelitian... 8

E. Telaah Pustaka... 8

F. Kerangka Teori ... 12

1. Upaya Guru ... 12

2. Mutu Pembelajaran ... 14

3. Pembelajaran IPA ... 21

4. Kecakapan Abad-21 ... 25

(12)

xii

G. Metode Penelitian ... 41

1. Pendekatan Penelitian ... 41

2. Kehadiran Peneliti ... 41

3. Lokasi Penelitian ... 41

4. Sumber Data ... 42

5. Prosedur Pengumpulan Data... 43

6. Teknik Analisi Data ... 45

7. Pengecekan Keabsahan Data ... 47

H. Sistematika Pembahasan ... 49

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 50

A. Gambaran Umun Lokasi Penelitian ... 50

1. Profil MI Darul Ulum Ngorok ... 50

2. Letak Geografis ... 51

3. Visi dan Misi MI Darul Ulum ... 51

4. Struktur Organisasi ... 52

5. Sarana dan Prasarana ... 52

6. Keadaan Guru ... 54

7. Keadaan Siswa MI Darul Ulum ... 55

B. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran IPA Berbasis Kecakapan Abad-21 Di Kelas VI MI Darul Ulum Ngorok Kopang Tahun Pelajaran 2021-2022. ... 55

C. Tantangan Yang Dihadapi Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran IPA Berbasis Kecakapan Abad 21 Di Kelas 6 MI Darul Ulum Ngorok Kopang Tahun Pelajaran 2021-2022. ... 633

BAB III PEMBAHASAN ... 65

A. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran IPA Berbasis Kecakapan Abad-21 Di Kelas VI MI Darul Ulum Ngorok Kopang Tahun Pelajaran 2021-2022. ... 65

B. Tantangan Yang Dihadapi Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran IPA Berbasis Kecakapan Abad 21 Di Kelas 6 MI Darul Ulum Ngorok Kopang Tahun Pelajaran 2021-2022. ... 72

BAB IV PENUTUP ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 855

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Life and Career Skills ... ... 30 Tabel 1.2 Learning and Innovation Skills ... 31 Tabel 1.3 Information Media and Technology Skills... 31

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 ... 30

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi Lampiran 2 Pedoman Wawancara

Lampiran 3 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Lampiran 4 Daftar Nilai IPA Siswa Kelas VI

Lampiran 5 Dokumentasi Wawancara dengan Guru IPA Kelas VI Lampiran 6 Dokumentasi Proses Pembelajaran

Lampiran 7 Dokumentasi Aktivitas Siswa Saat Belajar

Lampiran 8 Dokumentasi Profil Sekolah dan Struktur Organisasi Lampiran 9 Rekomendasi Penelitian Bakesbangpol

Lampiran 10 Permohonan Rekomendasi Penelitian

Lampiran 11 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 12 Kartu Konsultasi

(16)

xvi

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KECAKAPAN ABAD-21 DI KELAS VI MI DARUL

ULUM NGOROK KOPANG TAHUN PELAJARAN 2021-2022.

Oleh:

ERMA RAHAYU SAFITRI NIM 180106127

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh siswa yang masih kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga menjadikan beberapa siswa sulit untuk menerima pelajaran dengan baik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran IPA berbasis kecakapan abad-21 di kelas VI MI Darul Ulum Ngorok Kopang tahun pelajaran 2021-2022.

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data pada penelitian ini yaitu menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Sedangkan pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini dengan menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) upaya guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran IPA berbaisis kecakapan abad-21 di kelas VI MI Darul Ulum yaitu dengan upaya menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP, kemudian melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun dan melakukan penilaian hasil pembelajaran atau melakukan evaluasi, 2) tantangan yang dihadapi guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran IPA berbasis kecakapan abad-21 adalah siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru pada saat pembelajaran, sulit untuk diatur terutama pada siswa laki-laki, lebih banyak bermain sehingga mengakibatkan mereka kurang aktif dalam belajar, sering berkelahi terutama sering terjadi pada siswa laki-laki, ribut didalam kelas jika gurunya belum masuk di kelas atau jika gurunya sedang tidak ada di kelas, lambat dalam memahami materi pembelajaran dan masih sering keluar masuk kelas jika ada pelajaran kosong atau ketika gurunya berhalangan untuk tidak masuk mengajar

Kata Kunci: Upaya Guru, Mutu Pembelajaran, Pelajaran IPA, Kecakapan Abad-21.

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 menyatakan:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

Dalam dunia pendidikan kedudukan guru sangat penting karena merupakan orang yang terlibat langsung dalam menyiapkan generasi penerus untuk menghadapi tantangan zaman. Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan.

Guru juga sangat menentukan keberhasilan siswa, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar serta membentuk kompetensi siswa menjadi yang lebih baik. Meningkatnya mutu pembelajaran dalam proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar apabila guru berhasil mengelola kelasnya dengan baik.2

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang memiliki visi yaitu:

1 Nur Zazin, Gerakan Menata Mutu Pendidikan Teori dan Aplikasi, (Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 43.

2 Shima Dewi Fauziah, “Upaya Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fiqh Di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Metro”, (Skripsi, FTIK IAIN Metro, 2018), hlm 2.

(18)

2

Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah-ubah.3

Berdasarkan visi tersebut kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat guru serta perannya sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu Pendidikan Nasional. Terkait Standar Nasional Pendidikan yang dinyatakan pada pasal 35 ayat 1 tentang Standar Nasional Pendidikan yang terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.4

Pembelajaran kreatif dan inovatif seharusnya dilakukan oleh guru dalam upaya menghasilkan peserta didik yang kreatif. Tingkat keberhasilan guru dalam mengajar dilihat dari keberhasilan peserta didiknya sehingga dikatakan bahwa guru yang hebat (great teacher) itu adalah guru yang dapat memberikan inspirasi bagi peserta didiknya. Mutu pembelajaran dilihat dari aktivitas peserta didik ketika belajar dan kreativitas yang dapat dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran.5

3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, 8 Juli 2003, Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Jakarta, hlm.

17.

4 Ibid.

5 Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara), hlm 5.

(19)

3

Dalam hal ini upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran.

Dengan upaya seorang guru ini dapat meningkakan mutu pembelajaran.

