• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

N/A
N/A
Lilis Purnama

Academic year: 2024

Membagikan "UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK DAMPAK DAMPAK PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE

TAHAP PRA KONSTRUKSI 1.Persepsi

masyarakat persepsi

masyarakat Ada tidaknya konflik masyarakat setempat terhadap rencana

sosialisasi, dan investigasi awal saat melakukan survey lapangan.

- Melakukan sosialisasi kepada masyarakat di sekitar lokasi kerjasama dengan aparat desa, aparat Kecamatan, dan tokoh masyarakat.

- Menampung usulan- usulan masyarakat - Melakukan

pemberitahuan lebih awal ke masyarakat di sekitar proyek tentang akan adanya kegiatan survey dan investigasi awal.

- Survei investigasi awal dilakukan secara terbuka sehingga masyarakat sekitar dapat melihat secara langsung dan memberikan masukkan teknis.

- Memberikan informasi yang benar dan transparan

Lokasi Pengelolaan lingkungan dilakukan di area usaha

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari setiap tahap pra konstruksi

Memantau hubungan antara pemrakarsa dan desa

Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan RT 002/RW 001 Kelurahan Tanjungsari Jenangan

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap bulan selama tahap pra konstruksi

a. Pemilik : Bapak Heru Agus Setyo

Herlambang b. Instansi Pengawas

Lurah Tanjungsari, DLH Kab. Ponorogo c. Instansi Penerima

Laporan Lurah Tanjungsari, DLH Kab. Ponorogo

2. Proses Perizinan

Penyusunan rencana pembangunan usaha dan pembuatan rancang bangun

Respon masyarakat terhadap implementasi rencana

pembangunan oleh pemrakarsa

- Melakukan yang diperlukan dengan aparat setempat terkait dengan kegiatan suvei dan investigasi awal di lapangan

- Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan aparat pemerintah desa di RT 002/ RW 001

Area Terdampak

Pada tahap pra konstruksi

Pengukuran dan pengamatan lapangan (kuisioner)

Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan RT 02 /RW 01 Kelurahan Tanjungsari Jenangan

Dilakukan dalam tahap pra konstruksi

a. Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo

Herlambang b. Instansi Pengawas

Lurah Tanjungsari,, DLH Kab. Ponorogo c. Instansi Penerima

Laporan Lurah Tanjungsari, DLH

(2)

PEMANTAUAN Desa Ngrupit

Kecamatan Jenangan

Kab. Ponorogo

Penyusunan UKL-UPL pengurusan perizinan (IMB), dan beserta legalitas yang lain

Perizinan di Kabupaten Ponorogo

- Melakukan perizinan yang diperlukan dengan aparat setempat terkait dengan kegiatan survey dan investigasi awal di lapangan

- Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan aparat pemerintah desa di RT 002/RW 001 Kelurahan Tanjungsari Kecamatan Jenangan

Area

Terdampak Pada tahap pra

konstruksi Pengukuran dan pengamatan lapangan (kuesionar)

Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan RT 002/RW 001 Kelurahan Tanjungsari kecamatan Jenangan

Dilakukan dalam tahap pra konstruksi

a. Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo

Herlambang b. Instansi Pengawas

Lurah Tanjungsari, DLH Kab. Ponorogo c. Instansi Penerima

Laporan Lurah Tanjungsari, DLH Kab. Ponorogo, DPMTSP TAHAP KONSTRUKSI

1. Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja

Persepsi masayarakat

- Ada tidaknya konflik masyarakat setempat terhadap rencana pembukaan lowongan pekerjaan untuk masayarakat setempat - Adanya

keluhan dari masyarakat sekitar lokasi

- Koordinasi dengan desa setempat dalam perekrutan tenaga kerja - Melaksanakan dan

menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar lokasi - Membina hubungan

yang harmonis, berkomunikasi aktif dengan pemerintah desa setempat

- Melaksanakan kegiatan Konstruksi secara transparan dan terbuka - Melakukan Coorporate

Social Responsibility (CSR) . bina lingkungan (memberikan fasilitas kebutuhan warga sesuai dengan kemampuan dan anggaran dari

perusahaan)

Lokasi Pengelolaan lingkungan dilakukan di area usaha

Periode

pelaksanaan selama masa konstruksi

- Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar - Memantau

hubungan antara pemrakarsa, masyarakat dan desa

Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan RT 002/RW 001 Kelurahan Tanjungsari Kecamatan Jenangan

Waktu Pelaksanaan dilakukan setiap bulan selama tahap konstruksi

a. Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo

Herlambang b. Instansi Pengawas

Lurah Tanjungsari, Disnaker Kab.

Ponorogo, DLH Kab.

Ponorogo

c. Instansi Penerima:

Disnaker Kab.

Ponorogo, DLH Kab.

Ponorogo

(3)

PEMANTAUAN Tingkatan

pendapatan masyarakat

Penyerapan kerja sehingga tingkat pengangguran semakin sedikit dan pendapatan masyarakat semakin meningkat

1. Mengutamakan penggunaan tenaga lokal secara proporsional sesuai jenis pekerjaan 2. Perlindungan dan

jaminan sosial serta kesehatan terhadap tenaga kerja yang berlaku

3. Penggunaan tenaga kerja menggunakan kontrak kerja yang berlaku

4. Pemberian upah minimal sesuai Upah Minimum Kabupaten (UMK) Ponorogo

Lingkungan sekitar usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang

Selama Masa konstruksi

Observasi dan Wawancara

Lingkungan sekitar usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang

Selama masa Konstruksi

a. Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo

Herlambang b. Instansi Pengawas

Lurah Tanjungsari, Disnaker, DLH Kab.

Ponorogo c. Instansi Penerima

Disnaker, DLH Kab.

Ponorogo

2. Kegiatan mobilisasi kendaraan pengangkat Bahan baku konstruksi serta kendaraan karyawan

Penurunan Kualitas Udara

Jenis dampak yang terjadi adalah penurunan kualitas udara ambien dan udara emisi di lokasi kegiatan

- Kegiatan ini diupayakan menggunakan

truck/dump truck yang dilengkapi dengan cover - Pembahasan pada

penimbunan material - Pembersihan dan truk

material proyek sebelum keluar lokasi proyek dan pembersihan jalan di sekitar proyek yang dilewati kendaran material

- Mempertahankan keberadaan vegetasi yang tidak mengganggu proses konstruksi

Areal usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang dan lingkungan sekitar

Selama Masa konstruksi

Observasi dan Analisis laboratorium

Lingkungan sekitar usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang

Selama masa Konstruksi

a. Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo

Herlambang b. Instansi Pengawas

DLH Kab. Ponorogo c. Instansi Penerima

DLH Kab. Ponorogo

(4)

PEMANTAUAN - Penyediaan Ruang

terbuka Hijau (RTH) minimal 20% dari total lahan yang dimiliki - Penyiraman areal di sekitar pabrik yang menghasilkan debu secara berkala terutama pada musim kemarau - Penggunaan kendaraan

pengangkut yang lulus uji emisi

- Penutupan Areal Proyek dengan tapak pagar/seng

Peningkatan

Kebisingan

Tolok ukur untuk pengelolaan kebisingan di lingkungan yaitu baku mutu kebisingan di lingkungan usaha adalah 70 dBA sedangkan di lingkungan pemukiman 55 dBA

1. Pemilihan kendaraan pengangkut barang konstruksi yang telah lulus uji emisi

2. Melakukan penambahan berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai tajuk yang tebal dan berdaun rindang dengan berbagai strata yang cukup rapat dan tinggi untuk mengurangi kebisingan

Pengelolaan dilakukan di lingkungan tempat parkir,area produksi dan ruang terbuka hijau.

Selama Masa

konstruksi 1. Pengukuran langsung (insitu) terhadap intensitas kebisingan di dalam ruangan dengan menggunakan laboratorium terakreditasi.

