DAMPAK DAMPAK DAMPAK PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
TAHAP PRA KONSTRUKSI 1.Persepsi
masyarakat persepsi
masyarakat Ada tidaknya konflik masyarakat setempat terhadap rencana
sosialisasi, dan investigasi awal saat melakukan survey lapangan.
- Melakukan sosialisasi kepada masyarakat di sekitar lokasi kerjasama dengan aparat desa, aparat Kecamatan, dan tokoh masyarakat.
- Menampung usulan- usulan masyarakat - Melakukan
pemberitahuan lebih awal ke masyarakat di sekitar proyek tentang akan adanya kegiatan survey dan investigasi awal.
- Survei investigasi awal dilakukan secara terbuka sehingga masyarakat sekitar dapat melihat secara langsung dan memberikan masukkan teknis.
- Memberikan informasi yang benar dan transparan
Lokasi Pengelolaan lingkungan dilakukan di area usaha
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari setiap tahap pra konstruksi
Memantau hubungan antara pemrakarsa dan desa
Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan RT 002/RW 001 Kelurahan Tanjungsari Jenangan
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap bulan selama tahap pra konstruksi
a. Pemilik : Bapak Heru Agus Setyo
Herlambang b. Instansi Pengawas
Lurah Tanjungsari, DLH Kab. Ponorogo c. Instansi Penerima
Laporan Lurah Tanjungsari, DLH Kab. Ponorogo
2. Proses Perizinan
Penyusunan rencana pembangunan usaha dan pembuatan rancang bangun
Respon masyarakat terhadap implementasi rencana
pembangunan oleh pemrakarsa
- Melakukan yang diperlukan dengan aparat setempat terkait dengan kegiatan suvei dan investigasi awal di lapangan
- Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan aparat pemerintah desa di RT 002/ RW 001
Area Terdampak
Pada tahap pra konstruksi
Pengukuran dan pengamatan lapangan (kuisioner)
Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan RT 02 /RW 01 Kelurahan Tanjungsari Jenangan
Dilakukan dalam tahap pra konstruksi
a. Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo
Herlambang b. Instansi Pengawas
Lurah Tanjungsari,, DLH Kab. Ponorogo c. Instansi Penerima
Laporan Lurah Tanjungsari, DLH
PEMANTAUAN Desa Ngrupit
Kecamatan Jenangan
Kab. Ponorogo
Penyusunan UKL-UPL pengurusan perizinan (IMB), dan beserta legalitas yang lain
Perizinan di Kabupaten Ponorogo
- Melakukan perizinan yang diperlukan dengan aparat setempat terkait dengan kegiatan survey dan investigasi awal di lapangan
- Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan aparat pemerintah desa di RT 002/RW 001 Kelurahan Tanjungsari Kecamatan Jenangan
Area
Terdampak Pada tahap pra
konstruksi Pengukuran dan pengamatan lapangan (kuesionar)
Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan RT 002/RW 001 Kelurahan Tanjungsari kecamatan Jenangan
Dilakukan dalam tahap pra konstruksi
a. Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo
Herlambang b. Instansi Pengawas
Lurah Tanjungsari, DLH Kab. Ponorogo c. Instansi Penerima
Laporan Lurah Tanjungsari, DLH Kab. Ponorogo, DPMTSP TAHAP KONSTRUKSI
1. Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja
Persepsi masayarakat
- Ada tidaknya konflik masyarakat setempat terhadap rencana pembukaan lowongan pekerjaan untuk masayarakat setempat - Adanya
keluhan dari masyarakat sekitar lokasi
- Koordinasi dengan desa setempat dalam perekrutan tenaga kerja - Melaksanakan dan
menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar lokasi - Membina hubungan
yang harmonis, berkomunikasi aktif dengan pemerintah desa setempat
- Melaksanakan kegiatan Konstruksi secara transparan dan terbuka - Melakukan Coorporate
Social Responsibility (CSR) . bina lingkungan (memberikan fasilitas kebutuhan warga sesuai dengan kemampuan dan anggaran dari
perusahaan)
Lokasi Pengelolaan lingkungan dilakukan di area usaha
Periode
pelaksanaan selama masa konstruksi
- Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar - Memantau
hubungan antara pemrakarsa, masyarakat dan desa
Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan RT 002/RW 001 Kelurahan Tanjungsari Kecamatan Jenangan
Waktu Pelaksanaan dilakukan setiap bulan selama tahap konstruksi
a. Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo
Herlambang b. Instansi Pengawas
Lurah Tanjungsari, Disnaker Kab.
Ponorogo, DLH Kab.
Ponorogo
c. Instansi Penerima:
Disnaker Kab.
Ponorogo, DLH Kab.
Ponorogo
PEMANTAUAN Tingkatan
pendapatan masyarakat
Penyerapan kerja sehingga tingkat pengangguran semakin sedikit dan pendapatan masyarakat semakin meningkat
1. Mengutamakan penggunaan tenaga lokal secara proporsional sesuai jenis pekerjaan 2. Perlindungan dan
jaminan sosial serta kesehatan terhadap tenaga kerja yang berlaku
3. Penggunaan tenaga kerja menggunakan kontrak kerja yang berlaku
4. Pemberian upah minimal sesuai Upah Minimum Kabupaten (UMK) Ponorogo
Lingkungan sekitar usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang
Selama Masa konstruksi
Observasi dan Wawancara
Lingkungan sekitar usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang
Selama masa Konstruksi
a. Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo
Herlambang b. Instansi Pengawas
Lurah Tanjungsari, Disnaker, DLH Kab.
Ponorogo c. Instansi Penerima
Disnaker, DLH Kab.
Ponorogo
2. Kegiatan mobilisasi kendaraan pengangkat Bahan baku konstruksi serta kendaraan karyawan
Penurunan Kualitas Udara
Jenis dampak yang terjadi adalah penurunan kualitas udara ambien dan udara emisi di lokasi kegiatan
- Kegiatan ini diupayakan menggunakan
truck/dump truck yang dilengkapi dengan cover - Pembahasan pada
penimbunan material - Pembersihan dan truk
material proyek sebelum keluar lokasi proyek dan pembersihan jalan di sekitar proyek yang dilewati kendaran material
- Mempertahankan keberadaan vegetasi yang tidak mengganggu proses konstruksi
Areal usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang dan lingkungan sekitar
Selama Masa konstruksi
Observasi dan Analisis laboratorium
Lingkungan sekitar usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang
Selama masa Konstruksi
a. Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo
Herlambang b. Instansi Pengawas
DLH Kab. Ponorogo c. Instansi Penerima
DLH Kab. Ponorogo
PEMANTAUAN - Penyediaan Ruang
terbuka Hijau (RTH) minimal 20% dari total lahan yang dimiliki - Penyiraman areal di sekitar pabrik yang menghasilkan debu secara berkala terutama pada musim kemarau - Penggunaan kendaraan
pengangkut yang lulus uji emisi
- Penutupan Areal Proyek dengan tapak pagar/seng
Peningkatan
Kebisingan
Tolok ukur untuk pengelolaan kebisingan di lingkungan yaitu baku mutu kebisingan di lingkungan usaha adalah 70 dBA sedangkan di lingkungan pemukiman 55 dBA
1. Pemilihan kendaraan pengangkut barang konstruksi yang telah lulus uji emisi
2. Melakukan penambahan berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai tajuk yang tebal dan berdaun rindang dengan berbagai strata yang cukup rapat dan tinggi untuk mengurangi kebisingan
Pengelolaan dilakukan di lingkungan tempat parkir,area produksi dan ruang terbuka hijau.