Mutu pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran di sekolah dan hasil belajar yang mengikuti kebutuhan dan harapan stakeholder pendidikan.6 Pembelajaran yang bermutu, Mulyono menyebutkan bahwa konsep mutu pembelajaran mengandung lima rujukan, yaitu: 1) Kesesuaian, 2) Pembelajaran, 3) Efektivitas, 4) Efisiensi, 5) Produktivitas.

Pembelajaran yang bermutu akan bermuara pada kemampuan guru dalam proses pembelajaran. Secara sederhana kemampuan yang harus dimiliki oleh guru yaitu kemampuan merencanakan pembelajaran, proses pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran.7

Pembelajaran yang bermutu adalah pembelajaran yang efektif yang pada intinya adalah menyangkut kemampuan guru dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam hal ini guru dituntut untuk tidak monoton, guru harus memunculkan inovasi-inovasi baru dalam proses pembelajaran, kreatifitas guru sangat diperlukan agar proses pembelajaran tidak membosankan.8 Salah satu mutu pembelajaran yang harus ditingkatkan oleh guru adalah mutu pembelajaran IPA.

6 Desi Puspitasari, “Pola Mengajar Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di Kelas IV MI Ma’arif Patihan Wetan Tahun Pelajaran 2018/2019”, (Skripsi, FTIK IAIN Diponorogo, 2019), hlm 5.

7Arbangi, Darkir dan Umiarso, Manajemen Mutu Pendidikan, (Jakarta: PT Adhitya Andrebina Agung, 2016), hlm 153.

8 Desi Puspitasari, “Pola Mengajar Guru..., hlm 5.

(20)

4

Pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang membuat siswa memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan siswa untuk menerima, menyimpan dan menerapkan konsep yang telah dipelajari. Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, poses ilmiah dan sikap ilmiah.9 Pembelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang tersusun sistematis, mempelajari gejala-gejala alam, melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah, sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip dan teori yang berlaku secara universal.10 Hal ini dapat terwujud adanya upaya yang dilakukan guru dalam pembelajaran.

Untuk mengembangkan pembelajaran abad-21, guru harus memulai satu langkah perubahan yaitu merubah pola pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru menjadi pola pembelajaran yang berpusat pada siswa.

9 Hosnul Khotimah, dkk, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Teknik Mind Mapping Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SMP Kelas VIII”. Jurnal Jurusan-Biologi-Fakultas MIPA UM, 2015, hlm 1.

10 Resti Adelia Novitasari, “Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Taruna Bangsa Melalui Pendekatan Problem Based Learning Tahun Ajaran 2017/2017”. Jurnal Handayani (JH). Vol 7 (2) Juni 2017, hlm 82-91.

(21)

5

Pembelajaran IPA di SD dirasa tepat untuk mulai mengembangkan atau meningkatkan keterampilan abad-21. Melalui pembelajaran IPA, peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh, bermakna, autentik, dan aktif.

Berdasarkan pengamatan pada saat observasi di sekolah peneliti menemukan kendala pada proses pembelajaran IPA berbasis kecakapan abad-21 di kelas VI MI Darul Ulum Ngorok Kopang, terdapat kurangnya upaya yang dilakukan guru pada saat proses pembelajaran dan juga siswa yang masih kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga menjadikan beberapa siswa yang sulit menerima pelajaran dengan baik.11 Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara peneliti dengan guru yang menyatakan bahwa beliau masih belum mulai menerapkan pembelajaran berbasis kecakapan abad-21. Dimana pembelajaran berbasis kecakapan abad-21 harus menguasai setidaknya 4 kecakapan atau keterampilan abad-21 yaitu kecakapan berpikir kritis dalam memecahkan masalah, kecakapan inovatif dan kreatifitas, kecakapan berkomunikasi serta kecakapan berkolaborasi/bekerjasama.12

11 Observasi, MI Darul Ulum Ngorok, 11 April 2022.

12 Wali Kelas, Wawancara, Ngorok, Senin 11 April 2022

(22)

6

Maka upaya guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran harus dilakukan para guru. Karena peningkatan mutu pembelajaran akan memberi dampak terhadap mutu pendidikan nasional serta peningkatan mutu pembelajaran menuntut peran, fungsi dan tanggung jawab dari guru agar senantiasa melakukan upaya-upaya secara konkrit sehingga mutu pembelajaran di sekolah dapat semakin meningkat.13 Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran IPA Berbasis Kecakapan Abad- 21 Di Kelas VI MI Darul Ulum Ngorok Kopang Tahun Pelajaran 2021- 2022.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran IPA berbasis kecakapan abad-21 di kelas VI MI Darul Ulum Ngorok Kopang Tahun Pelajaran 2021-2022?

2. Apa saja tantangan yang di hadapi guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran IPA berbasis kecakapan abad-21 di kelas VI MI Darul Ulum Ngorok Kopang Tahun Pelajaran 2021-2022?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui upaya guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran IPA berbasis kecakapan abad-21 di kelas VI MI Darul Ulum Ngorok Kopang Tahun Pelajaran 2021-2022.

13 Afifatus Solikah, “Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran Pada Sekolah Unggulan” Volume 2(Desember 2014), hlm 176.

(23)

7

b. Untuk mengetahui tantangan yang di hadapi guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran IPA berbasis kecakapan abad-21 di kelas VI MI Darul Ulum Ngorok Kopang Tahun Pelajaran 2021- 2022.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan referensi, pengetahuan dan wawasan pada peneliti, serta dapat memberikan informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan upaya guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran berbasis kecakapan abad-21 di kelas VI SD.

b. Manfaat Praktis 1) Bagi Guru

Bermanfaat sebagai masukan kepada guru IPA khususnya, untuk mengembangkan dirinya sebagai guru yang berkompetensi baik dan profesional, bahwa sesungguhnya meningkatkan mutu pembelajaran IPA sangat penting untuk dilakukan guna meningkatkan mutu pendidikan dan mutu pembelajaran.

2) Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan serta dapat menjadi bahan evaluasi untuk pihak sekolah. Serta memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka

(24)

8

perbaikan proses pembelajaran guna meningkatkan mutu pembelajaran.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah upaya guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran IPA berbasis kecakapan abad-21 di kelas VI MI Darul Ulum Ngorok Kopang. Fokus peneliti pada penelitian ini adalah upaya yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran dan tantangan yang dihadapi pada saat proses pembelajaran.