2 Pengukuran langsung (insitu) terhadap intensitas kebisingan di lingkungan usaha (site) dengan menggunakan alat Sound Level Meter mengaku pada lampiran II Keputusan Menteri Negara Lingkungan

Lokasi pemantauan dilakukan di lingkungan usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang

Selama masa Konstruksi

a. Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo

Herlambang b. Instansi Pengawas

DLH Kab. Ponorogo c. Instansi Penerima

DLH Kab. Ponorogo

(5)

PEMANTAUAN Hidup Nomor 48

Tahun 1996 (metoda pengukuran, perhitungan, dan evaluasi tingkat kebisingan lingkungan) memantau secara visual terhadap kegiatan penanaman berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai tajuk yang tebal dan berdaun rindang 3. Memantau

terhadap pemilihan kendaraan 4.Mendokumentasi

kan kegiatan konstruksi (dengan foto/media audiovisual) Gangguan lalu

lintas dan kemacetan

Kasus kecelakaan lalu lintas dan kemacetan di sekitar lokasi.

1. Pengaturan kendaraan oleh petugas

2. Penyediaan lahan parkir yang memadai

3. Penempatan papan nama perusahaan di depan areal usaha 4. Adanya bangkitan /

rambu lalu lintas di sekitar usaha

Areal sekitar usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang

Selama konstruksi Pengamatan Lapangan dengan perhitungan kendaraan yang melintas per 6 jam

Areal sekitar usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang

Selama masa konstruksi

a. Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo

Herlambang b. Instansi Pengawas

Dishub , Polsek setempat

c. Instansi Penerima Laporan : Dishub, Polsek setempat

(6)

PEMANTAUAN 5. Penempatan lampu

penerangan jalan yang memadai di sekitar areal usaha

6. Penutupan bak kendaraan pengangkut dengan terpal yang memadai

Kecelakaan kerja dan penurunan Tingkat kesehatan Pekerja

Kasus kecelakaan kerja dan tingkat kesakitan pekerja

1. Menerapkan system Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap tenaga kerja.

2. Mewajibkan fasilitas Asuransi kesehatan kerja, bekerjasama dengan Badan Penyelenggara jaminan Sosial (BPJS)

Ketenagakerjaan regional setempat untuk karyawan yang bekerja.

3. Penyediaan kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)\

4. Melengkapi karyawan dengan Alat Pelindung Diri (APD) seperti : masker, helm, earplug, sepatu boot, sarung tangan.

5. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku

Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di area konstruksi

Periode pelaksanaan penerapan system Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu setiap hari pada proses konstruksi sampai selesainya tahap ini.

1. Memantau penerapan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap karyawan 2. Memantau

kesehatan tanaga kerja yang bekerjasama dengan Badan Penyelenggara jaminan Sosial (BPJS)

Ketenagakerjaan Regional setempat.

Lokasi pemantauan lingkugan dilakukan di area usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap bulan selama tahap konstruksi

a. Pelaksana: Bapak Heru Agus Setyo Herlambang selaku pemrakarsa b. Instansi Pengawas

yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo dan Disnaker kab.

Ponorogo c. Instansi Penerima

Laporan yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo dan Disnaker kab.

Ponorogo

(7)

PEMANTAUAN Timbunan

Limbah bahan berbahaya dan Beracun (B3)

Tingkat Pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

1. Mencatat limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dihasilkan dan yang diangkut pihak ketiga dalam tempat limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3).

2. Mengemas limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai dengan jenisnya dalam kemasan khusus yang diberi symbol dan label.

3. Penyimpanan sementara limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3) di Tempat Penampungan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) berizin (tidak lebih dari lama waktu simpan yang diizinkan) 4. Memberikan daftar

symbol-simbol Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) pada tembok di tempat penampungan sementara limbah, menambahkan Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan limbah, Alat Pelindung Diri (APD), Alat Pemadam Api Ringan (APAR), dan kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) 5. Pengangkutan limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dilakukan oleh pengangkut limbah

Pengelolaan di lakukan pada Tempat Penampungan Semenatara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Dilakukan setiap hari selama tahap konstruksi selama timbulnya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

1. Memantau kegiatan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (Pencatatan, pengemasan, pelabelan, penyimpanan sementara) 2. Memantau

volume dan lama penyimpanan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

3. Memantau kegiatan pengangkutan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan dokumen limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (manifest) 4. Mendokumenta-

sikan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovisual)

Di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap timbulnya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) untuk kegiatan pengelolaan, setiap tiga bulan untuk kegiatan penyimpanan.

a. Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo

Herlambang b. Instansi Pengawas

yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo c. Instansi Penerima

Laporan (DLH) Kabupaten Ponorogo

(8)

PEMANTAUAN Bahan Berbahaya dan

Beracun (B3) yang berizin dilengkapi dengan dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (manifest).

6. Membuat neraka limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) disesuaikan dengan acuan Permen Lingkungan hidup nomor 02 Tahun 2008 tentang Pemanfaatan limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3)

Persepsi Masyarakat

- Ada tidaknya konflik masyarakat terhadap kegiatan Mobilisasi Kendaraan Pengangkut Bahan baku Konstruksi

- Koordinasi dengan desa setempat dalam Kegiatan Mobilisasi Kendaraan Pengangkut Bahan Baku Konstruksi Serta Kendaraan

Lokasi Pengelolaan lingkungan dilakukan di area usaha

Periode

pelaksanaan selama masa konstruksi

- Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar - Memantau

hubungan antara pemrakarsa, masyarakat dan desa

Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan di, RT.002/RW 001 Kelurahan Tanjungsari

Waktu Pelaksanaan dilakukan setiap bulan selama tahap konstruksi

a. Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo

Herlambang b. Instansi Pengawas,

Lurah Tanjungsari, DLH Kabupaten Ponorogo c. Instansi Penerima

Laporan (DLH) Kabupaten Ponorogo proyek dan pembersihan

jalan di sekitar proyek yang dilewati kendaraan material

- Mempertahankan keberadaan vegetasi yang tidak mengganggu proses kontruksi

- Penyediaan ruang terbuka hijau (RTH) minimal 20% dari total lahan yang dimiliki

(9)

PEMANTAUAN - Penyiraman areal di

sekitar pabrik yang menghasilkan debu secara berkala terutama pada musim kemarau - Penggunaan kendaraan

pengangkut yang lulus uji emisi

- Penutupan areal proyek dengan tapak pagar/ seng Peningkatan

Kebisingan

Tolok ukur untuk pengelolaan kebisingan di lingkungan usaha

- Pemilihan kendaran pengangkut barang konstruksi yang telah lulus uji emisi - Mealakukan

penambahan berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai tajuk yang tebal dan berdaun rindang.

Pengelolaan dilakukan di jalan lingkungan, tempat parker, area konstruksi dan ruang terbuka hijau.

Selama masa konstruksi

1. Pengukuran langsung (insitu) terhadap intensitas kebisingan di dalam ruangan dengan menggunakan laboratorium terakreditasi.

2. Pengukuran langsung (insitu) terhadap intensitas kebisingan di lingkungan pabrik

Lokasi pemantauan dilakukan di lingkungan usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang

Selama masa konstruksi

a. Pelaksana: Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas

yaitu DLH Kabupaten Ponorogo

c. Instansi Penerima DLH Kabupaten Ponorogo

Persepsi

Masyarakat - Ada tidaknya konflik masyarakat setempat terhadap rencana pembukaan lowongan pekerjaan untuk masyarakat setempat - Adanya

keluhan dari masyarakat

- Koordinasi dengan desa setempat dalam perekrutan tenaga kerja - Melaksanakan dan

menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar lokasi - Membina hubungan

yang harmonis, berkomunikasi aktif dengan pemerintah desa setempat

- Melaksanakan kegiatan

Lokasi Pengelolaan Lingkungan dilakukan di area usaha

Periode

pelaksanaan selama masa konstruksi

- Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar - Memantau

hubungan anatar pemrakarsa, masyarakat dan desa

Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan RT 002/RW 001 Kelurahan Tanjungsari

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap bulan selama tahap konstruksi

a.Instansi Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas Lurah Tanjungsari, DLH Kab. Ponorogo c. Instansi Penerima

Laporan Camat Jenangan DLH Kab.