Selama Masa
konstruksi 1. Pengukuran langsung (insitu) terhadap intensitas kebisingan di dalam ruangan dengan menggunakan laboratorium terakreditasi.
2 Pengukuran langsung (insitu) terhadap intensitas kebisingan di lingkungan usaha (site) dengan menggunakan alat Sound Level Meter mengaku pada lampiran II Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Lokasi pemantauan dilakukan di lingkungan usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang
Selama masa Konstruksi
a. Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo
Herlambang b. Instansi Pengawas
DLH Kab. Ponorogo c. Instansi Penerima
DLH Kab. Ponorogo
PEMANTAUAN Hidup Nomor 48
Tahun 1996 (metoda pengukuran, perhitungan, dan evaluasi tingkat kebisingan lingkungan) memantau secara visual terhadap kegiatan penanaman berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai tajuk yang tebal dan berdaun rindang 3. Memantau
terhadap pemilihan kendaraan 4.Mendokumentasi
kan kegiatan konstruksi (dengan foto/media audiovisual) Gangguan lalu
lintas dan kemacetan
Kasus kecelakaan lalu lintas dan kemacetan di sekitar lokasi.
1. Pengaturan kendaraan oleh petugas
2. Penyediaan lahan parkir yang memadai
3. Penempatan papan nama perusahaan di depan areal usaha 4. Adanya bangkitan /
rambu lalu lintas di sekitar usaha
Areal sekitar usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang
Selama konstruksi Pengamatan Lapangan dengan perhitungan kendaraan yang melintas per 6 jam
Areal sekitar usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang
Selama masa konstruksi
a. Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo
Herlambang b. Instansi Pengawas
Dishub , Polsek setempat
c. Instansi Penerima Laporan : Dishub, Polsek setempat
PEMANTAUAN 5. Penempatan lampu
penerangan jalan yang memadai di sekitar areal usaha
6. Penutupan bak kendaraan pengangkut dengan terpal yang memadai
Kecelakaan kerja dan penurunan Tingkat kesehatan Pekerja
Kasus kecelakaan kerja dan tingkat kesakitan pekerja
1. Menerapkan system Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap tenaga kerja.
2. Mewajibkan fasilitas Asuransi kesehatan kerja, bekerjasama dengan Badan Penyelenggara jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan regional setempat untuk karyawan yang bekerja.
3. Penyediaan kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)\
4. Melengkapi karyawan dengan Alat Pelindung Diri (APD) seperti : masker, helm, earplug, sepatu boot, sarung tangan.
5. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku
Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di area konstruksi
Periode pelaksanaan penerapan system Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu setiap hari pada proses konstruksi sampai selesainya tahap ini.
1. Memantau penerapan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap karyawan 2. Memantau
kesehatan tanaga kerja yang bekerjasama dengan Badan Penyelenggara jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan Regional setempat.
Lokasi pemantauan lingkugan dilakukan di area usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap bulan selama tahap konstruksi
a. Pelaksana: Bapak Heru Agus Setyo Herlambang selaku pemrakarsa b. Instansi Pengawas
yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo dan Disnaker kab.
Ponorogo c. Instansi Penerima
Laporan yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo dan Disnaker kab.
Ponorogo
PEMANTAUAN Timbunan
Limbah bahan berbahaya dan Beracun (B3)
Tingkat Pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
1. Mencatat limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dihasilkan dan yang diangkut pihak ketiga dalam tempat limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3).
2. Mengemas limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai dengan jenisnya dalam kemasan khusus yang diberi symbol dan label.
3. Penyimpanan sementara limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) di Tempat Penampungan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) berizin (tidak lebih dari lama waktu simpan yang diizinkan) 4. Memberikan daftar
symbol-simbol Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) pada tembok di tempat penampungan sementara limbah, menambahkan Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan limbah, Alat Pelindung Diri (APD), Alat Pemadam Api Ringan (APAR), dan kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) 5. Pengangkutan limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dilakukan oleh pengangkut limbah
Pengelolaan di lakukan pada Tempat Penampungan Semenatara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Dilakukan setiap hari selama tahap konstruksi selama timbulnya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
1. Memantau kegiatan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (Pencatatan, pengemasan, pelabelan, penyimpanan sementara) 2. Memantau
volume dan lama penyimpanan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
3. Memantau kegiatan pengangkutan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan dokumen limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (manifest) 4. Mendokumenta-
sikan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovisual)
Di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap timbulnya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) untuk kegiatan pengelolaan, setiap tiga bulan untuk kegiatan penyimpanan.
a. Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo
Herlambang b. Instansi Pengawas
yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo c. Instansi Penerima
Laporan (DLH) Kabupaten Ponorogo
PEMANTAUAN Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) yang berizin dilengkapi dengan dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (manifest).
6. Membuat neraka limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) disesuaikan dengan acuan Permen Lingkungan hidup nomor 02 Tahun 2008 tentang Pemanfaatan limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
Persepsi Masyarakat
- Ada tidaknya konflik masyarakat terhadap kegiatan Mobilisasi Kendaraan Pengangkut Bahan baku Konstruksi
- Koordinasi dengan desa setempat dalam Kegiatan Mobilisasi Kendaraan Pengangkut Bahan Baku Konstruksi Serta Kendaraan
Lokasi Pengelolaan lingkungan dilakukan di area usaha
Periode
pelaksanaan selama masa konstruksi
- Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar - Memantau
hubungan antara pemrakarsa, masyarakat dan desa
Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan di, RT.002/RW 001 Kelurahan Tanjungsari
Waktu Pelaksanaan dilakukan setiap bulan selama tahap konstruksi
a. Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo
Herlambang b. Instansi Pengawas,
Lurah Tanjungsari, DLH Kabupaten Ponorogo c. Instansi Penerima
Laporan (DLH) Kabupaten Ponorogo proyek dan pembersihan
jalan di sekitar proyek yang dilewati kendaraan material
- Mempertahankan keberadaan vegetasi yang tidak mengganggu proses kontruksi
- Penyediaan ruang terbuka hijau (RTH) minimal 20% dari total lahan yang dimiliki
PEMANTAUAN - Penyiraman areal di
sekitar pabrik yang menghasilkan debu secara berkala terutama pada musim kemarau - Penggunaan kendaraan
pengangkut yang lulus uji emisi
- Penutupan areal proyek dengan tapak pagar/ seng Peningkatan
Kebisingan
Tolok ukur untuk pengelolaan kebisingan di lingkungan usaha
- Pemilihan kendaran pengangkut barang konstruksi yang telah lulus uji emisi - Mealakukan
penambahan berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai tajuk yang tebal dan berdaun rindang.
Pengelolaan dilakukan di jalan lingkungan, tempat parker, area konstruksi dan ruang terbuka hijau.
Selama masa konstruksi
1. Pengukuran langsung (insitu) terhadap intensitas kebisingan di dalam ruangan dengan menggunakan laboratorium terakreditasi.