2. Setting Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilakukan di MI Darul Ulum Ngorok Kopang yang terletak mpada Dusun Ngorok Desa Kopang Rembiga Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah, MI Darul Ulum ini tepat berada di sebelah barat dusun, berdekatan dengan sekolah SMKN 1 Kopang, sedangkan jalan menuju MI Darul Ulum ini melewati permukiman warga setempat.

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka merupakan kegiatan penelusuran terhadap penelitian terdahulu yang sekiranya berkaitan dengan apa yang akan menjadi fokus penelitian peneliti saat ini.

1. Shima Dewi Fauziah (NPM. 14115481) Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

(25)

9

Agama Islam Negeri Metro 2018. Skripsi “Upaya Guru dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Fiqh di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Metro”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Fiqih. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian diatas adalah upaya yang dilakukan guru Fiqih dalam peningkatan kualitas pembelajaran Fiqih sudah cukup baik. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan dari upaya-upaya yang telah dilakukan guru Fiqih dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Adapun persamaan dengan penelitian ini yaitu terdapat pada upaya guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, sedangkan letak perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah variabel ketiga yang berfokus pada pembelajaran Fiqih dengan tidak berbasis kecakapan abad-21.14

2. Desi Puspitasari (210615076) Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 2019. Skripsi “Pola Mengajar Guru dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Kelas IV MI Ma’ruf Patihan Wetan Tahun Ajaran 2018/2019”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola mengajar guru dan mutu pembelajaran di kelas IV MI Ma’arif Patihan Wetan berdasarkan pola mengajar guru yang

14 Shima Dewi Fauziah, “Upaya Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fiqh Di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Metro”, (Skripsi, FTIK IAIN Metro, 2018).

(26)

10

beragam. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian di atas adalah penelitian kualitatif studi kasus. Hasil penelitian diatas adalah guru mengajar dengan menerapkan pola mengajar yang beragam yaitu dengan menerapkan berbagai metode dan strategi pembelajaran disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Sehingga proses pembelajaran menjadi aktif, kreatif dan inovatif, serta proses pembelajaran berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dan juga dengan berbagai model pengajaran dapat meningkatkan mutu pembelajaran yang baik, karena dapat menerapkan berbagai inovasi dan kegiatan lainnya dalam proses pembelajaran. Adapun letak persamaan dengan penelitian ini terdapat pada keinginan untuk meningkatkan mutu pembelajaran, sedangkan letak perbedannya yaitu fokus membahas bagaimana pola atau cara guru dalam mengajar seperti menggunakan berbagai macam metode dan strategi pembelajaran serta tidak berbasis kecakapan abad-21.15

3. Penelitian yang dilakukan oleh Irma Luthfi Aini (NIM 14010410406) dari Universitas Negeri Semarang dengan judul

“Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran Make A Match Berbantu Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V SDN Kalibanteng Kidul 02 Semarang”. Tujuan penelitian diatas adalah untuk meningkatkan keterampilan

15 Desi Puspitasari, “Pola Mengajar Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di Kelas IV MI Ma’arif Patihan Wetan Tahun Pelajaran 2018/2019”, (Skripsi, FTIK IAIN Diponorogo, 2019).

(27)

11

mengajar guru, aktivitas belajar, serta hasil belajar siswa di kelas V melalui penerapan model pembelajaran make s match berbantu media audio visual. Metode penelitian diatas menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskripsif kualitatif. Hasil penelitiannya adalah keterampilan guru berjalan dengan sangat baik dan aktivitas siswa dapat dikatakan pada kategori sangat baik, sedangkan untuk ketuntasan belajar siswa juga meningkat. Adapun persamaan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah berfokus pada peningkatan mutu atau kualitas pembelajaran IPA di sekolah dasar (SD). Sedangkan untuk perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terdapat pada jenis metode penelitian yang digunakan dimana pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dan pada penelitian terdahulu menggunakan metode penelitian analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Dan perbedaan lain terdapat pada model yang digunakan dimana pada penelitian ini tidak menggunakan model pembelajaran akan tetapi pembelajaran berbasis kecakapan abad-21 sedangkan pada penelitian terdahulu menggunakan model pembelajaran make a match dan pembelajaran IPA tanpa berbasis kecakapan abad-21.16

16 Irma Luthfi Aini, “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran Make a Match Berbantu Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V SDN Kalibanteng Kidul 02 Semarang”, (Skripsi, Jurusan PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, 2014).

(28)

12 F. Kerangka Teori

1. Upaya Guru

a. Pengertian Upaya Guru

Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen yang menyatakan bahwa:

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.17

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia upaya adalah

“usaha, syarat untuk mencapai suatu maksud”.18 Poerwadarminta mengatakan bahwa upaya adalah usaha untuk menyampaikan maksud, akal dan ikhtiar. Peter Salim dan Yeni Salam mengatakan upaya adalah “bagian yang dimainkan oleh guru atau bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan”.19

Sedangkan “guru adalah orang yang melaksanakan pendidikan, memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik”.20 Peran guru sangat menentukan dalam upaya peningkatan mutu atau kualitas pendidikan. “Guru sebagai agen pembelajaran dituntut

17 Tim Redaksi, Himpunan Lengkap Undang-undang Republik Indonesia Tentang Guru dan Dosen, ( Yogyakarta: Laksana, 2018), hlm. 9.

18Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 1109.

19 Peter Salim dan Yeni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta Modern English Press, 2005), hlm 1187.

20 Imam Wahyudi, Mengejar Profesionalisme Guru, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012), hlm 16.

(29)

13

untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya dalam kerangka pembangunan pendidikan”.21

Dapat dipahami bahwa upaya guru adalah suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk menyampaikan suatu maksud, untuk memecahkan suatu persoalan atau suatu masalah yang terjadi ketika mengajarkan ilmu kepada peserta didik.

b. Jenis-Jenis Upaya Guru

Berjalannya proses pembelajaran dipengaruhi oleh adanya seorang guru yang secara langsung berinteraksi dengan siswa di dalam kelas dan keberhasilan dari suatu pembelajaranpun ditentukan oleh guru itu sendiri. “Gurulah yang memegang peranan yang sangat penting dalam membuat siswa mengerti dan paham mengenai pelajaran yang diajarkan”.22 Agar dapat melaksanakan fungsinya dengan baik dan dapat menjadi seorang guru yang mampu menciptakan pembelajaran yang memiliki kualitas, guru wajib memiliki suatu upaya tertentu.