Ponorogo

(10)

PEMANTAUAN sekitar lokasi konstruksi secara

transparan dan terbuka - Melakukan Coorporate

Social Responsibility (CSR) / bina Lingkungan

(memberikan fasilitas kebutuhan warga sesuai dengan kemampuan dan anggaran dari

perusahaan) 4. Kegiatan

Pembangun an Sarana dan Prasarana

Penurunan

Kualitas Udara Jenis dampak yang terjadi adalah penurunan kualitas udara ambien dan udara emisi di lokasi kegiatan

- Kegiatan ini diupayakan menggunakan

truc/dump truck yang dilengkapi dengan cover - Pembasahan pada

penimbunan material - Pembersihan ban truk

material proyek sebelum keluar lokasi proyek dan pembersihan jalan di sekitar proyek yang dilewati kendaraan material

- Mempertahankan keberadaan vegetasi yang tidak mengganggu proses konstruksi - Penyediaan Ruang

Terbuka Hijau (RTH) minimal 20% dari total lahan yang dimiliki - Penyimpanan areal di

sekitar pabrik yang menghasilkan debu secara berkala terutama pada musim kemarau

Areal pabrik milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang dan lingkungan sekitar

Selama masa

konstruksi Observasi dan

analisis laboratorium Areal Usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang dan lingkungan sekitar

Sealama masa

konstruksi a. Instansi Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas:

DLH Kab. Ponorogo c. Instansi Penerima ;

DLH Kab. Ponorogo

(11)

PEMANTAUAN - Penggunaan kendaraan

pengangkut yang lulus uji emisi

- Penutupan areal proyek dengan tapak pagar/seng Peningkatan

Kebisingan

Timbulnya suara bising yang menyebabkan gangguan kenyamanan warga

Pengaturan jam kegiatan pengadaan dan pengangkutan material dan diupayakan tidak menggunakan jalan di pemukiman/

perkampungan

Area dalam batas usaha dan sekitarnya

Pada tahap konstruksi sampai dengan selesainya tahap ini

Pengukuran Lapangan dengan alat penghitung nilai kebisingan (Sound Level Meter) dengan acuan Kep.

Men. LH No.

48/MENLH/11/199 6 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan

Area dalam batas usaha dan sekitarnya

1 kali dalam 35 hari untuk kegiatan sarana dan prasarana

a. Instansi Bapak Heru Agus Setyo

Herlambang b. Instansi Pengawas

Lurah Tanjungsari, DLH Kab. Ponorogo c. Instansi Penerima ;

DLH Kab. Ponorogo

Timbulan

Sampah - Volume

material/sampa h yang dihasilkan oleh karyawan sebanyak 4 orang diperkirakan mencapai ± 4 kg/hari material Organik maupun Anorganik.

-

1. Penggunaan kembali sisa material yang masih bisa dipakai.

2. Pemilahan sampah organik, anorganik, dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 3. Limbah sampah

domestik dibuang ke bak sampah yang representative yang ditempatkan di beberapa titik di areal usaha dalam jumlah yang proporsional

4. Pembersihan areal usaha secara berkala oleh petugas

5. Adanya papan larangan membuang sampah secara sembarangan di areal dan di luar areal usaha

Areal usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang dan lingkungan sekitar

Selama masa

konstruksi 1. Memantau terhadap timbulan sampah 2. Mendokumen-

tasikan kegiatan pengelolaan (dengan foto/

media audiovisual)

Areal usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang dan lingkungan sekitar

Selama masa

konstruksi a. Instansi Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang

b. Instansi Pengawas DLH Kab. Ponorogo, Polsek setempat c. Instansi Penerima

Laporan DLH Kab.

Ponorogo,

Penurunan Pengelolaan 1. Pembuatan septictank Lokasi Pemeliharaan 1. Memantau Lokasi Waktu a. Instansi Pelaksana

(12)

PEMANTAUAN Kualitas Air

Permukaan

Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

sesuai SNI untuk limbah cair domestik

2. Pembuatan sumur resapan khususnya untuk resapan run off 3. mengupayakan

pemanfaatan air hujan untuk kegiatan domestik atau kegiatan lainnya 4. pembuatan saluran

drainase sesuai ketentuan teknis yang berlaku dan terintegrasi dengan saluran drainase sekitanya

5. mengupayakan pemanfaatan kembali air hujan

6. pemeliharaan saluran drainase secara berkala 7. Pencegahan limbah

Bahan berbahaya dan Beracun (B3) atau bahan Bahan Berbahaya dan beracun (B3) masuk ke saluran drainase 8. Pembuatan tempat

pengendapan agar debu yang terlarut tidak langsung terbawa ke media air sesuai ketentuan yang berlaku 9. Penempatan pelumas

yang digunakan dalam tempat yang kedap air dan dalam bangunan khusus penyimpanan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)

pengelolaan lingkungan dilakukan di sumber air limbah domestik (toilet), tangki septik dan saluran pembuangan, area penyimpanan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan bengkel

dilakukan setiap hari selama tahap konstruksi

kelayakan fungsi tangki septik 2. Memantau

keberadaan pelumas dalam tempatnya apakah terjadi kebocoran / tidak

3. Mendokumentas ikan kegiatan pengelolaan (dengan foto / media audiovisual)

pemantauan lingkungan dilakukan di saluran air limbah domestik dan badan air penerima

pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap konstruksi, sampling kualitas air bersih dilakukan setiap bulan dan

pendokumenta sian kegiatan pengelolaan setiap bulan

Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b.Instansi Pengawas :

DLH Kab. Ponorogo

c. Instansi Penerima : DLH Kab. Ponorogo

Kecelakaan Kerja dan Penurunan Tingkat

Kasus kecelakaan kerja dan tingkat kesehatan pekerja

1. Menerapkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap tenaga kerja

Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di

Periode pelaksanaan penerapan sistem keselamatan dan

1. Memantau penerapan sistem

keselamatan dan

Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan di

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap bulan

a. Instansi Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang selaku pemrakarsa

(13)

PEMANTAUAN Kesehatan

Pekerja

2. Mewajibkan fasilitas asuransi kesehatan kerja, bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ketenagakerjaan regional setempat untuk karyawan yang bekerja 3. Penyediaan kotak

pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) 4. Melengkapi karyawan

dengan Alat pelindung Diri (APD) seperti : masker, helm, earplug, sepatu boot, sarung tangan

5. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku

area konstruksi kesehatan kerja (K3) yaitu setiap hari pada proses konstruksi sampai selesainya tahap ini

kesehatan kerja (K3) terhadap karyawan 2. Memantau

kesehatan tenaga kerja yang bekerja sama dengan Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Regional setempat

area usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang

selama tahap konstruksi

b. Instansi Pengawas , yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo dan Dinas Tenaga Kerja Kab.

Ponorogo c. Instansi Penerima

Laporan yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo dan Dinas Tenaga Kerja Kab.