2. Pengukuran langsung (insitu) terhadap intensitas kebisingan di lingkungan pabrik
Lokasi pemantauan dilakukan di lingkungan usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang
Selama masa konstruksi
a. Pelaksana: Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas
yaitu DLH Kabupaten Ponorogo
c. Instansi Penerima DLH Kabupaten Ponorogo
Persepsi
Masyarakat - Ada tidaknya konflik masyarakat setempat terhadap rencana pembukaan lowongan pekerjaan untuk masyarakat setempat - Adanya
keluhan dari masyarakat
- Koordinasi dengan desa setempat dalam perekrutan tenaga kerja - Melaksanakan dan
menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar lokasi - Membina hubungan
yang harmonis, berkomunikasi aktif dengan pemerintah desa setempat
- Melaksanakan kegiatan
Lokasi Pengelolaan Lingkungan dilakukan di area usaha
Periode
pelaksanaan selama masa konstruksi
- Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar - Memantau
hubungan anatar pemrakarsa, masyarakat dan desa
Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan RT 002/RW 001 Kelurahan Tanjungsari
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap bulan selama tahap konstruksi
a.Instansi Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas Lurah Tanjungsari, DLH Kab. Ponorogo c. Instansi Penerima
Laporan Camat Jenangan DLH Kab.
Ponorogo
PEMANTAUAN sekitar lokasi konstruksi secara
transparan dan terbuka - Melakukan Coorporate
Social Responsibility (CSR) / bina Lingkungan
(memberikan fasilitas kebutuhan warga sesuai dengan kemampuan dan anggaran dari
perusahaan) 4. Kegiatan
Pembangun an Sarana dan Prasarana
Penurunan
Kualitas Udara Jenis dampak yang terjadi adalah penurunan kualitas udara ambien dan udara emisi di lokasi kegiatan
- Kegiatan ini diupayakan menggunakan
truc/dump truck yang dilengkapi dengan cover - Pembasahan pada
penimbunan material - Pembersihan ban truk
material proyek sebelum keluar lokasi proyek dan pembersihan jalan di sekitar proyek yang dilewati kendaraan material
- Mempertahankan keberadaan vegetasi yang tidak mengganggu proses konstruksi - Penyediaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) minimal 20% dari total lahan yang dimiliki - Penyimpanan areal di
sekitar pabrik yang menghasilkan debu secara berkala terutama pada musim kemarau
Areal pabrik milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang dan lingkungan sekitar
Selama masa
konstruksi Observasi dan
analisis laboratorium Areal Usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang dan lingkungan sekitar
Sealama masa
konstruksi a. Instansi Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas:
DLH Kab. Ponorogo c. Instansi Penerima ;
DLH Kab. Ponorogo
PEMANTAUAN - Penggunaan kendaraan
pengangkut yang lulus uji emisi
- Penutupan areal proyek dengan tapak pagar/seng Peningkatan
Kebisingan
Timbulnya suara bising yang menyebabkan gangguan kenyamanan warga
Pengaturan jam kegiatan pengadaan dan pengangkutan material dan diupayakan tidak menggunakan jalan di pemukiman/
perkampungan
Area dalam batas usaha dan sekitarnya
Pada tahap konstruksi sampai dengan selesainya tahap ini
Pengukuran Lapangan dengan alat penghitung nilai kebisingan (Sound Level Meter) dengan acuan Kep.
Men. LH No.
48/MENLH/11/199 6 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
Area dalam batas usaha dan sekitarnya
1 kali dalam 35 hari untuk kegiatan sarana dan prasarana
a. Instansi Bapak Heru Agus Setyo
Herlambang b. Instansi Pengawas
Lurah Tanjungsari, DLH Kab. Ponorogo c. Instansi Penerima ;
DLH Kab. Ponorogo
Timbulan
Sampah - Volume
material/sampa h yang dihasilkan oleh karyawan sebanyak 4 orang diperkirakan mencapai ± 4 kg/hari material Organik maupun Anorganik.
-
1. Penggunaan kembali sisa material yang masih bisa dipakai.
2. Pemilahan sampah organik, anorganik, dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 3. Limbah sampah
domestik dibuang ke bak sampah yang representative yang ditempatkan di beberapa titik di areal usaha dalam jumlah yang proporsional
4. Pembersihan areal usaha secara berkala oleh petugas
5. Adanya papan larangan membuang sampah secara sembarangan di areal dan di luar areal usaha
Areal usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang dan lingkungan sekitar
Selama masa
konstruksi 1. Memantau terhadap timbulan sampah 2. Mendokumen-
tasikan kegiatan pengelolaan (dengan foto/
media audiovisual)
Areal usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang dan lingkungan sekitar
Selama masa
konstruksi a. Instansi Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang
b. Instansi Pengawas DLH Kab. Ponorogo, Polsek setempat c. Instansi Penerima
Laporan DLH Kab.
Ponorogo,
Penurunan Pengelolaan 1. Pembuatan septictank Lokasi Pemeliharaan 1. Memantau Lokasi Waktu a. Instansi Pelaksana
PEMANTAUAN Kualitas Air
Permukaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
sesuai SNI untuk limbah cair domestik
2. Pembuatan sumur resapan khususnya untuk resapan run off 3. mengupayakan
pemanfaatan air hujan untuk kegiatan domestik atau kegiatan lainnya 4. pembuatan saluran
drainase sesuai ketentuan teknis yang berlaku dan terintegrasi dengan saluran drainase sekitanya
5. mengupayakan pemanfaatan kembali air hujan
6. pemeliharaan saluran drainase secara berkala 7. Pencegahan limbah
Bahan berbahaya dan Beracun (B3) atau bahan Bahan Berbahaya dan beracun (B3) masuk ke saluran drainase 8. Pembuatan tempat
pengendapan agar debu yang terlarut tidak langsung terbawa ke media air sesuai ketentuan yang berlaku 9. Penempatan pelumas
yang digunakan dalam tempat yang kedap air dan dalam bangunan khusus penyimpanan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
pengelolaan lingkungan dilakukan di sumber air limbah domestik (toilet), tangki septik dan saluran pembuangan, area penyimpanan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan bengkel
dilakukan setiap hari selama tahap konstruksi
kelayakan fungsi tangki septik 2. Memantau
keberadaan pelumas dalam tempatnya apakah terjadi kebocoran / tidak
3. Mendokumentas ikan kegiatan pengelolaan (dengan foto / media audiovisual)
pemantauan lingkungan dilakukan di saluran air limbah domestik dan badan air penerima
pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap konstruksi, sampling kualitas air bersih dilakukan setiap bulan dan
pendokumenta sian kegiatan pengelolaan setiap bulan
Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b.Instansi Pengawas :
DLH Kab. Ponorogo
c. Instansi Penerima : DLH Kab. Ponorogo
Kecelakaan Kerja dan Penurunan Tingkat
Kasus kecelakaan kerja dan tingkat kesehatan pekerja
1. Menerapkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap tenaga kerja
Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di
Periode pelaksanaan penerapan sistem keselamatan dan
1. Memantau penerapan sistem
keselamatan dan
Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan di
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap bulan
a. Instansi Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang selaku pemrakarsa
PEMANTAUAN Kesehatan
Pekerja
2. Mewajibkan fasilitas asuransi kesehatan kerja, bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ketenagakerjaan regional setempat untuk karyawan yang bekerja 3. Penyediaan kotak
pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) 4. Melengkapi karyawan
dengan Alat pelindung Diri (APD) seperti : masker, helm, earplug, sepatu boot, sarung tangan
5. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku
area konstruksi kesehatan kerja (K3) yaitu setiap hari pada proses konstruksi sampai selesainya tahap ini
kesehatan kerja (K3) terhadap karyawan 2. Memantau
kesehatan tenaga kerja yang bekerja sama dengan Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Regional setempat
area usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang
selama tahap konstruksi
b. Instansi Pengawas , yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo dan Dinas Tenaga Kerja Kab.
Ponorogo c. Instansi Penerima
Laporan yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo dan Dinas Tenaga Kerja Kab.