Semua upaya guru dalam menampilkan wajah yang lebih baik dapat dilakukan dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit. Diantaranya sebagai berikut:

1. Meniatkan diri untuk memberikan ilmu dengan penuh cinta dan keikhlasan.

2. Menyampaikan ilmu dengan menarik dan penuh semangat.

3. Membiasakan diri bertanya untuk kemajuan diri.

4. Menjadikan kegiatan membaca sebagai kebiasaan sehari-hari.

21 Aan Hasanah, Pengambangan Profesi Guru, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), hlm.39.

22 Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), hlm. 13.

(30)

14

5. Mengikuti seminar dan training bila ada kesempatan.

6. Melanjutkan studi yang lebih tinggi jika memungkinkan.23

2. Mutu Pembelajaran

a. Pengertian Mutu Pembelajaran

Mutu juga dapat diartikan sebagai kadar atau tingkatan dari sesuatu, oleh karena itu mutu bisa mengandung pengertian tingkat baik buruknya kadar dan derajat atau taraf (kepandaian, kecakapan, dan sebagainya).24

Menurut pandangan Zamroni, dikatakan peningkatan mutu pembelajaran suatu proses yang sistematis yang terus menerus meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan faktor-faktor yang berkaitan dengan itu, dengan tujuan agar menjadi target yang dicapai dengan lebih efektif dan efisien.25 Mutu pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran disekolah dan hasil belajar yang mengikuti kebutuhan dan harapan stakeholder pendidikan.26

Dalam konteks pendidikan, konsep mutu di sini mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam “proses pendidikan“ yang bermutu terlibat berbagai input seperti: bahan ajar (kognitif, afektif atau psikomotorik), metodelogi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana, sekolah, dukungan administrasi

23 Muhammad Anwar, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), hlm.8

24 Ali L. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1996), h. 467.

25 Latifah Husein, Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional, (Yogjakarta:

Pustaka Baru Press, 2017), hlm. 57.

26 Fathul Arifin Toatubun dan Muhammad Rijal, Profesionalitas dan Mutu Pembelajaran, (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2018), hlm.102.

(31)

15

dan prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif.27

b. Komponen Mutu Pembelajaran

Komponen yang terkait dengan mutu pembelajaran adalah pertama, persiapan dan motivasi siswa. Kedua, kapasitas guru profesional dan kerjasama dalam organisasi sekolah. Ketiga, program mencakup relevansi isi dan alur proses pembelajaran.

Keempat struktur dan infrastruktur tersebut meliputi kecukupan dan efektivitas untuk mendukung proses pembelajaran. Kelima, partisipasi masyarakat dalam pengembangan program pendidikan sekolah.28

Berbicara tentang mutu pembelajaran berarti mempersoalkan bagaimana kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini telah berjalan dengan baik dan mampu menghasilkan lulusan yang diinginkan dan diharapkan. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran kita harus memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran.29 Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut:

1) Siswa dan guru 2) Kurikulum

3) Sarana dan prasarana pendidikan

27 Fathul Mujib, Diktat Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. (STAIN TULUNGAGUNG, 2008), hlm. 67.

28 Fathul Arifin Toatubun dan Muhammad Rijal, Profesionalitas dan Mutu..., hlm. 102.

29 Ibid, hlm. 103.

(32)

16

4) Manajemen sekolah, meliputi pengelolaan kelas, guru, siswa, sarana dan prasarana, peningkatan kedisiplinan dan kepemimpinan.

5) Pengelolaan proses pembelajaran, meliputi sikap guru, penguasaan materi dan penerapan strategi pembelajaran

6) Pengelolaan dana 7) Evaluasi

8) Kemitraan, meliputi hubungan sekolah dengan lembaga lain.30 c. Pendidikan IPA yang Bermutu

Mutu dapat dikatakan ada apabila telah memenuhi spesifikasi atau standar yang ada. Dalam konteks pendidikan, konsep mutu bersifat relative. Pendidikan yang bermutu dalam pendidikan IPA berarti pendidikan yang memberikan pengalaman pendidikan IPA kepada siswanya. Pendidikan IPA yang bermutu akan selalu berkaitan dengan standar, konsumen dan pengelolaannya. Standar pendidikan IPA disusun karena adanya kebutuhan masyarakat akan IPA bukan hanya sebagai ilmu tetapi sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk bertahan hidup.31

Standar pendidikan IPA bukan hanya berisi konten IPA tetapi juga meliputi standar pedagogi dalam mengajarkan IPA, standar profesi, standar program, standar asesmen, dan standar

30 Martinis Yamin dan Maisah. Manajemen Pembelajaran Kelas Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran, (Jakarta Gaung Persada, 2009), hlm. 164-166.

31 Mimin Nurjhani.K. “Manajeman Mutu Pendidikan IPA”, (Universitas Pendidikan Indonesia, 2007), hlm. 3.

(33)

17

sistem. Dari sejumlah standar ini tampaknya jika menginginkan mutu pendidikan IPA yang baik, semua yang terkait dalam penyelenggaraan pendidikan IPA yang bermutu harus memiliki standar. Semua pihak yang melaksanakan pendidikan IPA yang bermutu wajib mengetahui dan melaksanakannya.32

Adapun Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP) membuat standar nasional pendidikan yang termasuk di dalamnya pendidikan IPA terdiri atas:

1) Standar Kompetensi Lulusan 2) Standar Isi

3) Standar Proses 4) Standar Penilaian

5) Standar Pendidik dan Tenaga Pendidik 6) Standar Pengelolaan

7) Standar Sarana dan Prasarana 8) Standar Pembiayaan.33

d. Indikator Mutu Pendidikan IPA

Mutu pendidikan IPA di Indonesia dapat ditentukan oleh beberapa indikator. Indikator tersebut adalah: spesifikasi lulusan yang memenuhi standar kompetensi lulusan, spesifikasi guru IPA yang sesuai dengan standar kompetensi guru IPA, spesifikasi

32 Ibid,hlm. 3.

33 Kemendikbud, Indikator Mutu Dalam Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar Dan Menengah, (Kemendikbud, Dierktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 2017), hlm. 3.