Ponorogo

Persepsi

masyarakat - Ada tidaknya konflik masyarakat setempat terhadap kegiatan pemadatan lahan - Adanya keluhan dari masyarakat sekitar lokasi

- Koordinasi dengan desa setempat dalam kegiatan pemadatan lahan - Melaksanakan dan

menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar lokasi

- Membina hubungan yang harmonis, berkomunikasi aktif dengan pemerintah desa setempat

- Melaksanakan kegiatan konstruksi secara transparan dan terbuka - Melakukan Coorporate Social Responsibility (CSR) / bina lingkungan (memberikan fasilitas

Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di area pabrik

Periode pelaksanaan selama kegiatan pembangunan sarana dan prasarana

- Observasi dan wawancara dengan

masyarakat sekitar - Memantau

hubungan antara pemrakarsa masyarakat dan desa

Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan RT 002/RW 001 Kelurahan Tanjungsari

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap bulan selama kegiatan pembangunan sarana dan prasarana

a. Instansi Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas:

DLH Kab. Ponorogo c. Instansi Penerima,

DLH Kab. Ponorogo

(14)

PEMANTAUAN kebutuhan warga sesuai

dengan kemampuan dan anggaran dari

perusahaan) TAHAP OPERASIONAL

1. Kegiatan produksi pencucian pasir

Persepsi Masyarakat

Ada tidaknya konflik masyarakat setempat terhadap kegiatan pemurnian pasir

- Melakukan sosialisasi kepada masyarakat di sekitar lokasi kerjasama dengan aparat desa, aparat kecamatan dan tokoh masyarakat - Menampung usulan-

usulan masyarakat - Memberikan informasi

yang benar dan transparan

Area dalam batas usaha dan sekitarnya

Pada tahap konstruksi sampai dengan selesainya tahap ini

Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar

Lokasi pemantauan lingkungan RT 002 RW 001 Kelurahan Tanjungsari

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap bulan selama kegiatan pemurnian pasir

a. Instansi Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas ,

Lurah Tanjungsari, DLH Kab. Ponorogo c. Instansi Penerima

Laporan Camat Jenangan, DLH Kab.

Ponorogo Tingkat

Pendapatan masyarakat

Penyerapan tenaga kerja sehingga tingkat pengangguran semakin sedikit dan pendapatan masyarakat semakin meningkat

1. Mengutamakan penggunaan tenaga lokal secara proporsional sesuai jenis pekerjaan 2. Perlindungan dan

jaminan sosial serta kesehatan terhadap Tenaga kerja yang berlaku

3. Penggunaan tenaga kerja menggunakan kontrak kerja yang berlaku

4. Pemberian upah minimal sesuai upah minimum kabupaten (UMK) Ponorogo

Lingkungan sekitar usaha Bapak Heru Agus Setyo Herlambang

Selama masa

operasional Observasi dan

wawancara Lingkungan sekitar usaha Bapak Heru Agus Setyo Herlambang

Selama masa

operasional a. Instansi Pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas ,

Lurah Tanjungsari, DLH Kab. Ponorogo c. Instansi Penerima

Laporan Camat Jenangan, DLH Kab.

Ponorogo

(15)

DAMPAK DAMPAK DAMPAK PEMANTAAUAN LINGKUNGAN HIDUP

BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE

Penurunan kualitas udara Ambien

Tingkat penurunan kualitas udara

- Menanam vegetasi yang berdaun rindang untuk mengadsorpsi debu yang dihasilkan oleh kegiatan - Melakukan penghijauan di area lokasi kegiatan - Pengaturan kendaraan

yang keluar masuk lokasi kegiatan - Penggunaan masker

pada pekerja yang langsung kontak dengan baagiaan produksi - Penyiraman lokasi

kegiatan terutama pada musim kemarau - Penutupan kendaraan

pengangkut material dengan terpal yang tertutup rapat

- Tidak membakar sampah di Sekitar lokasi usaha

Lokasi pengelolaan lingkungaan dilakukaan diarea produksi

Dilakukan setiap hari kerja selama tahap operasional

Memantau

keberadaan tanaman pengadsorpi debu Mendokumenttasika n kegiatan

pemantauan (dengan foto/media audiovisual/media audiovisual)

Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan di area produksi

Waktu pelaksanaan pemantauan gas dan debu dilakukan setiap enam (6) bulan selama tahap operassionaal dan

pendokumen tasian kegiatan pengelolan – pengelolan dilakukan setiap bulaan

a. Instansi pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi pengawas DLH Kab. Ponorogo c. Instansi penerima

DLH Kab. Ponorogo

Peningkatan Intensitas Kebisingan

Tingkat Kebisingan, yaitu baku mutu kebisingan di lingkungan pabrik adalah 70 dBA sedangkan di lingkungan pemukiman yaitu 55 dBA

- Melakukan pemeliharaan terhadap kendaraan dan mesin produksi - Melakukan penambahan

berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai tajug yang tebal dan berdaun rindang dengan berbagai strata yang cukup rapat dan tinggi uuntuk mengurangi kebisingan - Penggunaan peredam

suara untuk peralatan produksi

Pengelolaan dilaksanakan satu kali untuk kegiatan penanaman dan setiap haari untuk pemeliharaa n mesin operasional produksi

Waktu pengelolaaan dilaksanakan atu kali untuk kegiatan penanaman dan setiap haari untuk pemeliharaan mesin operaasionaal produksi

1. Pengukuran langsung (insitu) terhadap intensitas kebisingan didalam ruangan dengan

menggunakan alat Sound Level Meter 2. Pengukuran

langsung (inssitu) terhadap intensitas kebisingan dilingkungan usaha (site) dengan

menggunakan alat

Lokasi pemantauan dilakukan dilingkungan usaha Bapak Heru Agus Setyo Herlambang

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional dan pendokumen tasian kegiatan pengelolaan setiap bulan sedangkan pengukuran kebisingan dilaksanakan setiap enam (6) bulan

a. Instansi pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi pengawas

DLH Kab. Ponorogo c. Instansi penerima

Laporan : DLH Kab Ponorogo.

(16)

PEMANTAAUAN Sound Level

Meter mengacu pada lampiran II Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48 tahun 1996 (metoda pengukuran, penghitungan dan evaluasi tingkat kebisingan lingkungan) memantau secara visual terhadap kegiatan penanaman berbagai jenis tumbuhan yang mempunyaai taajuk yang tebal dan berdaun rindang 3. Memantau

terhadap pemelihaaraan kendaraan 4. Mendokuementasi

kan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovissional)

sekali

Kecelakaan kerja dan pemberian kesehatan pekerja

Kasus

kecelakaan kerja dan tingkat kesehatan pekerja

1. Menerapkan system Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap tenaga kerja.

2. Mewajibkan fasilitas asuransi kesehatan dengan bekerjasama dengan Badan

Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di area produksi

Periode pelaksanaan penerapan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu setiap hari pada jam operasional

Memantau penerapan sistem Keselamatan dan Kesehatan (K3) terhadap karyawan.

Memantau kesehatan tenaga kerja yang

Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan di area pabrik (ruang produksi, lingkungan area produksi).

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap bulan selama tahap operasional

a. Instansi pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi pengawas:

Disnaker, DLH Kab.

Ponorogo c. Instansi penerima

Disnaker, DLH Kab.

(17)

PEMANTAAUAN Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS)

ketenagakerjaan regional setempat untuk karyawan yang bekerja 3. Penyedian kotaak

pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) 4. Melengkapi karyawan dengan alat pelindung Diri (APD) seperti masker, helm, earplug, sepatu boot,sarung tangan

5. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku

bekerjasama dengan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Ketenagakerjaan Regional setempat.