Ponorogo
Persepsi
masyarakat - Ada tidaknya konflik masyarakat setempat terhadap kegiatan pemadatan lahan - Adanya keluhan dari masyarakat sekitar lokasi
- Koordinasi dengan desa setempat dalam kegiatan pemadatan lahan - Melaksanakan dan
menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar lokasi
- Membina hubungan yang harmonis, berkomunikasi aktif dengan pemerintah desa setempat
- Melaksanakan kegiatan konstruksi secara transparan dan terbuka - Melakukan Coorporate Social Responsibility (CSR) / bina lingkungan (memberikan fasilitas
Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di area pabrik
Periode pelaksanaan selama kegiatan pembangunan sarana dan prasarana
- Observasi dan wawancara dengan
masyarakat sekitar - Memantau
hubungan antara pemrakarsa masyarakat dan desa
Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan RT 002/RW 001 Kelurahan Tanjungsari
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap bulan selama kegiatan pembangunan sarana dan prasarana
a. Instansi Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas:
DLH Kab. Ponorogo c. Instansi Penerima,
DLH Kab. Ponorogo
PEMANTAUAN kebutuhan warga sesuai
dengan kemampuan dan anggaran dari
perusahaan) TAHAP OPERASIONAL
1. Kegiatan produksi pencucian pasir
Persepsi Masyarakat
Ada tidaknya konflik masyarakat setempat terhadap kegiatan pemurnian pasir
- Melakukan sosialisasi kepada masyarakat di sekitar lokasi kerjasama dengan aparat desa, aparat kecamatan dan tokoh masyarakat - Menampung usulan-
usulan masyarakat - Memberikan informasi
yang benar dan transparan
Area dalam batas usaha dan sekitarnya
Pada tahap konstruksi sampai dengan selesainya tahap ini
Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar
Lokasi pemantauan lingkungan RT 002 RW 001 Kelurahan Tanjungsari
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap bulan selama kegiatan pemurnian pasir
a. Instansi Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas ,
Lurah Tanjungsari, DLH Kab. Ponorogo c. Instansi Penerima
Laporan Camat Jenangan, DLH Kab.
Ponorogo Tingkat
Pendapatan masyarakat
Penyerapan tenaga kerja sehingga tingkat pengangguran semakin sedikit dan pendapatan masyarakat semakin meningkat
1. Mengutamakan penggunaan tenaga lokal secara proporsional sesuai jenis pekerjaan 2. Perlindungan dan
jaminan sosial serta kesehatan terhadap Tenaga kerja yang berlaku
3. Penggunaan tenaga kerja menggunakan kontrak kerja yang berlaku
4. Pemberian upah minimal sesuai upah minimum kabupaten (UMK) Ponorogo
Lingkungan sekitar usaha Bapak Heru Agus Setyo Herlambang
Selama masa
operasional Observasi dan
wawancara Lingkungan sekitar usaha Bapak Heru Agus Setyo Herlambang
Selama masa
operasional a. Instansi Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas ,
Lurah Tanjungsari, DLH Kab. Ponorogo c. Instansi Penerima
Laporan Camat Jenangan, DLH Kab.
Ponorogo
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PEMANTAAUAN LINGKUNGAN HIDUP
BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
Penurunan kualitas udara Ambien
Tingkat penurunan kualitas udara
- Menanam vegetasi yang berdaun rindang untuk mengadsorpsi debu yang dihasilkan oleh kegiatan - Melakukan penghijauan di area lokasi kegiatan - Pengaturan kendaraan
yang keluar masuk lokasi kegiatan - Penggunaan masker
pada pekerja yang langsung kontak dengan baagiaan produksi - Penyiraman lokasi
kegiatan terutama pada musim kemarau - Penutupan kendaraan
pengangkut material dengan terpal yang tertutup rapat
- Tidak membakar sampah di Sekitar lokasi usaha
Lokasi pengelolaan lingkungaan dilakukaan diarea produksi
Dilakukan setiap hari kerja selama tahap operasional
Memantau
keberadaan tanaman pengadsorpi debu Mendokumenttasika n kegiatan
pemantauan (dengan foto/media audiovisual/media audiovisual)
Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan di area produksi
Waktu pelaksanaan pemantauan gas dan debu dilakukan setiap enam (6) bulan selama tahap operassionaal dan
pendokumen tasian kegiatan pengelolan – pengelolan dilakukan setiap bulaan
a. Instansi pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi pengawas DLH Kab. Ponorogo c. Instansi penerima
DLH Kab. Ponorogo
Peningkatan Intensitas Kebisingan
Tingkat Kebisingan, yaitu baku mutu kebisingan di lingkungan pabrik adalah 70 dBA sedangkan di lingkungan pemukiman yaitu 55 dBA
- Melakukan pemeliharaan terhadap kendaraan dan mesin produksi - Melakukan penambahan
berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai tajug yang tebal dan berdaun rindang dengan berbagai strata yang cukup rapat dan tinggi uuntuk mengurangi kebisingan - Penggunaan peredam
suara untuk peralatan produksi
Pengelolaan dilaksanakan satu kali untuk kegiatan penanaman dan setiap haari untuk pemeliharaa n mesin operasional produksi
Waktu pengelolaaan dilaksanakan atu kali untuk kegiatan penanaman dan setiap haari untuk pemeliharaan mesin operaasionaal produksi
1. Pengukuran langsung (insitu) terhadap intensitas kebisingan didalam ruangan dengan
menggunakan alat Sound Level Meter 2. Pengukuran
langsung (inssitu) terhadap intensitas kebisingan dilingkungan usaha (site) dengan
menggunakan alat
Lokasi pemantauan dilakukan dilingkungan usaha Bapak Heru Agus Setyo Herlambang
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional dan pendokumen tasian kegiatan pengelolaan setiap bulan sedangkan pengukuran kebisingan dilaksanakan setiap enam (6) bulan
a. Instansi pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi pengawas
DLH Kab. Ponorogo c. Instansi penerima
Laporan : DLH Kab Ponorogo.
PEMANTAAUAN Sound Level
Meter mengacu pada lampiran II Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48 tahun 1996 (metoda pengukuran, penghitungan dan evaluasi tingkat kebisingan lingkungan) memantau secara visual terhadap kegiatan penanaman berbagai jenis tumbuhan yang mempunyaai taajuk yang tebal dan berdaun rindang 3. Memantau
terhadap pemelihaaraan kendaraan 4. Mendokuementasi
kan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovissional)
sekali
Kecelakaan kerja dan pemberian kesehatan pekerja
Kasus
kecelakaan kerja dan tingkat kesehatan pekerja
1. Menerapkan system Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap tenaga kerja.
2. Mewajibkan fasilitas asuransi kesehatan dengan bekerjasama dengan Badan
Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di area produksi
Periode pelaksanaan penerapan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu setiap hari pada jam operasional
Memantau penerapan sistem Keselamatan dan Kesehatan (K3) terhadap karyawan.
Memantau kesehatan tenaga kerja yang
Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan di area pabrik (ruang produksi, lingkungan area produksi).
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap bulan selama tahap operasional
a. Instansi pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi pengawas:
Disnaker, DLH Kab.
Ponorogo c. Instansi penerima
Disnaker, DLH Kab.
PEMANTAAUAN Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS)
ketenagakerjaan regional setempat untuk karyawan yang bekerja 3. Penyedian kotaak
pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) 4. Melengkapi karyawan dengan alat pelindung Diri (APD) seperti masker, helm, earplug, sepatu boot,sarung tangan
5. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku
bekerjasama dengan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan Regional setempat.