(34)

18

penyelenggaraan pendidikan IPA, spesifiksi fasilitas belajar IPA, spesifikasi kepedulian masyarakat (orang tua, pemerintah, dunia kerja).34

Sekolah yang menyelenggarakan pendidikan IPA haruslah mengerti tujuan pendidikan IPA, karakter pendidikan IPA, standar pendidikan IPA, berapa lama pendidikan IPA harus diselenggarakan, dan sarana serta prasarana apa saja yang dibutuhkan untuk pendidikan IPA.35

Berdasarkan kastemer primer (siswa) pendidikan IPA yang bermutu haruslah benar-benar melatih seseorang mempelajari alam sekitar mereka secara menyenangkan, mudah dipahami, mudah dilakukan, mudah diterapkan, dapat digunakan baik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi maupun untuk bekerja. Sedangkan persepsi pendidikan IPA berdasarkan kastemer sekunder (orang tua siswa) pendidikan IPA yang bermutu berarti pendidikan yang mampu membuat siswa memperoleh nilai tinggi dalam pelajaran IPA, memberi kesempatan pada siswa untuk mengeskplor bidang studi secara lebih luas jika siswa melanjutkan ke perguruan tinggi, memberikan bekal kepada siswa untuk dapat mengapresiasi perkembangan teknologi dan tidak menuntut banyak biaya. 36

34 Mimin Nurjhani.K. “Manajeman Mutu..., hlm. 5.

35 Ibid,hlm. 4.

36 Ibid, hlm. 5.

(35)

19

Adapun indikator atau kriteria yang dapat dijadikan tolak ukur mutu pendidikan adalah sebagai berikut :

1) Hasil akhir pendidikan

2) Hasil langsung pendidikan, hasil langsung inilah yang dapat dipakai sebagai titik tolak pengukuran mutu pendidikan suaru lembaga pendidikan. Misalnya tes tertulis, daftar cek, anekdot, skala rating dan skala sikap.

3) Proses pendidikan

4) Instrumen input yaitu alat berinteraski dengan raw input (siswa).

5) Raw input dan lingkungan.37

Hasil pendidikan dikatakan bermutu apabila melahirkan keunggulan akademik dan ekstrakurikuler pada peserta didik yang dinyatakan lulus untuk jenjang pendidikan atau menyelesaikan program pembelajaran tertentu. Keunggulan akademik dinyatakan dengan nilai yang dicapai oleh peserta didik. Keunggulan ekstrakulikuler dinyatakan dengan aneka jenis keterampilan yang diperoleh selama mengikuti program esktrakulikuler. Diluar kerangka itu mutu luaran dapat dilihat dari nilai-nilai hidup yang dianut, moralitas, dorongan untuk maju, dan lain-lain yang diperoleh anak didik selama menjalani pendidikan.38

37 Sri Minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, (Jogjakarta: AR-Ruzz Media, 2011), hlm. 335.

38 Ibid, hlm 335.

(36)

20

Indikator mutu pembelajaran IPA meliputi proses dan hasil pembelajaran yaitu:

1) Perencanaan proses pembelajaran IPA yakni kemampuan guru dalam menyusun perangkat pembelajaran berupa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ini sangat penting karena dari sanalah siswa akan diarahkan menguasai tujuan pembelajaran melalui sejumlah kompetensi. Guru diharapkan memiliki kemampuan dalam merancang atau menyusun perangkat pembelajaran. Hal ini dikarenakan perencanaan pembelajaran sangat berpengaruh pada keterlaksanaan proses pembelajaran.39

2) Pelaksanaan proses pembelajaran IPA ini merupakan implementasi dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dibuat yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

3) Penilaian hasil pembelajaran dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian Kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar siswa dan memperbaiki hasil pembelajaran.

39 Sonya Rosida & Erman, “Tantangan Guru dalam Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Saintifik 5M di SMP” Pensa E-Jurnal: Pendidikan Sains, Vol. 9 No 2 Tahun 2021, hlm. 262-263.

(37)

21

4) Pengawasan proses pembelajaran adalah suatu proses yang luas yang dapat diterapkan pada manusia, benda dan organisasi.

Adapun pengawasan dalam pembelajaran meliputi:

a) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

b) Merumuskan tindakan koreksi, menyusun standar-standar pembelajaran dan sasaran-sasaran.

c) Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan baik institusi satuan pendidikan maupun proses pembelajaran.40

3. Pembelajaran IPA

a. Pengertian Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pembelajaran yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya mengenai penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep serta prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar (SD). Dalam proses pembelajarannya IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang diri sendiri dan segala sesuatu yang berkaitan dengan alam, di dalam pelaksanaan pembelajarannya tidak hanya

40 Saiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 147.

(38)

22

berfokus pada teori kegiatan yang di dalam kelas saja, tetapi siswa juga dapat melakukan kegiatan praktik sehingga siswa lain mendapatkan pengalaman secara langsung mengenai pembelajaran yang dilakukan dengan tingkat pemahaman yang lebih baik.41

Darmodjo dan Kaligis mengemukakan bahwa IPA sebagai suatu proses adalah upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam, sebagai suatu produk adalah upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam yang berupa prinsip-prsinip, teori- teori, hukum-hukum, konsep-konsep maupun faktor-faktor yang kesemuanya ditujukan untuk menjelaskan tentang berbagai gejala alam sebagai faktor IPA dapat mengubah sikap dan pandangan manusia terhadap semesta.42

Hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu:

1) Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, seta hubungan sebab akibat menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar,

2) Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah;

metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan,

3) Produk: berupa fakta, prinsip, teori dan hukum,

41 Resti Adelia Novitasari, “Peningkatan...., hlm 83.

42 Sulthon, “Pembelajaran IPA Yang Efektif dan Menyenangkan Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI)”, Jurnal Elementary, Vol. 4. No 1, Januari-Juni 2016, hlm. 43.

(39)

23

4) Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.43

b. Pembelajaran IPA SD/MI

Pendidikan IPA di SD dan SMP memiliki tiga tujuan umum. Tujuan pertama adalah mempersiapkan siswa untuk mempelajari ilmu pengetahuan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kedua, mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di dunia kerja dan untuk melakukan tugas di bidang pekerjaannya.

Ketiga, mempersiapkan siswa menjadi anggota masyarakat literasi sains. IPA juga dirancang untuk membantu siswa menjadi akrab dengan lingkungan fisik, biologi dan kimia lingkungan alam dan mengenali beragam sumber daya yang mewakili aset nusantara.44

Adapun materi pelajaran IPA kelas VI SD/MI yaitu makhluk hidup, energi dan perubahannya, dan tata surya.45

c. Tujuan Pembelajaran IPA SD/MI

Adapun tujuan pembelajaran IPA di SD/MI yaitu sebagai berikut:

1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, dan masyarakat.