Ponorogo

Tindakan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Tingkat Pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

1. Mencatat limbah bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dihasilkan dan yang diangkut pihak ketiga dalam neraca limbah bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 2. Mengemas limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai dengan jenisnya dalam kemasan khusus yang diberi symbol dan label 3. Penyimpanan sementara

limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3) di tempat

penampungan sementara (TPS) limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) berizin (tidak lebih dan lama waktu simpan yang diizinkan)

Pengelolaaa n di lakukan pada tempat penampunga an

sementaara limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasi selama timbulnyaa limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

1. Memantau kegiatan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 2. Memantaau

volume dan lama penyimpaanan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 3. Memantau

kegiatan pengangkutan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan dokumen limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (manifest)

Lokasi pemantauan lingkungan di tempat penampungan sementara limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap timbulnya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) untuk kegiatan pengelolaan setiap tiga bulan untuk kegiatan penyimpanan

a. Instansi pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi pengawas DLH Kab. Ponorogo c. Instansi penerima:

DLH Kab. Ponorogo

(18)

PEMANTAAUAN 4. Memberikan daftar

symbol-simbol Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) pada tembok ditempat penampungan sementara limbah menambahkan standar operassional prosedur (SOP) penanganan limbaah, alat pelindung diri (APD), alat pemadam Api Ringan (APAR), dan kotak pertolongaan pertama pada kecelakaan (P3K) 5. Pengangkutan limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dilakukan oleh pengangkut limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang berizin dilengkapi dengan dokumen limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (manifest) 6. Membuat neraca limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) disesuaikan dengan acuan permen

lingkungan hidup nomor 02 tahun 2008 tentang pemanfatan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

4. Mendokumentasi kan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovisual)

Bahaya

Kebakaran Kasus Bahaya

Kebakaran 1. Segera mengangkut melakukan pelatihan pencegahan dan penanggulangan kebakaran sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun yang meliputi materi antara

Pengelolaan dilaakukan pada bangunan dan sarana penyelamat jiwa sistem proteksi

Pelaksanaan pengelolaaan dilakukaan setiap hari selama tahap opersionaal

1. Memantau kegiatan pelatihan pencegahan dan penanggulangan kebakaran 2. Memantau

kelayakan fungsi

Lokasi pengelolan lingkungaan dilakukan di lingkungan usaha untuk milik Bapak Heru Agus

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional dan

pendokumenta

a. pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang selaku pemrakarsa b. Instansi pengawas

yaitu Dinas Lingkungan Hidup

(19)

PEMANTAAUAN lain :

- Pengetahuan dan penggunaan alat pemadam api ringan - Pengetahuan dan

penggunaan sistem hydrant

- Evakuasi penghuni dan penyelamat - Fire safety

management - Rencana operasi dan

protap pemadaman kebakaran

2. Menyediakan akses pemadam kebakaran untuk memudahkan kendaraan pemadam api enuju lokasi

3. Pemasangan rambu dilarang merokok 4. Melengkapi sarana

penyelamatan jiwa dan sistem proteksi kebakaran, antara lain : a. Sarana penyelamat

jiwa berupa : - Sarana jalan keluar - Pencahayaan

daruraat tanda jalan keluar

- Petunjuk araah jalan keluar

- Komunikasi dari rapat

- Pengendalian asap - Tempat berhimpun

kebakaran termasuk pompa kebakaran) dan bak penampung air hujan

sarana penyelamat jiwa (sarana jalan keluar,

pencahayaan darurat tanda jalan, komunikasi darurat

pengendalian asap, tempat evakuassi) 3. Memantau

kelancaran akses untuk pemadam kebakaran 4. Memantau

kelayakan fungsi sistem proteksi kebakaran alat pemadam api ringan, sistem deteksi, dan alam kebakaran, hydrant lapangan dan petunjuk arah darurat)

Setyo Herlambang

sian kegiatan pengelolaan setiap bulan

(DLH) Kab.

Ponorogo dan Satpol PP Kab Ponorogo c. Instansi penerima

Laporan yaitu Dinas Pekerjaan Hidup (DPH) Kab. Ponorogo dan Satpol PP Kab Ponorogo.

(20)

PEMANTAAUAN sementara dan

- Tempat evakuasi b. Sistem proteksi

kebakaran berupa : - Alat pemadam api

ringan

- Sistem deteksi dan alarm kebakaran - Petunjuk arah

daruraat 2. Kegiatan

rekrutmen tenaga kerja

Persepsi masyarakat

Ada tidaknya konflik masyarakat setempat terhadap kegiatan produksi pencucian pasir

- Melakukaan sosialisasi kepada masyarakat di sekitar lokasi kerjasama dengan aparat desa, aparat kecamatan, dan tokoh masyarakaat - Menampung usulan-

usulan masyarakat - Memberikan informasi

yang benar dan transparan

Area dalam batas proyek dan sekitarnya

Pada tahap konsentrasi sampai dengan selesainya tahap ini

Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar

Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan di RT 002/RW 001 Kelurahan Tanjungsari

Waktu pelaksanan dilakukan setiap bulan selama kegiatan produksi pengolahan dan pemurnian pasir serta pemecahan batu

a. Instansi pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi pengawas

Lurah Tanjungsari, DLH Kab. Ponorogo c. Instansi penerima

Laporan Camat Jenangan, DLH Kab.

Ponorogo Peningkatan

kebisingan Tingkat Kebisingan, yaitu baaku mutu kebisingaan di lingkungaan pabrik adalah 70 dBA sedangkan di lingkungan pemukiman yaitu 55 dBA

- Melakukan pemeliharaan terhadap kendaraan dan mesin produksi - Melakukan penambahan

berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai tajuk yang tebal dan berdaun rindang dengan berbagai serta yang cukup rapat dan tinggi untuk mengurangi kebisingan

Pengelola dilakukan di jalan lingkungan, tempat parkir, area produksi dan ruang terbuka hijau

Waktu pengelolaan dilaksanakan satu kali untuk kegiataan penanaman dan setiap haari untuk pemeliharan mesin operasional produksi

1. Pengukuran langsung terhadap intensitas kebisingan di dalam ruangaan dengan menggunakan alat sound level meter

2. Pengukuran langsung insitu terhadap intensitas kebisingan di lingkungaan paabrik (sate) dengan

lokasi pemantauan dilakukan di lingkungan Bapak Heru Agus Setyo Herlambang

Waktu pelaksanaan dilakukaan setiaap haari selama taahap operasionaal, dan

pendokumenta sian kegiatan pengelolaan setiap bulaan sedangkan pengukuran kebisingaan dilaksanakan setiaap enam (6) bulaan sekali

a. Instansi pelaksana Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi pengawas:

DLH Kab. Ponorogo c. Instansi penerima

Laporan:, DLH Kab.

Ponorogo

k

(21)

PEMANTAAUAN menggunakan

alat sound level meter mengacu pada laampiran II keputusan menteri Negara lingkungan hidup nomor 48 tahun 1996 (metode pengukuran, perhitungan dan evaluasi tingkat kebisingan lingkungan) memantau secara visual terhadap kegiatan penanaman berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai tajuk yang tebal dan berdaun rindang 3. Memantaau

terhadap pemeliharaan kendaraan 4. Mendokumentasi

kan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovisual) Timbulan

sampah Volume material / sampah yang dihasilkan oleh karyawan sebanyak 4 orang diperkirakan mencapai 4 kg / hari material organik maupun

1. Menyediakan bak-bak sampah yang memadai dilokasi kegiatan 2. Memasang rambu

larangan untuk membuah sampaah sembarangan 3. Membersihkan area

kegiatan secara berkala

Pengelolaaa n

dilaakukaan di area yang tercecer sampah

Waktu pengelolaan dilaksanakan setiap haari

1. Memantau terhadap timbunan sampah 2. Mendokumentasi

kan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovisual)

Lokasi pemantauan dilakukan dilingkungan usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama operasional

a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang selaku pemrakarsa b. Instansi pengawas

yaitu Dinas Lingkungaan Hidup (DLH Kab. Ponorogo

(22)

PEMANTAAUAN anorgaanik terutama area usaha

4. Pemilihan sampah organik dan non orgaanik

5. Memiliki petugas khusus untuk menjaga

kebersihan area kerja dan lingkungan sekitarnya setiap hari

c. Instansi penerima Laporan yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo

Gangguan Lalu lintas Kemacetan

Kasus

kecelakaan kerja dan kemacetan

1. Pengaturan Kendaraan oleh petugas

2. Penyediaan lahan parkir yang memadai

3. Penempatan papan nama perusahaan di depan areal pabrik 4. Adanya

bangkitan/rambu lalu- lintas di sekitar lokasi usaha

5. Penempatan lampu penerangan jalan yang memadai di sekitar araeal usaha 6. Penutupan bak

kendaraan pengangkut dengan terpal dengan terpal yang memadai

Pengelolaan dilakukan pada akses jalan masuk menuju lokasi usaha Yaitu Jalan Raya Jenangan

Pemasangan rambu lalu lintas dan kelengkapannya dilakukan satu kali dan

pemeliharaannya dilakukan setiap hari selama tahap operasional

1. Memantau kegiatan pengaturan lalu lintas yang mengendalikan kendaraan keluar – masuk 2. Memastikan

kelancaran di ruas jalan umum 3. Memantau

kelayakan fungsi rambu-rambu lalu lintas

4. Mendokumentasi kan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovisual)

Lokasi pemantauan lingkungan dialakukan di akses jalan kelur masuk lokasi kegiatan

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional, dan

pendokumenta sian kegiatan pengelolaan setiap bulan

a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang selaku pemrakarsa b. Instansi pengawas

yaitu Dinas Lingkungaan Hidup (DLH Kab. Ponorogo dan Dinas

Perhubungan (Dishub).

c. Instansi penerima Laporan yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo dan Dinas Perhubungan (Dishub)

Tingkat Pendapatan Masyarakat

Kenaikan pendapatan masyarakat dan tingkat pengangguran

1. Memprioritaskan penduduk setempat sebagai tenaga kerja, sesuai dengan keahlian dan kualifikasi pekerjan yang dibutuhkan 2. Gaji karyawan

disesuaikan dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK) 3. Melaksanakan wajib

Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di kantor milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang

Waktu pengelolaan dilakukan setiap kegiatan perekrutan tenaga kerja

Memantau jumlah penduduk setempat yang bekerja di usaha milik di usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang

Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan di kantor milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang

Selama masa operasional

a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang selaku pemrakarsa b. Instansi pengawas

yaitu Dinas Lingkungaan Hidup (DLH Kab. Ponorogo dan Dinas Tenaga Kerja Kab. Ponorogo

(23)

PEMANTAAUAN lapor ketenagakerjaan

melalu dinas terkait 4. Mengikut sertakan pekerja dalam Badan Penyelenggara jaminan sosial

c. Instansi penerima Laporan yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo dan Dinas Tenaga Kerja Kab.

Ponorogo 3. Kegiatan

Mobilisasi Kendaraan Pengangkat Bahan Baku dan Hasil Produksi serta Kendaraan Karyawan

Penurunan Kualitas Udara Ambien

Tingkat penurunan kualitas udara

- Menanam vegetasi yang belum berdaun rindang untuk mengadsorpsi debu yang dihasilkan oleh kegiatan

- Melakukan penghijauan di area lokasi kegiatan - Pengaturan kendaraan

yang keluar masuk lokasi kegiatan - Penggunaan masker

pada pekerja yang langsung kontak dengan bagian produksi - Penyiraman lokasi

kegiatan terutama pada musim kemarau - Penutupan kendaraan

pengangkut material dengan terpal yang tertutup rapat

Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di area produksi

Dilakukan setiap hari kerja selama tahap operasional

Memantau

keberadaan tanaman pengadsorpsi debu.

Mendokumentasikan kegiatan

pemantauan (dengan foto /media audiovisual/media audiovisual)

Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan di area produksi

Waktu pelaksanaan pemantauan gas dan debu dilakukan setiap enam (6) bulan selama tahap operasional dan

pendokumenta sian kegiatan kegiatan pengelolaan pengelolaan dilakukan setiap bulan

a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas:

DLH Kab. Ponorogo c. Instansi penerima

DLH kab. Ponorogo

Peningkatan

Kebisingan Baku mutu kebisingan di lingkungan pabrik adalah 70dBA sedangkan di pemukiman yaitu 55 dBA

- Melakukan

pemeliharaan terhadap kendaraan dan mesin produksi

- Melakukan penambahan berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai tajuk yang tebal dan berdaun rindang dengan berbagai strata yang cukup rapat dan tinggi untuk mengurangi kebisingan

Pengelolaan dilakukan di jalan lingkungan, tempat parkir, area produksi dan ruang terbuka hijau

Waktu pengelolaan dilaksanakan satu kali untuk kegiatan penanaman dan setiap hari untuk pemeliharaan mesin operasional produksi

1. Pengukuran langsung (insitu) terhadap intensitas kebisingan di dalam ruangan dengan menggunakan alat sound Level Meter

2. Pengukuran langsung (insitu)

Lokasi pemantauan dilakukan di lingkungan usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional, dan

pendokumenta sian kegiatan pengelolaan setiap bulan sedangkan pengukuran

a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas:

DLH Kab. Ponorogo c. Instansi penerima

laporan: DLH kab.

Ponorogo.

(24)

PEMANTAAUAN - Menutup area pencucian

pasir dengan membangun tembok atau seng dengan tinggi minimal 3 meter untuk meminimalisir kebisingan

terhadap intensitas kebisingan di lingkungan pabrik (site) dengan menggunakan alat Sound Level Meter mengacu pada lampiran II keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996 (metode pengukuran, perhitungan, dan evaluasi tingkat kebisingan lingkungan) memantau secara visual terhadap kegiatan penanaman berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai tajuk yang tebal dan berdaun rindang

kebisingan dilaksanakan setiap enam (6) bulan sekali

3. Memantau terhadap pemeliharan kendaraan 4. Mendokumentasi

kan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovisual) Gangguan

Lalu Lintas dan

Kasus

Kecelakaan kerja dan kemacetan di

1. Pengaturan kendaraan oleh petugas

Pengelolaan dilakukan pada akses

Pemasangan rambu lalu lintas dan kelengkapannya

1. Memantau kegiatan pengaturan lalu

Lokasi pemantauan lingkungan

Waktu pelaksanaan dilakukan

a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo

(25)

PEMANTAAUAN Kemacetan sekitar lokasi 2. Penyediaan lahan parkir

yang memadai

3. Penempatan papan nama perusahaan di depan areal pabrik 4. Adanya bangkitan /

rambu lalu-lintas di sekittar pabrik 5. Penempatan lampu

penerangan jalan yang memadai di sekitar areal pabrik

6. Penutupan bak kendaraan pengangkut dengan terpal yang memadai

jalan masuk menuju Bapak Heru Agus Setyo Herlambang

dilakukan satu kali dan

pemeliharaannya dilakukan setiap hari selama tahap operasional

lintas yang mengendalikan kendaraan keluar- masuk

2. Memastikan kelancaran di ruas jalan umum 3. Memantau

kelayakan fungsi rambu-rambu lalu lintas

4. Mendokumentasi kan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovisual)

dilakukan di akses jalan keluar masuk lokasi kegiatan

setiap hari selama tahap operasional, dan

pendokumenta sian kegiatan pengelolaan setiap bulan

Herlambang selaku pemrakarsa b. Instansi Pengawas,

yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.

Ponorogo dan Dinas Perhubungan (Dishub) c. Instansi penerima

Laporan yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.

Ponorogo dan Dinas Perhubungan (Dishub)

Kecelakaan Kerja dan Penurunan Kesehatan Kerja

Kasus

kecelakaan kerja dan tingkat kesehatan pekerja

1. Menerapkan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap tenaga kerja 2. Mewajibkan fasilitas

Asuransi Kesehatan Kerja, bekerjasama dengan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

ketenagakerjaan regional setempat untuk karyawan yang bekerja 3. Penyediaan kotak

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) 4. Melengkapi karyawan

dengan Alat Pelindung Diri (APD) seperti : masker, helm, earplug, sepatu boot, sarung tangan

5. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Standar

Lokasi pengelolaan lingkungan dilkaukan di area usaha

Periode palaksanaan penerapan system Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu setiap hari pada jam operasional

Memantau penerapan system Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap karyawan.