Ponorogo
Tindakan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Tingkat Pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
1. Mencatat limbah bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dihasilkan dan yang diangkut pihak ketiga dalam neraca limbah bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 2. Mengemas limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai dengan jenisnya dalam kemasan khusus yang diberi symbol dan label 3. Penyimpanan sementara
limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) di tempat
penampungan sementara (TPS) limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) berizin (tidak lebih dan lama waktu simpan yang diizinkan)
Pengelolaaa n di lakukan pada tempat penampunga an
sementaara limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasi selama timbulnyaa limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
1. Memantau kegiatan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 2. Memantaau
volume dan lama penyimpaanan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 3. Memantau
kegiatan pengangkutan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan dokumen limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (manifest)
Lokasi pemantauan lingkungan di tempat penampungan sementara limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap timbulnya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) untuk kegiatan pengelolaan setiap tiga bulan untuk kegiatan penyimpanan
a. Instansi pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi pengawas DLH Kab. Ponorogo c. Instansi penerima:
DLH Kab. Ponorogo
PEMANTAAUAN 4. Memberikan daftar
symbol-simbol Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) pada tembok ditempat penampungan sementara limbah menambahkan standar operassional prosedur (SOP) penanganan limbaah, alat pelindung diri (APD), alat pemadam Api Ringan (APAR), dan kotak pertolongaan pertama pada kecelakaan (P3K) 5. Pengangkutan limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dilakukan oleh pengangkut limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang berizin dilengkapi dengan dokumen limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (manifest) 6. Membuat neraca limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) disesuaikan dengan acuan permen
lingkungan hidup nomor 02 tahun 2008 tentang pemanfatan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
4. Mendokumentasi kan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovisual)
Bahaya
Kebakaran Kasus Bahaya
Kebakaran 1. Segera mengangkut melakukan pelatihan pencegahan dan penanggulangan kebakaran sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun yang meliputi materi antara
Pengelolaan dilaakukan pada bangunan dan sarana penyelamat jiwa sistem proteksi
Pelaksanaan pengelolaaan dilakukaan setiap hari selama tahap opersionaal
1. Memantau kegiatan pelatihan pencegahan dan penanggulangan kebakaran 2. Memantau
kelayakan fungsi
Lokasi pengelolan lingkungaan dilakukan di lingkungan usaha untuk milik Bapak Heru Agus
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional dan
pendokumenta
a. pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang selaku pemrakarsa b. Instansi pengawas
yaitu Dinas Lingkungan Hidup
PEMANTAAUAN lain :
- Pengetahuan dan penggunaan alat pemadam api ringan - Pengetahuan dan
penggunaan sistem hydrant
- Evakuasi penghuni dan penyelamat - Fire safety
management - Rencana operasi dan
protap pemadaman kebakaran
2. Menyediakan akses pemadam kebakaran untuk memudahkan kendaraan pemadam api enuju lokasi
3. Pemasangan rambu dilarang merokok 4. Melengkapi sarana
penyelamatan jiwa dan sistem proteksi kebakaran, antara lain : a. Sarana penyelamat
jiwa berupa : - Sarana jalan keluar - Pencahayaan
daruraat tanda jalan keluar
- Petunjuk araah jalan keluar
- Komunikasi dari rapat
- Pengendalian asap - Tempat berhimpun
kebakaran termasuk pompa kebakaran) dan bak penampung air hujan
sarana penyelamat jiwa (sarana jalan keluar,
pencahayaan darurat tanda jalan, komunikasi darurat
pengendalian asap, tempat evakuassi) 3. Memantau
kelancaran akses untuk pemadam kebakaran 4. Memantau
kelayakan fungsi sistem proteksi kebakaran alat pemadam api ringan, sistem deteksi, dan alam kebakaran, hydrant lapangan dan petunjuk arah darurat)
Setyo Herlambang
sian kegiatan pengelolaan setiap bulan
(DLH) Kab.
Ponorogo dan Satpol PP Kab Ponorogo c. Instansi penerima
Laporan yaitu Dinas Pekerjaan Hidup (DPH) Kab. Ponorogo dan Satpol PP Kab Ponorogo.
PEMANTAAUAN sementara dan
- Tempat evakuasi b. Sistem proteksi
kebakaran berupa : - Alat pemadam api
ringan
- Sistem deteksi dan alarm kebakaran - Petunjuk arah
daruraat 2. Kegiatan
rekrutmen tenaga kerja
Persepsi masyarakat
Ada tidaknya konflik masyarakat setempat terhadap kegiatan produksi pencucian pasir
- Melakukaan sosialisasi kepada masyarakat di sekitar lokasi kerjasama dengan aparat desa, aparat kecamatan, dan tokoh masyarakaat - Menampung usulan-
usulan masyarakat - Memberikan informasi
yang benar dan transparan
Area dalam batas proyek dan sekitarnya
Pada tahap konsentrasi sampai dengan selesainya tahap ini
Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar
Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan di RT 002/RW 001 Kelurahan Tanjungsari
Waktu pelaksanan dilakukan setiap bulan selama kegiatan produksi pengolahan dan pemurnian pasir serta pemecahan batu
a. Instansi pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi pengawas
Lurah Tanjungsari, DLH Kab. Ponorogo c. Instansi penerima
Laporan Camat Jenangan, DLH Kab.
Ponorogo Peningkatan
kebisingan Tingkat Kebisingan, yaitu baaku mutu kebisingaan di lingkungaan pabrik adalah 70 dBA sedangkan di lingkungan pemukiman yaitu 55 dBA
- Melakukan pemeliharaan terhadap kendaraan dan mesin produksi - Melakukan penambahan
berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai tajuk yang tebal dan berdaun rindang dengan berbagai serta yang cukup rapat dan tinggi untuk mengurangi kebisingan
Pengelola dilakukan di jalan lingkungan, tempat parkir, area produksi dan ruang terbuka hijau
Waktu pengelolaan dilaksanakan satu kali untuk kegiataan penanaman dan setiap haari untuk pemeliharan mesin operasional produksi
1. Pengukuran langsung terhadap intensitas kebisingan di dalam ruangaan dengan menggunakan alat sound level meter
2. Pengukuran langsung insitu terhadap intensitas kebisingan di lingkungaan paabrik (sate) dengan
lokasi pemantauan dilakukan di lingkungan Bapak Heru Agus Setyo Herlambang
Waktu pelaksanaan dilakukaan setiaap haari selama taahap operasionaal, dan
pendokumenta sian kegiatan pengelolaan setiap bulaan sedangkan pengukuran kebisingaan dilaksanakan setiaap enam (6) bulaan sekali
a. Instansi pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi pengawas:
DLH Kab. Ponorogo c. Instansi penerima
Laporan:, DLH Kab.