2) Mengembangkan keterampilan proses untuk memeriksa lingkungan, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

43 Ibid, hlm.45.

44 Wahab Jufri, Belajar dan Pembelajaran Sains. (Bandung, Jawa Barat:

Pustaka Reka Cipta, 2017), hlm. 122.

45 Sriyono, dkk, “Ilmu Pengetahuan Alam 6”, (Jakarta:

(40)

24

3) Mengembangkan keterampilan proses untuk memeriksa lingkungan, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

4) Mengembangkan kesadaran akan peran dan pentingnya ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

5) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam kehidupan sehari-hari.

6) Ikut serta dalam pelestarian, perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup.

7) Menghargai dan mempelajari berbagai bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini.

8) Memperoleh pengetahuan, konsep, dan keterampilan ilmiah sebagai dasar untuk menempuh pendidikan tinggi pada jenjang yang lebih tinggi.

9) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ketingkat lebih tinggi.46

d. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA SD/MI

Ruang lingkup bahan kajian untuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional bahwa standar kompetensi lulusan mata pelajaran IPA meliputi aspek-aspek, antara lain:

46 Farida Nur Kumala, Pembelajaran IPA SD, (Cemorokandang, Kota Malang:

Ediide Infografi, 2016), hlm. 9. .

(41)

25

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan khususnya manusia, hewan dan tumbuhan serta interaksinya dengan lingkungan dan kesehatannya.

2) Benda, materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat dan gas.

3) Energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.

4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya dan benda-benda angkasa lainnya.47

4. Kecakapan Abad-21

a. Pembelajaran Abad-21

Abad ke-21 juga dikenal dengan masa pengetahuan (knowledge age), dalam era ini, semua alternative upaya pemenuhan kebutuhan hidup dalam berbagai konteks lebih berbasis pengetahuan. Upaya pemenuhan kebutuhan bidang pendidikan berbasis pengetahuan (knowledge based education), pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge based economic), pengembangan dan pemberdayaan masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based social empowering), dan

47 Sulistyorini, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Dasar.

(Unnes: Tiara Wacana, 2010), hlm.

(42)

26

pengembangan dalam bidang industri pun berbasis pengetahuan (knowledge based industry). 48

Pembelajaran di abad-21 harus dapat mempersiapkan generasi manusia Indonesia mendorong kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat.

Pembelajaran abad-21 sebenarnya adalah implikasi dari perkembangan masyarakat dari masa ke masa. Sebagaimana diketahui bahwa masyarakat berkembang dari masyarakat primitif ke masyarakat agraris, selanjutnya ke masyarakat industri, dan sekarang bergeser ke arah masyarakat informatif. Masyarakat informatif ditandai dengan berkembangnya digitalisasi. Oleh karena perkembangan digitalisasi yang semakin pesat di masyarakat, mau tidak mau pembelajaran di sekolah di Indonesia harus mengikuti perkembangan tersebut.49

Implikasi pada pembelajaran di sekolah-sekolah di Indonesia mengharuskan semua stageholder pendidikan harus menguasai ICT literacy skill. Guru, siswa, bahkan orangtua siswa harus melek teknologi dan media komunikasi, dapat melakukan

48 Etistika Yuni Wijaya, dkk. Transformasi Pendidikan Abad 21 Sebagai Tuntutan Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Era Global. (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016, Universitas Negeri Malang), hlm. 264.

49 Edi Syahputra, “Pembelajaran Abad-21 dan Penerapannya di Indonesia”, Jurnal Prosiding Seminar Nasional SINASTEKMAPAN, Vol 1, November 2018, hlm.

1277.

(43)

27

komunikasi yang efektif, berpikir kritis, dapat memecahkan masalah dan bisa berkolaborasi.50

Untuk mampu mengembangkan pembelajaran abad-21 ini ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan yaitu antara lain:

1) Tugas Utama Guru Sebagai Perencana Pembelajaran Sebagai fasilitator dan pengelola kelas maka tugas guru yang penting adalah dalam pembuatan RPP. RPP haruslah baik dan detail dan mampu menjelaskan semua proses yang akan terjadi dalam kelas termasuk proses penilaian dan target yang ingin dicapai. Dalam menyusun RPP, guru harus mampu mengkombinasikan antara target yang diminta dalam kurikulum nasional, pengembangan kecakapan abad-21 atau karakter nasional serta pemanfaatan teknologi dalam kelas.

2) Masukkan Unsur Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking)

Teknologi dalam hal ini khususnya internet akan sangat memudahkan siswa untuk memperoleh informasi dan jawaban dari persoalan yang disampaikan oleh guru. Untuk permasalahan yang bersifat pengetahuan dan pemahaman bisa dicari solusinya dengan sangat mudah dan ada kecenderungan bahwa siswa hanya menjadi pengumpul informasi. Guru harus mampu memberikan tugas ditingkat aplikasi, analisa, evaluasi

50 Ibid, hlm. 1277.

(44)

28

dan kreasi, hal ini akan mendorong siswa untuk berpikir kritis dan membaca informasi yang mereka kumpulkan sebelum menyelasikan tugas dari guru.51

3) Penerapan Pola Pendekatan Dan Model Pembelajaran Yang Bervariasi

Beberapa pendekatan pembelajaran seperti pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning), pembelajaran berbasis keingintahuan (Inquiry Based Learning) serta model pembelajaran silang (jigsaw) maupun model kelas terbalik (Flipped Classroom) dapat diterapkan oleh guru untuk memperkaya pengalaman belajar siswa (Learning Experience). Satu hal yang perlu dipahami bahwa siswa harus mengerti dan memahami hubungan antara ilmu yang dipelajari di sekolah dengan kehidupan nyata, siswa harus mampu menerapkan ilmunya untuk mencari solusi permasalahan dalam kehidupan nyata.

4) Integrasi Teknologi

Sekolah dimana siswa dan guru mempunyai akses teknologi yang baik harus mampu memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran, siswa harus terbiasa bekerja dengan teknologi seperti layaknya orang yang bekerja.

