• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN HADITS DALAM STRUKTUR HUKUM ISLAM

N/A
N/A
inggit Salsabila

Academic year: 2023

Membagikan "PERANAN HADITS DALAM STRUKTUR HUKUM ISLAM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN AGAMA

PERANAN HADITS DALAM STRUKTUR HUKUM ISLAM

Disusun Oleh:

INGGIT AMANIA SALSABILLA 062240412378

1EGA

JURUSAN TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK ENERGI

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………..i

BAB I : ABSTRAK……….ii

A. PENDAHULUAN……….………...………ii

1. Latar Belakang………..1

2. Rumusan Masalah……….1

3. Tujuan dan Manfaat………..1

BAB II : PEMBAHASAN………2

1. Pengertian Al-Hadits……….………2

2. Kedudukan Al-Hadits………2

3. Hubungan Al-Hadits dengan Al-Qur’an………3

4. Fungsi Al-Hadits………5

BAB III : PENUTUP……….6

Kesimpulan………6

Daftar Pustaka………7

(3)

BAB I Abstrak

Makalah ini bertujuan untuk menelusuri esensi hadis sebagai sumber ajaran agama, dalil-dalil kehujjahan Hadits dan fungsi Hadits terhadap Al-Qur’an.

Terdapat perbedaan yang signifikan pada sistem inventarisasi sumber tersebut, sejak awal diturunkan Al-Qur’an sudah ada perintah pembukuannya secara resmi, sehingga terpelihara dari kemungkinan pemalsuan. Berbeda dengan Hadits, tak ada perlakuan khusus yang baku padanya, sehingga pemeliharaannya lebih merupakan spontanitas dan inisiatif para sahabat. Fungsi utama Hadits terhadap Alquran adalah sebagai penjelas menyeluruh terhadap berbagai ayat-ayat Allah

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Hadits merupakan sumber ajaran Islamnyang kedua dari Al-Qur’an. Dilihat dari sudut periwayatannya, jelas antara Hadits dan Al-Qur’an terdapat perbedaan. Untuk Al-Qur’an semua periwayatannya berlangsung secara mutawatir, Sedangkan periwayatan Hadits

sebagian berlangsung secara mutawatir dan sebagian lagi berlangsung secara ahad. Sehingga mulai dari sinilah timbul berbagai pendapat dalam menilai kualitas Hadits, sekaligus sumber perdebatan dalam kancah ilmiah bahkan kancah non ilmiah. Akibatnya bukan kesepakatan yang didapatkan, akan tetapi sebaliknya perpecahan yang terjadi.

2. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang dapat diungkapkan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut :

1). Apa Pengertian Hadits?

2). Bagaimana kedudukan Hadits sebagai sumber ajaran Islam?

3). Bagaimana hubungan Hadits dengan Al-Qur’an?

4). Bagaimana fungsi-fungsi Hadits terhadap Al-Qur’an?

3. Tujuan Dan Manfaat

Pembahasan Dengan pembahasan ini diharapkan :

1). Mengetahui kedudukan hadits sebagai sumber ajaran Islam.

2). Mengetahui dalil- dalil kehujjahan hadits.

(4)

3). Memahami fungsi- fungsi hadits terhadap Al-Qur’an

BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN AL-HADITS

Hadits menurut bahasa yaitu sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu yang dekat atau waktu yang singkat. Hadits juga berarti berita yaitu sesuatu yang diberitakan, diperbincangkan, dan dipindahkan dari seorang kepada orang lain. Hadits menurut istilah syara’ ialah hal-hal yang datang dari Rasulullah SAW, baik itu ucapan, perbuatan, atau pengakuan (taqrir).

Berikut ini adalah penjelasan mengenai ucapan, perbuatan, dan perkataan.

Hadits Qauliyah ( ucapan) yaitu hadits hadits Rasulullah SAW, yang diucapkannya dalam berbagai tujuan dan persuaian (situasi).

Hadits Fi’liyah yaitu perbuatan-perbuatan Nabi Muhammad SAW, seperti pekerjaan

melakukan shalat lima waktu dengan tata caranya dan rukun-rukunnya, pekerjaan menunaikan ibadah hajinya dan pekerjaannya mengadili dengan satu saksi dan sumpah dari pihak

penuduh.

Hadits Taqririyah yaitu perbuatan sebagian para sahabat Nabi yang telah diikrarkan oleh Nabi SAW, baik perbuatan itu berbentuk ucapan atau perbuatan, sedangkan ikrar itu adakalanya dengan cara mendiamkannya, dan atau melahirkan anggapan baik terhadap perbuatan itu, sehingga dengan adanya ikrar dan persetujuan itu.

2. KEDUDUKAN AL-HADITS

Dalam kedudukannya sebagai penjelas, Hadits memperluas hukum dalam Al-Qur’an atau menetapkan sendiri hukum di luar apa yang ditentukan Allah dalam Al-Quran. Kedudukan Hadits sebagai bayani atau menjalankan fungsi yang menjelaskan hukum Al-Quran, tidak diragukan lagi dan di terima oleh semua pihak, karena memang untuk itulah Nabi di tugaskan Allah SWT. Namun dalam kedudukan hadits sebagai dalil yang berdiri sendiri dan sebagai sumber kedua setelah Al-Quran, menjadi bahan perbincangan dikalangan ulama.