Ponorogo
k
PEMANTAAUAN menggunakan
alat sound level meter mengacu pada laampiran II keputusan menteri Negara lingkungan hidup nomor 48 tahun 1996 (metode pengukuran, perhitungan dan evaluasi tingkat kebisingan lingkungan) memantau secara visual terhadap kegiatan penanaman berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai tajuk yang tebal dan berdaun rindang 3. Memantaau
terhadap pemeliharaan kendaraan 4. Mendokumentasi
kan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovisual) Timbulan
sampah Volume material / sampah yang dihasilkan oleh karyawan sebanyak 4 orang diperkirakan mencapai 4 kg / hari material organik maupun
1. Menyediakan bak-bak sampah yang memadai dilokasi kegiatan 2. Memasang rambu
larangan untuk membuah sampaah sembarangan 3. Membersihkan area
kegiatan secara berkala
Pengelolaaa n
dilaakukaan di area yang tercecer sampah
Waktu pengelolaan dilaksanakan setiap haari
1. Memantau terhadap timbunan sampah 2. Mendokumentasi
kan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovisual)
Lokasi pemantauan dilakukan dilingkungan usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama operasional
a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang selaku pemrakarsa b. Instansi pengawas
yaitu Dinas Lingkungaan Hidup (DLH Kab. Ponorogo
PEMANTAAUAN anorgaanik terutama area usaha
4. Pemilihan sampah organik dan non orgaanik
5. Memiliki petugas khusus untuk menjaga
kebersihan area kerja dan lingkungan sekitarnya setiap hari
c. Instansi penerima Laporan yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo
Gangguan Lalu lintas Kemacetan
Kasus
kecelakaan kerja dan kemacetan
1. Pengaturan Kendaraan oleh petugas
2. Penyediaan lahan parkir yang memadai
3. Penempatan papan nama perusahaan di depan areal pabrik 4. Adanya
bangkitan/rambu lalu- lintas di sekitar lokasi usaha
5. Penempatan lampu penerangan jalan yang memadai di sekitar araeal usaha 6. Penutupan bak
kendaraan pengangkut dengan terpal dengan terpal yang memadai
Pengelolaan dilakukan pada akses jalan masuk menuju lokasi usaha Yaitu Jalan Raya Jenangan
Pemasangan rambu lalu lintas dan kelengkapannya dilakukan satu kali dan
pemeliharaannya dilakukan setiap hari selama tahap operasional
1. Memantau kegiatan pengaturan lalu lintas yang mengendalikan kendaraan keluar – masuk 2. Memastikan
kelancaran di ruas jalan umum 3. Memantau
kelayakan fungsi rambu-rambu lalu lintas
4. Mendokumentasi kan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovisual)
Lokasi pemantauan lingkungan dialakukan di akses jalan kelur masuk lokasi kegiatan
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional, dan
pendokumenta sian kegiatan pengelolaan setiap bulan
a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang selaku pemrakarsa b. Instansi pengawas
yaitu Dinas Lingkungaan Hidup (DLH Kab. Ponorogo dan Dinas
Perhubungan (Dishub).
c. Instansi penerima Laporan yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo dan Dinas Perhubungan (Dishub)
Tingkat Pendapatan Masyarakat
Kenaikan pendapatan masyarakat dan tingkat pengangguran
1. Memprioritaskan penduduk setempat sebagai tenaga kerja, sesuai dengan keahlian dan kualifikasi pekerjan yang dibutuhkan 2. Gaji karyawan
disesuaikan dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK) 3. Melaksanakan wajib
Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di kantor milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang
Waktu pengelolaan dilakukan setiap kegiatan perekrutan tenaga kerja
Memantau jumlah penduduk setempat yang bekerja di usaha milik di usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang
Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan di kantor milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang
Selama masa operasional
a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang selaku pemrakarsa b. Instansi pengawas
yaitu Dinas Lingkungaan Hidup (DLH Kab. Ponorogo dan Dinas Tenaga Kerja Kab. Ponorogo
PEMANTAAUAN lapor ketenagakerjaan
melalu dinas terkait 4. Mengikut sertakan pekerja dalam Badan Penyelenggara jaminan sosial
c. Instansi penerima Laporan yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo dan Dinas Tenaga Kerja Kab.
Ponorogo 3. Kegiatan
Mobilisasi Kendaraan Pengangkat Bahan Baku dan Hasil Produksi serta Kendaraan Karyawan
Penurunan Kualitas Udara Ambien
Tingkat penurunan kualitas udara
- Menanam vegetasi yang belum berdaun rindang untuk mengadsorpsi debu yang dihasilkan oleh kegiatan
- Melakukan penghijauan di area lokasi kegiatan - Pengaturan kendaraan
yang keluar masuk lokasi kegiatan - Penggunaan masker
pada pekerja yang langsung kontak dengan bagian produksi - Penyiraman lokasi
kegiatan terutama pada musim kemarau - Penutupan kendaraan
pengangkut material dengan terpal yang tertutup rapat
Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di area produksi
Dilakukan setiap hari kerja selama tahap operasional
Memantau
keberadaan tanaman pengadsorpsi debu.
Mendokumentasikan kegiatan
pemantauan (dengan foto /media audiovisual/media audiovisual)
Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan di area produksi
Waktu pelaksanaan pemantauan gas dan debu dilakukan setiap enam (6) bulan selama tahap operasional dan
pendokumenta sian kegiatan kegiatan pengelolaan pengelolaan dilakukan setiap bulan
a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas:
DLH Kab. Ponorogo c. Instansi penerima
DLH kab. Ponorogo
Peningkatan
Kebisingan Baku mutu kebisingan di lingkungan pabrik adalah 70dBA sedangkan di pemukiman yaitu 55 dBA
- Melakukan
pemeliharaan terhadap kendaraan dan mesin produksi
- Melakukan penambahan berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai tajuk yang tebal dan berdaun rindang dengan berbagai strata yang cukup rapat dan tinggi untuk mengurangi kebisingan
Pengelolaan dilakukan di jalan lingkungan, tempat parkir, area produksi dan ruang terbuka hijau
Waktu pengelolaan dilaksanakan satu kali untuk kegiatan penanaman dan setiap hari untuk pemeliharaan mesin operasional produksi
1. Pengukuran langsung (insitu) terhadap intensitas kebisingan di dalam ruangan dengan menggunakan alat sound Level Meter
2. Pengukuran langsung (insitu)
Lokasi pemantauan dilakukan di lingkungan usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional, dan
pendokumenta sian kegiatan pengelolaan setiap bulan sedangkan pengukuran
a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas:
DLH Kab. Ponorogo c. Instansi penerima
laporan: DLH kab.
Ponorogo.
PEMANTAAUAN - Menutup area pencucian
pasir dengan membangun tembok atau seng dengan tinggi minimal 3 meter untuk meminimalisir kebisingan
terhadap intensitas kebisingan di lingkungan pabrik (site) dengan menggunakan alat Sound Level Meter mengacu pada lampiran II keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996 (metode pengukuran, perhitungan, dan evaluasi tingkat kebisingan lingkungan) memantau secara visual terhadap kegiatan penanaman berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai tajuk yang tebal dan berdaun rindang
kebisingan dilaksanakan setiap enam (6) bulan sekali
3. Memantau terhadap pemeliharan kendaraan 4. Mendokumentasi
kan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovisual) Gangguan
Lalu Lintas dan
Kasus
Kecelakaan kerja dan kemacetan di
1. Pengaturan kendaraan oleh petugas
Pengelolaan dilakukan pada akses
Pemasangan rambu lalu lintas dan kelengkapannya
1. Memantau kegiatan pengaturan lalu
Lokasi pemantauan lingkungan
Waktu pelaksanaan dilakukan
a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo
PEMANTAAUAN Kemacetan sekitar lokasi 2. Penyediaan lahan parkir
yang memadai
3. Penempatan papan nama perusahaan di depan areal pabrik 4. Adanya bangkitan /
rambu lalu-lintas di sekittar pabrik 5. Penempatan lampu
penerangan jalan yang memadai di sekitar areal pabrik
6. Penutupan bak kendaraan pengangkut dengan terpal yang memadai
jalan masuk menuju Bapak Heru Agus Setyo Herlambang
dilakukan satu kali dan
pemeliharaannya dilakukan setiap hari selama tahap operasional
lintas yang mengendalikan kendaraan keluar- masuk
2. Memastikan kelancaran di ruas jalan umum 3. Memantau
kelayakan fungsi rambu-rambu lalu lintas
4. Mendokumentasi kan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovisual)
dilakukan di akses jalan keluar masuk lokasi kegiatan
setiap hari selama tahap operasional, dan
pendokumenta sian kegiatan pengelolaan setiap bulan
Herlambang selaku pemrakarsa b. Instansi Pengawas,
yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.