Seringkali guru mengeluhkan mengenai fasilitas teknologi yang

51 Sumarno, “Pembelajaran Kompetensi Abad 21 Menghadapi Era Society 5.0”, Jurnal SEMDIKJAR, 2019, hlm. 277-279.

(45)

29

belum mereka miliki, satu hal saja bahwa pengembangan pembelajaran abad-21 bisa dilakukan tanpa unsur teknologi, yang terpenting adalah guru yang baik yang bisa mengembangkan proses pembelajaran yang aktif dan kolaboratif, namun tentu saja guru harus berusaha untuk menguasai teknologinya terlebih dahulu. Hal yang paling mendasar yang harus diingat bahwasannya teknologi tidak akan menjadi alat bantu yang baik dan kuat apabila pola pembelajarannya masih tradisional.52

b. Kecakapan Abad-21

Bernie Trilling dan Charles Fadel (2009) berpendapat bahwa kecakapan abad-21 mencakup tiga macam, yaitu (1) life and career skills, (2) learning and innovation skills, dan (3) Information media and technology skills. Ketiga kecakapan tersebut diilustrasikan dalam sebuah skema yang disebut dengan pelangi kompetensi-pengetahuan abad-21 (21stcentury knowledge- skills rainbow). Gambar berikut ini menunjukkan skema pelangi kecakapan pengetahuan abad-21.53

52 Ibid, hlm. 277-279.

53 Etistika Yuni Wijaya, dkk. Transformasi Pendidikan..., hlm. 266.

(46)

30 Gambar 1.1

Pelangi Kecakapan Pengetahuan Abad-21

Penjelasan tentang keterampilan menurut Trilling and Fadel adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 1 Life and Career Skills (Keterampilan Hidup dan Berkarir)

Keterampilan Abad-21

Deskripsi Keterampilan

hidup dan berkarir

1. Fleksibilitas dan adaptabilitas: Siswa mampu mengadaptasi perubahan dan fleksibel dalam belajar dan berkegiatan dalam kelompok.

2. Memiliki inisiatif dan dapat mengatur diri sendiri: Siswa mampu mengelola tujuan dan waktu, bekerja secara independen dan menjadi siswa yang dapat mengatur diri sendiri.

3. Interaksi sosial dan antar-budaya: Siswa mampu berinteraksi dan bekerja secara efektif dengan kelompok yang beragam.

4. Produktivitas dan akuntabilitas: Siswa mampu mengelola proyek dan

(47)

31

menghasilkan produk.

5. Kepemimpinan dan tanggungjawab:

Siswa mampu memimpin teman-temannya dan bertanggungjawab kepada masyarakat luas.54

Tabel 1.2

Learning and Innovation Skills (Keterampilan Belajar dan Berinovasi)

Keterampilan Abad-21

Deskripsi Keterampilan

Belajar dan Berinovasi

1. Berpikir kritis dan mengatasi masalah: siswa mampu mengunakan berbagai alasan (reason) seperti induktif atau deduktif untuk berbagai situasi; menggunakan cara berpikir sistem;

membuat keputusan dan mengatasi masalah.

2. Komunikasi dan kolaborasi: siswa mampu berkomunikasi dengan jelas dan melakukan kolaborasi dengan anggota kelompok lainnya.

3. Kreativitas dan inovasi: siswa mampu berpikir kreatif, bekerja secara kreatif dan menciptakan inovasi baru.55

Tabel 1.3

Information Media and Technology Skills Keterampilan Teknologi dan Media Informasi

Keterampilan Abad-21

Deskripsi Keterampilan

teknologi dan media

informasi

1. Literasi informasi: siswa mampu mengakses informasi secara efektif (sumber informasi) dan efisien (waktunya); mengevaluasi informasi yang akan digunakan secara kritis dan kompeten;

mengunakan dan mengelola informasi secara akurat dan efektif untuk mengatasi masalah.

2. Literasi media: siswa mampu memilih dan mengembangkan media yang digunakan untuk berkomunikasi.

3. Literasi ICT: siswa mampu menganalisis media informasi; dan menciptakan media yang sesuai untuk melakukan komunikasi.56

54 Ibid, hlm. 268

55 Ibid, hlm 269.

(48)

32

Kecakapan abad-21 yang disosialisasikan Kemendikbud sebagaimana tercantum dalam buku panduan implementasi pembelajaran kecakapan abad-21 adalah seperti berikut ini:

1) Critical thinking and Problem Skill (Kecakapan Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah)

Critical thingking skill adalah kemampuan untuk berpikir secara logis, reflektif, sistematis dan produktif yang diaplikasikan dalam membuat pertimbangan dan mengambil keputusan yang baik. Berpikir kritis adalah mandiri, disiplin diri, memantau diri sendiri, meningkatkan proses berpikir sendiri.57

Keterampilan berpikir merupakan salah satu kecakapan hidup yang perlu dikembangkan melalui proses pendidikan.

Kemampuan seseorang dalam berpikir akan berpengaruh terhadap keberhasilan hidup seseorang karena kemampuan berpikir berkaitan dengan apa yang akan dikerjakan.

Pembelajaran berpikir pada proses pendidikan di sekolah tidak hanya menekankan pada akumulasi pengetahuan materi

56 Ibid, hlm. 269.

57 Sumarno, “Pembelajaran Kompetensi...., hlm. 278.

(49)

33

pelajaran, akan tetapi yang diutamakan adalah kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuannya sendiri.58

Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis yang memadai memiliki kemungkinan besar untuk dapat mempelajari masalah secara sistematis, menghadapi berjuta tantangan dengan cara terorganisasi, merumuskan pertanyaan inivatif, dan merancang penyelesaian yang dipandang relatif baru. Ciri dari mengajar untuk berpikir kritis meliputi:

a) Meningkatkan interaksi di antara para siswa sebagai pembelajar,

b) Dengan mengajukan pertanyaan open-inded,

c) Memberikan waktu kepada para siswa memberikan refleksi terhadap pertanyaan yang diajukan atau masalah-masalah yang diberikan, dan

d) Teaching for transfer (mengajar untuk dapat menggunakan kemampuan yang baru saja diperoleh situasi-situasi lain dan terhadap dan terhadap pengalaman sendiri yang para siswa miliki).59

2) Communication Skills (Kecakapan Berkomunikasi)

Keterampilan komunikasi adalah keterampilan individu untuk menyampaikan dan menerima pesan sesuai dengan

58 M. Bakrun. Peningkatan Proses Pembelajaran Dan Penilaian Pembelajaran Abad 21 Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran SMK. (Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidkan Dasar dan Menengah, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018), hlm. 16-17.