Memantau kesehatan tenaga kerja yang

bekerjasama dengan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS)

Ketenagakerjaan Regional setempat.

Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan di area usaha (ruang produksi, lingkungan usaha)

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap bulan selama tahap operasional

a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas:

Disnaker dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.

Ponorogo c. Instansi penerima

Laporan: Disnaker dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.

Ponorogo

(26)

PEMANTAAUAN Operasional Prosedur

(SOP) yang berlaku Timbulan

Limbah bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Tingkat Pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

1. Mencatat Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dihasilkan dan yang diangkut pihak ketiga dalam neraca limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3)

2. Mengemas limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai dengan jenisnya dalam kemasan khusus yang diberi simbol dan label.

3. Penyimpanan sementara limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3) di tempat Penampungan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) berizin (tidak lebih dari lama waktu simpan yang diizinkan) 4. Memberikan daftar

symbol-simbol bahan berbahaya dan beracun pada tembok di tempat penampungan sementara limbah, menambahkan standar operasional prosedur (SOP) penanganan limbah, alat pelindung diri (APD), Alat Pemadam Api Ringan (APAR), dan kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)

Pengelolaan di lakukan pada tempat penampunga n sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasi selama timbulnya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

1. Memantau kegiatan pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (pencatatan, pengemasan,, pelabelan, penyimpanan sementara) 2. Memantau

volume dan lama penyimpanan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 3. Memantau

kegiatan pengangkutan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan dokumen limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (manifest) 4. Mendokumentasi

kan kegiatan penglolaan (dengan foto/media audiovisual)

Lokasi pemantauan lingkungan di Tempat Penampungan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap timbulnya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) untuk kegiatan pengelolaan, setiap tiga bulan untuk kegiatan penyimpanan

a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas:

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.

Ponorogo c. Instansi penerima

Laporan: Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.

Ponorogo

(27)

PEMANTAAUAN 5. Pengangkutan limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang berizin dilengkapi dengan dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (manifest).

6. Membuat neraca limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) disesuaikan dengan acuan Permen Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun Tentang 2008 tentang Pemanfaatan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Persepsi

Masyarakat

Ada tidaknya konflik masyarakat setempat terhadap kegiatan pemurnian pasir

- Melakukan sosialisasi kepada masyarakat di sekitar lokasi kerjasama dengan aparat desa, aparat kecamatan dan tokoh masyarakat - Menampung usulan-

usulan masyarakat - Memberikan informasi

yang benar dan transparan

Area di dalam batas proyek dan sekitar

Pada tahap operasional

Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar

Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan RT 002/RW 001, Kelurahan Tanjungsari

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap bulan selama kegiatan pemurnian pasir

a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas,

Lurah Tanjungsari, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.

Ponorogo c. Instansi penerima

Laporan Camat Jenangan Kab.

Ponorogo, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.

Ponorogo 4. Kegiatan

Domestik Karyawan

Penuntunan

Kualitas Tanah Tingkat

Kerusakan Tanah 1. Menyalurkan air limbah dari toilet (black water) ke dalam tangki septik dengan system rembesan sesuai SNI 03-2398- 2002 yaitu suatu ruangan kedap

Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di sumber air limbah domestic

Pemeliharaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional

1. Memantau keberadaan pelumas dalam tempatnya apakah terjadi

kebocoran/tidak

Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan di saluran air limbah domestic dan

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional, sampling

a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas

Dinas Lingkungan

(28)

PEMANTAAUAN air/beberapa

kompartemennya berfungsi menampung &

mengolah air limbah domestic dengan kecepatan alir lambat, sehingga memberi kesempatan untuk terjadi pengendapan terhadap suspense benda-bennda padat & penguaraian bahan organic oleh jasad anaerobic membentuk bahan larut air & gas 2. Penempatan pelumas yang digunakan dalam tempat yang kedap air dan dalam bangunan khusus penyimpanan limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3)

3. Melakukan pengecekan secara berkala terhadap penyimpanan pelumas agar tidak terjadi kebocoran

(toilet), tangki septik dan saluran pembuangan , area penyimpana n limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan bengkel

2. Mendokumentasi kan kegiatan pengelolaan (dengan foto / media audiovisual)

badan air penerima

kualitas air bersih dilakukan setiap bulan dan

pendokumenta sian kegiatan pengelolaan setiap bulan

Hidup (DLH) Kab.

Ponorogo c. Instansi penerima

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.

Ponorogo

Timbulan

Sampah Volume material/

sampah yang dihasilkan oleh karyawan sebanyak 4 orang diperkirakan mencapai ± 4 kg/hari material organik meupun anorganik

1. Menyediakan bak sampah yang memadai di lokasi kegiatan 2. Memasang rambu

larangan untuk membuang sampah sembarangan 3. Membersihkan area

kegiatan secara berkala terutama area mess 4. Pemilihan sampah

organic dan non organic 5. Memiliki petuga khusus

untuk menjaga

Pengelolaan dilakukan di area yang tercecer sampah

Pada tahap

operasional 1. Memantau terhadap timbulnya sampah

2.

Mendokumentasi kan kegiatan pengelolaan (dengan foto /media audiovisual )

Lokasi pemantauan dilakukan di lingkungan Bapak Heru Agus Setyo Herlambang

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional

a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.

Ponorogo c. Instansi penerima

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.

Ponorogo

(29)

PEMANTAAUAN kebersihan area kerja

dan lingkungan sekitarnya setiap hari 5. Kegiatan

Administra si

Perkantoran

Timbunan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

1. Mencatat limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dihasilkan dan yang diangkut pihak ketiga dalam neraca limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3)

2. Mengemas limbahh Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai dengan jenisnya dalam kemasan khusus yang diberi symbol dan label 3. Penyimpanan sementara

limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3) di Tempat Penampungan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) berizin (tidak lebih dari lama waktu simpan yang diizinkan)

4. Memberikan daftar simbol-simbol bahan berbahaya dan beracun pada tembok di tempat penampungan sementara limbah, menambahkan standar operasional prosedur (SOP) penanganan limbah, alat pelindung diri (APD), Alat Pemadam Api Ringan (APAR), dan kotak pertolongan pertama pada kecelakaan

Pengelolaan di lakukan pada tempat penampunga n sementara limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasi selama timbulnya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

1. Memantau kegiatan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (pencatatan, pengemasan, pelabelan, penyimpanan sementara) 2. Memantau

volume dan lama penyimpanan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 3. Memantau

kegiatan pengangkutan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan dokumen limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (mmanifest) 4. Mendokumentasi

kan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovisual)

Lokasi pemantauan lingkungan di Tempat Penampungan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap timbulnya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) untuk kegiatan pengelolaan, setiap tiga bulan untuk kegiatan penyimpanan

a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas:

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.

Ponorogo c. Instansi penerima

laporan; Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.

Ponorogo

(30)

PEMANTAAUAN (P3K)

5. Pengangkutan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang berizin dilengkapi dengan dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (manifest).

6. Membuat neraca limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) disesuaikan dengan acuan Permen Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun Tentang 2008 tentang Pemanfaatan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 6. Kegiatan

Pemelihara an Mesin

Penurunan

Kualitas Tanah Tingkat

Kerusakan Tanah 1. Penempatan pelumas yang digunakan dalam tempat yang kedap air dan dalam bangunan khusus penyimpanan limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3)

2. Melakukan pengecekan secara berkala terhadap penyimpanan pelumas agar tidak terjadi kebocoran

Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di sumber air limbah domestic (toilet), tangki septik san saluran pembuanga, area penyimpana n limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan bengkel

Pemeliharaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional

1. Memantau keberadaan pelumas dalam tempatnya apakah terjadi

kebocoran/ tidak 2. Mmendokumenta

sikan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovisual).

Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan di saluran air limbah domestic dan badan air penerima

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional.

Sampling kualitas air bersih dilakukan setiap bulan dan

pendokumenta sian kegiatan pengelolaan setiap bulan

a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.

Ponorogo c. Instansi penerima

laporan:, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.

Ponorogo

Timbulan Limbah Bahan

Tingkat Pengelolaan

1. Mencatat Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Pengelolaan di lakukan

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap

1. Memantau kegiatan

Lokasi pemantauan

Waktu pelaksanaan

a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru

(31)

PEMANTAAUAN Berbahaya dan

Beracun (B3)

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

(B3) yang dihasilkan dan yang diangkut pihak ketiga dalam neraca limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3)

2. Mengemas limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai dengan jenisnya dalam kemasan khusus yang diberi simbol dan label.

3. Penyimpanan sementara limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3) di tempat Penampungan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) berizin (tidak lebih dari lama waktu simpan yang diizinkan) 4. Memberikan daftar

symbol-simbol bahan berbahaya dan beracun pada tembok di tempat penampungan sementara limbah, menambahkan standar operasional prosedur (SOP) penanganan limbah, alat pelindung diri (APD), Alat Pemadam Api Ringan (APAR), dan kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)

5. Pengangkutan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang berizin dilengkapi dengan dokumen

pada tempat penampunga n sementara limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

hari selama tahap operasi selama timbulnya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

pengelolaan limabh Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (pencatatan, pengemasan, pelabelan, penyimpanan sementara) 2. Memantau

volume dan lama penyimpanan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 3. Memantau

kegiatan pengangkutan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan dokumen limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (mmanifest) 4. Mendokumentasi

kan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovisual)

lingkungan di Tempat Penampungan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

dilakukan setiap timbulnya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) untuk kegiatan pengelolaan, setiap tiga bulan untuk kegiatan penyimpanan

Agus Setyo Herlambang b. Instansi Pengawas

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.

Ponorogo c. Instansi penerima

laporan: Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.

Ponorogo

(32)

PEMANTAAUAN Limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3) (manifest).

6. Membuat neraca limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) disesuaikan dengan acuan Permen Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun Tentang 2008 tentang Pemanfaatan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 7. Penggunaan

Energi

Bahaya Kebakaran

Kasus kebakaran di lokasi kegiatan

1. Segera melakukan pelatihan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun yang meliputi materi antara lain :

- Pengetahuan dan penggunaan alat pemadam api ringan - Pengetahuan dan

penggunaan system hydrant

- Evakuasi penghuni dan penyelamatan - Fire safety

management - Rencana operasi dan

protap pemadaman kebakaran 2. Menyediakan akses

pemadam kebakaran untuk memudahkan kendaraan pemadam api menuju lokasi

Pengelolaan dilakukan pada bangunan p, sarana penyelamat jiwa, system proteksi kebakaran (termasuk pompa kebakaran), dan bak penampunga n air hujan

Pelaksanaan pengelolaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional

1. Memantau kegiatan pelatihan pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

2. Memantau kelayakan fungsi sarana

penyelamat jiwa (sarana jalan keluar, pencahayaan darurat, pengendali asap, tempat

berhimpun sementara, dan tempat evakuasi) 3. Memantau

kelancaran akses untuk pemadam kebakaran 4. Memantau

kelayakan fungsi system proteksi kebakaran (alat pemadam api

Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di lingkungan usaha milik Bapak Heru Agus Setyo Herlambang

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional dan

pendokumenta sian kegiatan pengelolaan setiap bulan

a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang selaku pemrakarsa b. Instansi Pengawas

yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.

Ponorogo dan Satpol PP

c. Instansi penerima laporan yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab.

Ponorogo dan Satpol PP

(33)

PEMANTAAUAN ringan, system

deteksi dan alarm kebakaran, hidran halaman, petunjuk arah darurat)

SUMBER DAMPAK

JENIS DAMPAK

BESARAN DAMPAK

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI

PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

KETERANGAN

BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE

3. Pemasangan rambu dilarang merokok 4. Melengkapi sarana

penyelamatan jiwa dan sistem proteksi kebakaran, antara lain : 1. Sarana penyelamat

jiwa berupa - Sarana jalan

keluar - Pencahayaan

darurat tanda jalan keluar - Petunjuk arah

jalan keluar - Komunikasi

darurat - Pengendali asap - Tempat

berhimpun sementara dan - Tempat evakuasi 2. Sistem proteksi

(34)

PEMANTAUAN kebakaran berupa :

- Alat pemadam api ringan - Sistem deteksi

dan alarm kebakaran - Petunjuk arah

darurat Penurunan

Kualitas Air Permukaan

Tingkat penurunan kualitas air permukaan

1. Menyalurkan air limbah dari toilet (black water) ke dalam tangki septik dengan sistem rembesan sesuai SNI 03-2398-2002 yaitu suatu ruangan kedap air/beberapa kompartemennya berfungsi menampung dan mengolah air limbah domestik dengan kecepatan alir lambat, sehingga memberi kesempatan untuk terjadi

pengendapan terhadap suspense benda-benda padat dan penguraian bahan organik oleh jasad anaerobik membentuk bahan larut air dan gas.

2. Memiliki saluran drainase untuk pembuangan air hujan yang terintegrasi dengan saluran di sekitarnya 3. Pembuatan tempat

pengendapan agar debu yang terlarut tidak langsung terbawa ke

Lokasi pengolaan lingkungan dilakukan di sumber air limbah domestik (toilet), tangki septik dan saluran pembuangan, area penyimpanan limbah bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan bengkel.

Pemeliharaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional.

1. Memantau kelayakan fungsi tangki septik 2. Memantau

keberadaan pelumas dalam tempatnya apakah terjadi

kebocoran/tidak 3. Mendokumentasi

kan kegiatan pengelolaan (dengan foto/media audiovisual)

Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan di saluran air limbah domestik dan badan air penerima

Waktu pelaksanaan dilakukan setiap hari selama tahap operasional, sampling kualitas air bersih dilakukan setiap bulan dan pendokumentas ian kegiatan pengelolaan setiap bulan

a. Instansi pelaksana yaitu Bapak Heru Agus Setyo Herlambang b. Instansi pengawas

yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo c. Instansi penerima

laporan yaitu Dinas Lingkungan hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian hanya membahas mengenai upaya pengelolaan lingkungan hidup pada proyek konstruksi, seperti pada pengelolaan konflik sosial, pengelolaan limbah padat dan cair,

Cara lain Rumah Sakit Urn urn Swasta "Y akkum" Nias juga bisa menambah kelja sama dengan pihak Kantor Lingkungan Hidup Kota Gunungsitoli, BPJS, dan Instansi terkait lainnya

Dikemas dan diberi label kemu- dian disimpan di tempat penam- pungan sementara limbah B3 untuk diambil pihak ke- tiga yang memiliki ijin dari instansi berwenang untuk

dampak dan limbah yang dihasilkan selama tahap konstruksi dengan baik dan sesuai

Area kegiatan Selama tahap operasional Pengamatan di lapangan Area kegiatan Selama tahap operasional Pelaksana Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Jaya

PLANET ASA SENTOSA Pengawas : Dinas PUCK BLH, Kades dan camat setempat Penerima laporan: Dinas PUCK, BLH Lamongan 9 Pekerjaaan konstruksi (bangunan rumah, fasilitas

Kegiatan ini merupakan koordinasi awal dengan pihak terkait setempat, dalam hal ini Kelurahan Mangunsuman Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo, Puskesmas Ronowijayan

Salah satu aspek karakteristik organisasi yang mempengaruhi efektivitas organisasi, yaitu pembagian tugas antara masing-masing bidang dalam organisasi DLH Kota