Ponorogo dan Dinas Perhubungan (Dishub) c. Instansi penerima
Laporan yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.
Ponorogo dan Dinas Perhubungan (Dishub)
Kecelakaan Kerja dan Penurunan Kesehatan Kerja
Kasus
kecelakaan kerja dan tingkat kesehatan pekerja
1. Menerapkan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap tenaga kerja 2. Mewajibkan fasilitas
Asuransi Kesehatan Kerja, bekerjasama dengan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
ketenagakerjaan regional setempat untuk karyawan yang bekerja 3. Penyediaan kotak
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) 4. Melengkapi karyawan
dengan Alat Pelindung Diri (APD) seperti : masker, helm, earplug, sepatu boot, sarung tangan
5. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Standar
Lokasi pengelolaan lingkungan dilkaukan di area usaha
Periode palaksanaan penerapan system Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu setiap hari pada jam operasional
Memantau penerapan system Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap karyawan.
Memantau kesehatan tenaga kerja yang
bekerjasama dengan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS)
Ketenagakerjaan Regional setempat.
Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan di area usaha (ruang produksi, lingkungan usaha)
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap bulan selama tahap operasional
a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas:
Disnaker dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.
Ponorogo c. Instansi penerima
Laporan: Disnaker dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.
Ponorogo
PEMANTAAUAN Operasional Prosedur
(SOP) yang berlaku Timbulan
Limbah bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Tingkat Pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
1. Mencatat Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dihasilkan dan yang diangkut pihak ketiga dalam neraca limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
2. Mengemas limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai dengan jenisnya dalam kemasan khusus yang diberi simbol dan label.
3. Penyimpanan sementara limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) di tempat Penampungan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) berizin (tidak lebih dari lama waktu simpan yang diizinkan) 4. Memberikan daftar
symbol-simbol bahan berbahaya dan beracun pada tembok di tempat penampungan sementara limbah, menambahkan standar operasional prosedur (SOP) penanganan limbah, alat pelindung diri (APD), Alat Pemadam Api Ringan (APAR), dan kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
Pengelolaan di lakukan pada tempat penampunga n sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasi selama timbulnya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
1. Memantau kegiatan pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (pencatatan, pengemasan,, pelabelan, penyimpanan sementara) 2. Memantau
volume dan lama penyimpanan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 3. Memantau
kegiatan pengangkutan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan dokumen limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (manifest) 4. Mendokumentasi
kan kegiatan penglolaan (dengan foto/media audiovisual)
Lokasi pemantauan lingkungan di Tempat Penampungan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap timbulnya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) untuk kegiatan pengelolaan, setiap tiga bulan untuk kegiatan penyimpanan
a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas:
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.
Ponorogo c. Instansi penerima
Laporan: Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.
Ponorogo
PEMANTAAUAN 5. Pengangkutan limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang berizin dilengkapi dengan dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (manifest).
6. Membuat neraca limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) disesuaikan dengan acuan Permen Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun Tentang 2008 tentang Pemanfaatan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Persepsi
Masyarakat
Ada tidaknya konflik masyarakat setempat terhadap kegiatan pemurnian pasir
- Melakukan sosialisasi kepada masyarakat di sekitar lokasi kerjasama dengan aparat desa, aparat kecamatan dan tokoh masyarakat - Menampung usulan-
usulan masyarakat - Memberikan informasi
yang benar dan transparan
Area di dalam batas proyek dan sekitar
Pada tahap operasional
Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar
Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan RT 002/RW 001, Kelurahan Tanjungsari
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap bulan selama kegiatan pemurnian pasir
a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas,
Lurah Tanjungsari, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.
Ponorogo c. Instansi penerima
Laporan Camat Jenangan Kab.
Ponorogo, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.
Ponorogo 4. Kegiatan
Domestik Karyawan
Penuntunan
Kualitas Tanah Tingkat
Kerusakan Tanah 1. Menyalurkan air limbah dari toilet (black water) ke dalam tangki septik dengan system rembesan sesuai SNI 03-2398- 2002 yaitu suatu ruangan kedap
Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di sumber air limbah domestic
Pemeliharaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional
1. Memantau keberadaan pelumas dalam tempatnya apakah terjadi
kebocoran/tidak
Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan di saluran air limbah domestic dan
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional, sampling
a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas
Dinas Lingkungan
PEMANTAAUAN air/beberapa
kompartemennya berfungsi menampung &
mengolah air limbah domestic dengan kecepatan alir lambat, sehingga memberi kesempatan untuk terjadi pengendapan terhadap suspense benda-bennda padat & penguaraian bahan organic oleh jasad anaerobic membentuk bahan larut air & gas 2. Penempatan pelumas yang digunakan dalam tempat yang kedap air dan dalam bangunan khusus penyimpanan limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
3. Melakukan pengecekan secara berkala terhadap penyimpanan pelumas agar tidak terjadi kebocoran
(toilet), tangki septik dan saluran pembuangan , area penyimpana n limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan bengkel
2. Mendokumentasi kan kegiatan pengelolaan (dengan foto / media audiovisual)
badan air penerima
kualitas air bersih dilakukan setiap bulan dan
pendokumenta sian kegiatan pengelolaan setiap bulan
Hidup (DLH) Kab.
Ponorogo c. Instansi penerima
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.
Ponorogo
Timbulan
Sampah Volume material/
sampah yang dihasilkan oleh karyawan sebanyak 4 orang diperkirakan mencapai ± 4 kg/hari material organik meupun anorganik
1. Menyediakan bak sampah yang memadai di lokasi kegiatan 2. Memasang rambu
larangan untuk membuang sampah sembarangan 3. Membersihkan area
kegiatan secara berkala terutama area mess 4. Pemilihan sampah
organic dan non organic 5. Memiliki petuga khusus
untuk menjaga
Pengelolaan dilakukan di area yang tercecer sampah
Pada tahap
operasional 1. Memantau terhadap timbulnya sampah
2.
Mendokumentasi kan kegiatan pengelolaan (dengan foto /media audiovisual )Lokasi pemantauan dilakukan di lingkungan Bapak Heru Agus Setyo Herlambang
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional
a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.
Ponorogo c. Instansi penerima
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.
Ponorogo
PEMANTAAUAN kebersihan area kerja
dan lingkungan sekitarnya setiap hari 5. Kegiatan
Administra si
Perkantoran
Timbunan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
1. Mencatat limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dihasilkan dan yang diangkut pihak ketiga dalam neraca limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
2. Mengemas limbahh Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai dengan jenisnya dalam kemasan khusus yang diberi symbol dan label 3. Penyimpanan sementara
limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) di Tempat Penampungan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) berizin (tidak lebih dari lama waktu simpan yang diizinkan)
4. Memberikan daftar simbol-simbol bahan berbahaya dan beracun pada tembok di tempat penampungan sementara limbah, menambahkan standar operasional prosedur (SOP) penanganan limbah, alat pelindung diri (APD), Alat Pemadam Api Ringan (APAR), dan kotak pertolongan pertama pada kecelakaan
Pengelolaan di lakukan pada tempat penampunga n sementara limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasi selama timbulnya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
1. Memantau kegiatan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (pencatatan, pengemasan, pelabelan, penyimpanan sementara) 2. Memantau
volume dan lama penyimpanan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 3. Memantau
kegiatan pengangkutan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan dokumen limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (mmanifest) 4. Mendokumentasi
kan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovisual)
Lokasi pemantauan lingkungan di Tempat Penampungan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap timbulnya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) untuk kegiatan pengelolaan, setiap tiga bulan untuk kegiatan penyimpanan
a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas:
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.