59 Ibid, hlm 20.

(50)

34

konteks. Komunikasi membantu siswa untuk mengartikulasi gagasan dan pikiran baik secara lisan, tertulis atau nonverbal dalm berbagai konteks dengan tujuan pendengar dapat menerima pesan dengan tepat dan efektif.60

Komunikasi dikatakan tepat apabila siswa mampu menyampaikan pesan sesuai dengan situasi dan konteks yang tengah dihadapi. Sementara itu, komunikasi dikategorikan efektif jika pendengar dengan mudah memahami isi pesan yang disampaikan pembaca.61

Kecakapan komunikasi dalam proses pembelajaran antara lain sebagai berikut, memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan multimedia. Kompetensi kecakapan berkomunikasi diantaranya seperti berikut ini.

a) Menggunakan kemampuan untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi, di dalam dan di luar kelas, maupun tertuang pada tulisan.

b) Menggunakan bahasa lisan yang sesuai konten dan konteks pembicaraan dengan lawan bicara atau yang diajak berkomunikasi.

c) Selain itu dalam komunikasi lisan diperlukan juga sikap untuk dapat mendengarkan, dan menghargai pendapat

60 Ibid, hlm. 27.

61 Trianto, “Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif”, (Jakarta:

Kencana, 2010), hlm. 108.

(51)

35

orang lain, selain pengetahuan terkait konten dan konteks pembicaraan.

d) Menggunakan alur pikir yang logis, terstruktur sesuai dengan kaidah yang berlaku.

e) Dalam abad-21 komunikasi tidak terbatas hanya pada satu bahasa, tetapi kemungkinan multi-bahasa.62

3) Creativity and Innovation (Kreativitas dan Inovasi)

Kreativitas merupakan aktivitas menemukan ide/ gagasan kreatif untuk menghasilkan suatu produk, memgembangkan ide/gagasan kreatif untuk menghasilkan suatu produk, merancang ide/gagasan secara kreatif untuk menghasilkan suatu produk, memproduksi dan mengimplementasikan produk yang telah diproduksi secara luas dan mengevaluasi hasil kegiatan implementasi yang telah dilaksanakan untuk disempurnakan.63

Beberapa kompetensi terkait kreativitas yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran sebagai berikut:

a) Memiliki kemampuan dalam mengembangkan, melaksanakan dan menyampaikan gagasan-gagasan baru secara lisan atau tulisan

b) Bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda

62 Sumarno, “Pembelajaran Kompetensi...., hlm. 279.

63 M. Bakrun. Peningkatan Proses Pembelajaran..., hlm. 37.

(52)

36

c) Mampu mengungkapkan ide-ide kreatif secara konseptual dan praktis

d) Penggunaan konsep atau pengetahuan dalam situasi baru dan berbeda, baik dalam topik terkait, antar topik, maupun dalam masalah kontekstual

e) Menggunakan kegagalan sebagai sarana belajar.64 4) Collaboration (Kolaborasi)

Collaboration merupakan keterampilan bekerjasama dalam kelompok. Bertanggung jawab atas tugas yang diperoleh dari kelompok, menghargai ide/gagasan yang disampaikan oleh orang lain baik secara lisan, tertulis, maupun menggunakan media digital.65

Kecakapan kolaborasi dalam proses pembelajaran merupakan suatu bentuk kerjasama dengan satu sama lain saling membantu dan melengkapi untuk melakukan tugas-tugas tertentu agar diperoleh suatu tujuan yang telah ditentukan.

Kompetensi terkait dengan kecakapan kolaborasi dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut.

a) Memiliki kemampuan dalam kerjasama berkelompok.

b) Beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggung jawab, bekerja secara produktif dengan yang lain.

c) Memiliki empati dan menghormati perspektif berbeda.

64 Sumarno, “Pembelajaran Kompetensi...., hlm. 279.

65 M. Bakrun. Peningkatan Proses Pembelajaran..., hlm. 36.

(53)

37

d) Mampu berkompromi dengan anggota yang lain dalam kelompok demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.66 c. Prinsip Pembelajaran Abad-21

Jennifer Nichols mengemukakan 4 prinsip pokok pembelajaran abad-21 yang dijelaskan dan dikembangkan seperti berikut ini:

1) Instruction should be student-centered

Pengembangan pembelajaran seyogyanya menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa ditempatkan sebagai subyek pembelajaran yang secara aktif mengembangkan minat dan potensi yang dimilikinya. Siswa tidak lagi dituntut untuk mendengarkan dan menghafal materi pelajaran yang diberikan guru, tetapi berupaya mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, sesuai dengan kapasitas dan tingkat perkembangan berfikirnya, sambil diajak berkontribusi untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang terjadi di masyarakat.

2) Education should be collaborative

Siswa harus dibelajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain. Berkolaborasi dengan orang-orang yang berbeda dalam latar budaya dan nilai-nilai yang dianutnya. Dalam menggali informasi dan membangun makna, siswa perlu

66 Sumarno, “Pembelajaran Kompetensi...., hlm. 279.

Gambar

Tabel 1.1 Life and Career Skills  ............................................   .......................
Tabel 1.1  1 Life and Career Skills (Keterampilan Hidup dan  Berkarir)
Tabel  memuat  cara  perkembangbiakan  bunga

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi Fungsi-fungsi Manajemen dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Darul Amanah Kalianda, Lampung Selatan. Manajemen kurikulum dan

Ali Sibram Malisi, M.Ag (...) Sekretaris Sidang/Anggota.. Upaya Guru Kelas Bersertifikasi Berlatar Belakang PAI dalam Pembelajaran Tematik di MIS Darul Ulum Palangka

Namun terlepas dari itu pesantren modern Darul Ulum bukan tidak menerapakan metode-metode lain, ada, tapi tergantung kondisi dan guru/teungku yang mengajar, misalnya

Upaya Guru Aqidah Akhlak dalam Menanamkan Aqidah di MI Darul Aman Kecamatan Bati-Bati, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan..

Upaya guru dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam yaitu dengan penggunaan kurikulum yang tepat, menyiapkan pembelajaran sesuai dengan kurikulum, tenaga mengajar

Upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu guru sudah maksimal, dimana kepala sekolah telah menyediakan fasilitas pendidikan untuk guru dalam penerapan proses belajar

Jurnal Pendidikan Tambusai 582 Strategi Kepala Sekolah dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Robiyono1, Yasir Arafat2, Andi Arif Setiawan3 1Sekolah Dasar Negeri 13 Muara

Upaya sosialisasi profil sekolah MI Darul Ulum yaitu: 1 sosialisasi melalui media cetak bulletin sekolah, kalender, artikel, pamphlet dan brosur, 2 sosialisasi melalui media sosial