Perbincangan ini muncul di sebabkan oleh keterangan Allah sendiri yang menjelaskan bahwa

(5)

Al-Quran atau ajaran Islam itu telah sempurna. Oleh karenanya tidak perlu lagi ditambah oleh sumber lain.

Jumhur ulama berpendapat bahwa Hadits berkedudukan sebagai sumber atau dalil kedua setelah Al-Quran dan mempunyai kekuatan untuk ditaati serta mengikat untuk semua umat Islam. Jumhur ulama mengemukakan alasannya dengan beberapa dalil, di antaranya banyak ayat Al-Qur’an yang menyuruh umat mentaati Rasul. Ketaatan kepada rasul sering

dirangkaikan dengan keharusan mentaati Allah, seperti yang disebut dalam surat An-Nisa : 59 artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),

Bahkan dalam tempat lain Al-Quran mengatakan bahwa orang yang mentaati Rasul berarti mentaati Allah, sebagaimana dalam surat An-Nisa : 80

Artinya : Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.

Yang dimaksud dengan mentaati Rasul dalam ayat-ayat tersebut adalah mengikuti apa-apa yang dilakukan atau dilakukan oleh Rasul sebagaimana tercakup dalam Sunnahnya.

Dari ayat diatas jelaslah bahwa Hadits itu adalah juga wahyu. Bila wahyu mempunyai kekuatan sebagai dalil hukum, maka hadits pun mempunyai kekuatan hukum untuk dipatuhi.

Kekuatan hadits sebagai sumber hukum ditentukan oleh dua segi: pertama, dari segi

kebenaran materinya dan kedua dari segi kekuatan penunjukannya terhadap hukum. Dari segi kebenaran materinya kekuatan hadits mengikuti kebenaran pemberitaannya yang terdiri dari tiga tingkat, yaitu: mutawatir, masyhur, dan ahad sebagaimana dijelaskan diatas.

3. HUBUNGAN HADITS DENGAN AL-QUR’AN

Allah SWT menetapkan hukum dalam Al-Qur’an adalah untuk diamalkan, karena dalam pengalaman itulah terletak tujuan yang digariskan. Tetapi pengalaman hukum Allah diberi penjelasan oleh Nabi. Dengan demikian bertujuan supaya hukum-hukum yang ditetapkan Allah dalam Al-Qur’an secara sempurna dapat dilaksanakan oleh umat.

(6)

Dalam kedudukannya sebagai bayani, Adapun hubungan Hadits dengan Al-Qur’an sebagai berikut :

1. Menguatkan dan menegaskan hukum-hukum yang tersebut dalam Al-Qur’an 2. Memberikan penjelasan terhadap apa yang dimaksud dalam Al-Qur’an 3. Menjelaskan arti yang masih samar dalam Al-Qur’an

4. Merinci apa-apa yang dalam Al-Qur’an 5. Membatasi apa-apa yang dalam Al-Qur’an

6. Memperluas maksud dari suatu yang tersebut dalam Al-Qur’an

Contoh Hadits yang merinci ayat Al-Qur’an yang masih garis besar, umpamanya tentang waktu-waktu shalat yang masih secara garis besar disebutkan dalam surat An-Nisa : 103 Artinya “sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang- orang yang beriman.”

Contoh hadits yang membatasi maksud ayat Al-Qur’an yang datang dalam bentuk umum, umpamanya hak kewarisan anak laki-laki dan anak perempuan dalam surat An-Nisa :11

“Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan.”

Ayat itu dibatasi atau dikhususkan kepada anak-anak yang ia bukan penyebab kematian ayahnya.

Contoh Hadits memperluas apa yang dimaksud oleh Al-Qur’an, umpamanya firman Allah yang melarang seorang laki-laki memadu dua orang wanita yang bersaudara dalam surat An- Nisa ayat 23

Artinya “ dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau.”

(7)

4. FUNGSI AL-HADITS

Dalam uraian tentang Al-Qur’an telah dijelaskan bahwa sebagian besar ayat-ayat hukum dalam Al-Qur’an adalah dalam bentuk garis besar yang secara amaliyah belum dapat

dilaksanakan tanpa penjelasan dari hadits. Dengan demikian fungsi hadits yang utama adalah untuk menjelaskan Al-Qur’an. Hal ini telah sesuai dengan penjelasan Allah dalam surat An- Nahl :64

Artinya: Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu.

Dengan demikian bila Al-Qur’an disebut sebagai sumber asli bagi hukum fiqih, maka Hadits disebut sebagai bayani. Dalam kedudukannya sebagai bayani dalam hubungannya dengan Al-Qur’an, Hadits menjalankan fungsi sebagai berikut :

1. Menguatkan dan menegaskan hukum-hukum dalam Al-Qur’an atau disebut

fungsi ta’kid dan taqrir. Dalam bentuk ini Hadits hanya seperti mengulangi apa-apa yang tersebut dalam Al-Qur’an.

Umpanya Firman Allah dalam surat Al-Baqarah :110 yang artinya “ Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat “

ayat itu dikuatkan oleh sabda Nabi yang artinya “ Islam itu didirikan dengan lima pondasi : kesaksian bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan muhammad adalah Rasulullah,

mendirikan shalat, menunaikan zakat.

2. Memberikan penjelasan terhadap apa yang dimaksud dalam Al-Qur’an 3. Menjelaskan arti yang masih samar dalam Al-Qur’an

4. Merinci apa-apa yang dalam Al-Qur’an disebutkan secara garis besar.

5. Membatasi apa-apa yang dalam Al-Qur’an disebutkan secara umum 6. Memperluas maksud dari sesuatu yang tersebut dalam Al-Qur’an

Contoh menjelaskan arti kata dalam Al-Qur’an umpamanya kata shalat yang masih samar artinya, karena dapat saja shalat itu berarti do’a sebagaimana yang biasa dipahami secara

(8)

umum waktu itu. Kemudian Nabi melakukan serangkaian perbuatan, yang terdiri dari ucapan dan pebuatan secara jelas yang dimulai dari takbiratul ihram dan berakhir dengan salam.

Sesudah itu Nabi bersabda “inilah shalat itu, kerjakanlah shalat sebagimana kamu melihat saya mengerjakan shalat.”

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Dari beberapa uraian di atas dapat kita ambil beberapa kesimpulan bahawa:

1. Hadits menurut bahasa yaitu sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu yang dekat atau waktu yang singkat. Hadits juga berarti berita yaitu sesuatu yang diberitakan,

diperbincangkan, dan dipindahkan dari seorang kepada orang lain.

2. Hadits menurut istilah syara’ ialah hal-hal yang datang dari Rasulullah SAW, baik itu ucapan, perbuatan, atau pengakuan (taqrir). Berikut ini adalah penjelasan mengenai ucapan, perbuatan, dan perkataan.

3. Jumhur ulama berpendapat bahwa Hadits berkedudukan sebagai sumber atau dalil kedua setelah Al-Quran dan mempunyai kekuatan untuk ditaati serta mengikat untuk semua umat Islam.

4. Fungsi hadits yang utama adalah untuk menjelaskan Al-Qur’an

5. Bila kita lihat dari fungsinya hubungan Hadits dengan Al-Qur’an sangatlah berkaitan.

Karena pada dasarnya Hadits berfungsi menjelaskan hukum-hukum dalam Al-Qur’an dalam segala bentuknya sebagaimana disebutkan di atas. Allah SWT menetapkan hukum dalam Al-Qur’an adalah untuk diamalkan, karena dalam pengalaman itulah terletak tujuan yang digariskan.

DAFTAR PUSTAKA

Syarifudin, Amir, Haji, Ushul Fiqh – Cet. 1. Jakarta : Logos Wacana Ilmu 1997 Drs, Mudasir,Haji, Ilmu Hadis- Cet. 1. Bandung : Pustaka Setia, 1999

(9)

Pulungan, Suyuthi, Fiqh Siyasah : ajaran, sejarah dan pemikiran Cet. 5. Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2002

Abu Zahroh, Ushul Fiqh, Bulan Bintang, Jakarta, 1980

Al-Shiddieqie, T.M. Hasbi, Pengantar Ilmu Fiqh, Bulan Bintang, Jakarta, 1999

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan umum Pendidikan Agama Islam adalah untuk mencapai kualitas yang disebutkan oleh al- Qur‟an dan Hadits sedangkan fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan

Untuk membuktikan kebenaran Hadits yang disampaikan kelompok kedua ini, ahli Hadits membuat kaedah al-Jarh wa al- Ta’dil untuk memelihara kebenaran agama. Hal ini

Dalam menentukan teknik evaluasi, Guru mata pelajaran Al Qur ’an Hadits menggunakan teknik evaluasi tes dan nontes yang pelaksanaannya menggunakan observasi dan

tiga siswa kelas VB tentang pembelajaran Al- Qur‟an Hadits pada.. materi hadits tentang ciri-ciri orang munafiq dengan menggunakan. metode Quantum Teaching. Wawancara

Langkah-langkah penerapan Metode Quantum Teaching pada mata pelajaran Al- Qur‟an Hadits materi hadits tentang ciri -ciri orang munafiq pada siswa kelas VB MI Al

Hasil penelitian menunjukkan: Penerapan metode hafalan pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits dalam meningkatkan hasil belajar siswa SDI Nurul Qur‟an Semarang di lihat

Mengenai tinjauan hukum Islam terhadap jual beli properti Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati didapati dari beberapa rujukan Al - Qur‟an maupun hadits yang telah

98 “Metode pembelajaran mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits melalui program matrikulasi menggunakan metode membaca secara bergantian dan menggunakan metode tutor sebaya.”107 Yusra