Ponorogo c. Instansi penerima
laporan; Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.
Ponorogo
PEMANTAAUAN (P3K)
5. Pengangkutan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang berizin dilengkapi dengan dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (manifest).
6. Membuat neraca limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) disesuaikan dengan acuan Permen Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun Tentang 2008 tentang Pemanfaatan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 6. Kegiatan
Pemelihara an Mesin
Penurunan
Kualitas Tanah Tingkat
Kerusakan Tanah 1. Penempatan pelumas yang digunakan dalam tempat yang kedap air dan dalam bangunan khusus penyimpanan limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
2. Melakukan pengecekan secara berkala terhadap penyimpanan pelumas agar tidak terjadi kebocoran
Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di sumber air limbah domestic (toilet), tangki septik san saluran pembuanga, area penyimpana n limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan bengkel
Pemeliharaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional
1. Memantau keberadaan pelumas dalam tempatnya apakah terjadi
kebocoran/ tidak 2. Mmendokumenta
sikan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovisual).
Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan di saluran air limbah domestic dan badan air penerima
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional.
Sampling kualitas air bersih dilakukan setiap bulan dan
pendokumenta sian kegiatan pengelolaan setiap bulan
a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.
Ponorogo c. Instansi penerima
laporan:, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.
Ponorogo
Timbulan Limbah Bahan
Tingkat Pengelolaan
1. Mencatat Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Pengelolaan di lakukan
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap
1. Memantau kegiatan
Lokasi pemantauan
Waktu pelaksanaan
a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru
PEMANTAAUAN Berbahaya dan
Beracun (B3)
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
(B3) yang dihasilkan dan yang diangkut pihak ketiga dalam neraca limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
2. Mengemas limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai dengan jenisnya dalam kemasan khusus yang diberi simbol dan label.
3. Penyimpanan sementara limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) di tempat Penampungan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) berizin (tidak lebih dari lama waktu simpan yang diizinkan) 4. Memberikan daftar
symbol-simbol bahan berbahaya dan beracun pada tembok di tempat penampungan sementara limbah, menambahkan standar operasional prosedur (SOP) penanganan limbah, alat pelindung diri (APD), Alat Pemadam Api Ringan (APAR), dan kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
5. Pengangkutan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang berizin dilengkapi dengan dokumen
pada tempat penampunga n sementara limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
hari selama tahap operasi selama timbulnya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
pengelolaan limabh Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (pencatatan, pengemasan, pelabelan, penyimpanan sementara) 2. Memantau
volume dan lama penyimpanan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 3. Memantau
kegiatan pengangkutan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan dokumen limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (mmanifest) 4. Mendokumentasi
kan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovisual)
lingkungan di Tempat Penampungan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
dilakukan setiap timbulnya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) untuk kegiatan pengelolaan, setiap tiga bulan untuk kegiatan penyimpanan
Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.
Ponorogo c. Instansi penerima
laporan: Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.
Ponorogo
PEMANTAAUAN Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) (manifest).
6. Membuat neraca limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) disesuaikan dengan acuan Permen Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun Tentang 2008 tentang Pemanfaatan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 7. Penggunaan
Energi
Bahaya Kebakaran
Kasus kebakaran di lokasi kegiatan
1. Segera melakukan pelatihan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun yang meliputi materi antara lain :
- Pengetahuan dan penggunaan alat pemadam api ringan - Pengetahuan dan
penggunaan system hydrant
- Evakuasi penghuni dan penyelamatan - Fire safety
management - Rencana operasi dan
protap pemadaman kebakaran 2. Menyediakan akses
pemadam kebakaran untuk memudahkan kendaraan pemadam api menuju lokasi
Pengelolaan dilakukan pada bangunan p, sarana penyelamat jiwa, system proteksi kebakaran (termasuk pompa kebakaran), dan bak penampunga n air hujan
Pelaksanaan pengelolaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional
1. Memantau kegiatan pelatihan pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
2. Memantau kelayakan fungsi sarana
penyelamat jiwa (sarana jalan keluar, pencahayaan darurat, pengendali asap, tempat
berhimpun sementara, dan tempat evakuasi) 3. Memantau
kelancaran akses untuk pemadam kebakaran 4. Memantau
kelayakan fungsi system proteksi kebakaran (alat pemadam api
Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di lingkungan usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional dan
pendokumenta sian kegiatan pengelolaan setiap bulan
a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang selaku pemrakarsa b. Instansi Pengawas
yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.
Ponorogo dan Satpol PP
c. Instansi penerima laporan yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.
Ponorogo dan Satpol PP
PEMANTAAUAN ringan, system
deteksi dan alarm kebakaran, hidran halaman, petunjuk arah darurat)
SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK
BESARAN DAMPAK
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
KETERANGAN
BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
3. Pemasangan rambu dilarang merokok 4. Melengkapi sarana
penyelamatan jiwa dan sistem proteksi kebakaran, antara lain : 1. Sarana penyelamat
jiwa berupa - Sarana jalan
keluar - Pencahayaan
darurat tanda jalan keluar - Petunjuk arah
jalan keluar - Komunikasi
darurat - Pengendali asap - Tempat
berhimpun sementara dan - Tempat evakuasi 2. Sistem proteksi
PEMANTAUAN kebakaran berupa :
- Alat pemadam api ringan - Sistem deteksi
dan alarm kebakaran - Petunjuk arah
darurat Penurunan
Kualitas Air Permukaan
Tingkat penurunan kualitas air permukaan
1. Menyalurkan air limbah dari toilet (black water) ke dalam tangki septik dengan sistem rembesan sesuai SNI 03-2398-2002 yaitu suatu ruangan kedap air/beberapa kompartemennya berfungsi menampung dan mengolah air limbah domestik dengan kecepatan alir lambat, sehingga memberi kesempatan untuk terjadi
pengendapan terhadap suspense benda-benda padat dan penguraian bahan organik oleh jasad anaerobik membentuk bahan larut air dan gas.
2. Memiliki saluran drainase untuk pembuangan air hujan yang terintegrasi dengan saluran di sekitarnya 3. Pembuatan tempat
pengendapan agar debu yang terlarut tidak langsung terbawa ke
Lokasi pengolaan lingkungan dilakukan di sumber air limbah domestik (toilet), tangki septik dan saluran pembuangan, area penyimpanan limbah bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan bengkel.
Pemeliharaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional.
1. Memantau kelayakan fungsi tangki septik 2. Memantau
keberadaan pelumas dalam tempatnya apakah terjadi
kebocoran/tidak 3. Mendokumentasi
kan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovisual)
Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan di saluran air limbah domestik dan badan air penerima
Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional, sampling kualitas air bersih dilakukan setiap bulan dan pendokumentas ian kegiatan pengelolaan setiap bulan
a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi pengawas
yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo c. Instansi penerima
laporan yaitu Dinas Lingkungan hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo